LAPORAN
DISUSUN OLEH :
ERWIN JAYADINATA 20160611044013
NURUL N. TANDIGAU 20160611044028
NANDO KYE 20160611044083
ANDRIANTO R. DUMA 20160611044063
ELRA J. RUMSARWIR 20160611044004
DELVAN KOUDOTI 20160611044079
SARTEIS SRAUN 20160611044058
MADELYNE SIMBIAK 20160611044012
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat yang diberikan pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas yaitu
membuat Laporan yang berjudul Perencanaan Tambang untuk memenuhi syarat dalam
Mata Kuliah Perencanaan Tambang.
Penulis
II
DAFTAR ISI
COVER.....................................................................................................................I
KATA PENGANTAR............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 4
BAB III.................................................................................................................. 11
III
3.2.1 Sifat Fisik dan Sifat Mekanik ............................................................... 11
BAB IV ................................................................................................................. 25
BAB V ................................................................................................................... 57
IV
BAB VI ................................................................................................................. 68
VI
10.6 Perhitungan BEP Batugamping ............................................................... 133
10.10 Metode Tingkat Modal (Internal Rate of Return) ( terlampir) .............. 135
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Lokasi Kesampaian Daerah ........................................................................... 7
Gambar 3.1 Lokasi Analisis Kemantapan Lereng ................................................ 14
VIII
Gambar 9. 1 Ilustrasi Pemasaran………………………………………………..113
IX
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jadwal pelaksanaan perencanaan tambang ............................................ 3
Metode Hoek & Bray (1981) Circular Failuer Chart no.1 ................................... 22
Tabel 3. 4 Rekomendasi Geometri Lereng Berdasarkan Hasil Perhitungan FK
II
Tabel 12. 2 Anggaran Untuk Fasilitas Bengkel dan Parkiran Alat Berat ........... 151
Tabel 12. 3 Alat alat berat PT Bukit Karang Timur ............................................ 151
Tabel 12. 6 Anggaran Pembangunan Bengkel dan Parkiran Alat Berat ............. 154
BAB I PENDAHULUAN
1 Persiapan
2 Pengamatan
3 Pengambilan Data
4 Pengolahan Data
5 Penyusunan
Laporan
3
BAB II Dasar Teori
4
batugamping, yaitu mulai dari warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat
bahkan hitam, warna kemerah-merahan disebabkan oleh adanya unsur mangan,
sedangkan kehitam-hitaman disebabkan oleh adanya unsure organik.
Batugamping dapat bersifat padat keras dan padat, tetapi dapat pula
kebalikannya. Selain yang pejal di jumpai pula yang porous. Batugamping yang
mengalami metamorfosa akan berubah penampakannya maupun sifat-sifatnya. Hal ini
terjadi karena pengaruh tekanan maupun panas, sehingga batugamping tersebut
menjadi terhablur, seperti yang di jumpai pada marmer, selain itu air tanah juga sangat
berpengaruh terhadap penghabluran kembali pada permukaan batugamping, sehingga
terbentuk hablur kalsit. Batugamping juga sering di temukan di sungai bawah tanah, hal
ini terjadi sebagai akibat reaksi tanah.Air hujan yang mengandung CO 3 dari udara
maupun dari hasil pembusukan zat-zat organik di permukaan, setelah meresap kedalam
tanah dapat melarutkan batugamping yang dilaluinya.
Reaksi kimia dari proses tersebut adalah sebagai berikut: CaCO 3 + 2CO2 + H2O Ca
(HCO3) 2 + 3 + CO2 Ca (HCO3)2 larut dalam air, sehingga lambat laun terjadi rongga di
dalam tubuh batu gamping tersebut. Secara geologi batugamping erat sekali
hubungannya dengan dolomite. Kadar dolomite atau MgO dalam batugamping yang
berbeda akan memberikan klasifikasi yang berlainan pula pada jenis batugamping
tersebut. (Alfa Robby Pratama, 2012).
5
lay yang membantu ketahanan dari batugamping tersebut terhadap cuaca.
Sehingga lapisan yang gelap pada bagian atas batuan ini mengandung sejumlah
besar fraksi dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil, sehingga lapisan
bagian ini lebih tahan terhadap cuaca.
2. Batugamping Oolitik
Batuan sedimen kimiawi yang terbentuk dari butiran kalsit, batuan ini baik untuk
bahan bangunan memiliki lapisan (LAS) yaitu lapisan gamping dan serpih laut
dalam yang tersusun berselang-seling, lapisan ini mengendap sebagai lumpur laut
dalam dan gampingannya terpisah ketika batuan mengeras.
3. Batugamping Numulitis
Batugamping numulitas merupakan “olistolit” hasil suatu kelongsoran besar di
dasar laut dari tepian menuju tengah cekungan yang dalam.Fosil yang ada
menunjukkan bahwa pada kala Eosen kawasang sekitar kerang sambung
merupakan laut dangkal dimana pada tepi-tepi cekungan di endapkan
batugamping numulitis.
4. Batugamping Terubu
Proses batugamping terumbu berasal dari pengumpulan plankton, moluska, algae
yang kemudian membentuk terumbu. Jadi batugamping terumbu berasal dari
organisme batuan sedimen yang memiliki komposisi mineral utama dari kalsit
(CaCO3), terbentuk karena aktivitas dari koral atau terumbu pada perairan yang
hangat dan dangkal dan terbentuk sebagai hasil sedimentasi organik. (Yulia Ajha,
2015).
6
Gambar 2. 1 Lokasi Kesampaian Daerah
7
2.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi penambangan batu gamping pada CV. Thiack terletak pada daerah bentang
alam berupa perbukitan atau oleh masyarakat setempat dinamakan Polimak II Karang.
Secara administratif area penambangan terletak di desa atau kelurahan Ardipura
Jayapura Selatan. Secara geografis area penambangan batugamping oleh CV. Thiack
terletak pada titik kordinat 140º 41’ 43,99ˮ BT dan 2º 33’ 38,61 ˮ LS. Dengan batas-
batas wilayah usaha penambangan sebagai berikut: Sebelah Timur : Distrik Ardipura
Sebelah Barat : Distrik Gurabesi Sebelah Utara : Jayapura Kota Sebelah Selatan :
Kelurahan Entrop
2.3.2 Stratigrafi
Stratigrafi daerah jayapura dan sekitar nya terdiri dari beberapa satuan
batuan yang berumur pra-tersier hingga kwarter.urutan batuan dari unsur yang
paling mudah hingga yang tertua.
9
juga batuan malihan kejadian ini di susun oleh sudut laut pada pliosen akhir-
plistosen mengahasilkan klastika halus formasi untuk mulai pliosen awal sekeliling
tinggian cyloop terjadi sedimentasi batu gamping terumbuh koral dalam lingkungan
laut dangkal laut terbuka agak dalam pengangkatan kuat pada akhir plistosen diikuti
oleh suatu perlipatan dan penyebaran yang sangat kuat pada formasi untuk formasi
jayapura kegiatan pengangkatan pada formasi pembentukan formasi jayapura di
tandai oleh adanya julang setinggi 750 meter.tektonik saat tersebut berpengaru
pada pembentukan batuan campur aduk dan satuan endapan.
10
dan kompak : Berat Jenis, Warna, Bentu Kristal dan Sifat Fisika Batuan tersebut. Tingkat
solubilitas dari mineral yang berbeda dalam asam encer (Dilute Hydroulic Acid) dapat
dipakai sebagai petunjuk dalam penelitian. Tingkat solubilitas dapat diurutkan sebagai
berikut, Argonit, Kalsit dan Dolomit.
11
BAB III
KAJIAN GEOTEKNIK
12
Geser Dalam. Sedangkan, sifat mekanik diperlukan untuk mendapatkan nilai
kuat tekan (kN/m3) suatu batuan dalam uji sifat mekanik (uji point load).
1 (Asli) 80° 15 40 30
2 (Uji Coba) 60° 15 20 15
13
Gambar 3.1 Lokasi Analisis Kemantapan Lereng
14
3.3 Analisis Kemantapan Lereng
Tujuan dilakukan analisis kemantapan lereng penambangan adalah untuk
menentukan geometri lereng yang mantap dalam bentuk tinggi lereng dan sudut
kemiringan lereng. Data masukan yang digunakan untuk analisis ini adalah keadan
topografi, struktur geologi berupa data perlapisan batuan, serta sifat fisik dan mekanik
dari batuan pembentuk lereng.
Perhitungan analisis kemantapan lereng yang dilakukan adalah :
16
Lebar jenjang dirancang sesuai dengan jarak yang dibutuhkan oleh
alat mekanis dalam beroperasi, dalam hal ini alat gali/muat dan alat
angkut.
c. Tinggi Jenjang
Tinggi jenjang adalah jarak vertikal yang diukur dari kaki jenjang ke
puncak jenjang tersebut. Tinggi jenjang yang dibuat tergantung dari
faktor keamanan suatu lereng dan tinggi maksimum penggalian dari alat
gali yang digunakan.
Dimana :
17
4. Pengaruh air tanah
5. Pengaruh gaya-gaya luar
6. Kedudukan lereng terhadap bidang perlapisan batuan
7. Faktor waktu
8. Longsoran pada suatu lereng dapat terjadi dengan beberapa bentuk
atau cara.
Hal ini yang membuat analisa dari kemantapan lereng sangat penting.
Menuruk Hoek & Bray (1981), klasifikasi longsoran dapat dibagi atas :
18
kemiringan lereng berlawanan arah dengan kemiringan bidang-bidang
lemahnya.
𝐶 𝑇𝑎𝑛𝜙
yang harus di pakai untuk mencari FK yaitu dan , untuk itu
𝛾.𝐻.𝐹 𝐹
kami (PT. BKT) menggunakan sudut 80°, 60°, dan 40° dengan tinggi lereng 15
meter yang merupakan tinggi sebenarnya pada areal penambangan PT. BKT.
Berikut pembuktian FK pada Circular Failuer Chart no. 1 Hoek & Bray
(1981) :
Dimana : Berat isi (𝛾) = 39,82 kN/m3
19
𝛾.𝐻.𝑡𝑎𝑛𝜃
𝐶 971 971
= =
= 3,8
𝛾. 𝐻. 𝑡𝑎𝑛𝜃 39,82𝑥15𝑥𝑡𝑎𝑛22,87 251,94
Persamaan 1 Hasil Perhitungan Nilai 𝑪/𝜸. 𝑯. 𝒕𝒂𝒏𝜽
20
Gambar 3.2 Data Awal Hasil Circular Fallure no. 1
𝐶 971
= 0,17 = 0.17 F = 9,56
𝛾.𝐻.𝐹 39,82𝑥15𝑥𝐹
21
𝑇𝑎𝑛𝜙 𝑇𝑎𝑛22,87
= 0,45 = 0,045 F = 9,37
𝐹 𝐹
Persamaan 3 Hasil Perhitungan Nilai 𝑻𝒂𝒏𝝓/𝑭
Dengan Besar Sudut 80°
𝐶 971
= 0,17 = 0.12 F = 13,55
𝛾.𝐻.𝐹 39,82𝑥15𝑥𝐹
𝑇𝑎𝑛𝜙 𝑇𝑎𝑛22,87
= 0,45 = 0,032 F = 13,18
𝐹 𝐹
𝐶 971
= 0,17 = 0.09 F = 18,06
𝛾.𝐻.𝐹 39,82𝑥15𝑥𝐹
𝑇𝑎𝑛𝜙 𝑇𝑎𝑛22,87
= 0,45 = 0,023 F = 18,33
𝐹 𝐹
22
Persamaan 5 Hasil Perhitungan Nilai 𝑻𝒂𝒏𝝓/𝑭
Dengan Besar Sudut 40°
23
1. Pembuktian FK lereng asli atau lereng sebenarnya dengan tinggi
lereng 15 meter dan sudut kemiringan lereng 80°.
Maka hasil dari pembuktian lereng 1 mendapatkan nilai Faktor Keamaan sebesar
3,7 yang berarti lereng dalam keadaan yang stabil atau aman
2. Pembuktian FK lereng asli atau lereng sebenarnya dengan tinggi lereng 15 meter
dan sudut kemiringan lereng 60°.
24
Gambar 3.4 Pembuktian FK lereng 2
Maka hasil dari pembuktian lereng 2 mendapatkan nilai Faktor Keamaan sebesar
5,5 yang berarti lereng dalam keadaan yang stabil atau aman.
3. Pembuktian FK lereng asli atau lereng sebenarnya dengan tinggi lereng 15
meter dan sudut kemiringan lereng 40°.
Maka hasil dari pembuktian lereng 3 mendapatkan nilai Faktor Keamaan sebesar
7,9 yang berarti lereng dalam keadaan yang stabil atau aman.
25
Setelah melakukan analisis kemantapan lereng tambang menggunakan software
Rocscience Slide 6.0, Maka rekomendasi geometri lereng yang diperoleh agar
mendapatkan kemantapan lereng dengan nilai Faktor Keamanan > 1 (Lereng Stabil
atau Aman) yaitu :
Tabel 3. 4 Rekomendasi Geometri Lereng Berdasarkan Hasil Perhitungan
26
BAB IV
RENCANA PENAMBANGAN
26
4.2 Metode Penambangan
Dilihat dari kondisi di lapangan bahan galian industry mineral gamping atau karang
yang terletak dekat dengan permukaan bumi dan tidak didalam/perut bumi maka
system penambangan terbuka yang dipergunakan adalah Quarry mine.
Berikut adalah alur dari proses penambangan :
PengupasanTanah Pembongkaran
PembersihanLahan
Penutup material
27
4. Pemuatan
Setelah pembongkaran material proses selanjutnya bisa di muat kedalam truck,
setelah pemuatan kedalam truck sudah penuh atau full back maka bisa langsung di
angkut menuju ke tempat atau lokasi yang dipesan oleh konsumen
5. Pengangkutan
Pengagkutan adalah proses dimana material diangkut ketempat pemasaran atau
lokasi yang dipesan oleh konsumen. Karena material yang kami tambang adalah
material industry gangping jadi pemasarannya untuk di kota / di profinsi tersebut saja
dan pemasaran kami kebanyakan tergantung dari pemesanan dari konsumen.
6. Penjualan atau pemasaran
Berdasarkan kenyataan dilapangan penjualan atau pemasaran mineral industri
gamping ada beberapa cara untuk menjualnya, ada yang tergantung permintaan
konsumen, ada yang tergantung lobi dari kami pihak perusahaan entah ke pabrik semen
atau ke penimbunan jalan baru penimbunan bangunan, dan masih banyak lagi kegunaan
lainnya kegunaan dari mineral ini.
PANJANG JALAN TAMBANG : O,5 Km LUAS POS PENJAGAAN : 20 m²
PANJANG JALAN UMUM : 0,48 Km LUAS AREA TERTAMBANG : 6,4 Ha
LUAS KANTOR : 220 m² LUAS AREA KONSESI : 15 Ha
LUAS BENGKEL : 588 m²
29
4.3 Perhitungan BESR2
Tabel 4. 1 BESR
Biaya
Jenis Biaya
41.563 RP/Ret
Pengamnilan Batugamping
1.325 RP/Ret
Pengangkutan Batugamping
14.850,00 RP
Biaya Oprasional
49.357.800,00 RP
CSR
1.287.742.000,00 RP/Ret
Reklamasi
462,96 RP
Lingkungan dan K3
133.724.919,184 RP
Total
= 20,107
𝟔.𝟔𝟓𝟎,𝟓𝟒𝟑
BESR2 ini disebut sebagai economic stripping ratio yang artinya perbandingan
antara nilai bahan galian yang ditambang dikurangi dengan biaya produksi dengan biaya
pengupasan tanah penutup atau OB metode sehingga apabila diperoleh nilai yang lebih
dari 1 maka jenis penambangannya ialah dengan metode tambang terbuka.
36
Fungsi utama jalan angkut secara umum adalah untuk menunjang kelancaran
kegiatan operasi penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Medan
berat yang mungkin terdapat disepanjang rute jalan tambang harus diatasi dengan
mengubah rancangan jalan untuk meningkatkan aspek manfaat/kegunaan jalan dan
keselamatan kerja. Geometri jalan angkut yang harus diperhatikan sama seperti jalan
Alat angkut atau truk-truk tambang umumnya berdimensi lebih lebar, panjang
dan lebih berat dibanding kendaraan angkut yang bergerak di jalan raya. Oleh sebab
itu, geometri jalan harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan agar alat
angkut tersebut dapat bergerak secara leluasa pada kecepatan normal dan sehingga
aman digunakan.
37
JALAN LURUS
E–F 5m 30,5 m
G–H 5,5 m 28 m
I–J 7m 10 m
J–K 5,3 m 47 m
RATA-RATA 5,54 m
38
3 5,1 m 22,4 m
4 7,5 m 16,5 m
5 7m 18,5 m
6 10,4 m 31,4 m
7 12 m 35,7 m
8 4,6 m 17,7 m
9 8,7 m 17,8 m
10 8m 17,2 m
JUMLAH 73,2 m 205,9 m
RATA-RATA 7,32 m
Jadi, pada jalan angkut sebelumnya, Jalan lurus memiliki lebar rata-rata 5,54
meter dengan panjang jalan lurusan 365,2 meter, sedangkan pada jalan menikung
lebar rata-rata 7,32 meter dengan panjang seluruh tikungan 205,9 meter. Sehingga
panjang jalan tambang dari awal area penambangan sampai front penambangan
571,1 meter.
Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur ganda atau lebih, menurut Aastho
Manual Rural High Way Design, harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut
pada bagian tepi kiri dan kanan jalan (lihat Gambar 2.1). Dari ketentuan tersebut
dapat digunakan cara sederhana untuk menentukan lebar jalan angkut minimum,
yaitu menggunakan rule of thumb atau angka perkiraan, dengan pengertian bahwa
lebar alat angkut sama dengan lebar lajur.
39
Rumus yang digunakan untuk menentukan lebar jalan angkut dengan lebar kendaraan dan
jumlah lajur yang direncanakan, yaitu:
n = jumlah lajur
N = 2 lajur
Wt = 1970 mm = 2 m
Lmin = n . Wt + (n + 1) (1/2 . Wt)
= 2 . 1970 + (2 + 1) (1/2 . Wt)
= 6,895 meter
Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan selalu lebih besar dari pada lebar
jalan lurus. Untuk lajur ganda, maka lebar jalan minimum pada belokan didasarkan
atas:
2. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang pada
saat membelok.
40
3. Jarak antar alat angkut atau kendaraan pada saat bersimpangan.
Wmin = 2(U+Fa+Fb+Z) +
C
𝑈 + 𝐹𝐴 + 𝐹𝐵
𝑍=
2
Dimana :
41
U = Lebar jejak roda kendaraan (center to center tires)
(meter)
N = Jumlah jalur
U = 1,5m
Fa = 211mm = 0,21m
Fb = 517mm = 0,52m
U + Fa + Fb
𝑍 =
2
=
= 1,97 meter
W = 2 (U + Fa + Fb)
= 4,46 meter.
42
jalan angkut berhubungan dengan kontruksi alat angkut yang digunakan, khususnya
jarak horizontal antara poros roda depan dan belakang. Gambar 4.6 memperlihatkan
jari-jari lingkaran yang dijalani oleh roda belakang dan roda depan berpotongan di
pusat C dengan besar sudut sama dengan sudut penyimpangan roda depan. Dengan
demikian jari-jari belokan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑊
𝑅=
𝑠𝑖𝑛 𝛽
Dimana:
W = 3,35 meter
𝑅 =
43
𝑅 = 6,7 meter
𝑅 𝑚𝑎𝑥
𝑅 = 127
VR²
=
127 (e max + f max)
𝐷 𝑚𝑎𝑥
181913,53 (emax + fmax)
25 x 360°
=
𝐷=
2𝜋𝑟
44
jari-jari tikungan jika ditambahkan faktor-faktor (V), (f), (e)R Dimana:
V = kecepatan alat angkut, km/jam e
= superelevasi, % f = koefisien gesek
melintang
D = besar derajat lengkung,
Badan jalan secara horizontal dapat terbagi dua bagian, yaitu: bagian yang
lurus dan bagian yang melengkung. Rancangan pada kedua bagian tersebut
45
berbeda, baik ditinjau dari konsistensi lebar jalannya maupun bentuk potongan
melintangnya. Yang perlu diperhatikan dalam merancang bagian jalan yang
lurus adalah harus mempunyai panjang maksimum yang dapat ditempuh dalam
tempo sekitar 2,50 menit Dengan pertimbangan keselamatan pengemudi akibat
kelelahan. Sedangkan pada bagian yang melengkung, biasanya digunakan dua
jenis rancangan, yaitu:
½ ∆ E = T tan ¼ ∆ L = 0,01744 ∆ R
46
2. Tikungan Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)
Tikungan S-C-S dirancang apabila jari-jari lingkarannya terlalu kecil dari
harga pada gambar 4.9, sehingga diperlukan lengkungan peralihan.
Lengkungan peralihan tersebut dinamakan spiral yang berfungsi sebagai
penghubung antara bagian jalan yang lurus dengan bentuk lingkaran.
Panjang lengkung peralihan spiral diperhitungkan dengan
mempertimbangkan perubahan gaya sentrifugal dari nol (pada bagian
lurus) sampai bentuk lingkaran yang besarnya pada gambar.
Komponen – komponen Tikungan S-C-S Parameter-parameter dapat
diterangka sebagai berikut: Xs : absis titik SC pada garis singgung jarak dari
titik TS ke SC (jarak lurus dari gari lengkung peralihan) Ys : ordinat titik FC
pada garis tegak lurus garis singgung (jarak tegak lurus ke titik FC pada
garis lengkung peralihan) Ts : panjang garis singgung dari titik PI ke titik TS
atau ke titik ST TS : titik antara garis lurus (singgung) dan spiral SC : titik
antara spiral dan lingkaran Es : jarak dari PI ke busur lingkaran Θs : sudut
lengkung spira Rc : jari-jari lingkaran P : pergeseran garis singgung
terhadap spiral k : absis dari p pada garis singgung spiral 2.4. Superelevasi
Superelevasi adalah besaran yang diperlukan untuk melawan gaya
sentrifugal yang arahnya menuju keluar jalan. Badan jalan yang
dimiringkan ke arah titik pusat pada belokan/tikungan Fungsinya untuk
mengatasi gaya sentrifugal kendaraan pada saat membelok 1 m = (e+en) B
Ls
47
Gambar 4. 9 Tikungan SCS
Cross slope adalah sudut yang dibentuk oleh dua sisi permukaan jalan
terhadap bidang horizontal. Pada umumnya jalan angkut mempunyai bentuk
penampang melintang cembung. Dibuat demikian dengan tujuan untuk mempelancar
penirisan. Apabila turun hujan atau sebab lain, maka air yang ada pada permukaan
jalan akan segera mengalir ketepi jalan angkut, tidak berhenti dan mengumpul pada
permukaan jalan. Hal ini penting karena air yang menggenang pada permukaan jalan
angkut akan membahayakan kendaraan yang lewat dan mempercepat kerusakan
jalan.
Penampang Melintang Jalan Angkut Angka cross slope dinyatakan dalam
perbandingan jarak vertikal (b) dan horizontal (a) dengan satuan mm/m. Jalan angkut
48
yang baik memiliki cross slope antara 1/50 sampai 1/25 atau 20 mm/m sampai
40mm/m.
Super Elevasi Super elevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang
terbentuk oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan
VR km/jam 20 30 40 50 60 80
𝑇𝑎𝑛 𝜃 = 𝑉2 / (𝑅 𝑥 𝑔)
Dimana:
49
V = 25 Km/jam = 6,94 m/det R = 7
m g = 9,8 m/det2
𝑇𝑎𝑛 𝜃
2𝑎
50
Gambar 4. 11 Layout Jalan Lurus
45
Gambar 4. 12 Layout Jalan Tikungan
46
4.5 Perhitungan Cadangan
54
F-F' 1 1.856,5247325034 1.705,1854553132 151,3392771902
G-G' 1 1.214,6151583074 1.097,1127745678 117,5023837396
H-H' 1 1.567,8595525361 1.411,9561335476 155,9034189885
I-I' 1 1.890,8847839038 1.774,0335929369 116,8511909669
J-J' 1 2.128,7177563334 2.012,8531449949 115,8646113385
K-K' 1 2.305,5665603949 2.226,5922986311 78,9742617638
L-L' 1 3.073,0620220873 2.989,9993967065 83,0626253808
M-M' 1 4.693,1508829025 4.538,3257508966 154,8251320059
N-N' 1 5.404,4185227825 5.185,8090450254 218,6094777571
O-O' 1 6.674,3032964487 6.456,2395189910 218,0637774577
P-P' 1 5.655,1814938758 5.558,4806660329 96,7008278429
Q-Q' 1 4.661,1113698330 4.558,0605582126 103,0508116204
TOTAL 53.161,610139138 50.951,997538796 2.209,612600342
7 7 0
Volume OB
OB = luas area x rata-rata OB
55
= 10.200 m2 x 0,6 m
= 6120 m3
Tonase OB = volume OB x berat jenis
= 6120 m3 x 2,60
= 15912 ton
Total Cadangan = Volume Cadangan (Cut & Fill) x Berat Jenis Batu gamping
= 9.945.569,9894684 x 2,387
= 23.740.075,564861 m3
= 16.618.052,9 m3
Volume OB pada PT. BKT didapat dari luas area penambangan dikali rata-rata ketinggian
OB.
Produksi
Kapasitas MITSHUBISHI FE 74 HD = 1.61 m3
Jumlah MITSHUBISHI FE 74 HD = 2 buah
Jumlah permintaan material/hari = 80 rit (384 m3) x 6 alat
Target Produksi/hari = 2304 m3/hari x 282 hari
Target Produksi/tahun = 649728 m3/tahun
16.618.052,9 𝑚3
Umur tambang =
649728 𝑚3/tahun
= 25 tahun
56
Tabel 4.7 Produksi PT Bukit Karang Timur berdasarkan kalender Papua
No Tanggal Bulan Keterangan
1 1 Januari Tahun Baru Masehi
2 2 Januari Cuti bersama
3 5 Februari Injil masuk ke tanah Papua
4 16 Februari Tahun baru imlek
5 17 Maret Hari Raya Nyepi Tahun Baru saka
6 30 Maret Wafat Isa Almasih
7 1 April Paskah hari pertama
8 2 April Paskah hari ke dua
9 14 April Israh mi’raj
10 1 Mei Hari buruh internasional
11 10 Mei Kenaikan Yesus kristus
12 20 Mei Pentakosta hari pertama
13 21 Mei Pentakosta hari kedua
14 29 Mei Hari raya Waisak
15 1 Juni Hari lahir Pancasila
16 15 Juni Hari raya idul fitri
17 16 Juni Hari raya idul fitri 2
18 17 Agustus Hari kemerdekaan RI
19 22 Agustus Hari raya Idul Adha
20 11 September Tahun baru ISLAM
21 18 Oktober Hari raya Dipawali (Hindu)
22 26 Oktober HUT GKI di Tanah Papua
23 20 November Maulid Nabi Muhammad SAW
24 21 November Hari otonomi khusus
25 1 Desember Memperingati cuti bersama masaraya advent
memasuki natal
57
30 3-5 Januari Cuti bersama Tahun Baru Masehi
31 11 Mei Cuti Bersama Kenaikan Tuhan Yesus
32 13 Juni Cuti bersama Idul Fitri
33 14 Juni Cuti bersama Idul Fitri
34 18 Juni Cuti bersama Idul Fitri
35 19 Juni Cuti bersama Idul Fitri
𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 ∶
= 23,5 hari/bulan
58
• Produksi per Jam = 329 m3/jam
• Biaya Produksi Per rit = Rp 36.057 /m3
• Target Pengupasan OB = 600.000
• Block modelling
Berikut adalah permodelan dalam block modeling yang nantinya akan
ditambang. Warna biru merupakan cadangan yang akan ditambang,
sedangkat yang berwarna coklat merupakan top soil atau OB.
59
Gambar 4.16 Block modelling tampak samping
60
Gambar 4.18 Jalan masuk block modelling pit
61
9 16.960
10 16.730
11 16.125
12 16.558
13 16.880
14 16.512
15 16.687
16 16.208
17 16.422
18 16.294
19 16.110
20 16.585
21 16.287
22 16.895
23 16.678
24 16.452
25 16.333
62
BAB V
PERENCANAAN ALAT
Perelatan atau alat berat dalam proyek atau perkerjaan banyak berkaitan
dengan pemindahaan tanah (earth moving) dan segala aspek yang timbul dari
peralatan yang digunakan untuk memindahkan material tersebut, diperlukan juga
pengecekan sesuai kondisi fisik/teknis yang di inginkan.
5. Iklim
Perlu mengetahui tentang perubahan iklim yang dapat mempengaruhi efisiensi
kerja alat.
6. Kemiringan, jarak dan keadaan alat
Keadaan jalan yang akan dilalui sangat mempengaruhi daya angkut alatalat yang
dipakai. Kemringan dengan jalan harus diukur dengan teliti karena akan
menentukan waktu yang diperlukan untuk pengangkutan material tersebut.
Jumlah 7 420
64
9 14 april Israh mi’raj
10 1 mei Hari buruh internasional
11 10 mei Kenaikan Yesus kristus
12 20 mei Pentakosta hari pertama
13 21 mei Pentakosta hari kedua
14 29 mei Hari raya Waisak
15 1 juni Hari lahir Pancasila
16 15 juni Hari raya idul fitri
17 16 juni Hari raya idul fitri 2
18 17 Agustus Hari kemerdekaan RI
19 22 Agustus Hari raya Idul Adha
20 11 September Tahun baru ISLAM
21 18 Oktober Hari raya Dipawali (Hindu)
22 26 Oktober HUT GKI di Tanah Papua
23 20 November Maulid Nabi Muhammad SAW
24 21 November Hari otonomi khusus
25 1 Desember Memperingati cuti bersama masaraya advent
memasuki natal
𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 ∶
65
= 365 total hari/tahun – 35 Total Hari Libur Papua
= 23,5 hari/bulan
= 19 Tahun
66
Gambar 5. 1 Excavator Komat'su PC 300LC-8
Jumlah 30 menit
A. Efisiensi alat
Hasil produksi yang sebenarnya dari suatu peralatan yang digunakan
tidak akan sama dengan hasil perhitungan berdasarkan data kapasitas yang
tertulis, karena banyaknya factor-faktor yang mempengaruhi proses
produksi. Factor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Factor operator
2. Factor cuaca
3. Factor kondisi medan/lapangan
67
4. Factor manajemen kerja
Untuk memberikan estimasi besaran pada factor di atas adalah sulit
sehingga untuk mempermudah pengambilan nilai yang digunakan, factor-
faktor tersebut di gabungkan menjadi satu yang merupakan factor kondisi
kerja secara umum, selanjutnya factor tersebut digunaka sebagai factor
efisiensi kerja alat. Efesiensi Alat Alat gali Excavator yang digunakan oleh PT
Bukit Karang Timur adalah excavator tipe PC300LC-8 adalah alat baru,
efesiensi kerja alat 90%.
B. Kapasitas
Untuk mengetahui kapasitas yang dibutuhkan dalam satu kali produksi dibutuhkan
perhitungan menggunakan waktu edar (cycle time),cycle time adalah waktu yang
diperlukan alat mulai dari aktivitas pengisian atau pemuatan(loading),
pengangkutan(hauling) untuk truck dan sejenisnyaatau swing untuk backhoe,
pengosongan (dumping), kembali kosong dan mempersiapkan posisi(maneuver) untuk
diisi atau di
68
Waktu pengupasan OB : 3 bulan
Total Tonase OB : 15.912 ton
3. Alat Angkut
Diketahui :
70
Total Tonase OB
- Waktu bermuatan = jarak / kecepatan bermuatan
= 1,7 km / 30 km/jam
= 0,56
- Waktu kembali kosong = jarak / kecepatan kembali kosong
= 1,7 km / 35 km/jam
= 0,048
- Cycle time = waktu bermuatan + waktu kembali
kosong + waktu manuver, memuat
= 0,56 + 0,048 + 3 + 3,0076
= 3,12 / 3,0076
= 1,037
Produksi alat angkut merupakan produksi utama yang dicatat dalam kegiatan
penambangan, karena merupakan proses akhir dari kegiatan bongkar muat angkut.
Produksi alat angkut yang dihasilkan oleh PT. Bukit Karang Timur dipresentasikan dalam
bentuk hari, bulan, dan Tahun. Hasil produksi perhari alat angkut PT. Bukit Karang Timur
: 193 rit/hari.
MF
𝑵𝒂 ×𝑪𝒕𝒎
=
71
𝑵𝒎 ×𝑪𝒕𝒂
Keterangan :
MF = Match Factor
Na = Jumlah alat angkut
Nm = Jumlah alat muat
Ctm = Waktu siklus alat muat
Cta = Waktu siklus alat angkut
Ketentuan:
MF < 1 (alat angkut bekerja penuh, alat muat mempunyai waktu tunggu)
MF > 1 (alat muat bekerja penuh, alat angkut mempunyai waktu tunggu)
=𝟕 ×𝟏,𝟐𝟗
𝟐× 𝟑,𝟎
MF = 1,5 > 1 (alat gali bekerja penuh, alat angkut mempunyai waktu tunggu)
Match factor (MF) : 1,5 > 1 Alat gali bekerja penuh, alat angkut mempunyai waktu
tunggu yang dapat diartikan dengan jelas bahwa alat angkut (excavator) bekerja penuh
dalam sekali kerja, sedangkan Alat Muat (Dump Truck) memunyai waktu tunggu/jeda
dalam pengisian muat dalam sekali kerja.
72
BAB VI
Sistem ini diterapkan untuk membuang air tambang dari lokasi penambangan. Air
tambang dikumpulkan pada sumur (Sump), kemudian dipompa keluar. Pemasangan
jumlah pompa tergantung pada kedalaman penggalian dengan kapasitas pompa
menyesuaikan debit air yang masuk ke dalam lokasi penambangan.
68
6.2.1 Membuat Paritan
Pembuatan parit sangat ideal diterapkan pada tambang terbuka Open Cast atau
Quarry. Parit dibuat berawal dari sumber mata air atau air limpasan menuju kolam
penampungan, langsung ke sungai atau ke area lembah yang memiliki daya resap yg
tinggi. Jumlah parit ini disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga bisa lebih dari satu.
Apabila parit tersebut harus dibuat melalui lalulintas jalan tambang maka dapat
dipasang gorong-gorong yang terbuat dari beton atau galvanis. Dimensi penampang
parit diukur berdasarkan volume maksimum pada saat musim penghujan deras
dengan memperhitungkan kemiringan lereng. Sehingga pada perencanaan drainase
yang ada pada perusahaan PT.BKT, kami memilih membuat paritan.
Perumahan 0,4
69
3% - 15% (Sedang) Hutan, perkebunan 0,4
Perumahan 0,5
70
Gambar 6.2 Data Curah Hujan Dari BMKG
71
379 123.28 15197.96 4 2.505 1.956 3.828
372 116.28 13521.04 5 2.271 1.723 2.968
365 109.28 11942.12 6 2.078 1.530 2.340
355 99.28 9856.518 7 1.913 1.364 1.862
355 99.28 9856.518 8 1.768 1.220 1.488
355 99.28 9856.518 9 1.639 1.091 1.189
343 87 .28 7617.798 10 1.522 0.974 0.948
336 80.28 6444.878 11 1.415 0.866 0.751
333 77.28 5972.198 12 1.316 0.767 0.589
320 64.28 4131.918 13 1.223 0.675 0.455
318 62.28 3878.798 14 1.137 0.588 0.346
318 62.28 3878.798 15 1.055 0.506 0.256
313 57.28 3280.998 16 0.977 0.428 0.183
289 33.28 1107.558 17 0.903 0.354 0.125
288 32.28 1041.998 18 0.832 0.283 0.080
270 14.28 203.9184 19 0.763 0.215 0.046
270 14.28 203.9184 20 0.697 0.149 0.022
269 13.28 176.3584 21 0.634 0.085 0.007
267 11.28 127.2384 22 0.572 0.023 0.001
260 4.28 18.3184 23 0.511 -0.037 0.001
245 -10.72 114.9184 24 0.453 -0.096 0.009
245 -10.72 114.9184 25 0.395 -0.154 0.024
229 -26.72 713.9584 26 0.338 -0.210 0.044
223 -32.72 1070.598 27 0.283 -0.266 0.071
219 -36.72000 1348.358 28 0.228 -0.321 0.103
217 -38.72 1499.238 29 0.173 -0.375 0.14072
212 -43.72 1911.438 30 0.120 -0.429 0.184
210 -45.72 2090.318 31 0.066 -0.483 0.233
202 -53.72 2885.838 32 0.013 -0.536 0.287
200 -55.72 3104.718 33 -0.041 -0.589 0.347
195 -60.72 3686.918 34 -0.094 -0.643 0.413
192 -63.72 4060.238 35 -0.148 -0.696 0.485
190 -65.72 4319.118 36 -0.202 -0.750 0.563
180 -75.72 5733.518 37 -0.257 -0.805 0.649
179 -76.72 5885.958 38 -0.313 -0.861 0.741
172 -83.72 7009.038 39 -0.369 -0.918 0.843
167 -88.72 7871.238 40 -0.428 -0.976 0.953
72
165 -90.72 8230.118 41 -0.488 -1.037 1.075
165 -90.72 8230.118 42 -0.551 -1.099 1.209
164 -91.72 8412.558 43 -0.616 -1.165 1.357
163 -92.72 8596.998 44 -0.686 -1.235 1.524
160 -95.72 9162.318 45 -0.761 -1.309 1.714
157 -98.72 9745.638 46 -0.843 -1.391 1.935
156 -99.72 9944.078 47 -0.934 -1.483 2.199
154 -101.72 10346.96 48 -1.041 -1.590 2.528
152 -103.72 10757.84 49 -1.175 -1.724 2.971
151 -104.72 10966.28 50 -1.369 -1.918 3.677
255.72 7563.842 0.549 1.347
378192.1 68.704
∑(𝑌𝑚 − 𝑌𝑚̈ )2
√
𝑛−1
73
= 1,4999
• Cari Nilai Xt =
= 326,51
𝑅24 24 2/3
I= 〔 〕
24 𝑡24
= 71,36 mm/jam
Q = 0,278 x C x I x A
Dimana :
74
Gambar 6.3 Tabel Perhitungan Dimensi Saluran
Jadi, kecepatan aliran air pada penampang drainase yaitu 0,46 m/detik.
A = Q/V
Dimana :
Q = debit (m3/s)
V = kecepatan (m/s)
Sehingga luas penampang basah (A) adalah:
A = 0,545 / 0,46
= 1,184 m2
75
6.3.5 Perhitungan Kemiringan Talud (m)
Kemiringan talud ditentukan melalui tabel panduan merancang dimensi
saluran, di sesuaikan dengan nilai Q sehingga diperoleh 1 : 1 = 1m. Jadi,
kemiringan talud pada penampang drainase yaitu 1m.
A
=√
h m+n
2 0.545 m
= √
1+2
= 0,246 m
Jadi, ketinggian air pada penampang drainase air 0,246 m.
= 0,492 m
Jadi, lebar dasar saluran pada penampang drainase yaitu 0,492 m.
= 0,492 + ( 2 x 1 x 0,246)
= 0,492 + 0.492
= 0,984 m
Jadi, lebar atas saluran pada penampang yaitu 0,984 m.
A = (b + m x h) x h
76
= 0,183 m
= 1,692 m
Jadi, keliling basah pada penampang drainase 1,692 m.
= 0,108 m
Jadi, jari-jari hidrolik pada penampang drainase yaitu 0,108 m.
⁄
1 2= V’
𝑖
𝐾𝑥𝑅
Dimana :
77
K = koefisien strickler R =
Jari-jari hidrolik (m)
Sehingga :
⁄
1 2= 2,978 / (35 x 0,108)
𝑖
⁄
1 2 = 0,787
𝑖
i = 0,393
Jadi, kemiringan saluran pada penampang drainase yaitu 0,393
= 1,192 m
= 1,438 m
Jadi, tinggi saluran pada penampang drainase 1,438 m
78
• Lebar atas saluran (B) = 0,984 m
• Kecepatan aliran rencana (V’) = 2,978 m/s
• Koefisien Strickler (K) = 35
• Lebar dasar saluran rencana (b’) = 0,2 m
atas saluran 0,984 m. Sedangkan untuk tinggi saluran drainase adalah 1,438 m
dengan ketinggian air 0,246 m. Sistem drainase direncanakan dengan model
trapesium dengan mengikuti sisi bahu dari badan jalan angkut dengan total panjang
keseluruhannya adalah 571,1 meter. Alasan perusahaan memilih model trapesium
sebagai bentuk dari saluran drainase dikarenakan debit air limpasan yang tergolong
tinggi, mudah dalam pembuatannya, murah efisien, dan mudah dalam
perawatannya serta sifat alirannya terus menerus dengan fluktuasi yang kecil.
79
6.5 Analisis Perhitungan Metode Drainase
Desain saluran drainase yang dirancang pada badan jalan angkut tambang ini
menggunakan perhitungan metode rasional USCCS (1973). Dimana dalam
mendesain drainsae dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah
koefisien aliran permukaan, intensitas hujan dan luasan area. Nilai koefisien
limpasan mengacu pada tutupan lahan sedangkan untuk intensitas hujan
menggunakan data intensitas hujan dengan menghitung rata-rata hujan 5
tahun terakhir. Intensitas hujan adalah jumlah curah hujan yang dinyatakan
dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan waktu, yang terjadi pada
satu kurun waktu air hujan terkonsentrasi (Wesli, 2008).
Setelah data intensitas hujan, luasan area dan koefisien limpasan kita
dapatkan maka langkah selanjutnya adalah menghitung debit air limpasan.
Debit air limpasan merupakan perhitungan perkiraan laju aliran puncak
dengan menggunakan metode tertentu. Biasanya dalam perencanaan saluran
drainase, debit rencana sangat diperlukan untuk mengetahui kapasitas yang
seharusnya dapat ditampung oleh sebuah drainase, agar semua debit dapat
ditampung dan dialirkan. Dalam menentukan debit air limpasan kita perlu
mengetahui intensitas curah hujan, luasan area dan koefisien limpasan.
Koefisien limpasan adalah nisbah antara puncak aliran permukaan terhadap
intensitas hujan. Faktor ini merupakan variable yang paling menentukan hasil
perhitungan debit air. Pemilihan harga koefisien aliran permukaan yang tepat
memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Faktor utama yang mempengaruhi koefisien limpasan adalah laju
infiltrasi tanah, kemiringan lahan, tanaman penutup tanah dan intensitas
hujan. Koefisien limpasan juga tergantung pada sifat dan kondisi tanah. Nilai
koefisien limpasan dapat dilihat dan ditentukan berdasarkan tabel harga
koefisien limpasan yang memberikan rincian masing-masing faktor yang
berpengaruh terhadap besarnya nilai koefisien limpasan. Koefisien limpasan
yang ditujukan pada lokasi penelitian adalah memiliki kemiringan 3% - 15%
dengan jenis lahan tambang terbuka adalah 0,9 yang berarti 90% total air
hujan akan menjadi air larian. Semakin besar nilai koefisien maka gangguan
fisik yang terjadi terhadap area penambangan tersebut sangat fatal, seperti
banjir dan erosi. Angka dari koefisien limpasan ini menjadi indicator untuk
menentukan saluran drainase. Setelah kita mendapatkan data curah hujan,
koefisien limpasan dan luasan areal maka kita akan memperoleh data debit
air.
80
Setelah mendapatkan data debit air, maka langkah selanjutnya yang
dapat kita kembangkan adalah mencari nilai kecepatan aliran, luas
penampang basah, kemiringan talud, nilai perbandingan, ketinggian air, lebar
dasar saluran, lebar atas saluran, luas basah rencana, keliling basah, jari-jari
hidrolik, koefisien strickler, kemiringan saluran arah memanjang, freeboard
(ruang bebas untuk mengantisipasi kemungkinan jika air meluap dari
ketinggian air normal) serta tinggi dari saluran darinase. Setelah data tersebut
kita dapatkan maka langkah selanjutnya kita dapat mendesain saluran
drainase sesuai dengan perhitungan metode rasional USCCS (1973).
81
6.5 Pembahasan
Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2014 245 343 69 529 117 320 77 192 212 151 355 333
2015 318 260 267 152 114 202 164 269 120 91 140 289
2016 395 163 355 165 217 288 229 156 336 245 210 362
2017 355 160 75 318 219 165 313 160 223 190 270 167
2018 157 372 379 179 154 270 172 93 195 102 200 423
Jumlah 1470 1298 1145 1343 821 1245 955 870 1086 779 1175 1,574
294 259,6 229 268,6 164,2 249 191 174 217,2 155,8 235 314,8
Rata-rata 229,35
83
350
300
250
229.35
200
314.8
150 294
259.6 268.6
249
229 235
217.2
100 191
164.2 174
155.8
50
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun jul Agu Sep Okt Nov Des
Gambar 6.5 Diagram curah hujan (bulan kering dan basah)
84
Nilai rata-rata curah hujan = jumlah rata-rata curah hujan tiap bulan : 12
bulan = 2752,2 : 12
= 229,35
Pengaruh Bulan basah dan kering pada produksi pada PT. BKT tidak
terlalu memiliki pengaruh, karena pada sebagian besar area tangkapan hujan
telah ditangani dengan membuat metode dewatering yaitu dengan membuat
paritan atau saluran air sehingga air limpasan tidak masuk ke area front
penamangan. Sedangkan hujan yang turun pada area front penambangan
juga tidak memiliki pengaruh, karena porositas pada batu gamping membuat
permeabilitas pada batu gamping sangat baik.
85
Gambar 6.6 Peta Layout Drainase PT. Bukit Karang Timur
BAB VII
LINGKUNGAN, CSR DAN K3
87
(IUP) dan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) operasi produksi wajib
melakukan pengelolaan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.” UUD
1945 mengamanahkan dalam, Ps. 33 (3): Bumi, air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat.
Sementara dalam UU No. 23 Tahun 1997 ttg Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Ps. 5 (1) menyebutkan : Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat. Semua rencana kegiatan yang akan dilakukan, harus
melalui pertimbangan dan kajian dari aspek manfaat baik bagi pemrakarsa,
masyarakat dan negara, tanpa meninggalkan tujuan pembangunan yang
berkelanjutan.
Kegiatan penambangan ini diperlukan untuk menggali sumbar daya mineral
guna dimanfaatkan bagi pembangunan negara, namun pada sisi lain kegiatan ini
dapat menimbulkan dampak negatif lingkungan berupa :
- Penurunan Peroduktivitas tanah
- Erosi dan sedimentasi
- Ketidak setabilan tanah (Longsor)
- Tercemarnya kualitas air
- Tercemarnya kualitas udara (debu dan gas)
- Dampak getaran dan kebisinggan
- Terganggunya flora dan fauna
- Perubahan iklim
- Timbulnya kepadatan penduduk
Untuk mengendalikan dampak negatif kegiatan penambangan, sekaligus
mengupayakan pembangunan sektor pertambangan berwawasan lingkungan, maka
penambangan yang berdampak besar dan wajib penting membuat studi AMDAL
(Analisa mengenai dampak lingkungan), UKL (upaya pengelolahan lingkungan dan
UPL (upaya pemantauan lingkungan) serta RKTTL (Rencana Kerja Tahunan Teknis
Lingkungan).
7.2 Pengaturan Perlindungan Lingkungan
Peraturan-peraturan yang mengatur dampak negatif kegiatan penambangan
antara lain yaitu :
1. UU No. 4 Th 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
2. UU No. 32 Th 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
89
perusahaan PT.Bukit Karang Timur merancangkan kegiatan dalam
pengembangan masyarakat dibidang ekonomi sebagai berikut :
a. Pemberdayaan ekonomi : Memberikan pelatihan keterampilan
seperti usaha jahit dan merajut noken . Kemudian memberikan
koperasi simpan pinjam juga sebagai modal awal bagi
masyarakat di sekitar .
b. Kesehatan : Memberikan pelayanan pemeriksaan gratis dan
pembagian obat-obatan secara Cuma-Cuma.
c. Pendidikan : Menyediakan beasiswa bagi anak SD. Kemudian
memberikan bantuan peralatan kepada pihak sekolah.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan setelah
indonesia merdeka menimbulkan konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang
mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.Hal
tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam
mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis
kecelakaannya.
90
c. Peraturan menteri No.5 tahun 1996 mengenai Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan kerja
7.6 TUJUAN K3
1. Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit ditempat kerja, sehingga proses
produksi berjalan dengan lancar.
2. Mengamankan tempat kerja,peralatan,bahaya,proses,dan lingkungan kerja
sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan secara efektif dan efisiensi.
91
3. Menciptakan lingkungan kerja dan tempat kerja yang aman,
nyaman,sehat, dan kesesuaian antara pekerjaan dengan manusia atau
manusia dengan perkerjaannya.
7.7 Prinsip-prinsip k3
1. Kecelakaan terjadi karena ada penyebabnya.Penyebab kecelakaan adalah
karena :
• perbuatan membahayakan yang dilakukan oleh manusia.
• kondisi tidak aman.
2. Kecelakaan dapat dicegah dengan mencegah/menghilangkan penyebab
kecelakaan.
3. Setiap perkerjaan dapat dilaksanakan dengan aman dan selamat dengan
mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
• Mengenal dan memahami perkerjaan yang akan dilakukan
92
2. Kondisi tidak aman
93
• Kurang mampu secara fisik dan mental.
A. Sarana keselamatan
Untuk mencapai tujuan keselamatan kerja maka diperlukan hal – hal sebagai berikut :
94
c. Program kerja yang memadai, maksudnya adalah agar tujuan/target produksi
yang ditetapkan dapat tercapai maka didalam pelaksanaan program
keselamatan kerja diperlukan program yang sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan.
1. Helm (Helmet)
Helm digunakan untuk melindungi kepala para pekerja dari runtuhan batuan
yang terjadi secara tidak sengaja, melindungi dari matahari, dan bahaya
kecelakaannya lainnya yang dapat terjadi tanpa diduga.
2. Kacamata Kacamata
Berfungsi untuk melindungi mata para pekerja dari debu yang timbul dari
aktifitas penambangan bagi pekerja (operator peralatan mekanis) dan
berfungsi juga sebagai kacamata las untuk para mekanik bengkel perusahaan
yang memperbaiki alat mekanis.
3. Pelindung pada telinga (Head Seet)
Berfungsi untuk melindungi pendengaran para pekerja dari kebisingan yang
ditimbulkan oleh peralatan mekanis yang sedang beroperasi.
4. Sepatu lapangan (Safety Shoes)
Berfungsi untuk melindungi kaki para pekerja dari jatuhan batuan yang
tidak disengajai pada saat kegiatanpembongkaran, pemuatan, dan
pengangkutan berlangsung.
5. Kacamata las (Topeng Las)
Berfungsi untuk melindungi wajah dari serpian las dan sekaligus
melindungi mata.
95
6. Pelindung dada ( Apron )
Untuk menjaga kondisi ( kesehatan ) dada pekerja pada saat melakukan
aktifitas penambangan.
7. Sarung tangan
Untuk menlindungi tangan dan jari dan kenyamanan dalam bekerja.
8. Pakaian Pekerja
Untuk menlindungi tubuh para pekerja pada saat aktivitas penambangan.
96
BAB VIII
ORGANISASI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
98
sebelumnya. Dengan demikian sebenarnya kegiatan manajemen itu hampir selalu ada pada
setiap kegiatan manusia, sebab sebagian makhluk sosial manusia akan selalu berusaha
berkumpul dan bekerja sama.
1. Manusia ( man )
2. Bahan ( materials )
3. Mesin ( machines )
4. Metode ( methods )
5. Modal uang ( money )
Unsur-unsur ini dikenal pula sebagai 5 m, bila dinyatakan dalam bahasa Inggris. Bahan (
materials ) tidak harus diartikan sebagai logam misalnya. Ia juga bisa berarti informasi yang
diolah misalkan dalam manajemen perkantoran.
Berkenan dengan unsur-unsur atau sumber daya ini harus diingat bahwa semua itu tidak
tersedia secara berlimpah. Ada keterbatasan yang mengakibatkan pemanfaatannya harus
dilakukan sehemat dan secermat mungkin. Dengan demikian proses manajemen yang baik
harus bisa memanfaatkan keterbatasan tersebut untuk pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
suatu organisasi mempunyai tingkatan-tingkatan tertentu yang berbeda satu sama lain. Ada
tingkatan organisasi yang bersifat oprasional atau pelaksanaan misalkan dalam suatu
kegiatan industri adalah operator-operator mesin ada tingkatan yang bersifat strategis
misalkan direksi.
98
1. Manajemen tingkat terbawah (first line management)
Merupakan tingkatan manajemen pada tingkat bawah dari suatu organisasi. Pada
tingkatan ini manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja oprasional. Jika
dilihat dari segi perencanaan yang dibuat biasanya hanya melingkupi jangka waktu
harian mandor-mandor berada dalam tingkatan manajemen ini.
99
mewujudkan rencana menjadi tindakan nyata melalui penentuan tugas,
penunjukan personel, dan melengkapi mereka dengan teknologi dan sumber
daya yang lain.
3. Pengarahan ( actuating )
Kepemimpinan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada
karyawan supaya bekerja giat serta membimbing mereka melaksanakan
rencana dalam mencapai tujuan. Dengan kepemimpinan, manajer menciptakan
komitmen, mendorong usaha-usaha yang mendukung tercapainya tujuan serta
mempengaruhi para karyawan supaya melakukan yang terbaik untuk
kepentingan organisasi. Proses implementasi program supaya bisa dijalankan
kepada setiap pihak yang berada dalam organisasi serta dapat termotivasi agar
semua pihak dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan sangat penuh
kesadaran dan produktivitas yang sangat tinggi. Adapun fungsi pengarahan dan
implementasi yaitu menginplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan, dan pemberian sebuah motivasi untuk tenaga kerja supaya mau
tetap bekerja dengan efisien dan efektif untuk mencapai tujuan; Memberikan
tugas dan penjelasan yang teratur mengenai pekerjaan; dan menjelaskan
kebijakan yang telah ditetapkan.
4. Pengawasan ( controling )
Pengendalian adalah proses pengukuran kinerja, membandingkan antara hasil
sesungguhnya dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang
diperlukan. Melalui pengendalian, manajer melakukan kontak secara aktif
dengan apa yang dilakukan oleh karyawan, mendapatkan serta
menginterprestasikan laporan tentang kinerja serta menggunakan informasi
tersebut untuk merencanakan tindakan yang bersifat membangun serta
perubahan. (Schermerhorn, 1996)
100
Sejarah singkat PT BKT (Bukit Karang Timur) yang terbentuk pada 20 juli 2019 sebagai
Perseoran Terbatas dengan kepemilikan dan pekerja bekewarganegaraan indonesia. Kantor
pusat PT BKT berlokasi di jalan Teruna Bakti, gang matoa perumnas II Waena, Jayapura
Papua. PT BKT berkontraktor penyedia batu gamping yang dijalankan dengan
profesionalisme tinggi dan berstandar internasional.
PT Bukit Karang Timur seterusnya akan mengembangkan diri sesuai VISInya yakni menjadi
perusahaan yang berkontribusi baik infraksturktur dan masyarakat hingga pada akhirnya
menjadi yang terbaik dan terbesar untuk melayani kebutuhan di seluruh kota dan
kebupaten jayapura papua.
Areal penambangan PT Bukit Karang Timur berlokasi di Jalan Polimak II Karang, Kota
Jayapura, Propinsi Papua. PT Bukit Karang Timur terletak di Selatan Kota Jayapura, berjarak
sekitar 17,47 km dari pusat Kota Jayapura dan dapat ditempuh melalui jalur darat dangan
waktu sekitar 15 menit.
• Visi
Menjadi salah satu perusahaan penyedia Batu Gamping yang berkontribusi dalam
pembangunan Infrakstruktur maupun Masyarakat.
• Misi
- Mengubah Sumber Daya Alam menjadi kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan
- Mematuhi peraturan perundang-undangan Keselamat, Kesehatan, dan Lingkungan yang
berlaku
- Mendukung pembangunan Masyarakat dan Negara
- Memuaskan kebutuhan Pelanggan
101
• Psikotes I
Setelah apply online berhasil dilakukan, berarti, selanjutnya menunggu panggilan
untuk mengikuti psikotes. Panggilan psikotes dilakukan kurang lebih 2 minggu
setelah apply. Undangan psikotes dikirim via email. Lokasi psikotes di Jayapura
tepatnya di Kantor PT. BKT JL. Kamwolker Perumnas II-Waena.
Sebelum melakukan psikotes, kami memberikan penjelasan terlebih dahulu
mengenai profil perusahaan. Catatan penting : Jangan sampai datang terlambat.
Karena anda tidak akan diizinkan masuk dan mengikuti proses seleksi.
Untuk tahap psikotes, dilakukan dalam 2 tahap.
• Psikotes II
Tahap pertama berupa tes intelegensi. Pada Psikotes I ini diberlakukan sistem
gugur. Bagi yang lolos psikotes I dilanjutkan ke psikotes II di hari itu juga. Psikotes II
ini sama dengan psikotes-psikotes pada umumnya. Di tahap psikotes II ini
diberlakukan sistem gugur. Selanjutnya dilakukan proses interview, proses ini
berlangsung selama kurang lebih 30-45 menit. Ada 2 orang yang akan
menginterview, 1 Hrd dan 1 lagi User.
Pertanyaan yang akan diajukan hrd adalah seputar perusahaan, sedangkan usher
akan mengajukan pertanyaan tentang tugas ahir, pengalaman kerja (jika ada) dan
memberikan contoh kasus mengenai sikap anda dalam menghadapi rekan kerja,
atasan, dan berbagai situasi dalam pekerjaan.
• Interview Psikologi
Bagi anda yang lolos interview HRD dan User maka berikutnya adalah interview
psikologi. Dalam interview ini anda akan berhadapan dengan seorang psikolog.
• Presentasi dan Interview dengan Senior Manager
Tahap berikutnya jika anda lolos interview psikologi yaitu presentasi dan interview
dengan senior manager. Sebelumnya anda akan kami hubungi via telepon dan email
mengenai jadwal dan topik presentasinya. Waktu presentasi 15 menit. Setelah
presentasi anda akan diinterview. Pertanyaannya tentu seputar presentasi anda
serta kembali ingin mengorek kepribadian anda lebih mendalam. Jangan lupa
siapkan juga pertanyaan di akhir interview nanti.
• Medical Checkup
Begitu senir manager merasa anda adalah orang yang tepat, maka pihak kami akan
begitu segera menghubungi anda untuk proses berikutnya yaitu medical checkup
(medcek).
102
1. Pengendalian (Controlling)
1. Direktur
Sebagai pemimpin tertinggi di dalam perusahaan yang bertanggung jawab dalam
segala kegiatan dan keberlangsungan perusahaan.
• Direktur
a. Usia minimal 35 tahun
b. Pendidikan minimal S2 Teknik Pertambangan
c. Pengalaman kerja minimal 10 tahun
• Manajer Devisi Perencanaan
a. Usia minimal 30 tahun
b. Pendidikan minimal S1 Teknik Pertambangan
c. Pengalaman kerja minimal 8 tahun
• Manajer Devisi Administrasi dan Keuangan
a. Usia minimal 30 tahun
b. Pendidikan minimal S1 Teknik Pertambangan
c. Pengalaman kerja minimal 8 tahun
• Manajer Devisi Human Resources Development ( HRD )
a. Usia minimal 30 tahun
b. Pendidikan minimal S1 Teknik Pertambangan
c. Pengalaman kerja minimal 8 tahun
• Manajer Oprasional
a. Usia minimal 30 tahun
b. Pendidikan minimal S1 Teknik Pertambangan
c. Pengalaman kerja minimal 8 tahun
• Kepala Bagian Administrasi
a. Usia minimal 28 tahun
b. Pendidikan minimal S1 Teknik Pertambangan
c. Pengalaman kerja minimal 5 tahun
• Kepala Bagian Keuangan
a. Usia minimal 28 tahun
b. Pendidikan minimal S1 Teknik Pertambangan
c. Pengalaman kerja minimal 5 tahun
• Kepala Bagian Teknik Tambang
a. Usia minimal 28 tahun
104
b. Pendidikan minimal S1 Teknik Pertambangan
c. Pengalaman kerja minimal 5 tahun
• Kepala Bagian Lingkungan dan K3
a. Usia minimal 28 tahun
b. Pendidikan minimal S1 Teknik Pertambangan
c. Pengalaman kerja minimal 5 tahun
• Kepala Bagian Pemasaran
a. Usia minimal 28 tahun
b. Pendidikan minimal S1 Teknik Pertambangan
c. Pengalaman kerja minimal 5 tahun
• Operator Alat Mekanis
a. Usia minimal 25 tahun
b. Pendidikan minimal SMU + Training
c. Dapat mengoprasikan alat mekanis
• Teknisi Alat
a. Usia minimal 22 tahun
b. Pendidikan minimal S1 Teknik Mesin + STM Tambang
c. Pengalaman kerja minimal 2 tahun
• Satpam
a. Usia minimal 22 tahun
b. Pendidikan minimal SMU
c. Sehat jasmani dan Rohani
d. Memiliki sertifikasi ilmu bela diri atau pelatihan satpam
105
• Surat menyurat dan administrasi.
• Hubungan kepada pemerintah dan masyarakat setempat.
106
• Pelaksanaan dari operasi penambangan yang sangat memperhatikan
kelestarian lingkungan sekitar tambang, termasuk juga reklamasi dan
kegiatan dari pasca tambang.
• Pelaksanaan dari operasi penambangan yang sesuai dengan prinsipprinsip
K3 Tambang.
c) Kepala Bagian Pemasaran
Kepala Bagian Pemasaran membantu manajer dan bertanggung jawab dalam
kegiatan penambangan, yang diantaranya :
• Pendistribusian dan ketersediaan dari stok material tambang.
• Menyediakan pasar yang siap untuk menampung material hasil
penambangan perusahaan.
107
BAB IX
9.1 Pemasaran
Dalam usaha penambangan bahan galian industri, Pemasaran merupakan masalah
yang lebih sulit dari pada penambangannya. Untuk usaha penambangan bahan galian yang
dapat menjual hasil tambangnya tanpa melalui proses pengolahan , pada umumnya hanya
soal angkutan saja yang menjadi kendala dalam pemasaran. Usaha penggalian batu gamping
yang dapat menjual hasil galiannya kepada konsumen Kelangsungan usaha bahan galian
industri sangat ditentukan oleh lokasi dan biaya angkutan mengingat produk yang harus
dipasarkan selain berat juga besar volumenya.
Untuk batu gamping sebelum siap digunakan melalui jalur pemasaran yang relative
panjang . Penggalian batu gamping yang hasilnya dapat langsung dijual kepada pihak
konsumen baik penjualan kepada pabrik semen, pabrik produksi batu tela, pembangunan
perumahan dan reklamasi jalan atau infraksturktur kepada pihak konsumen yang lain.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pemasaran): Dari sudut
pandang penjual
111
109
Gambar 9. 2 Ilustrasi Pemasaran
Yang nantinya berisi profil bisnis penjualan kapur, Sehingga begitu mereka
mengakses website anda, anda juga sekaligus mempromosikan usaha
penjualan batu gamping anda di website tersebut.
Saat melakukan aktifitas promosi yang kami sebutkan dibawah ini, jangan
lupa untuk selalu memberitahukan alamat website anda ke calon konsumen.
9.2.1 Kendala
Lokasi tambang yang berada di atas bukit dan merupakan tambang terbuka
sehingga sangat bergantung pada cuaca. Cuaca panas atau hujan berpengaruh pada jumlah
produksi batu gamping yang ditambang. Pemilik tambang merasa keuntungannya menurun
ketika datangnya musim hujan dibandingkan musim panas. Kondisi lokasi yang berada di
lahan terbuka mengakibatkan proses tambang terganggu pada saat musim hujan dan harus
dihentikan demi keamanan alat dan keselamatan pekerja.
Menurut PT. Bukit Karang Timur ketika musim panas proses tambang dilakukan
semaksimal mungkin agar mendapatkan batu gamping dalam jumlah yang besar. Hal ini
bertujuan untuk memanfaatkan musim panas karena kondisi cuaca yang mendukung untuk
dilakukan penambangan. Sehingga musim panas berakhir kita masih memiliki stok batu
gamping untuk disetor pada pemesan.
111
Perbedaan harga tersebut ditentukan oleh jarak yang ditempuh untuk menyetor batu kapur
pada pemesan. Semakin jauh jarak yang ditempuh, Semakin besar selisih harga.
112
BAB X
EKONOMI
Total Cadangan = Volume Cadangan (Cut & Fill) x Berat Jenis Batu gamping
= 9.945.569,9894684 x 2,387
= 23.740.075,564861 m3
= 16.618.052,9 m3
116
Total cadangan diperoleh dari volume cadangan dikali dengan berat jenis, dan untuk
mendapatkan cadangan sebenarnya, total cadangan dikurangi dengan geological loose dan
mining loose.
Produksi
Kapasitas MITSHUBISHI FE 74 HD = 1.61 m3
Jumlah MITSHUBISHI FE 74 HD = 2 buah
Jumlah permintaan material/hari = 80 rit (384 m3) x 6 alat
Target Produksi/hari = 2304 m3/hari x 282 hari
Target Produksi/tahun = 649728 m3/tahun
16.618.052,9 𝑚3
Umur tambang =
649728 𝑚3/tahun
= 25 tahun
114
12 20 Mei Pentakosta hari pertama
13 21 Mei Pentakosta hari kedua
14 29 Mei Hari raya Waisak
15 1 Juni Hari lahir Pancasila
16 15 Juni Hari raya idul fitri
17 16 Juni Hari raya idul fitri 2
18 17 Agustus Hari kemerdekaan RI
19 22 Agustus Hari raya Idul Adha
20 11 September Tahun baru ISLAM
21 18 Oktober Hari raya Dipawali (Hindu)
22 26 Oktober HUT GKI di Tanah Papua
23 20 November Maulid Nabi Muhammad SAW
24 21 November Hari otonomi khusus
25 1 Desember Memperingati cuti bersama masaraya
advent memasuki natal
𝑲𝒆𝒕𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 ∶
1 Dumbtruck 7 Rp 3,799,880.000
3 Ganti Ban Rp 1,600,000.00
4 Repair and Maintenance Rp 97,763,000.00
Biaya Gaji Operator Rp 3,000,000.00
116
2 Pelumas Rp 45,000.00
3 Solar Rp 13,529.00
Total Rp 3,902,301.529
Rp 3, 799,880,000.00]
Total Rp 49.387.800
117
Keperluan Jumlah Harga Total
Bibit Pohon Jati 100 Rp 125.000 Rp 12.500.000
Villa 5 Rp 250.000.000 Rp 1.250.000.000
Pupuk Organik 250 Rp 500 Rp 125.000
Pagar 2 Rp 1.850.000 Rp 3.700.000
Ayunan 8 Rp 1.550.000 Rp 6.200.000
Jungkat-Jungkit 4 Rp 1.340.000 Rp 4.020.000
Teluncuran 4 Rp 1.400.000 Rp 2.800.000
Bangku Taman 3 Rp 1.799.000 Rp 5.397 000
Taman bunga 3 Rp 1.000.000 Rp 3.000.000
TOTAL Rp 1.287.742.000
118
Kepala Bagian S1 1 Rp 5,000000 Rp 60,000000
Lingkungan & K3
Kepala Bagian S1 1 Rp 5,000000 Rp 60,000000
Pemasaran
1. Depresiasi Excavator
1.017.940.000 − 10 %
=
5 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
1.017.940.000−101.794.000
=
5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
= 𝑅𝑝. 183.229.200
Jumlah excavator pada PT. BKT sebanyak 1 buah, sehingga untuk depresiasi alat Excavator
PT. BKT, 2 x Rp. 183.229.200 adalah Rp 366.458.400/tahun.
=1 .
119
=1 .
=6 .
= Rp.651.481.600/tahun
Untuk biaya rata-rata Pajak, Bungan dan Asuransi yang dikeluarkan oleh PT. BKT,
Rp.651.481.600/tahun x 15 % x 2 adalah Rp 195.444.480 hasil ini diperoleh dari total
pajak, bunga dan asuransi yang dikalikan dengan nilai bunga dan dikalikan lagi dengan
banyaknya excavator.
= 𝑅𝑝 561.902.880
Sehingga setelah di total, biaya kepemilikan alat excavator oleh PT. BKT adalah senilai Rp
561.902.880
1. Bahan Bakar
= 0,4 galon/jam
= 902,4 galon/tahun
1 galon = 19 liter
120
= 17.145 liter/tahun
= Rp 22.732.555. liter/tahun
= Rp 44.651.110 liter/tahun
Jadi untuk kebutuhan bahan bakar untuk peralatan excavator adalah Rp 44.651.110
liter/tahun.
= +
= 0,31 liter/jam
= 89,39 liter/tahun
1 galon = 19 liter
= 19 x 89,39
liter/tahun
= 1.698liter/tahun
= Rp.45.000 x 1.698
liter/tahun
= Rp.76.410.000 liter/tahun
= 2 unit x 76.410.000
liter/tahun
121
Jadi untuk biaya pelumas excavator adalah Rp. 152.820.000 liter/tahun.
1. Depresiasi Dumbtruck
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡−𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛
122
=
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐴𝑙𝑎𝑡
542840000−10 %
= 5
𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛
542840000−54284000
=
5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
= 𝑅𝑝. 107.511.200
Jumlah Dumbtruck pada PT. BKT sebanyak 1 buah, sehingga untuk depresiasi alat
Dumbtruck PT. BKT, 7 x Rp 107.511.200 adalah Rp 752.578.400/tahun.
=3 .
= Rp.34.741.600/tahun
Untuk biaya rata-rata Pajak, Bungan dan Asuransi Dumbtruck yang dikeluarkan oleh PT. BKT,
Rp.34.741.600/tahun x 15 % x 7 adalah Rp 36.478.680 hasil ini diperoleh dari total pajak,
bunga dan asuransi yang dikalikan dengan nilai bunga dan dikalikan lagi dengan banyaknya
excavator.
= 𝑅𝑝 789.057.080
123
4. Bahan bakar Dumbtruck
Menghitung kebutuhan bahan bakar = 0,06 x Hp x 0,09
A. Bahan Bakar
= 0,4 galon/jam
= 902,4 galon/tahun
1 galon = 19 liter
= 17.145 liter/tahun
= 156,278,885liter/tahun
Jadi untuk kebutuhan bahan bakar untuk peralatan dumbtruck adalah Rp 156,278,885
liter/tahun.
= +
= 0,15 liter/jam
124
= 0,15x 282
jam/tahun
= 42 liter/tahun
1 galon = 19 liter
= 19 x 42 liter/tahun
= 798 liter/tahun
= Rp.45.000 x 798liter/tahun
= Rp.35.910.000 liter/tahun
= 7 unit x 35.910.000
liter/tahun
= Rp. 251,370,000
liter/tahun
Jadi untuk biaya pelumas excavator adalah Rp. 251,370,000 liter/tahun.
𝑅𝑝 542.840.000
=
5
= Rp.108.568.000 /tahun
125
7. Biaya Operasional Dumbtruck
Biaya bahan bakar = Rp 156,278,885 L/tahun
= Rp 2.226.681.965 /tahun
Berikut ini adalah tabel biaya-biaya investasi dimana biaya pembangunan kantor,
bengkel, pos ditambah dengan ijin usaha penambangan, alat excavator, alat dumbtruck, gaji
karyawan serta biaya pengupasan over burden untuk pembukaan penambangan.
126
10.1.1 Neraca Batugamping PT Bukit Karang Timur.
Nilai Investasi Rp9,111,156,880.00
Total biaya operasional : Rp 1.779.271.995
Harga jual / m
3 : Rp. 36.075 / m3
23.740.075,5 m3
= x Rp1.612.468.440
649728 m3/tahun
= Rp. 58.917.150.726,1
127
= Rp. 58.917.150.726,1+ Rp 9,111,156,880.
= Rp. 68.028.307.606,1
Nilai Manfaat
BCR =
Nilai Biaya
Rp 856.423.223.662
=
Rp.68.028.307.606,1
= Rp .68.028.307.606,1
649.728 m³
= Rp.104.702,74
Harga Jual
Rp.68.028.307.606,1
=
Rp 36.075
= Rp. 1.885.746,57
= Rp.23.438.937.600/ tahun
Jadi, keuntungan kotor salah satu perusahaan tambang di distrik entrop, kota
jayapura adalah sebesar Rp.23.438.937.600/ tahun
128
10.8 Keuntungan Bersih ( terlampir)
Pendapatan laba bersih, nilai pendapatan kotor perusahaan dari total penjualan
produksi setelah dikurangi pajak dengan rumus sebagai berikut :
Pajak daerah Kota Jayapura (2019)= 20% ( terlampir)
Pendapatan Laba Kotor (Sebelum Pajak)= Rp. 19.466.307.765,tahun( terlampir)
Reklamasi dan pasca tambang = Rp1.287.742.000
Keuntungan Bersih = Keuntungan Kotor – ( CSR + Reklamasi dan pas
(terlampir)
Arus khas bersih periode positif = Rp 11.679.784.059.00 /tahun
(terlampir)
129
(Comulative Net Cash Flow Periode Positif
PBP = (Periode Positif) -
(Arus Khas Net Cash Flow Periode Positif)
Rp 2.568.627.179.00 /tahun
PBP = (1) -
Rp 11.679.784.059.00
Jadi periode dimana jumlah seluruh investasi menjadi impas pada perusahaan PT.
BKT adalah 0,89 atau 1 Tahun.
10.12Corporate Social Responsibility (CSR)
Masyarakat sekitar daerah penambangan memiliki beberapa gereja dan massjid sehingga
sebagai perusahaan yang memperhatikan dan peduli terhadap pengembangan masyarakat
130
PT BKT membagikan atau memberikan bantuan untuk pihak gereja dan masjid, sebesar Rp
16.452.800
Selain itu PT BKT juga memberikan sumbangan kepada panti tuna netra sebesar Rp
16.452.800
131
Gambar 10.3 Pemberian beasiswa kepada siswa berprestasi
Serta PT BKT juga ikut memberikan bantuan beasiswa kepada siswa berprestasi didaerah
penambangan
132
BAB XI
PASCA TAMBANG
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk
menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat
berfungsi kembali sesuai peruntukannya.
Kegiatan pascatambang adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir
sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan
alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah pertambangan.
Jaminan pascatambang adalah dana yang disediakan oleh pemegang Izin Usaha
Pertambangan atau Izin Usaha Pertambangan Khusus sebagai jaminan untuk melakukan
kegiatan Pascatambang
139
11.2 Skema reklamasi
1. Profil wilayah yang terdiri dari Lokasi dan kesampaian wilayah, Kepemilikan dan
peruntukan lahan, Rona lingkungan awal yang meliputi : peruntukan lahan,
morfologi, air permukaan, air tanah, biologi akuatik dan terestrial, serta sosial,
budaya, dan ekonomi sesuai dengan dokumen lingkungan hidup yang telah
disetujui, dan Kegiatan lain disekitar tambang.
Deskripsi kegiatan pertambangan yang meliputi keadaan cadangan awal, sistem dan
metode penambangan, pengolahan dan pemurnian, serta fasilitas penunjang.
2. Rona lingkungan awal yang meliputi : peruntukan lahan, morfologi, air permukaan,
air tanah, biologi akuatik dan terestrial, serta sosial, budaya, dan ekonomi
3. Program pascatambang meliputi : reklamasi pada lahan bekas tambang dan lahan
diluar bekas tambang, pengembangan sosial, budaya dan ekonomi, pemeliharaan,
pemantauan.
134
Kriteria keberhasilan pascatambang, meliputi standar keberhasilan pada tapak bekas
tambang, fasilitas pengolahan dan pemurnian, fasilitas penunjang dan pemantauan
Dalam peraturan ini diatur mengenai perhitungan rencana biaya pascatambang. Pemegang
IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi dalam menyusun rencana pascatambang harus
berkonsultasi dengan pemangku kepentingan yaitu :
Kementrian ESDM
Masyarakat yang akan terkena dampak langsung akibat kegiatan usaha pertambangan
Pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi wajib menyampaikan rencana pascatambang
dengan berita acara hasil konsultasi bersamaan dengan permohonan
IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi kepada Menteri melalui Direktur Jendral,
Gubernur, Walikota/Bupati sesuai dengan kewenangannya
Peraturan menteri ESDM ini juga mengatur penilaian dan persetujuan rencana reklamasi
dan rencana pascatambang tahap eksplorasi dan operasi produksi bagi pemegang IUP
Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi.
Pertama – tama akan diperbaiki jalan masuk dari jalan utama menuju areal bekas
tambang dengan jalan aspal. Berikut ini merupakan inventarisasi bangunan dan fasilitas
yang dibangun untuk kegiatan pasca tambang:
135
Pembangunan Villa , taman bermain, penanaman pohon jati. Berdasarkan estimasi
waktu, seluruh kegiatan pembangunan villa, dan fasilitas lainnya akan selesai dilaksanakan
dalam waktu 2 – 3 tahun. Untuk membangun villa yang telah direncanakan pihak
perusahaan bekerja sama dengan pihak kontraktor, Kontraktor akan mengambil alih seluruh
pekerjaan pembangunan, tapi tentu saja dengan pengaturan kewajiban masing-masing
pihak yang telah disepakati bersama. Setelah pembangunan villa ini juga membuka peluang
pekerjaan kepada masyarakat setempat dan keuntungan pajak kepada pemerintah
setempat. Berdasarkan indikator-indikator yang telah dipaparkan diatas, pengembangan
sektor pariwisata menjadi hal yang penting dan perlu mendapatkan perhatian dari berbagai
pihak demi tercapainya keuntungan baik bagi pihak pemerintah, masyarakat setempat
maupun para wisatawan yang akan datang.
1.Pohon Jati
=600𝑚2/ (100 x 2 m)
=3 m
Jadi jarak antara tiap pohon jati adalah 3 m. Dengan jumlah pohon jati 100
pohon,karena kami menyesuaikan dengan lahan reklamasi
2. Villa
Untuk villa disini kita mengambil harga jual sesuai dengan lokasi dari perusahaan kami.
Harga villa tersebut terjangkau murah, dengan pemandangan yang indah dan suasana yang
dapat menenangkan pikiran dari kebisingan.
3.Pupuk Organik
Perusahaan kami memakai 250 pupuk untuk bibit pohon jati,karena kami merasa sudah
cukup untuk 100 pohon jati
4.Pagar
136
Untuk memagari taman bermain perusahaan kami , ssilebagai hiburan untuk
masyarakat sekitar dan pengunjung villa
Digunakan sebagai fasilitas taman bermain dari perusahaan kami,taman bunga untuk
menghiasi sekitar taman bermain.
TOTAL Rp 1.287.742.000
Jadi total yang diperlukan untuk pasca tambang adalah Rp. 1.287.742.000
137
BAB XII
LAYOUT PERUSAHAAN
145
1. Kantor
139
Gambar 12.3 Denah dalam gedung kantor
Kantor terdiri dari bangunan 2 lantai dengan ukuran panjang 22 meter dan
lebar 10 meter yang di dalam nya terbagi menjadi beberapa ruangan diantaranya:
1. Lantai 1
▪ Loby Kantor
▪ Ruang Tunggu Pengunjung
▪ Ruang Kerja Pegawai
▪ Toilet Umum dan Khusus Pegawai
▪ Ruang Mushola
▪ Ruang Pantry Kantor
2. Lantai 2
▪ Ruang Rapat
▪ Ruang Kerja Direktur
▪ Ruang Kerja Manager Divisi
▪ Ruang Kerja Kepala Bagian
▪ Toilet Khusus Pegawai
Dalam menunjang aktivitas kerja perusahaan, maka kantor dilengkapi fasilitasfasilitas
sebagai berikut :
140
1 Meja Kantor 15 Rp. 1.000.000 Rp. 15.000.000
2 Kursi Tunggal 15 Rp. 1.000.000 Rp. 15.000.000
141
2. Bengkel dan Parkiran Alat Berat
142
Gambar 12.5 Denah dalam gedung bengkel
Bengkel dan parkiran alat berat terletak pada area dekat gedung kantor
perusahaan dengan bangunan yang memiliki panjang sebesar 28 m dan lebar 21
meter. Dengan area yang luas tersebut, bangunan ini dapat menampung alat berat
baik yang akan diperbaiki dibengkel, maupun yang diparkirkan agar lebih aman dan
terhindar dari panas dan karatan.
Tabel 12. 2 Anggaran Untuk Fasilitas Bengkel dan Parkiran Alat Berat
No Nama Barang Unit Harga (Satuan) Total
143
Tabel 12. 3 Alat alat berat PT Bukit Karang Timur
Nama Alat Jumlah
Dump Truck 6
Backhoe 2
3. Pos Penjagaan
Untuk menjaga keamanan aktivitas penambangan di PT. Bukit Karang Timur,
perusahaan membuat dan merancangkan pembangunan pos penjagaan dengan
panjang bangunan 5 meter dan lebar 4 meter.
144
Gambar 12. 6Pos Penjagaan
5 Pekerjaan Kusen Pintu & Jendela Rp. 300.000 220 m² Rp. 66.000.000
5 Pekerjaan Kusen Pintu & Jendela Rp. 300.000 588 m² Rp. 176.400.000
146
7 Pekerjaan Instalasi Air, perpipaan Rp. 200.000 588 m² Rp. 117.600.000
147
2 Pembangunan Bengkel dan Parkiran Alat Rp. 1.217.160.000
148
LAMPIRAN
A. Lampiran BAB II
157
150
151
152
153
154
155
156
B. Lampiran BAB III
157
Data Sifat
Fisik &
Mekanik
Bera T.So Ber Ber Bera Nat Dry Satura App. True Natu Satura Degre Porosi
Speci t nic at at t ural Densi ted Speci Speci ral ted e of tas (n)
men (μs) di Densit ty Densit fic fic Wate Water Satura ( % )
Voi
ata y (gr/c y Densi Dens r Conten tion
d
s (gr/c m3) (gr/cm ty ity Cont t ( % ) ( % )
Rati
Natu Natu Jen Air Keri m3) 3
) (gr/c (gr/c ent
o (e
ral ral uh (gr)ng m3 ) m3 ) ( % )
(gr) (gr) (gra
m
C1 39 39. 24. 39 2.600 2.60 2.653 2.600 2.746 0.00 2.051 0.000 5.333 0.0
8 8 0 0 56
C2 104 10565. 103 2.660 2.64 2.685 2.647 2.753 0.48 1.449 33.333 3.836 0.0
9 .5 7 3 40
HASIL
PERHITUNGAN
KUAT TEKAN
BATUAN
Sample W1 W2 W D P Is Is(50) σC
Positio (mm) (mm) Average (mm) (KN) De De2 F (Mpa) (Mpa) Mpa
n (mm)
1 44.17333333 45.88 45.03 80 6.35 67.74 4588.70 1.15 1.38 1.59 36.49
158
2 45.68333333 45.03333 45.36 80 2.03 67.99 4622.51 1.15 0.44 0.50 11.60
3 44.625 44.8 44.71 80 3.99 67.50 4556.69 1.14 0.88 1.00 23.05
4 37.48333333 44.84167 41.16 84 4.41 66.37 4404.65 1.14 1.00 1.14 26.16
5 38.50833333 44.38333 41.45 83 6.96 66.20 4382.17 1.13 1.59 1.80 41.45
σC 27.75
Average
:
kN/m2
27750
159
C. Lampiran BAB IV
160
161
162
163
164
165
166
167
168
D. Lampiran BAB V
169
Arm size (m) & type 3200
Bucket size- KGA standard GP 1,6
(m3)
Tinggi Alat 3,29M
Panjang Alat 11M
Hourse power (HP) 200hp
Arm corwd force – ISO (kgf) 17400
Bucket corwd force – ISO (kgf) 23100
Digging depth-maximum (mm) 7380
Digging reach –maximum 11100
(mm)
Maximum reach @ ground level 10920
(mm)
170
Jarak antar sumbu 3.350
Panjang keseluruhan 5.960
Lebar keseluruhan 1.970
Tinggi keseluruhan 2.145
Jarak roda depan kiri-kanan 1.400
Jarak roda belakang kiri-kanan 1.495
BERAT (berat chassis termasuk kabin) 2.330
Kapasitas Tangki 100liter
E. Lampiran BAB VI
171
F. Lampiran BAB X
Cash Flow
Periode 0 1 2
produksi 649728 649728
172
Reklamasi dan Paska (-) Rp Rp 1,287,742,000.00
Tambang 1,287,742,000.00
CSR 0.2% . Rp Rp 49,197,209.24
49,197,209.24
Keuntungan Bersih (=) Rp Rp 22,090,303,286.76
22,090,303,286.76
Unit Cost* Rp Rp 2,481.76
2,481.76
Biaya Operasional (-) Rp Rp 1,612,468,440.00
1,612,468,440.00
Depresiasi (-) Rp Rp 1,011,525,600.00
1,011,525,600.00
Bunga 10% Rp -
Modal (-) Rp
9,111,156,880.00
Arus Kas Bersih (=) Rp Rp Rp 11,679,784,059.00
(9,111,156,880.00) 11,679,784,059.00
Discounted Net Cash Rp Rp Rp 23,359,568,118.00
Flow (9,111,156,880.00) 2,568,627,179.00
3 4 5 6 7
649728 649728 649728 649728 649728
Rp Rp Rp 36,057.00 Rp Rp
36,057.00 36,057.00 36,057.00 36,057.00
Rp Rp Rp Rp Rp
23,427,242,496.00 23,427,242,496.00 23,427,242,496.00 23,427,242,496.00 23,427,242,496.00
Rp Rp Rp Rp Rp
1,287,742,000.00 1,287,742,000.00 1,287,742,000.00 1,287,742,000.00 1,287,742,000.00
Rp Rp Rp Rp Rp
49,197,209.24 49,197,209.24 49,197,209.24 49,197,209.24 49,197,209.24
Rp Rp Rp Rp Rp
22,090,303,286.76 22,090,303,286.76 22,090,303,286.76 22,090,303,286.76 22,090,303,286.76
Rp Rp Rp 2,481.76 Rp Rp
2,481.76 2,481.76 2,481.76 2,481.76
Rp Rp Rp Rp Rp
1,612,468,440.00 1,612,468,440.00 1,612,468,440.00 1,612,468,440.00 1,612,468,440.00
Rp Rp Rp Rp Rp
1,011,525,600.00 1,011,525,600.00 1,011,525,600.00 1,011,525,600.00 1,011,525,600.00
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Rp Rp Rp Rp Rp
19,466,306,765.00 19,466,306,765.00 19,466,306,765.00 19,466,306,765.00 19,466,306,765.00
Rp Rp Rp Rp Rp
7,786,522,706.00 7,786,522,706.00 7,786,522,706.00 7,786,522,706.00 7,786,522,706.00
Rp Rp Rp Rp Rp
173
11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Rp Rp Rp Rp Rp
11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00
Rp Rp Rp Rp Rp
23,359,568,118.00 23,359,568,118.00 23,359,568,118.00 23,359,568,118.00 23,359,568,118.00
8 9 10 11 12
649728 649728 649728 649728 649728
Rp 36,057.00 Rp 36,057.00 Rp 36,057.00 Rp 36,057.00 Rp 36,057.00
Rp 23,427,242,496.00 Rp 23,427,242,496.00 Rp 23,427,242,496.00 Rp 23,427,242,496.00 Rp 23,427,242,496.00
Rp 1,287,742,000.00 Rp 1,287,742,000.00 Rp 1,287,742,000.00 Rp 1,287,742,000.00 Rp 1,287,742,000.00
Rp 49,197,209.24 Rp 49,197,209.24 Rp 49,197,209.24 Rp 49,197,209.24 Rp 49,197,209.24
Rp 22,090,303,286.76 Rp 22,090,303,286.76 Rp 22,090,303,286.76 Rp 22,090,303,286.76 Rp 22,090,303,286.76
Rp 2,481.76 Rp 2,481.76 Rp 2,481.76 Rp 2,481.76 Rp 2,481.76
Rp 1,612,468,440.00 Rp 1,612,468,440.00 Rp 1,612,468,440.00 Rp 1,612,468,440.00 Rp 1,612,468,440.00
Rp 1,011,525,600.00 Rp 1,011,525,600.00 Rp 1,011,525,600.00 Rp 1,011,525,600.00 Rp 1,011,525,600.00
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Rp 19,466,306,765.00 Rp 19,466,306,765.00 Rp 19,466,306,765.00 Rp 19,466,306,765.00 Rp 19,466,306,765.00
Rp 7,786,522,706.00 Rp 7,786,522,706.00 Rp 7,786,522,706.00 Rp 7,786,522,706.00 Rp 7,786,522,706.00
Rp 11,679,784,059.00 Rp 11,679,784,059.00 Rp 11,679,784,059.00 Rp 11,679,784,059.00 Rp 11,679,784,059.00
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
174
13 14 15 16 17
649728 649728 649728 649728 649728
Rp 36,057.00 Rp 36,057.00 Rp 36,057.00 Rp 36,057.00 Rp 36,057.00
Rp 23,427,242,496.00 Rp 23,427,242,496.00 Rp 23,427,242,496.00 Rp 23,427,242,496.00 Rp 23,427,242,496.00
Rp 1,287,742,000.00 Rp 1,287,742,000.00 Rp 1,287,742,000.00 Rp 1,287,742,000.00 Rp 1,287,742,000.00
Rp 49,197,209.24 Rp 49,197,209.24 Rp 49,197,209.24 Rp 49,197,209.24 Rp 49,197,209.24
Rp 22,090,303,286.76 Rp 22,090,303,286.76 Rp 22,090,303,286.76 Rp 22,090,303,286.76 Rp 22,090,303,286.76
Rp 2,481.76 Rp 2,481.76 Rp 2,481.76 Rp 2,481.76 Rp 2,481.76
Rp 1,612,468,440.00 Rp 1,612,468,440.00 Rp 1,612,468,440.00 Rp 1,612,468,440.00 Rp 1,612,468,440.00
Rp 1,011,525,600.00 Rp 1,011,525,600.00 Rp 1,011,525,600.00 Rp 1,011,525,600.00 Rp 1,011,525,600.00
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Rp 19,466,306,765.00 Rp 19,466,306,765.00 Rp 19,466,306,765.00 Rp 19,466,306,765.00 Rp 19,466,306,765.00
Rp 7,786,522,706.00 Rp 7,786,522,706.00 Rp 7,786,522,706.00 Rp 7,786,522,706.00 Rp 7,786,522,706.00
Rp 11,679,784,059.00 Rp 11,679,784,059.00 Rp 11,679,784,059.00 Rp 11,679,784,059.00 Rp 11,679,784,059.00
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
175
Rp Rp Rp Rp Rp
1,011,525,600.00 1,011,525,600.00 1,011,525,600.00 1,011,525,600.00 1,011,525,600.00
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Rp Rp Rp Rp Rp
19,466,306,765.00 19,466,306,765.00 19,466,306,765.00 19,466,306,765.00 19,466,306,765.00
Rp Rp Rp Rp Rp
7,786,522,706.00 7,786,522,706.00 7,786,522,706.00 7,786,522,706.00 7,786,522,706.00
Rp Rp Rp Rp Rp
11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00
Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Rp Rp Rp Rp Rp
11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00 11,679,784,059.00
Rp Rp Rp Rp Rp
23,359,568,118.00 23,359,568,118.00 23,359,568,118.00 23,359,568,118.00 23,359,568,118.00
23 24 25 Unit
649728 649728 649728 rat
Rp 36,057.00 Rp 36,057.00 Rp 36,057.00 rupiah/rat
Rp 23,427,242,496.00 Rp 23,427,242,496.00 Rp 23,427,242,496.00 rupiah (Rp)
Rp 1,287,742,000.00 Rp 1,287,742,000.00 Rp 1,287,742,000.00
rupiah (Rp)
Rp - Rp - Rp - rupiah (Rp)
rupiah (Rp)
176
IRR % 128%
Payback period tahun 0.89
177