Dosen Pengampu
0Lalu Muhammad Jaelani ST., M.Sc., Ph.D
Dosen Assistensi
2018
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga
laporan mengenai rektifikasi dan registrasi citra menggunakan aplikasi ENVI Classic ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusunan laporan praktikun rektifikasi dan registrasi ini merupakan salah satu
prasyarat dalam memenuhi tugas assistesi mata kuliah Penginderaan Jauh. Dalam
penyusunan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya khususnya
kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, rahmat, serta hidayahNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan ini
2. Bapak Lalu Muhammad Jaelani, S.T., M.Sc., Ph.D selaku dosen pengajar mata kuliah
Penginderaan Jauh
3. Ibu Cherie Bekti Pribadi, S.T., M.T. selaku dosen assistensi mata kuliah Penginderaan
Jauh
4. Serta teman-teman angkatan 2016 yang telah memberi dukungan dan bantuan
sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca. Dalam penulisan laporan praktikum Penginderaan Jauh ini penulis merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
BAB V Kesimpulan
Daftar Pustala
DAFTAR GAMBAR
iii
Gambar 4. Membuka 2 citra ............................................................................................... 7
iv
Gambar 31. RMS Error ....................................................................................................... 17
v
BAB I
PENDAHULUAN
Bidang ilmu Geomatika adalah disiplin ilmu yang tak lepas dari pemetaan. Di
zaman yang serba canggih ini, berbagai teknik pemetaan dapat digunakan. Mulai dari
pengukuran terestris di lapangan hingga penggunaan remote sensing atau
penginderaan jauh. Penginderaan jauh atau disingkat inderaha adalah metode
pengukuran atau akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat yang
tidak secara fisik melakukan kontak dengan objek tersebut atau pengukuran atau
akuisisi data dari sebuah objek atau fenomena oleh sebuah alat dari jarak jauh,
(misalnya dari pesawat, pesawat luar angkasa, satelit, kapal atau alat lain. Teknologi
penginderaan jauh memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan metode yang
lain. Diantaranya adalah hasil inderaja dapat digunakan untuk memetakan daerah
yang sangat luas dengan cepat, memakan biaya yang lebih murah, dapat memetakan
berbagai peta tematik sekaligus, serta proses pembuatan peta yang cepat. Untuk
keperluan pemetaan, penginderaan jauh memanfaatkan berbagai citra tergantung dari
tujuan penggunaannya.
Dari citra satelitlah proses pembuatan peta bisa dimulai. Namun citra yang
sudah diunduh tidak serta merta langsung dapat digunakan. Citra harus melalui
serangkaian proses terlebih dahulu sebelum dapat digunakan. Salah satu tahap yan
dilalui adalah proses rektifikasi. Rektifikasi adalah suatu proses melakukan
transformasi data dari satu sistem grid menggunakan suatu transformasi geometrik.
Oleh karena posisi piksel pada citra output tidak sama dengan posisi piksel input
(aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan untuk mengisi citra yang baru harus di-
resampling kembali. Resampling adalah suatu proses melakukan ekstrapolasi nilai
data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang baru dari nilai piksel citra aslinya.
Rektifikasi juga dapat diartikan sebagai pemberian koordinat pada citra berdasarkan
koordinat yang ada pada suatu peta yang mencakup area yang sama. Bisa dilakukan
dengan input GCP atau rectification image to map dan diperlukan peta (dengan sistem
koordinat tertentu) atau kumpulan GCP untuk objek yang sudah diketahui pada citra.
Selain rektifikasi, diperlukan pula penyamaan posisi antara satu citra dengan
citra lainnya dengan mengabaikan sistem koordinat citra yang bersangkutan. Proses
ini dinamakan registrasi. Registrasi membuat satu citra konform dengan citra lainnya
tanpa melibatkan proses pemilihan sistem koordinat. Untuk itulah, proses rektifikasi
dan registrasi akan dibahas lebih lanjut pada laporan ini.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2
dapat dikoreksi secara sistematik. Kesalahan geometric menyebabkan perubahan
bentuk citra.
3
Gambar 1. Tahap Koreksi Geometrik
2.2 Registrasi Image to Image
Dalam beberapa kasus, yang dibutuhkan adalah penyamaan posisi antara satu
citra dengan citra lainnya dengan mengabaikan sistem koordinat dari citra yang
bersangkutan. Penyamaan posisi ini dimaksudkan agar posisi piksel yang sama dapat
dibandingkan. Dalam hal ini penyamaan posisi citra satu dengan citra lainnya untuk
lokasi yang sama sering disebut dengan registrasi. Dibandingkan dengan rektifikasi,
registrasi ini tidak melakukan transformasi ke suatu koordinat sistem. Dengan kata
lain, registrasi adalah suatu proses membuat suatu citra konform dengan citra lainnya,
tanpa melibatkan proses pemilihan sistem koordinat atau pun memberikan koordinat
pada citra berdasarkan koordinat yang ada pada citra lain (dengan cakupan area yang
sama) yang telah memiliki koordinat. Registrasi citra ke citra melibatkan proses
georeferensi apabila citra acuannya sudah di georeferensi. Oleh karena itu,
Georeferensi merubah sistem koordinat peta dalam file citra, sedangakan grid dalam
citra tidak berubah.
2.3 Registrasi Image to Map
Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem
grid menggunakan suatu transformasi geometrik. Oleh karena posisi piksel pada citra
output tidak sama dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang
digunakan untuk mengisi citra yang baru harus di-resampling kembali. Resampling
adalah suatu proses melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem
grid yang baru dari nilai piksel citra aslinya. Rektifikasi juga dapat diartikan sebagai
pemberian koordinat pada citra berdasarkan koordinat yang ada pada suatu peta yang
mencakup area yang sama. Bisa dilakukan dengan input GCP atau rectification image
to map dan diperlukan peta (dengan sistem koordinat tertentu) atau kumpulan GCP
untuk objek yang sudah diketahui pada citra.
4
Ada beberapa alasan atau pertimbangan, kenapa perlu melakukan rektifikasi,
diantaranya adalah untuk:
5
BAB III
METODE PELAKSANAAN
6
Gambar 3. Open Image File
7
Gambar 6. File bertype evf.
8
Gambar 9. Vector Parameters
f. Untuk mulai melakukan proses registrasi image to image, pilih menu Map >
Registration > Image to Image
9
tidaknya peletakan GCP bisa dilihat pada koordinat pada kotak dialog tersebut
pada pilihan base dan warp.
10
k. Berikut setelah menyelesaikan 5 titik GCP dengan RMS Error sebesar
0.224844
12
Gambar 20. Save GCPs to ASCII
3.3.2 Registrasi Image to Map
a. Buka aplikasi ENVI Classic
13
Gambar 23. Open vector file
14
Gambar 26. Load vector
15
Gambar 29. Image to map registration
f. Kemudian akan muncul tampilan Ground Control Points Selection. Kursor
kita arahkan ke area yang akan dijadikan GCP. Lalu akan muncul koordinat
Easting Northing pada kotak Vector Window yang muncul. Koordinat tersebut
kita copy-paste di kotak dialog Ground Control Points Selection pada kolom E
dan N. Kemudian klik Add Points. Lakukan hal ini berulang-ulang hingga
terbentuk minimal 5 titik GCP. Pastikan menentukan GCP dengan teliti antara
citra dengan vector Pulau Sulawesi yang ditunjukkan dengan RMS Error < 1.
16
Gambar 31. RMS Error
17
Gambar 33. Image to map GCP list
i. Untuk menyimpan citra yang telah dikoreksi, pilih Options > Warp File
18
Gambar 36. Registration parameters
l. Kemudian akan terjadi proses warping
19
BAB IV
Berikut adalah daftar GCP yang telah berhasil dibuat menggunakan metode
registrasi (Image to Image )
Penempatan titik-titik GCP haruslah sesuai antara citra satu dengan citra
lainnya agar mendapatkan RMS Error yang kecil. Penyebab dari RMS Error yang
besar adalah penempatan titik GCP yang tidak pada posisi yang sama antara citra satu
dengan citra lainnya. Dari hasil praktikum ini menghasilkan RMS Error sebesar
0.224844. Lalu berikut adalah citra hasil penempatan GCP sebanyak 5 titik.
Berikut adalah daftar GCP yang telah dibuat menggunakan metode rektifikasi
(image to map)
20
Gambar 40. Daftar GCP Rektifikasi
Total RMS Errornya adalah sebesar 0.127851. Sama dengan metode registrasi
image to image, penempatan titik GCP haruslah sesama mungkin antara citra
dengan vector Pulau Sulawesi. Penyimpangan yang terlalu jauh akan
mengakibatkan nilai RMS Error yang besar, sedangkan RMS Error yang baik
adalah <1. Berikut adalah citra hasil penempatan GCP berjumlah 5 titik dengan
metode rektifikasi (image to map).
21
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
22
DAFTAR PUSTAKA
23