Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS DATA RASTER

(Laporan Praktikum Sistem Informasi Grafis)

Oleh
Fadhil Muhammad Nizam
2115051038

LABORATORIUM MITIGASI BENCANA GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2022
Judul Praktikum : Analisis Data Raster

Tanggal Praktikum : 26 Oktober 2022

Tempat Praktikum : Laboratorium Mitigasi Bencana Geoligi Gedung Teknik


Geofisika, Universitas Lampung

Nama : Fadhil Muhammad Nizam

NPM : 2115051038

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : VI (Enam)

Bandar Lampung, 3 November 2022


Mengetahui,
Asisten

Airlangga Sani Cahya Margaliu


NPM.1915051008

ii
ANALISIS DATA RASTER

Oleh
Fadhil Muhammad Nizam

ABSTRAK

Telah dilaksanakan praktikum Sistem Informasi Geografis mengenai Analisis


Data Raster pada hari Rabu, 26 Oktober 2022 di Laboratorium Mitigasi Bencana
Geologi, Gedung Teknik Geofisika, Universitas Lampung. Praktikum ini
bertujuan agar praktikan dapat memahami prinsip, tujuan, dan proses analisis
spasial data raster, serta dapat mengolah data raster (aspect, slope, hillshade, dan
kontur). Data raster adalah data yang dihasilkan oleh sistem penginderaan jauh
dalam bentuk sel grid/pixel. Analisis data raster sendiri terbagi menjadi 3: analisis
kemiringan maksimum, identifikasi arah downslope, dan perkiraan pencahayaan
pada suatu permukaan. Analisis-analisis ini dibantu oleh 4 tools yang terdapat di
ArcToolBox (aspect, hillshade, slope, dan contour). Tools-tools ini akan
menghasilkan nilai dan warna yang berbeda pada setiap wilayah yang dianalisis.
Perbedaan warna dan nilai inilah yang nantinya akan merepresentasikan
keragaman posisi, bentuk, dan ketinggian permukaan pada suatu wilayah. Pada
tugas praktikum kali ini, praktikan mengolah peta DEM suatu kabupaten/kota
untuk dianalisis menggunakan ArcMap dengan menu ArcToolBox.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Tujuan Praktikum .........................................................................................1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan .............................................................................................4
B. Diagram Alir ................................................................................................5

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan .........................................................................................6
B. Pembahasan ..................................................................................................6

V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Alat Tulis ..............................................................................................4
Gambar 2. Modul Praktikum Sistem Informasi Grafis...........................................4
Gambar 3. Laptop ...................................................................................................4
Gambar 4. Software ArcGIS ...................................................................................4
Gambar 5. Diagram Alir .........................................................................................5

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS)


adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang
bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG
adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani
data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat
operasi kerja. Data raster memberikan informasi keruangan apa yang terjadi
dimana saja dalam bentuk gambaran yang digenelarisir. Data raster dihasilkan
dari sistem penginderaan jauh dan sangat baik untuk merepresentasikan batas-
batas yang berubah secara gradual seperti jenis tanah, kelembaban tanah, suhu,
dan lainlain. Peta Raster adalah peta yang diperoleh dari fotografi suatu areal,
foto satelit atau foto permukaan bumi yang diperoleh dari komputer. Contoh
peta raster yang diambil dari satelit cuaca. Analisis yang terdapat pada analisis
data raster ini ialah, ada Slope yang dimana merupakan sebuah informasi
kemiringan pada sebuah pixel dan pixel disekitarnya dalam satuan derajat
maupun persen. Aspect merupakan sebuah petunjuk arah downslope pada
setiap pixel dan pixel disekitarnya. Hillshade merupakan analisis yang
menunjukkan sebuah bentuk relief dari muka bumi berdasarkan arah dan sudut
dari datangnya pencahayaan sinar matahari. Contour merupakan sebuah
analisis yang digunakan untuk mengekstrak informasi sebuah nilai elevasi dari
sebuah data raster, seperti pada data DEM.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu:


1. Praktikan dapat memahami prinsip, tujuan, dan proses analisis spasial data
raster.
2. Praktikan dapat mengolah data raster (aspect, slope, hillshade, dan kontur).
II. TEORI DASAR

SIG merupakan informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan,


memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan menghasilkan data bereferensi
geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam
perencanaan dan pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan,
transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya (Murai, 1999).

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System) yang selanjutnya


akan disebut SIG merupakan berbasis si yang digunakan untuk menyimpan dan
memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk
mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomena di
mana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk
dianalisis. Dengan demikian, SIG merupakan sistem yang memiliki empat
kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis: masukan,
manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), analisis dan manipulasi
data, dan keluaran (Aronoff, 1989).

Data Spasial merupakan data yang menunjuk posisi geografi dimana setiap
karakteristik memiliki satu lokasi yang harus ditentukan dengan cara yang unik.
Untuk menentukan posisi secara absolut berdasar koordinat. Untuk area kecil,
koordinat yang paling sederhana adalah grid segiempat teratur. Untuk area yang
lebih besar, berdasarkan proyeksi kartografi yang umum digunakan. Analisa
Spasial dilakukan dengan mengoverlay dua peta yang kemudian menghasilkan
peta baru hasil analisis (Tuman,2001).

Di samping itu SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data, dan
melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat
dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan
dengan keruangan pengaplikasiannya, SIG menggunakan dua bentuk struktur data
yaitu struktur data raster dan struktur data . Kedua struktur data tersebut
masingmasing mempunyai kelebihan dan kelemahan. Struktur data raster bisa
mempersingkat waktu tumpang susun akan tetapi informasi yang ditampilkan
dalam atributnya tidak selengkap struktur data . Struktur data rester juga
memerlukan ruang penyimpanan (hard-disk) yang lebih besar dibandingkan
struktur data (As-syakur, 2009).
3

Metode pengkelasan kemampuan lahan dan faktor pembatasnya dalam


pengaplikasian SIG berbasis data raster adalah dengan menggunakan metode baru
yang disebut dengan “nilai piksel pembeda”. (Arsyad, 1989).

Metode klasifikasi kemampuan lahan berdasarkan nilai piksel pembeda dilakukan


dengan cara mereklasifikasi kelas-kelas kemampuan lahan menjadi nilai-nilai
pembeda sebuah piksel data raster yang mewakili tiaptiap kelas kemampuan lahan
dan faktor pembatasnya. Nilai-nilai pembeda tersebut merupakan nilai yang unik
yang mampu membedakan faktor pembatas sekaligus kelas kemampuan lahannya
yang digambarkan oleh nilai sebuah piksel. Nilai-nilai piksel ini tergabung dalam
sebuah peta faktor pembatas. Selanjutnya peta-peta faktor pembatas
ditumpangsusunkan dan menghasilkan nilai-nilai piksel pembeda baru yang dapat
membentuk peta kemampuan lahan beserta faktor-faktor pembatasnya (AsSyakur,
2012).

Dalam analisis data raster terdapat 4 prinsip yakni slope, aspect, hillshade dan
kontur. Slope digunakan untuk data ketinggian dalam bentuk format raster dan
menghasilkan layer raster baru sebagai wujud dari nilai-nilai kemiringan yang
siap diklasifikasikan kembali. Aspect merupakan fungsi yang digunakan untuk
menentukan sia secara umum, aspect mengindikasikan arah lereng. Dengan
menggunakan aspect dapat mengetahui arah sia lereng dengan melihat arahmata
anginya dan ini sangat membantu dalam kinerja di bidang kehutanan. Fungsi ini
berguna untuk memprediksi iluminasi/pencahayaan sebuah permukaan/surface
untuk kegunaan analisa ataupun visualisasi. Hillshade mampu menonjolkan relief
dari surface, sehingga dapat mempermudah menginterpretasi kondisi permukaan
suatu wilayah. Kontur merupakan garis khayal yang menghubungkan titik-titik
yang mempunyaiketinggian yang sama (Singgih, 2018).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

Gambar 1. Alat Tulis

Gambar 2. Modul Praktikum Sistem Informasi Grafis

Gambar 3. Laptop

Gambar 4. Software ArcGIS


5

B. Diagram Alir

Adapun diagram alir pada kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut.

Mulai

Download data DEM dan data peta administrasinya


(dalam bentuk .shp)

Gabungkan data DEM yang telah di-download, lalu


overlay dengan peta administrasinya

Potong data DEM agar mengikut bentuk peta


administrasinya

Lakukan analisis aspect, hillshade, slope, dan


contour

Hasil peta data raster yang


telah dianalisis

Selesai

Gambar 5. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini terlampir pada lampiran.

B. Pembahasan

Praktikum “Analisis Data Raster” yang diadakan pada hari Rabu, 26 Oktober
2022 secara offline di Laboratorium Mitigasi Bencana Geologi, Teknik
Geofisika, Universitas Lampung. Praktikum ini bertujuan agar praktikan dapat
memahami prinsip, tujuan, dan proses analisis spasial data raster, serta dapat
mengolah data raster (aspect, slope, hillshade, dan kontur). Praktikum diawali
dengan pengerjaan pretest oleh praktikan selama 15 menit. Setelah selesai,
asisten praktikum menerangkan mengenai materi analisis data raster, fungsi
analisis data raster, beserta tools apa saja yang akan digunakan pada saat
melakukan analisis data raster. Setelah pemaparan materi selesai, selanjutnya
asisten menuntun praktikan untuk melakukan proses analisis data raster pada
data yang telah di-download oleh masing-masing praktikan. Pada praktikum
ini, penulis menggunakan peta data raster Kota Denpasar. Setelah didapatkan
hasil analisis slope, aspect, hillshade, dan contour, maka hasil analisis tersebut
dijadikan sebagai tugas praktikum untuk dijelaskan lebih rinci. Praktikum
diakhiri oleh penjelasan hasil analisis data raster oleh salah satu praktikan dan
penjelasan bagian pembahasan pada praktikum.

Slope merupakan fitur untuk mengindikasikan tingkat kecuraman suatu data


spasial berdasarkan panjang suatu wilayah dengan elevasinya (ketinggian).
Dengan menggunakan algoritma dan bantuan rumus phytagoras, maka analisis
slope dapat dibuat. Fungsi slope menunjukkan tingkat kemiringan dari sebuah
permukaan (surface). Slope mengidentifikasikan laju maksimum dari
perubahan nilai dari sebuah sel dibandingkan dengan nilai sel di sekelilingnya
(neighbor cells). Dalam analisis surface, hasil dari perhitungan slope dapat
dalam bentuk persen ataupun derajat.
7

Lalu, untuk mengetahui arah dari suatu kemiringan (downslope), digunakan


analisis aspect. Aspect menggambarkan arah hadap dari sebuah permukaan
(surface). Aspect mengindikasi arah kemiringan dari laju maksimum perubahan
nilai sebuah sel dibandingkan sel di sekelilingnya. Fungsi aspect adalah
mencari arah dari penurunan yang paling tajam dari masing-masing sel ke sel-
sel tetangganya. Masing-masing nilai aspect memiliki warna serta nilai sudut
arah yang berbeda-beda di setiap wilayahnya.Untuk arah yang digunakan pada
aspect adalah 8 arah mataangin, dengan kenaikan sudut sebesar 22.5⁰ di setiap
arahnya.

Setelah mengetahui arah dari kemiringan lereng, maka selanjutnya


menganalisis bentuk relief dari bumi menggunakan analisis hillshade.
Hillshade merupakan sistem pencahayaan dari suatu data spasial. Sistem
algoritma yang digunakan pada analisis ini berdasarkan sudut pencahayaan dari
0 sampai 360 derajat. Kemudian untuk altitude atau ketinggian pencahayaan
berkisar dari sudut 0 sampai 90 derajat. Hillshade digunakan untuk
memberikan gambaran kondisi lereng secara umum tanpa akurasi yang tepat.
Fungsi hillshade adalah memprediksi iluminasi sebuah surface untuk kegunaan
analisis ataupun visualisasi. Untuk analisis, hillshade dapat digunakan untuk
menentukan panjangnya waktu dan intensitas matahari pada suatu wilayah.
Untuk visualisasi, hillshade mampu menonjolkan relief dari suatu permukaan
wilayah yang data DEM-nya dianalisis.

Untuk mengetahui nilai elevasi secara spesifik dari sebuah data raster yang
dianalisis, maka digunakanlah sebuah analisis kontur. Kontur merupakan
sebuah feature dalam bentuk garis yang menghubungkan lokasi dalam bentuk
titik yang mempunyai nilai z (misalnya elevasi) yang sama. Secara umum,
kontur dapat juga menggambarkan kondisi kelerengan suatu daerah. Semakin
rapat garis-garis kontur, semakin tinggi atau curam suatu slope atau kemiringan
lereng. Kekurangan dari feature kontur adalah terdapat area tanpa nilai (gap)
yang berada di antara dua buah garis. Fungsi contour menghasilkan sebuah
theme line. Nilai dari masing-masing garis adalah semua lokasi yang
bersebelahan dengan tinggi, besaran atau konsentrasi nilai apapun yang sama
pada theme grid input. Fungsi ini tidak menghubungkan pusat-pusat sel,
melainkan menginterpolasi sebuah garis yang akan menghubungkan lokasi-
lokasi dengan besaran yang sama. Garis-garis ini akan dihaluskan sehingga
sebuah surface contours yang realistik.
8

Reusme artikel

Judul Artikel : Bentuk Lahan Di Pesisir Provinsi Lampung


Penulis : Peny Rishartati
Tahun : 2008

Skripsi ini membahas mengenai bentuk lahan pesisir di Provinsi Lampung


dengan terutama pada proses genesa masa lampau. Penelitian dilaksanakan
dengan metode overlay peta kelerengan dan ketinggian yang berasal dari
SRTM (Shuttle Radar Topographic Mission) dan survey lapang. Variabel yang
digunakan untuk mendapatkan bentuk lahan pesisir adalah material pantai,
relief wilayah, dan genesis yang kemudian di klasifikasikan dengan
menggunakan klasifikasi Shepard (1958). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bentuk lahan pesisir di Provinsi Lampung terdiri atas bentuk lahan pesisir
struktural, bentuk lahan pesisir pengendapan laut, dan bentuk lahan pesisir
vulkanik dan bentuk lahan pesisir organik.
V. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan oleh praktikan dapat diambil kesimpulan
bahwa:

1. Klasifikasi (reclassify), yaitu suatu kegiatan yang mengklasifikasikan kembali


suatu data hingga pada akhirnya menjadi sebuah data spasial yang baru dan
berdasarkan pada kriteria atau atribut tertentu. Dengan mendownload data
DEM dan menggabungkannya lalu melakukan extract by mask dan melakukan
analisis slpoe, aspect, hillshade dan contour dan juga mengklasifikasi
berdasarkan classes.
2. Slope merupakan fitur untuk mengindikasikan tingkat kecuraman suatu data
spasial berdasarkan panjang suatu wilayah dengan elevasinya (ketinggian).
3. Fungsi aspect adalah mencari arah dari penurunan yang paling tajam dari
masing-masing sel ke sel-sel tetangganya.
4. Hillshade merupakan sistem pencahayaan dari suatu data spasial. Sistem
algoritma yang digunakan pada analisis ini berdasarkan sudut pencahayaan dari
0 sampai 360 derajat.
5. Kontur merupakan sebuah feature dalam bentuk garis yang menghubungkan
lokasi dalam bentuk titik yang mempunyai nilai z (misalnya elevasi) yang
sama. Secara umum, kontur dapat juga menggambarkan kondisi kelerengan
suatu daerah
6. Analisis Data Raster dalam GIS dapat dilakukan menggunakan ArcMap
dengan memanfaatkan Exract kemudian Extract by mask dan melakukan
analisis data raster (analisis slpoe, analisis aspect, analisis hillshade dan
analisis kontur) dan Reclass lalu melakukan Reclassify dengan classes untuk
slpoe 4 dan classes untuk ketinggian 3.
DAFTAR PUSTAKA

Aronoff, Stanley. 1989. Geographic Information Systems: A Management


Perspective. Ottawa, Ont., Canada: WDL Publications.

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air, IPB Press, Bogor.

As-syakur. 2009. Evaluasi Zona Agroklimat dari Klasifikasi Schimidt-


Ferguson Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG),
Jurnal Pijar MIPA; 3(1):17-22.

As-syakur. 2009. Estimation of Gross Primary Production using Satellite


Data and GIS in Urban Area, Denpasar, Thesis, Postgraduate
Program, Udayana University, Denpasar.

As-Syakur. 2009. Aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) Berbasis Data


Raster Untuk Pengkelasan Kemamouan Lahan Di Provinsi Bali
Dengan Metode Nilai Piksel Pembeda, Jurnal Manusia dan
Lingkungan; Vol. 19, No. 1, Maret. 2012: 21 – 29.

Murai, S. 1999. Gis Work Book, Institute of Industrial Science, University of


Tokyo, 7-22-1 Roppongi, Minatoku, Tokyo.

Peny. 2008. Bentuk Lahan Pesisir Di Provinsi Lampung. Skripsi. Jakarta:


Universitas Indonesia.

Singgih. 2018. Analisis 3 Dimensi. Universitas Jambi, Jambi.

Yumai, dkk. 2019. “Kajian Pemanfaatan Lahan di Kawasan Perbukitan Kota


Manado”, Jurnal Spasial 6(3): 862-871.
LAMPIRAN
Gambar 6. Mask data DEM

Gambar 7. Hillshade data DEM.

Gambar 8. Aspect data DEM


Gambar 4. Slope data DEM

Gambar 5. Reclassify data DEM

Gambar 6. Reclassify slope data DEM


Gambar 7. Cover artikel referensi

Anda mungkin juga menyukai