Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGANTAR GEOSPASIAL KEHUTANAN DAN


LINGKUNGAN
ACARA VII
ANALISIS FUNGSI KAWASAN-2

Oleh :
Nama : Muhammad Saifur Rijal
NIM : 16/395552/KT/08234
Co. Ass: Jefri Gibson Nababan dan Nur Amalia
Shift : Selasa pukul 11.00

LABORATORIUM SISTEM INFORMASI SPASIAL DAN PEMETAAN


HUTAN
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
ACARA VII

ANALISIS FUNGSI KAWASAN-2

I. TUJUAN
Tujuan dalam praktikum kali ini yaitu :
1. Mengetahui cara menganalisis kawasan dengan menggunakan analysis tool (vektor)
proximity dan statistic.
2. Mengetahui penerapan fungsi SIG untuk analisis fungsi kawasan bidang kehutanan.

II. DASAR TEORI


Basis data spasial meliputi kondisi tekstur tanah. Erosi, lereng, ketinggian, jenis tanah,
tempat pengambilan sumber bahan bangunan dan penyebaran pemukiman yang
dikonstruksikan sebagai ulasan dalam suatu vektor Sistem Informasi Geografi. Atribut-atribut
pada sistem ini disimpan sebagai database relasional yang bisa diimpor ke model tata ruang.
Secara umum persepsi manusia mengenai bentuk representasi entitas spasial adalah konsep
raster dan vektor. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai data raster dan
data vektor (Prahasta, 2001).

Dalam SIG terdapat suatu objek yang mempunyai karakteristik beragam dan memiliki
ragam pengolahan data. Data spasial merupakan data yang menunjuk posisi geografi dimana
setiap karakteristik memiliki satu lokasi yang harus ditentukan dengan cara yang unik. Untuk
menentukan posisi secara absolut berdasar sistem koordinat. Untuk area kecil, system
koordinat yang paling sederhana adalah grid segiempat teratur. Untuk area yang lebih besar,
berdasarkan proyeksi kartografi yang umum digunakan. Analisa Spasial dilakukan dengan
mengoverlay dua peta yang kemudian menghasilkan peta baru hasil analisis (Nuarsa, 2005).
Overlay Peta merupakan proses dua peta tematik dengan area yang sama dan
menghamparkan satu dengan yang lain untuk membentuk satu layer peta baru. Kemampuan
untuk mengintegrasikan data dari dua sumber menggunakan peta merupakan kunci dari
fungsifungsi analisis Sistem Informasi Geografi. Konsep Overlay Peta terdiri atas alamat
overlay peta yang merupakan hubungan interseksi dan saling melengkapi antara fitur-fitur
spasial serta Overlay Peta yang mengkombinasikan data spasial dan data attribut dari dua theme
masukan. Tiga tipe fitur masukan, melalui overlay yang merupakan polygon yaitu :
1) Titik – dengan - poligon, menghasilkan keluaran dalam bentuk titik-titik
2) Garis – dengan - poligon, menghasilkan keluaran dalam bentuk garis
3) Poligon – dengan - poligon menghasilkan keluaran dalam bentuk polygon
(Cahyono, 2013)
Analisis proximity merupakan analisis geografis yang berbasis pada jarak antar layer
menggunakan metode Shortest Path Trace, yaitu menganalisis untuk menemukan jarak
terpendek dari dua lokasi menggunakan metode Flood Trace. Flood Trace ini bertujuan untuk
mengetahui posisi jarak sebuah titik pada arah yang sama dalam radius tertentu, Dalam analisis
porximity terdapat model analisis buffer. Analisis buffer digunakan untuk mengidentifikasi
area sekitar fitur-fitur geografi. Proses menggeneralisasi sekitar lingkaran buffer yang ada fitur-
fitur geografi dan kemudian mengidentifikasi atau memilih fitur-fitur berdasarkan pada apakah
mereka berada di luar atau di dalam batas buffer (Handayani dkk, 2005)

III. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Alat tulis
2. Laptop
3. Software ArcGIS
4. Data Monitoring Satwa
5. Data Sungai
6. Data Administrasi Desa pada KHDTK Getas Ngandong

IV. CARA KERJA

Data satwa, data sungai dan


data Administrasi Desa
Software ArcGIS dibuka diinput

Dilakukan analysis tools Dilakukan analysis tools


data vektor dengan statistic data vektor dengan
proximity
Uraian :
Pada praktikum acara ini yang pertama dilakukan adalah membuka software ArcGIS, lalu input
data monitoring satwa, data sungai dan data Administrasi Desa pada KHDTK Getas Ngandong.
Kemudian dilakukan analysis tools data vektor dengan proximity, diantaranya dengan
menerapkan analisis tools Proximity : Buffer, Multiple Ring Buffer, Near, dan Point Distance.
Kemudian dialakukan analysis tools dengan statistic, diantaranya dengan menerapkan analisis
tools Statistic : Frequency dan Summary Statistic.

V. DATA DAN HASIL


Berikut merupakan data dan hasil yang didapat :
1. Membuka aplikasi ArcMap  klik Add Data  pilih data yang digunakan  klik Add
2. Setelah data dibuka, klik ArcToolbox pilih Analysis Tool

a. Buffer
Berfungsi untuk memberikan hasil berupa informasi spasial daerah yg memenuhi kriteria
serta luasan dan jarak daerah tersebut. Pembangunan daerah dengan
memperluas fitur keluar dari titik, garis, atau fitur poligon lebih dari jarak tertentu. Dengan
proses oleh buffer feature terhadap sebuah input feature. Pada ArcToolbox  pilih Analysis
Tool  klik Buffer  pilih input features dan buffer features  mengisi output features
class untuk memilih lokasi penyimpanan klik OK.
Hasil peta yang telah dilakukan proses Buffer

b. Multiple Ring Buffer


Berfungsi untuk membuat kelas baru dari fitur fitur penyangga menggunakan satu
set jarak buffer. Fitur-fitur baru dapat dilarutkan menggunakan nilai jarak atau sebagai
seperangkat fitur individu. Dengan proses oleh Multiple Ring Buffer feature terhadap
sebuah input feature. Pada ArcToolbox  pilih Analysis Tool  klik Multiple Ring Buffer
 pilih input features dan Multiple Ring Buffer features  mengisi output features class
untuk memilih lokasi penyimpanan klik OK.
Hasil peta yang telah dilakukan proses Multiple Ring Buffer

c. Input Buffer Sungai


buffer feature terhadap sebuah input feature. Pada ArcToolbox  pilih Analysis Tool  klik
Buffer  pilih input features dan buffer features  mengisi output features class untuk memilih
lokasi penyimpanan klik OK.
Hasil dari proses Buffer Sungai

d. Near
Berfungsi untuk menghitung jarak dari setiap fitur input dengan fitur terdekat di kelas
lain fitur. Dengan proses oleh near feature terhadap sebuah input feature. Pada ArcToolbox
 pilih Analysis Tool  klik Near  pilih input features dan Near features  mengisi
output features class untuk memilih lokasi penyimpanan klik OK.
Hasil dari proses Near dapat dilihat di klik kanan pada Titik satwa  Attribute Table
e. Point distance
Berfungsi untuk menghitung jarak antara fitur titik dalam satu kelas fitur untuksemua
titik dalam kelas Fitur kedua yang berada dalam radius pencarian ditentukan. Dengan
proses oleh point distance feature terhadap sebuah input feature. Pada ArcToolbox  pilih
Analysis Tool  klik point distance  pilih input features dan point distance features 
mengisi output features class untuk memilih lokasi penyimpanan klik OK.
Hasil dari proses Point distance untuk Titik satwa_point distance klik kanan  Attribute Table

Hasil dari proses Point distance untuk Hutan_Pangkuan_Desa klik kanan  Attribute Table

3. Untuk menambahkan kolom klik ujung kiri Add field  beri nama kolom. Kemudian
untuk mencari nilai pada kolom Luas. Klik kanan pada kolom Luas  Calculator
Geometry
Hasil dari Calculator Geometry

VI. PEMBAHASAN

Dalam praktikum kali ini membahas mengenai analisis fungsi kawasan kedua yang
melibatkan analisis data vektor menggunakan proximity dan statistic. Analisis fungsi kawasan
dapat dilakukan menggunakan suatu sistem yang dikenal dengan Sistem Informasi Geospasial
atau SIG/GIS. SIG sendiri merupakan komponen yang terdiri dari perangkat keras (hardware),
perangkat lunak (software), sumberdaya manusia (brainware) dan data geografis yang bekerja
bersama secara efektif untuk: memasukkan (input), menyimpan, memperbaiki, mengelola,
memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi
berbasis geografis (output). Salah satu kelebihan dari SIG adalah sistem ini mampu untuk
melakukan analisis data spasial. Dalam analisis data spasial, terdapat dua metode penting, yaitu
analysis tools yang menggunakan data vektor dan spatial analysis tools yang menggunakan
data raster.
Pengetahuan mengenai GIS/SIG sangat dibutuhkan karena penanganan data spasial
sangat sulit terutama karena peta dan data statistik cepat kadaluarsa sehingga dibutuhkan
pelayanan data dan informasi yang akurat. Secara umum, ada 2 keistimewaan GIS, yaitu
Analisa Proximity dan Analisa Overlay. Anlisa Proximity adalah suatu geografi yang berbasis
pada jarak antar layer. Dala Analisa Proximity, GIS menggunakan proses yang disebut dengan
buffering (membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu). Sedangkan
Analisa Overlay adalah proses integrase data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda.
Analisis data spasial dapat dilakukan dengan analysis tools (data vektor) dan spatial
analysis tools (data raster). Perlu diketahui juga bahwa tipe dasar dari analisis spasial adalah
overlay, yang merupakan analisis spasial esensial yang menggabungkan dua layer atau tematik
yang menjadi masukkannya. Analisis menggunakan data vektor menunjukkan overlay yang
berkaitan dengan pembagian nilai atribut ketika geomteri digabungkan. Sebagai contoh, saat
poligon dibagi oleh poligon tumpang tindih tertentu, nilai atribut harus dibagi juga dengan
tepat. Analisis spasial menggunakan data raster menunjukkan overlay yang diwujudkan dalam
pemberlakuan beberapa operator aritmatika dari dua masukan citra digital untuk menghasilkan
citra digital lainnya. Dengan demikian, nilai-nilai piksel citra akan dikombinasikan dengan
menggunakan operator aritmatika dan biner untuk menghasilkan nila-nilai piksel baru.
Pada praktikum acara ini dilakukan analisis data spasial dengan analysis tools data
vektor, yaitu menggunakan proximity dan statistic. Proximity adalah teknik suatu analisa
geografis yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity GIS menggunakan
proses yang disebut dengan buffering (membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam
jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antara sifat bagian yang ada. Analisis
buffer mendasarkan pencarian lokasi pada data spasial dan atribut jarak. Adapun tools dari
proximity yaitu :

 Buffer : memberikan hasil berupa informasi spasial daerah yg memenuhi


kriteria serta luasan dan jarak daerah tersebut. Pembangunan daerah dengan
memperluas fitur keluar dari titik, garis, atau fitur poligon lebih dari jarak
tertentu.
 Create thiessen polygons : Mengkonversi poin masukan untuk kelas fitur
output dari poligon Thiessen proximal
 Multiple ring buffer : Membuat kelas baru dari fitur fitur penyangga
menggunakan satu set jarak buffer. Fitur-fitur baru dapat dilarutkan
menggunakan nilai jarak atau sebagai seperangkat fitur individu.
 Generate near table : Menghitung dstance dari setiap fitur dalam Fitur Input
kefitur terdekat di Fitur Dekat, dalam Radius Cari. Hasilnya dicatat
dalam tabel output
 Near : Menghitung jarak dari setiap fitur input dengan fitur terdekat di kelas
lain fitur.
 Point distance : Menghitung jarak antara fitur titik dalam satu kelas fitur
untuksemua titik dalam kelas Fitur kedua yang berada dalam radius pencarian
ditentukan.

Statistics adalah teknik berisi alat yang melakukan analisis statistik standar pada
data atribut seperti melakukan frekuensi, rata-rata, minimum, maksimum, dan analisis
deviasi standar pada data atribut dan menyimpan hasilnya dalam tabel baru. Adapun
tools dari statistics yaitu :

 Frequency : Menghasilkan daftar kejadian kode unik dan frekuensi dalam tabel
output untuk satu set tertentu dari bidang dari kelas fitur input atau meja.
Opsional, item ringkasan dapat mencapai untuk setiap kode unik kombinasi-
misalnya, luas areal untuk kombinasi unik dari zonasi dan penggunaan lahan.

Summary statistics : Menghasilkan statistik ringkasan untuk bidang dari tabel input
atau kelas fitur dan menyimpannya dalam tabel output. Alat ini berisi statistik jenis
jumlah, rata-rata, minimum, maksimum, simpangan baku, jangkauan, pertama, dan
terakhir.

VII. KESIMPULAN
Dari praktikum acara VII ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Analisa spasial dilakukan dengan fitur analysis tools yang terdiri dari
 Proximity :Buffer, Multiple Ring Buffer, Near, dan Point Distance.
 Statistic : Frequency dan Summary Statistic.
2. Analisis fungsi kawasan dibidang kehutanan dengan aplikasi SIG bertujuan
untuk mengetahui persebaran ataupun tutupan lahan hutan. Selain itu juga untuk
mengetahui perubahan tutupan lahan dari waktu ke waktu sehingga dapat
dilakukan pengelolaan yang sesuai dengan peruntukannya.

VIII.DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Agung, B. 2013. Spasial Analisis Vektor. Materi Kuliah SIG Terapan Jurusan Teknik
Geomatika ITS. Surabaya.
Handayani, Dewi., Soelistijadi., dan Sunardi. 2005. Pemanfaatan Analisis Spasial untuk
Pengolahan Data Spasial Sistem Informasi Geografi – Kasus Kabupaten Pemalang.
Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume X, No : 2 Mei 2005. Semarang.
Nuarsa, I Wayan .2005. Menganalisa Data Spasial dengan ArcView GIS 3.3. Informatika.
Bandung.
Prahasta, Eddy. 2001. Konsep–Konsep Dasar Sistem Informasi Geografi. Informatika.
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai