Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM Hari/tanggal : Senin, 07 Maret 2022

SISTEM INFORMASI Dosen : Dr. Boedi Tjahjono, M.Sc


GEOGRAFIS DAN Wahyu Iskandar S.Hut., M.Agr
KARTOGRAFI Asisten : M Samsul Maarif (A14180077)
Silfiani (A14180059)
Shafira Nurani P (A14180096)

GEOPROCESSING PENGOLAHAN DATA GEOSPASIAL

Pas Foto

3x4

RIFA AMALIA CESARINI


A1401201001

DIVISI PENGINDERAAN JAUH DAN INFORMASI SPASIAL


DEPARTEMEN ILMU TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem informasi yang dapat
menggabungkan data geografis (spasial) dengan data tekstual (atribut) objek-objek
yang terkait secara geografis di Bumi (georeference). Selain itu, GIS dapat
menggabungkan data, mengatur data, melakukan analisis data, dan menggunakan
hasilnya untuk pengambilan keputusan geografis. Contoh aplikasi pengolahan GIS
berbasis desktop adalah QGIS. Ini adalah alat pemrosesan GIS open source yang
mudah digunakan yang memungkinkan pengguna untuk memproses data
geospasial dalam aplikasi ini.
GIS mendukung berbagai format dan penggunaan untuk vektor, raster, dan
database. Fitur utama yang dilakukan dalam praktikum ini adalah fungsi pada
geoprocessing untuk pemrosesan data vector seperti clip, buffer, intersection,
dissolve, dan union. Alat geoprocessing adalah komponen yang paling penting dari
GIS. Geoprocessing digunakan untuk menentukan, mengolah, dan menganalisis
semua informasi yang diterima dan menghasilkan sebuah informasi data baru
sebagai proses SIG yang pada akhirnya akan digunakan untuk mengolah dan
melakukan analisis data spasial yang akan digunakan. Menurut Affan (2014),
geoprocessing adalah sekumpulan fungsi yang melakukan operasi berdasarkan
letak geografis dari input layer.
Oleh karena itu, praktikum ini perlu dilakukan dalam memberikan
pemahaman bagi praktikan dan dapat mempraktekkan secara langsung tentang cara
mengoperasikan fungsi yang terpada pada geoprocessing tools untuk mengolah
data vektor seperti fixed distance buffer atau buffer, selection, difference atau erase,
clip, intersection, dissolve, union, eliminate, dan perhitungan luas polygon.

1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan memperkenalkan software QGIS dengan
mempraktikan dan memahami langkah-langkah pada proses tools geoprocessing
seperti buffer, selection, difference, clip, intersection, dissolve, union, eliminate,
dan perhitungan luas polygon dalam pemetaan wilayah pada suatu peta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

QGIS merupakan salah satu perangkat lunak SIG berbasis open source
dengan lisensi dibawah GNU General Public License1 yang dapat dijalankan dalam
berbagai sistem operasi. QGIS sebagai alternatif dari sekian banyak perangkat
lunak pengolahan data spasial, dengan beberapa kelebihannya diantaranya gratis
tidak membutuhkan biaya dalam proses instalasi dan bebas dalam menambah dan
memodifikasi fungsi dalam QGIS (Ismail 2017). Menurut Hawi (2018), QGIS
merupakan perangkat lunak pengolah Sistem Informasi Geografis (SIG) yang
bersifat Open Source yang user friendly. QGIS dapat dijalankan diberbagai macam
sistem operasi, contohnya pada Linux, Unix, Mac, OSX, Windows dan Android.
Aplikasi ini memiliki banyak format dan fungsionalitas pada vektor, raster dan
basisdata.
Informasi geospasial secara umum diimplementasikan dalam Sistem
Informasi Geografis (SIG) untuk merepresentasikan pemodelan ruang dan objek
dalam sebuah lokasi geografis dalam peta (Papadakis dan Christodoulou 2010).
Peta telah menjadi sumber utama informasi sejak waktu yang lama. SIG
menggunakan data digital, model elevasi, citra satelit, sistem pakar dan informasi
sumber terbuka (open source) terkait dengan perencanaan, deteksi, evaluasi dan
pengambilan keputusan. Dalam SIG pada khususnya peta menggunakan atribut
data spasial. Karakteristik informasi spasial berasal dari data dan bahasa untuk
menyampaikan hasil analisis dan interpretasi (Benedict 2002). Data geospasial
adalah data spasial yang telah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam penyusunan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan
kegiatan yang berkaitan dengan ruang bumi (spasial) (Anis dan Isnanto 2014).
Geoprocessing adalah komponen yang paling kuat dalam SIG,
geoprocessing dapat menentukan, mengelola, dan menganalisa informasi untuk
dijadikan sebuah keputusan. Fungsi pada geoprocessing yang umumnya sering
dipakai adalah buffer, dissolve, merge, clip, intersect, dan union. Clip adalah sebuah
fungsi yang memiliki algoritma untuk memotong layer vektor menggunakan
polygon. Intersection sebagai fungsi yang mengembalikan nilai geometri dalam
merepresentasikan bentuk dari dua potongan geometris. Buffer adalah fungsi yang
memiliki algoritma untuk menghitung buffer area untuk semua fitur pada input
layer. Dissolve adalah fungsi yang memiliki algoritma untuk mengambil polygon
vector layer ke geometri tunggal. Union adalah fungsi yang mengembalikan nilai
geometri yang merepresentasikan satu kumpulan persatuan beberapa titik dari
sebuah geometris. Fungsi algoritma union membuat sebuah layer yang memuat
semua fitur pada kedua input layer. Contohnya pada polygon layer, fitur yang
terpisah tercipta untuk layer yang menumpuk dan layer yang tidak menumpuk
(Hawi 2018).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Bahan dan Alat


Alat yang digunakan adalah laptop yang dilengkapi oleh software aplikasi
QGIS. Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah buku panduan dan
data spasial.

3.2 Metode

Langkah Kerja

3.2.1 Konversi UTM

Vektor → Data mangement tools → Reproject layer → Input layer → Pilih EPSG:
32748 → WGS 84/UTM Zone 48 S → Save to file → Save as type → Pilih SHP files
→ Save → Run → Close
3.2.2 Geoprocessing
1. Buffer
Vector → Geoprocessing Tools → Buffer → Input LAYER → Pilih file hasil
konversi ke UTM → Atur distance menjadi 2 km → Ceklis dissolve result → Save
to file → Save as type SHP files → Save → Run → Close
2. Multi-ring buffer
Vector → Multi ring buffer → Input layer → Pilih file hasil konversi ke UTM →
Atur buffer distance → Atur number of rings → Klik dissolve result → Run → Close
3. Select area
Klik Select Features by area or single click → Pilih daerah yang ingin dipilih
→ Tekan shift untuk memilih daerah lebih banyak → Export → Save selected
features as → Format SHP files → Pilih nama file yang akan di simpan → Klik OK
4. Difference/eraser
Vector → Geoprocessing tools → Difference → Input layer → Pilih file hasil
konversi ke UTM → Overlay layer → Pilih file hasil selected → Save to file → Save
as type → Pilih SHP files → Save → Run → Close
5. Clip
Vector → Geoprocessing tools → Clip → Input layer → Pilih file hasil konversi ke
UTM → Overlay layer → Pilih file hasil selected → Save to file → Save as type →
Pilih SHP files → Save → Run → Close
6. Intersection
Vector → Geoprocessing tools → Intersection → Input layer → Pilih file hasil
konversi ke UTM → Overlay layer → Pilih file hasil selected → Save to file → Save
as type → Pilih SHP files → Save → Run → Close
7. Dissolve
Vector → Geoprocessing tools → Disolve → Input layer → Pilih file hasil
konversi ke UTM → Dissolve field → Ceklis opsi yang akan dipilih (Contoh:
Kabupaten) → Klik OK → Save to file → Save as type → Pilih SHP files → Save →
Run → Close
8. Union
Vector → Geoprocessing tools → Union → Input layer → Pilih file hasil
konversi ke UTM → Overlay layer → Pilih file hasil selected → Save to file → Save
as type → Pilih SHP files → Save → Run → Close
9. Eliminate
Vektor → Geoprocessing tools → Eliminate → Input layer → Pilih area
terluas/area terkecil → Pilih file asal selected → Save to file → Save as type → Pilih
SHP files → Save → Run → Close
10. Luasan area
Klik kanan data UTM yang telah dipilih → Klik join attribute table → Toggle
editing → New field → Beri nama (luas m2) → Klik type decimal number real →
Klik open field calculator → Ceklis “Update existing field” → Klik geometry →
Pilih $Area → Klik OK
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 1 Hasil single-ring buffer

Gambar 2 Hasil multiple-ring buffer


Gambar 3 Hasil selection area terpilih

Tabel 1 Atribut tabel selection area terpilih


Gambar 4 Hasil eraser area tidak terpilih

Tabel 2 Atribut tabel eraser area terpilih


Gambar 5 Hasil clip area

Tabel 3 Atribut tabel clip area


Gambar 6 Hasil intersection area

Tabel 4 Atribut tabel intersection area


Gambar 7 Hasil dissolve area

Tabel 5 Atribut tabel dissolve area


Gambar 8 Hasil union area

Tabel 6 Atribut tabel union area


Gambar 9 Hasil eliminate area

Tabel 7 Atribut tabel eliminate area


Tabel 8 Atribut tabel luas area

4.2 Pembahasan
Analisis data spasial, sebagian besar data yang diolah oleh SIG adalah data
spasial, yaitu data berorientasi geografis yang memiliki dua bagian penting yang
membedakan suatu sistem koordinat tertentu sebagai basis referensi dari data lain,
yaitu informasi lokasi (ruang) dan informasi deskriptif (attribut). Sistem informasi
geografis (SIG) banyak digunakan untuk memfasilitasi pengumpulan data objek.
Sistem informasi geografis yang mampu memproses data dan analisis spasial
tingkat lanjut, contohnya adlaah QGIS. Pengumpulan data secara elektronik salah
satunya melalui pemanfaatan media QGIS yang merupakan bagian dari Sistem
Informasi Geografis (SIG) (Putera et al. 2019).
Berdasarakan praktikum yang telah dilakukan menggunakan aplikasi QGIS
mengenai proses geoprocessing, langkah awal yang dilakukan adalah mengubah
data titik koordinat menjadi titik UTM dengan reproject layer EPSG:32746-WGS
84/UTM Zone 48s. Data spasial yang digunakan adalah data jalan, kecamatan,
kabupaten, dan DAS yang di gabungkan terhadap data excel dengan cara join
attribute table. Kemudian dilakukan beberapa fungsi proses geoprocessing yang
berdasarkan Forest Watch Indonesia, geoprocessing mempunyai beberapa fungsi
dalam analisis spasial seperti: dissolve, merge, clip, union, dan intersect (Santoso
2017).
Nilai dari attribute yang telah ditentukan kemudian dilakukan buffer seperti
dalam Gambar 1 dan 2. Buffer untuk fitur tertentu ditentukan dengan sebuah atribut,
sehingga setiap fitur dapat memiliki ukuran buffer yang berbeda-beda. Pada gambar
3 dilakukan select area wilayah yang dipilih untuk memisahkan beberapa area
sehingga menghasilkan data attribute seperti dalam Tabel 1. Eraser atau difference
merupakan area yang tidak terpilih dalam proses melakukan select area di
kecamatan, seperti dalam Gambar 4 dan Tabel 2, hasil dari data area yang tidak
terpilih.
Gambar 5 yaitu proses clip yang merupakan sebuah fungsi yang memiliki
algoritma untuk memotong layer vektor menggunakan polygon. Hanya bagian dari
fitur pada input layer yang berada didalam lapisan polygon yang akan dihasilkan
pada output layer, namun dalam prosesnya tidak mengubah data attribute tersebut.
Kemudian dilakukan intersection seperti dalam Gambar 6 sebagai fungsi yang
mengembalikan nilai geometri yang merepresentasikan bentuk dari dua potongan
geometris. Algoritma pada fungsi intersection melakukan ekstraksi pada lapisan
yang saling menumpuk pada input layer dan intersect layer. Obyek yang ada pada
intersection layer akan menjalankan perintah pada atribut dari keduanya yaitu input
layer dan intersect layer (Hawi 2018).
Dissolve merupakan fungsi yang memiliki algoritma untuk mengambil
polygon vector layer ke geometri tunggal seperti dalam Gambar 7. Sebuah atribut
dapat ditentukan untuk dilakukan dissolve pada polygon yang memiliki kelas yang
sama (memiliki nilai yang sama untuk atribut yang ditentukan), atau semua polygon
dapat dilakukan dissolve dengan mempertimbangkan geometrisnya. Pada Gambar
8 hasil union area yang mengembalikan nilai geometri yang merepresentasikan satu
kumpulan persatuan beberapa titik dari sebuah geometris. Algoritma union adalah
membuat sebuah layer yang memuat semua fitur pada kedua input layer. Contohnya
pada polygon layer, fitur yang terpisah tercipta untuk layer yang menumpuk dan
layer yang tidak menumpuk. Atribut tabel dari union layer mengandung nilai atribut
dari input layer untuk fitur yang tidak saling menumpuk, dan nilai atribut dari kedua
input layer untuk fitur yang saling menumpuk.
Gambar 9 merupakan hasil eliminate area yang telah dilakukan proses
geoprocessing dengan memilih area terluas/area terkecil dengan menggabungkan
file selected yang bergabung menjadi satu bagian dari overlay. Pada Tabel 8
menunjukkan nilai jumlah luas area kecamatan dalam bentuk meter persegi. Hasil
dari luas area ini didapatkan dari attribute data yang ada dilakukan toggle editing
dengan menambahkan kolom baru dengan luasan bernilai desimal lalu klik open
field calculator kemudian mengklik geometry dan memilih $Area untuk
mengetahui nilai luasan area wilayah pada tabel tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Tools Geoprocessing dilakukan untuk menentukan, mengolah, dan
menganalisis semua informasi yang diterima dan menghasilkan sebuah informasi
data baru sebagai proses SIG yang pada akhirnya akan digunakan untuk mengolah
dan melakukan analisis data spasial yang akan digunakan. Fungsi geoprocessing
diantaranya buffer, selection, difference, clip, intersection, dissolve, union,
eliminate, dan perhitungan luas polygon. Hasil dari beberapa fungsi ini
menghasilkan nilai attribute yang berbeda-beda sesuai dengan data kebutuhan yang
dilakukan dengan input layer dan melakukan overlay layer dari dua data kemudian
digabungkan sehingga menghasilkan data yang baru.
DAFTAR PUSTAKA

Affan MF. 2014. Analisis perubahan penggunaan lahan untuk permukiman dan
industri dengan menggunakan sistem informasi geografis (SIG). Jurnal
Ilmiah Pendidikan Geografi. 2(1): 49-60.
Anis Y, Isnanto RR. 2014. Penerapan metode self-organizing map (SOM) untuk
visualisasi data geospasial pada informasi sebaran data pemilih tetap (DPT).
Jurnal Sistem Informasi Bisnis. 1(1): 48-57.
Benedict SD. 2002. A GIS application to enhance cell-based information
modelling. International Journal of Information System. 14(2): 151-160.
Hawi FN. 2018. Evaluasi tampilan antarmuka QGIS dan ArcGIS menggunakan
pendekatan user-centered design (UCD): studi kasus fungsi geoprocessing
tools [skripsi]. Malang (ID): Universitas Brawijaya.
Ismail A. 2017. Modul Pelatihan Pengolahan Data GeoSpasial Menggunakan
Quantum GIS. Jakarta (ID): Perpustakaan Nasional: Katalog dalam
Terbitan.
Papadakis N, Christodoulou Y. 2010. A tool for addressing the ramification
problem in spatial databases: a solution implemented in SQL. Journal
Science Direct. 37(2): 1374-1390.
Putera REP, Ramdani F, Rokhmawati RI. 2019. Evaluasi Tampilan Antarmuka
QGIS dan MapWindow dengan Menggunakan Pendekatan Heuristic
Evaluation (Studi Kasus: Fungsi Geoprocessing Tools). Jurnal
Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer. 11(3): 10374-
10383.
Santoso AB, Komansilan R, Yulianto S. 2017. Analisis Geoprocessing sebagai
Solusi Alternatif Penanganan pada Daerah Resiko Rawan Banjir di Kota
Semarang. Prosiding Seminar Nasional Geotik 2017. ISSN:2580-8796

Anda mungkin juga menyukai