PENDAHULUAN
Latar Belakang
Banyak faktor yang digunakan untuk menentukan tingkat kesuburan
tanah selain unsur hara dalam tanah, salah satunya tingkat kemasaman tanah (pH).
Tingkat kemasaman Tanah juga berperan dalam menentukan unsur organik yang
ada dalam tanah. Umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada
keadaan pH netral karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara dapat larut
dalam air. pH tanah sangat penting bagi tanaman karena kemungkinan adanya
unsur-unsur beracun yang dapat mempengaruhi aktivitas organisme.
Tujuan
1. Mengetahui cara pengukuran pH tanah menggunakan pH-Meter
2. Mengetahui cara menentukan pH Aluminium yang dapat dipertukarkan
3. Menetapkan kebutuhan kapur berdasarkan Al-dd yang dapat dipertukarkan
METODOLOGI
Alat – Bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan
No Alat No. Bahan
.
1. Timbangan 1. Tanah
2. Botol kocok 2. Air Destilasi
3. Pipet 25 ml Filtrat 3. 1 N Kalium Klorida (KCl)
4. Mesin Pengkocok 4. Fenolplatein
5. pH – Meter 5. 0,1 N NaOH
6. Erlenmeyer 125 ml 6. 0,1 N HCl
7. Saring
8. Gelas ukur
9. Corong
Langkah Kerja
Prosedur kerja pengukuran pH tanah
PEMBAHASAN
Nilai pH tanah tidak hanya menunjukkan apakah tanah tersebut asam atau
basa, tetapi juga sifat-sifat tanah lainnya seperti ketersediaan fosfor, status kation
basa, status kation, atau unsur toksik. PH sebagian besar tanah pertanian berkisar
antara 4 hingga 8. Tanah asam biasanya ditemukan di gambut dan tanah yang
tinggi aluminium atau belerang. Tanah alkali ditemukan di tanah dengan
kandungan kapur yang tinggi, serta tanah di daerah kering dan pesisir. (Muklis
2014)
Pada tanah Regosol pH tanah menunjukan hasil 5,79 dan 5,14 dari
digunakan air destilasi dan KCl ini menunjukan bahwa pH tanah tersebut
mendekati normal ,tanah Andisol menunjukan hasil 3,84 dan 4,46 ini menunjukan
pH tanah tersebut mendekati kemasaman, sedangkan tanah Mediteran
menunjukan hasil 4,93 dan 4,39 sama halnya dengan Andisol mendekati
kemasaman.
Kandungan aluminium tanah diwakili oleh Aldd. Bentuk Al (Al-dd) yang
dapat ditukar biasanya ditemukan di tanah asam dengan pH 5,0. Aluminium
sangat aktif karena ada dalam bentuk Al3+, monomer yang sangat beracun dengan
meracuni tanaman atau mengikat fosfor. Akibatnya, penentuan saturasi Al
diperlukan untuk menentukan sejauh mana pengaruhnya. Semakin tinggi saturasi
aluminium, semakin besar risiko keracunan tanaman. Jumlah kapur yang
dibutuhkan untuk meningkatkan keasaman dan produktivitas tanah dipengaruhi
oleh kandungan aluminium yang dapat ditukar (Al3+). (Winarso 2005)
PENUTUP
Simpulan
Dalam melakukan penetapan pH tanah, kebutuhan dan jumlah Al yang
dapat dipertukarkan harus memiliki ketelitian dan kesabaran dalam melakukan
kegiatan dengan sampel tanah. Pada praktikum diatas terdapat 3 contoh sampel
tanah yaitu Regosol, Andisol, dan Mediteran tiap-tiap tanah tersebut penetapan
pH tanah dan kebutuhan kapur berbeda-beda.
Saran
Adapun saran untuk praktikum ini semoga data yang dituliskan dapat lebih
jelas dan spesifik agar tidak membingunkan saat hendak mengerjakan laporan
nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhlis. 2014. Analisis Tanah Tanaman. Edisi kedua.USU Press. Medan
Rahardis. 2007. Teknologi Pengapuran. Jakarta. Erlangga.
Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah: Dasar Kesehatan dan Kualitas
Tanah.Penerbit Gaya Media.Yogyakarta.
LAMPIRAN