DISUSUN OLEH :
COVER
DAFTAR ISI
BAB l PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2.1 Argentometri
4.2 Perhitungan
4.3 Pembahasan
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB l
PENDAHULUAN
Kita tahu dilingkungan masyarakat banyak sekali yang mengkonsumsi berbagai merek garam di
pasaran.dalam kehidupan sehari hari garam sangat diperlukan dalam menu makanan supaya menjadi
lebih nikmat dan dikonsumsi secara teratur oleh manusia.Garam sebagai penyampai zat yodium dalam
tubuh manusia dalam upaya menanggulangi penyakit gondongan dan kretin endemic yang merupakan
salah satu masalah gizi utama di Indonesia.
Dalam setiap garam konsumsi memiliki kadar nacl yang berbeda beda,standar garam konsumsi
manusia biasanya minimal 94% dan harus memenuhi persyaratan kualitas garam konsumsi.sedangkan
garam industri biasanya memiliki kadar nacl minimal 97%,yang digunakan sebagai bahan baku maupun
penolong industri lain.Makanya dilakukan proses titrasi penentuan kadar nacl dalam garam dapur yaitu
untuk membedakan berapa kadar nacl dalam berbagai merek di pasaran atau ditoko,dan apakah sudah
memenuhi persyaratan baik untuk dikonsumsi apa tidak.titrasi ini disebut dengan argentometri yaitu
titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran dan akan membentuk perak yang sukar larut.
1.2 TUJUAN
DASAR TEORI
2.1 ARGENTOMETRI
Argentometri merupakan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion
lainnya (CN-, CNS-) dengan ion Ag+ (argentum) dari perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan
dengan perak halida.Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut
antara titrant dan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion
Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah
larut.dengan menggunakan indikator K2CrO4.
Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan
indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42- dimana dengan indicator ini ion
perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat
diamati. Inikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator adsorbsi. Berdasarkan jenis
indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan atas
Argentometri dengan metode Mohr, Volhard, atau Fajans. Selain menggunakan jenis indicator diatas
maka kita juga dapat menggunakan metode potensiometri untuk menentukan titik ekuivalen.Titik
akhir potensiometri didasarkan pada potensial elektrode perak yang dicelupkan ke dalam larutan analit.
Titik akhir argentometri melibatkan penentuan arus yang diteruskan antara sepasang mikroelektrode
perak dalam larutan analit. Sedangkan titik akhir yang dihasilkan indikator kimia, biasanya terdiri dari
perubahan warna/muncul tidaknya kekeruhan dalam larutan yang dititrasi.Ada macam-macam metode
yang digunakan dalam argentometri:
1.Metode Fajans
Metode ini diguanakn indikator adsorbsi untuk mengetahui titik ekuivalen indikator akan teradsorbsi
oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan warna larutan tetapi pada permukaan
endapan.
2.Metode Volhard
Metode ini diguanakan untuk menentukan kandungan perak dalam suasana asam dengan larutan
standar kalium atau ammonium tiosianat berlebih.larutan Fe3+ sebagai indikator. Sampai dengan titik
ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk endapan putih. Konsentrasi indikator
dalam titrasi Volhard juga tidak boleh sembarang, karena titrant bereaksi dengan titrat maupun dengan
indikator, sehingga kedua reaksi itu saling mempengaruhi.
Penerapan terpenting cara Volhard ialah untuk penentuan secara tidak langsung ion-ion halogenida:
perak nitrat standar berlebih yang diketahui jumlahnya ditambahkan sebagai contoh, dan kelebihannya
ditentukan dengan titrasi kembali dengan tiosianat baku
Metode ini pada titik akhir titrasi ditentukan berdasarkan terbeentuknya kekeruhan (Khopkar,
2007). Titrasi pengendapan tidak terlampaui banyak dugunkan dibandingkan dengan titasi redoks atau
asam basa. Hal ini disebabkan tidak adanya indikator-indikator yang sesuai untuk menentukan titik akhir
titrasi. Umumnya titrasi oengendapan terjadi pada reaksi-reaksi antara kation Ag⁺ dengan anion-anion
halida, tiosianat, dan sianida.Pereaksi pengendap yang banyak digunkan dalam titrasi pengendapan
adalah perak nitrat, yang dikenal dengan titrasi argentometri (Lukum, 2009).
4. Metode mohr
Salah satu jenis titrasi pengendapan adalah titrasi Argentometri. Argentometri merupakan titrasi
yang melibatkan reaksi antara ion halida (Cl-, Br-, I-) atau anion lainnya (CN-, CNS) dengan ion Ag+ dari
perak nitrat (AgNO3) dan membentuk endapan perak halida (AgX). Konsentrasi ion klorida dalam suatu
larutan dapat ditentukan dengan cara titrasi dengan larutan standart perak nitrat. Endapan putih perak
klorida akan terbentuk selama proses titrasi berlangsung dan digunakan indicator larutan kalium kromat
encer. Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag+ pada saat titik akhir titrasi dicapai
akan bereaksi dengan indikator membentuk endapan coklat kemerahan Ag2Cro4.Ketajaman titik
ekuivalen tergantung dari kelarutan endapan yang terbentuk dari reaksi antara analit dan titrant.
Endapan dengan kelarutan yang kecil akan menghasilkan kurva titrasi argentometri yang memiliki
kecuraman yang tinggi sehingga titik ekuivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan dengan
kelarutan rendah akan menghasilkan kurva titrasi yang landai sehingga titik ekuivalen agak sulit
ditentukan. Hal ini analog dengan kurva titrasi antara asam kuat dengan basa kuat dan antara asam
lemah dan basa kuat.(Harjadi,1993).
Kelarutan suatu senyawa dalam suatu pelarut didefinisikan sebagai jumlah terbanyak (yang
dinyatakan baik dalam gram atau dalam mol) yang akan larut dalam kesetimbangan dalam volume
pelarut tertentu. Meskipun pelarut-pelarut selain air digunakan dalam banyak aplikasi, larutan dalam air
adalah yang paling penting dan bagus disini. Garam menunjukkan interval kelarutan yang besar dalam
air (Oxtoby et al., 2011).
Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merah. pH tergantung pada macam anion
(Khopkhar, SM.1990).Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan dalam titrasi pengendapan,
diantaranya :
1) Suhu
2) Sifat Pelarut
3) Ion Sejenis
4) Aktivitas Ion
5) pH
6) Hidrolisis
7) Hidroksida Logam
METODOLOGI PENILITIAN
-Waktu : 07.00-12.50
A. alat:
9. Filler (1)
1. Aquades
2. Nacl
3. Garam dapur
-dipindakan Kedapu labu ukur -ditambahkan Aquades hingga tanda batas terakhir
-Larutan
homogenkan
Nacl 0,05 N
b.) membuat
Garam Dapurlarutan garam dapur
- Larutan
homogenkan
Garam Dapur
c.) standarisasi AgNO3 dengan Nacl
-dititrasi dengan larutan AgNO3 hingga terjadi perubahan warna dari kuning ke merah bata
-menambahkan indikator k2cro4 0,menambahkan indikator k2cro4 0,5 ML dengan pipet Ukur
-menitrasi dengan AgNO3 hingga terjadi perubahan warna kuning menjadi merah bata
-mencatat volume
-menghitung kadar
Penentuan kadar
BAB lV
Volume awal 0 0
Volume awal 0 0
M NaCl = 0,1460
V NaCl = 10
N=m N = 0,1460
mr x L 2,925
N = 0,1460 = 0,049 N
58,5 x 0,05
AgNo3 NaCl
V1 x N1 = V2 x N2
13,05 = 10 x g x e x 1000
Mr x V
10 x 0,1460 x 1 x 1000
58,5 x 50
13,05 x N1 = 1 x 460
2 x 925
13,05 2
= 0,038
M= Garam Dapur
1
4.3 PEMBAHASAN
-pada percobaan kali ini Terjadi reaksi pengendapan antara ion Halida dengan perak yaitu AgNO3+ NaCl
- AgCl + NaNO3
- pada percobaan praktikum ini Buret yang dipakai yaitu Buret Amber karena larutannya dipakai AgNO3
mudah teroksidasi cahaya matahari
-pada percobaan praktikum ini tidak bisa memakai Buret yang berwarna bening karena larutan yang kita
pakai AgNO3 yang mudah teroksidasi cahaya matahari sehingga jika kita memakai Buret bening akan
mengakibatkan Buret menjadi hitam
-dan hasil standarisasi serta analisis kadar NaCL dalam garam dapur konsumsi normalnya minimal 97%
dan hasil yang kami dapatkan sekitar 40,1% dalam percobaan standarisasi kadar NaCL dalamgaram
dapur seorang praktikan harus menghasilkan data yang diplo pada saat titrasi karena bertujuan agar
data pertama dan kedua dapat dibandingkan sehingga data yang dihasilkan akurat
- pada saat melakukan titrasi dari memasukkan larutan ke dalam elementerpada saat melakukan titrasi
dari memasukkan larutan ke dalam elementer dan titrasi sebanyak dilakukan 1 orang saja Jangan
bergantian karena itu bisa menyebabkan titrasi tidak double serta amati Buret sebelum titrasi bocor
atau tidaknya Buret karena bisa menyebabkan faktor larutan tidak diplo dan kesalahan pengamatan di.
akhirakhir di mana.titikkarena itu bisa menyebabkan titrasi tidak double serta amati Buret sebelum
titrasi bocor atau tidaknya Buret karena bisa menyebabkan faktor larutan tidak diplo dan kesalahan
pengamatan di titik akhir di mana. ekuivalen sudah terlampauimpaui sehingga. akhir telah berlebih yang
mengakibatkan warna larutan menjadi kemerahannya seharusnya warna kuning agak oren karena itu
bisa menyebabkan titrasi tidak double serta amati Buret sebelum titrasi bocor atau tidaknya Buret
karena bisa menyebabkan faktor larutan tidak diplo dan kesalahan pengamatan di titik akhir di mana
titik ekuivalen sudah terlampaui sehingga. akhir telah berlebih yang mengakibatkan warna larutan
menjadi kemerahannya seharusnya warna kuning agak orange sedikit keruh dan terdapat endapan
putih.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
dapat kita ketahui kadar NaCL dalam garam dapur yaitu 40,1%
5.2 SARAN
-memperhatikan alat-alat yang dipakai seperti memeriksa Buret Apakah bocor atau tidak
-pada saat literasi diharapkan lebih teliti lagi agar tidak terjadi kesalahan pada saat mentitrasi
DAFTAR PUSTAKA
-https://www.academia.edu/9588722/laporan_Argentometri
-https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-negeri-walisongo-semarang/laporan -
praktikum/laporan-kimia-analitik/10185570
-https://www.scribd.com/document/527396396/PENENTUAN-KADAR-GARAM-NACL-METODE-MOHR