Anda di halaman 1dari 33

A.

Judul Praktikum : TITRASI PENGENDAPAN dan


APLIKASINYA TERHADAP PENENTUAN KADAR NaCl dalam
GARAM DAPUR

B. Hari / Tanggal
 Mulai : Rabu, 21 November 2018 Pukul 13.00 WIB
 Selesai : Rabu, 21 November 2018 Pukul 15.30 WIB
C. Tujuan : 1. Menentukan dan membuat standarisasi larutan
AgNO3
2. Menentukan kadar NaCl dalam garam dapur
D. Tinjauan Pustaka :
Argentometri merupakan metode umum untuk menetaapkan kadar
halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan
perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut
juga dengan metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan
pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Reaksi yang
mendasari titrasi argentometri adalah:
AgNO3 (aq) + Cl-(aq)  AgCl (s) + NO3-
Sebagai indikator kalium kromat menghasilkan warna dengan
adanya kelebihan ion Ag+. Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri
yaitu metode Mohr, Metode Volhard, Metode K. Fajans dan Metode Leibig.
(Khopkar, 2002)

Metode dalam titrasi argentometri:

1. Metode Mohr (pembentukan dari sebuah endapan berwarna)


Sebuah titrasi asam basa, pembentukan satu endapan
lain dapat dipergunakan untuk mengindikasikan selesainya
sebuah titrasi pengendapan. Ccontoh yang paling terkenal dari
kasus semacam ini adalah yang disebut titrasi Mohr Klorida
dengan ion perak dimana ion kromat (CrO42-) dipergunakan
sebagai indikator. Kemunculan awal endapan perak kromat
berwarna kemerah-merahan diambil sebaagai titik akhir dari
titrasi
Titrasi Mohr terbatas pada larutan-larutan dengan nilai
Ph sekitar 6 sampai 10. Dalam larutan-larutan yang lebih
alkalin, perak oksida mengendap. Dalam larutan-larutan asam,
konsentrasi kromat secara besar-besaran menurun, karena
KcrO4- hanya sedikit terionisasi. Lebih lanjut lagi hidrogen
kromat ada dalam kesetimbangan dengan kromat:
2H+ + 2CrO42-  2HcrO4-  CrO42- + H20 (Underwood Day,
1996)
2. Metode Volhard (pembentukan kompleks berwarna)
Metode Volhard didasari oleh pengendapan dari perak
tiosianat dalam larutan asam nitrit dengan ion besi (III)
dipergunakan untuk mendeteksi kelebihan ion tiosianat:
Ag+ + SCN-  AgSCN(s)
Fe3+ + SCN- FeSCN2+ (merah)
Metode ini dapat digunakan untuk titrasi langsung perak
dengan larutan standar tiosianat atau untuk titrasi tidak langsung
dari ion-ion klorida, bromida dan iodida
Dalam analisi klorida, sebuah kesalahan dapat terjadi
jika endapan AgCl dibolehkan bereaksi dengan ion tiosianat:

AgCl(s) + SCN-  AgSCN(s) + Cl-

Meningat AgSCN kurang dapat larut dibandingkan dengan


AgCl, reaksi ini cenderung untuk bergeser dari kiri ke kanan dan
akan menyebabkan hasil-hasil yang rendah dalam analisis
klorida. (Underwood Day, 1996)

3. Metode Fajans (penggunaan indikator adsorpsi)


Adsorpsi dari sebuah komponen organik berwarna pada
permukaan sebuah endapan dapat menyebabkan pergeseran
elektronik dalam molekul yang mengubah warnanya. Senyawa
organik yang dipergunakan untuk hal seperti ini diacu sebagai
indikator adsorpsi.
Dalam titrasi Cl- dengan Ag+, sebelum titik ekuivalen
partikel-partikel koloid dari AgCl bermuatan negatif akibat
adsorpsi ion Cl- dari larutan:
Ion-ion Cl- yang teradsorpsi membentuk lapisan primer yang
mengakibatkan partikel-partikel koloid bermuatan negaatif.
Partikel-partikel ini menarik ion-ion positif dari larutan untuk
membentuk sebuah lapisan sekunder yang lebih longgar
keadaannya
Fluoresein adalah sebuah asam organik lemah, yang bisa
sebut dengan HFI. Ketika fluoresein ditambahkan ke dalam
botol titrasi anion FI- tidak teradsorpsi oleh koloid perak selama
ion-ion klorida berlebih.
(Underwood Day, 1996)
Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi lama dimana hasil
reaksi titrasinya merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip
dasarnya adalah reaksi pengendapan yang cepat mencapai keseimbangan
pada setiap penambahan titran, tidak ada pengotor yang mengganggu dan
diperlukan indikator untuk melihat titik akhir titrasi. Hanya reaaksi
pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi. Akan tetapi metode tua
seperti penentuan (Cl-, Br- dan I- dengan AgCl) disebut juga metode
argentometri adalah sangat penting. Alasan utamanya kurang digunakannya
metode tersebut adalah sulitnya memperoleh indikator yang sesuai untuk
menentukan titik akhir pengendapan. Kedua, komposisi endapan tidak
selalu diketahui (Harjadi, W, 1990)
Reaksi yang menghasilkan endapan dapat dimanfaatkan untuk
analisis secara titrasi jika reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta
titik akhir dapat dideteksi. Beberapa reaksi pengendapan berlangsung
lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh. Tidak seperti gravimetri, titrasi
pengendapan tidak dapat menunggu sampai pengendapan berlangsung
sempurna. Hal ini penting juga adalah hasil kali kelarutan (Ksp) harus cukup
kecil sehingga pengendapan bersifat kuantitatif dalam batas kesalahan
eksperimen. Reaksi samping tidak boleh terjadi, demikian juga kopresiptas.
Keterbatasan utama pemakaian cara ini disebabkan sedikit demi
sedikitsekali indikator yang sesuai semua jenis reaksi diklasifikasikan
berdasarkan tipe indikator yang digunakan untuk melihat titik akhir.
(Khopkar, 2002)
E. Alat dan Bahan
 Alat
1. Gelas kimia 50 Ml 1 buah
2. Erlenmeyer 250 Ml 3 buah
3. Buret 1 buah
4. Neraca analitik 1 buah
5. Pipet gondok / pipet volume seukuran 1 buah
6. Labu ukur 250 Ml 1 buah
7. Gelas ukur / gelas piala 1 buah
8. Spatula 1 buah
9. Statif dan klem 1 buah
10. Corong 1 buah
11. Pipet tetes 5 buah
 Bahan
1. Aquades
secukupnya
2. AgNO3
secukupnya
3. Garam dapur
secukupnya
4. Indikator K2CrO4
secukupnya

F. Alur Percobaan
Pembuatan larutan baku NaCl ±0,1 N

± 0,0589 gram NaCl p.a

1. ditimbang dengan teliti


2. dipindahkan ke dalam labu ukur 100 ml
3. dilarutkan dengan air suling sampai tanda batas
4. dikocok hingga tercampur dengan baik
± 0,0589 gram NaCl p.a

Reaksi : NaCl (s) + H2O  NaCl (aq) ( svehla, G. 1985)


1. Penentuan standarisasi larutan AgNO3 ± 0,1 N dengan NaCl p.a
± 0,0589 gram NaCl p.a

1. disiapkan buret yang sudah dibilas dengan larutan AgNO3


2. diisi buret dengan larutan AgNO3
3. dipipet 10 ml larutan NaCl dengan pipet seukuran
4. dimasuka ke dalam erlenmeyer 250 ml
5. Ditambahkan 10 ml aquades
6. ditambahkan 10 tetes indikator K2CrO4
7. dititrasi dengan larutan AgNO3
Endapan merah bata

8. dibaca dan dicatat angka pada buret


9. ditentukan dan dicatat volume larutan AgNO3 yang dipakai
10. dihitung konsentrasi larutan AgNO3
11. dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali dengan volume NaCl
yang sama
12. dihitung konsentrasi rata-rata AgNO3
Konsentrasi AgNO3

Reaksi : AgNO3 (aq) + NaCl (aq)  AgCl (s) + NaNO3 (aq)


Ag+ + Cl-  AfCl (s)
2 Ag + CrO4  Ag2CrO4 (s)
+

(svehla, 1985 )
2. Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur
0,0589 Garam Dapur

1. ditimbang dengan teliti dan dicatat merknya


2. dilarutkan didalam labu ukur 100 ml
3. dipipet 10 ml larutan tersebut
4. dimasukan ke dalam erlenmeyer
5. ditambahkan 10 tetes indikator K2CrO4 5%
6. dititrasi dengan AgNO3
Endapan merah bata

7. dibaca dan dicatat volume AgNO3 yang dipakai


8. dilakukan 5x percobaan
9. dihitung kandungan NaCl dalam sampel

Kandungan NaCl dalam garam dapur

Reaksi :
1. NaCl (s) + H20  NaCl (aq)
2. AgNO3 (aq) + NaCl  AgCl (s) + NaNO3 (aq)
3. Ag+ + Cl-  AgCl (s)
4. 2Ag+ + CrO42-  Ag2CrO4 (s)
(svehla, 1985)

Rumus :
1) Konsentrasi larutan NaCl p.a
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M= ×
𝐵𝑀 𝑉

2) Standarisasi larutan AgNO3


V NaCl x M NaCl = V AgNO3 x M AgNO3
N = n x M AgNO3
3) Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur
mol AgNO3 = mol NaCl
M AgNO3 x V AgNO3 = M NaCl x V NaCl

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑁𝑎𝐶𝑙
% NaCl = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 x 100%
NO. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
1. Pembuatan larutan baku NaCl ±0,1 N Sebelum Sesudah  AgNO3(aq) + Dari standarisasi
 Serbuk NaCl NaCl(aq) → AgNO3 dengan
± 0,0589 gram NaCl p.a  NaCl + air
berwarna putih AgCl(s) + NaCl dihasilkan
1. ditimbang dengan teliti suling → rata-rata N AgNO3
 Air suling larutan tidak NaNO3(aq)
2. dipindahkan ke dalam labu ukur larutan tidak adalah 0,0083 N
100 ml berwarna  Ag+ + Cl- →
berwarna AgCl(s)
3. dilarutkan dengan air suling  Larutan AgNO3  NaCl + air
sampai tanda batas suling +  2Ag+ + CrO42- →
Larutan tidak
4. dikocok hingga tercampur berwarna indicator Ag2CrO4(s)
dengan baik  Indicator  NaCl(s) +
K2CrO4 10
± 0,0589 gram NaCl p.a K2CrO4 larutan tetes → H2O(l) →
berwarna larutan NaCl(aq)
kuning  Larutan NaCl
berwarna
kuning dititrasi dengan
larutan AgNO3
V1 = 11,8 ml terbentuk
V2 = 12,2 ml endapan merah
V3 = 11,8 ml
bata.
NO. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
Penentuan standarisasi larutan AgNO3 ± 0,1 N
dengan NaCl p.a

± 0,0589 gram NaCl p.a

1. disiapkan buret yang sudah


dibilas dengan larutan AgNO3
2. diisi buret dengan larutan
AgNO3
3. dipipet 10 ml larutan NaCl
dengan pipet seukuran
4. dimasuka ke dalam erlenmeyer
250 ml
5. Ditambahkan 10 ml aquades
6. ditambahkan 10 tetes indikator
K2CrO4
7. dititrasi dengan larutan AgNO3
Endapan merah bata

8. dibaca dan dicatat angka pada


buret
9. ditentukan dan dicatat volume
larutan AgNO3 yang dipakai
10. dihitung konsentrasi larutan
AgNO3
NO. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
11. dilakukan pengulangan
sebanyak 3 kali dengan volume
NaCl yang sama
12. dihitung konsentrasi rata-rata
AgNO3
Konsentrasi AgNO3
NO. Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Dugaan/Reaksi Kesimpulan
2. Penentuan kadar NaCl dalam garam dapur Sebelum Sesudah  NaCl(s) + H2O(l) Dari percobaan
yang
 Garam berbentuk  Larutan garam → NaCl(aq)
0,0589 Garam Dapur dilakukan,dihasil
Serbuk putih + K2CrO4 +  AgNO3(aq) + kan kadar garam
1. ditimbang dengan teliti dan  Larutan garam larutan NaCl(aq) →
merk Refina
dicatat merknya larutan tidak AgCl(s) +
berwarna sebesar 97,86%
2. dilarutkan didalam labu ukur berwarna NaNO3(aq)
 Aquades larutan kuning
100 ml
 Larutan garam  2Ag + CrO4 →
+ 2-
3. dipipet 10 ml larutan tersebut tidak berwarna
Ag2CrO4(s)
4. dimasukan ke dalam erlenmeyer  K2CrO4 larutan + K2CrO4 +
5. ditambahkan 10 tetes indikator berwarna kuning AgNO3  Ag+ + Cl- →
K2CrO4 5%  Garam Reffina larutan AgCl(s)
6. dititrasi dengan AgNO3 99,25% dengan  Larutan garam
Endapan merah bata endapan dititrasi dengan
merah bata AgNO3
7. dibaca dan dicatat volume menghasilkan
AgNO3 yang dipakai
V1 = 12 ml merah bata.
8. dilakukan 5x percobaan
9. dihitung kandungan NaCl dalam V2 = 11,6 ml
sampel V3 = 11,9 ml
V4 = 11,8 ml
V5 = 12,2 ml
Kandungan NaCl dalam garam dapur
G. ANALISIS
Percobaan 1 memiliki tujuan untuk menentukan standarisasi larutan AgNO3
dengan larutan NaCl p.a. langkah pertama yaitu, menimbang serbuk NaCl p.a
berwarna putih sebanyak 0,059 gram. Kemudian, dilarutkan dengan aquades tidak
berwarna di dalam gelas kimia. Setelah larut, dimasukkan kedalam labu ukur dan
ditambahkan aquades sampai tanda batas, kemudian dikocok sampai larutan
menjadi homogen. Setelah larutan homogen, diambil 10 Ml menggunakan pipet
gondok. Lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer ukuran 250 ml. Lalu, diambahkan
indikator K2CrO4 sebanyak 5 tetes. Akibat penambahan indikator tersebut, larutan
NaCl p.a tidak berwarna berubah menjadi larutan berwarna kuning. Setelah ditetesi
indikator, larutan NaCl p.a dititrasi dengan AgNO3 sampai terjadi perubahan yakni
adanya endapan berwarna merah bata pada larutan. Titrasi dilakukan dengan
pengulangan 3 kali dengan volume AgNO3 berturut-turut dari pengulangan 1, 2,
dan 3 adalah 11,8 ml.12,2 ml,11,8Ml.
Pada percobaan 2 memiliki tujuan untuk menentukan kadar NaCl dalam
garam dapur merk REFINA. Di kemasan garam tersebut terdapat informasi kadar
NaCl sebesar 99,25% yang nantinya digunakan sebagai pembanding hasil
percobaan. Langkah pertama yaitu menimbang serbuk garam dapur berwarna
REFINA sebanyak 0,059 gram. Kemudian dilarutkan dengan aquades tidak
berwarna menjadi larutan tidak berwarna. Lalu, larutan garam tersebut dimasukkan
ke dalam labu ukur dan diambahkan aquades sampai tanda batas. Lalu dikocok
sampai homogen. Kemudian, diambil 10 Ml menggunakan pipet gondok. Lalu
dimasukkan ke dalam erlenmeyer ukuran 250 ml. Lalu, diambahkan indikator
K2CrO4 sebanyak 5 tetes. Akibat penambahan indikator tersebut, larutan garam
tidak berwarna berubah menjadi larutan berwarna kuning. Setelah ditetesi indikator,
larutan garam dititrasi dengan AgNO3 sampai terjadi perubahan yakni adanya
endapan berwarna merah bata pada larutan. Titrasi dilakukan dengan pengulangan
3 kali dengan volume AgNO3 berturut-turut dari pengulangan 1, 2, 3, 4 dan 5 adalah
12 ml; 11,6 ml; 11,9 Ml; 11,8 ml ; 12,2 ml.
H. PEMBAHASAN
Pada percobaan 1, fungsi dari penambahan indikator K2CrO4 adalah untuk
mengetahui perubahan warna yang terjadi saat dilakukan titrasi. Setelah
penambahan indikator K2CrO4 larutan berubah menjadi berwarna kuning. Hal ini
disebabkan karena ion Na+ dari larutan NaCl p.a berikatan dengan ion CrO42-
menjadi senyawa Na2CrO4 berwarna kuning. Setelah dilakukan titrasi dengan
larutan AgNO3 dihasilkan larutan yang didalamnya terdapat endapan berwarna
merah bata. Endapan tersebut merupakan senyawa AgCl yang terbentuk dari ikatan
ion Cl- dan ion Ag+ dari larutan AgNO3. Senyawa AgCl lebih dulu terbentuk
daripada AgCrO4 karena nilai Ksp AgCl (1 × 10-12 ) lebih kecil daripada Ksp
Ag2CrO4 ( 2 × 10-12 ) maka, hal tersebut menjadi penyebab endapan AgCl lebih
dulu terbentuk daripada endapan Ag2CrO4.
Dari data hasil percobaan 1, volume AgNO3 yang dibutuhkan untuk
mentitrasi larutan NaCl p.a berturut- turut adalah sebagai berikut : pada
pengulangan 1 volume AgNO3 yang dibutuhkan adalah...ml, pada pengulangan ke-
2 volume AgNO3 yang dibutuhkan adalah...ml, pada pengulangan ke-3 volume
AgNO3 yang dibutuhkan adalah...ml. Dari hasil percobaan tersebut dapat diketahui
konsentrasi AgNO3 standar melalui rumus V AgNO3 × M AgNO3 = V. NaCl × M NaCl
Dari perhitungan tersebut didapat molaritas AgNO3 dalam (M) berturut-turut adalah
: pada pengulangan 1 sebesar 0,0084 M, pada pengulangan 2 sebesar 0,0081 M,
pada pengulangan 3 sebesar 0,0084 M. kemudian dari molaritas dikonversi menjadi
normalitas dengan menggunakan rumus N=n×M dengan “n” adalah
ekivalen AgNO3 =1 dan “M” adalah molaritas AgNO3. Dari perhitungan tersebut,
dihasilkan data normalitas larutan NaCl p.a berturut-turut adalah : pada
pengulangan 1 sebesar 0,0084 N, pada pengulangan 2 sebesar 0,0081 N, pada
pengulangan 3 sebesar 0,0084 N. Dari data tersebut, dihitung rata-rata normalitas
𝑁1 + 𝑁2 + 𝑁3
larutan AgNO3 dengan rumus 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑁 = . Dihasilkan rata-rata N
3

AgNO3 sebesar 0,0083 N.


Pada percobaan 2, fungsi dari penambahan indikator K2CrO4 adalah untuk
mengetahui perubahan warna yang terjadi saat dilakukan titrasi. Setelah
penambahan indikator K2CrO4 larutan berubah menjadi berwarna kuning. Hal ini
disebabkan karena ion Na+ dari larutan garam (NaCl) berikatan dengan ion CrO42-
menjadi senyawa Na2CrO4 berwarna kuning. Setelah dilakukan titrasi dengan
larutan AgNO3 dihasilkan larutan yang didalamnya terdapat endapan berwarna
merah bata. Endapan tersebut merupakan senyawa AgCl yang terbentuk dari ikatan
ion Cl- dan ion Ag+ dari larutan AgNO3. Senyawa AgCl lebih dulu terbentuk
daripada AgCrO4 karena ion Ag+ bereaksi terlebih dahulu dengan ion Cl-
membentuk ikatan kovalen yang menghasilkan senyawa AgCl. Setelah ion Cl -
dalam laruan garam (NaCl) habis bereaksi, barulah ion Ag+ dapat bereaksi dengan
ion CrO42- dari senyawa K2CrO4.
Dari data hasil percobaan 2, volume AgNO3 yang dibutuhkan untuk
mentitrasi larutan garam (NaCl) berturut- turut adalah sebagai berikut : pada
pengulangan 1 volume AgNO3 yang dibutuhkan adalah...ml, pada pengulangan ke-
2 volume AgNO3 yang dibutuhkan adalah...ml, pada pengulangan ke-3 volume
AgNO3 yang dibutuhkan adalah...ml, pada pengulangan ke-4 volume AgNO3 yang
dibutuhkan adalah...ml, pada pengulangan ke-5 volume AgNO3 yang dibutuhkan
adalah...ml. Dari hasil percobaan tersebut dapat diketahui konsentrasi AgNO3
standar melalui rumus V AgNO3 × M AgNO3. = V NaCl × M NaCl
Dimana M AgNO3 adalah molaritas rata-rata dari hasil perhitungan sebelumnya
yaitu 0,0083 M. Maka, dihasilkan M garam (NaCl) berturut-turut adalah sebagai
berikut : pada pengulangan 1 sebesar 9,96 × 10-3 M, pada pengulangan 2 sebesar
9,628 × 10-3 M, pada pengulangan 3 sebesar 9,877 × 10-3 M, pada pengulangan ke-
4 sebesar 9,794 × 10-3 M, pada pengulangan ke-5 sebesar 10,126 × 10-3 M. Dari
molarias yang dihasilkan pada setiap pengulangan tersebut dicari massa garam
(NaCl) melalui rumus :

Mol = M × V sampel

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 (𝑔𝑟𝑎𝑚) = 𝑚𝑜𝑙 × 𝐵𝑀

Dari perhitungan tersebut dihasilkan massa garam dapur berturut-turut adalah


sebagai berikut : pada pengulangan 1 sebesar 0,0582 gram, pada pengulangan 2
sebesar 0,0563 gram, pada pengulangan 3 sebesar 0,0578 gram, pada pengulangan
ke-4 sebesar 0,0572 gram, pada pengulangan ke-5 sebesar 0,0592 gram. Setelah

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑑𝑎𝑟𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛


𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑒 = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
diketahui massa garam dari hasil percobaan, maka dapat dicari kadar NaCl dalam
garam dapur yakni melalui rumus :
Dimana massa sampel garam adalah 0,059 gram. Dari perhitungan tersebut
dihasilkan nilai presentase NaCl dalam garam dapur berturut-turut adalah : pada
pengulangan 1 sebesar 98,64 %, pada pengulangan 2 sebesar 95,42 %, pada
pengulangan 3 sebesar 97,97 %, pada pengulangan 4 sebesar 96,94 %, pada
pengulangan 5 sebesar 100,33 %. kemudian dihitung rata-rata kadar NaCl dalam
%1 + %2 + %3 +%4 +%5
garam dapur merk REFINA dengan rumus 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 % = ,
5

dihasilkan rata- rata kadar NaCl dalam garam dapur merk REFINA sebesar 97,86
%. Hasil percobaan kami tidak sesuai dengan nilai yang tertera pada kemasan yakni
sebesar 99,25%. Hal ini disebabkan karena faktor konsentrasi garam dapur yang
dititrasi. Dalam buku panduan praktikum dianjurkan menggunakan 0,0589 gram
sampel, tetapi kami menggunakan 0,059 gram sampel. Sehingga berpengaruh
terhadap konsentrasinya yang berakibat terhadap hasil titrasi.
Berdasarkan teori yang dikutip, menurut KEMENKES RI garam dapur yang
baik adalah garam yang mengandung kadar NaCl diatas 95%. Jadi, garam dapur
merk REFINA merupakan garam dapur yang sudah memenuhi standar pokok
konsumsi. Alasan mengetahui kadar NaCl dalam garam dapur karena untuk
mengukur kebutuhan ion Cl- dalam tubuh. Jika terlalu banyak kadar Cl- yang
dikonsumsi maka, akan memicu timbulnya penyakit hipertensi dan sakit kepala.
I. KESIMPULAN
1. Dari standarisasi AgNO3 dengan NaCl dihasilkan rata-rata N AgNO3 adalah
0,0083 N
2. Dari percobaan yang dilakukan,dihasilkan kadar garam merk Refina sebesar
97,86
J. JAWABAN PERTANYAAN
1. Penentuan (standarisasi) larutan AgNO3 ± 0,1 N dengan NaCl sebagai
baku
1) Buatlah kurva titrasi antara volume AgNO3 dan pCl untuk titrasi
antara 50 mL 0,1 M larutan NaCl dengan larutan AgNO3 0,1 M.
2) Berapa konsentrasi garam NaCl dalam suatu larutan, apabila 25 mL
larutan tersebut jika direaksikan dengan 25 mL 0,2 M larutan
AgNO3, dan kelebihan larutan AgNO3 tepat bereaksi habis dengan
larutan KSCN 28 mL 0,1 M.

Jawaban:

1.

Titrasi Basa Lemah-Asam Kuat


12
11
10
9
8
7
pCl- 6
5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
volume NaCl (mL)
2. Diketahui: V NaCl = 25 mL
V AgNO3 = 25 mL
M AgNO3 = 0,2 M
kelebihan larutan AgNO3 tepat bereaksi habis dengan
larutan
V KSCN = 28 mL
M KSCN = 0,1 M.

Ditanya: konsentrasi NaCl ?

Jawab: karena habis bereaksi dengan larutan KSCN berarti v1=v2

Molek sisa AgNO3 = molek KSCN

Mol .1 .sisa AgNO3 = 28 mL . 1 . 0,1 M

Mol sisa AgNO3 = 2,8 mmol

NaCl + AgNO3  AgCl + NaNO3

Mula x mmol 5 mmol

Reaksi 2,2 mmol

Sisa - 2,8 mmol

Maka: mmol NaCl yang bereaksi adalah 2,2 mmol.

2,2 mmol= X mmol

2,2 mmol = VNaCl x [NaCl]

2,2 mmol = 25 mL x [NaCl]

2, 2mmol
[NaCl] = = 0,088 N
25mL
2. Aplikasi Titrasi Pengendapan “ Menentukan kadar Cl- dalam air laut
Kenjeran Baru Surabaya”.
Soal :
1. Bagaimana cara memilih indikator pada titrasi argentometri?
2. Terangkan bagaimana suatu indikator adsorpsi bekerja. Apa fungsi
dekstrin? Mengapa pH harus dikendalikan?

Jawab:

1. Dalam pemilihan indikator pada titrasi argentometri harus disesuaikan


dengan analit dan titran yang digunakan serta tujuan percobaan. Hasilkali kelarutan
garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil.
Dalam metode Mohr: AgNO3akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan
AgCl yang berwarna putih. Bila semua Cl- sudah habis bereaksi dengan Ag+ dari
AgNO3, maka kelebihan sedikit Ag+ akan bereaksi dengan CrO42- dari indikator
K2CrO4 yang ditambahkan, ini berarti titik akhir titrasi telah dicapai, yaitu bila
terbentuk warna merah bata dari endapan Ag2CrO4.
Reaksinya : Ag++ Cl- → AgCl
(putih)
Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4
(merah bata)
Tingkat keasaman (pH) larutan yang mengandung NaCl berpengaruh pada
titrasi.Titrasi dengan metode Mohr dilakukan pada pH 8. Jika pH terlalu asam (pH
< 6), sebagian indikator K2CrO4 akan berbentuk HCrO4-, sehingga larutan
AgNO3lebih banyak yang dibutuhkan untuk membentuk endapan Ag2CrO4. Pada
pH basa (pH > 8), sebagian Ag+akan diendapkan menjadi perak karbonat atau perak
hidroksida, sehingga larutan AgNO3 sebagai penitrasi lebih banyak yang
dibutuhkan.

Dalam metode volhard : Pada metode ini, sejumlah volume larutan standar AgNO3
ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan yang mengandung ion halida (X-).
Sisa larutan standar AgNO3 yang tidak bereaksi dengan Cl- dititrasi dengan larutan
standar tiosianat ( KSCN atau NH4SCN ) menggunakan indikator besi (III) (Fe3+).
Reaksinya sebagai berikut ;
Ag+ + X- → AgX + sisa Ag+
(berlebih)
Ag+ + SCN- →AgSCN
(sisa)
SCN- + Fe3+ →Fe(SCN)2+
(merah)

2. a. Mekanisme yang berlaku bagi indikator-indikatior adsorpsi dijelaskan


oleh Fajans sebagai berikut: dalam titrasi Cl- dengan Ag+, sebelum titik ekivalen
partikel-partikel koloid dari AgCl bermuatan negative, akibat adsorpsi ion Cl- dari
larutan :
(AgCl) . Cl- M+
Ion-ion Cl- yang teradopsi membentuk lapisan primer, yang mengakibatkan
partikel-partikel koloid bermuatan negative.Partikel-partikel ini menarik ion-ion
positif dari larutan untuk membentuk sebuah lapisan sekunder yang lebih longgar
keadaanya.
Diatas titik ekivalen, klebihan ion-ion Ag+ menggantikan ion-ion Cl- dari lapisan
promer dan partikel-partikelnya menjadi bermuatan positif:
(AgCl) . Ag+ X-
Anion-anion dalam larutan tertarik untuk membentuk lapisan sekunder.

b. Dekstrin yang merupakan koloid pelindung harus ditambahkan untuk menjaga


endapan tersebar luas. Dengan kehadiran dekstrin perubahan warna dapat diulang,
dan jika titik akhir terlampaui, kita dapat mentitrasi ulang dengan sebuah larutan
klorida standart.

c. pH dari media titrasi harus dikontrol untuk menjamin sebuah konsentrasi ion dari
indicator asam lemah atau basa lemah tersedia cukup.
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A Underwood A.L. 1998.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam.


Erlangga: Jakarta

Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia : Jakarta

Khopkar, SM. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press

Poedjiastoeti, Sri dkk. 2018. Panduan Praktikum Analitik II Analaisis Kuantitatif.

UnesaUnipress. Surabaya

Svehla, G. 1985. Buku Teks Analitik Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro
Edisi Kelima. Erlangga : Jakarta
LAMPIRAN PERHITUNGAN
 Molaritas Larutan NaCl p.a.
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 1000
M= ×
𝐵𝑀 𝑉
0,059 𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
= 58,5 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 × 100 𝑚𝑙

= 0,01 mol/ml
= 0,01 M
 Standarisasi Larutan AgNO3
V1 = 11,8 ml
V2 = 12,2 ml
V3 = 11,8 ml

a. V NaCl × M NaCl = V AgNO3 × M AgNO3


10 ml × 0,01 M = 11,8 ml × M AgNO3
M AgNO3 = 0,0084 M

N = n × M AgNO3

N = 1 × 0,0084

N = 0,0084 N

b. V NaCl × M NaCl = V AgNO3 × M AgNO3


10 ml × 0,01 M = 12,2 ml × M AgNO3
M AgNO3 = 0,0081 M

N = n × M AgNO3

N = 1 × 0,0084

N = 0,0081N

c. V NaCl × M NaCl = V AgNO3 × M AgNO3


10 ml × 0,01 M = 11,8 ml × M AgNO3
M AgNO3 = 0,0084 M

N = n × M AgNO3

N = 1 × 0,0084
N = 0,0084 N

𝑁1+𝑁2+𝑁3
N Rata-rata AgNO3 = 3

(0,0084+0,0081+0,0084)
= 3

= 0,0083 N

 Penentuan Kadar NaCl dalam Garam Dapur


V1 = 12 ml
V2 = 11,6 ml
V3 = 11,9 ml
V4 = 11,8 ml
V5 = 12,2 ml

a. Mol AgNO3 = mol NaCl


M1 × V1 = M2 × V2
0,0083M × 12 ml = M2× 10 ml
0,0083 𝑀 ×12 ml
M2 =
10 𝑚𝑙

M2 = 9,96 × 10-3 M

Mol NaCl = M2 × Vsampel


= 9,96 × 10-3 × 10-1
= 9,96 × 10-4 mol

Massa NaCl = mol c Mr


= 9,96 × 10-4 mol × 58,5 gram/mol
= 0,0582 gram

0,0582 𝑔𝑟𝑎𝑚
% NaCl = × 100
0,059 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 98,64%
b. Mol AgNO3 = mol NaCl
M1 × V1 = M2 × V2
0,0083M × 11,6 ml = M2× 10 ml
0,0083 𝑀 ×11,6 ml
M2 = 10 𝑚𝑙

M2 = 9,628 × 10-3 M

Mol NaCl = M2 × Vsampel


= 9,628 × 10-3 × 10-1
= 9,628 × 10-4 mol

Massa NaCl = mol × Mr


= 9,628 × 10-4 mol × 58,5 gram/mol
= 0,0563 gram

0,0563 𝑔𝑟𝑎𝑚
% NaCl = × 100
0,059 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 95,42%

c. Mol AgNO3 = mol NaCl


M1 × V1 = M2 × V2
0,0083M × 11,9 ml = M2× 10 ml
0,0083 𝑀 ×11,9 ml
M2 = 10 𝑚𝑙

M2 = 9,877× 10-3 M

Mol NaCl = M2 × Vsampel


= 9,877 × 10-3 × 10-1
= 9,877× 10-4 mol

Massa NaCl = mol × Mr


= 9,96 × 10-4 mol × 58,5 gram/mol
= 0,0578 gram
0,0578 𝑔𝑟𝑎𝑚
% NaCl = × 100
0,059 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 97,97%

d. Mol AgNO3 = mol NaCl


M1 × V1 = M2 × V2
0,0083M × 11,8 ml = M2× 10 ml
0,0083 𝑀 ×11,8 ml
M2 = 10 𝑚𝑙

M2 = 9,794× 10-3 M

Mol NaCl = M2 × Vsampel


= 9,794 × 10-3 × 10-1
= 9,794× 10-4 mol

Massa NaCl = mol × Mr


= 9,794 × 10-4 mol × 58,5 gram/mol
= 0,0572 gram

0,0578 𝑔𝑟𝑎𝑚
% NaCl = × 100
0,059 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 96,94%

e. Mol AgNO3 = mol NaCl


M1 × V1 = M2 × V2
0,0083M × 12,2 ml = M2× 10 ml
0,0083 𝑀 ×12,2ml
M2 = 10 𝑚𝑙

M2 = 10,126× 10-3 M

Mol NaCl = M2 × Vsampel


= 10,126 × 10-3 × 10-1
= 10,126 × 10-4 mol
Massa NaCl = mol × Mr
= 10,126 × 10-4 mol × 58,5 gram/mol
= 0,0592 gram
0,0592 𝑔𝑟𝑎𝑚
% NaCl = × 100
0,059 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 100,33%

Kadar NaCl rata-rata dalam garam dapur Refina

98,64%+95,42%+97,97%+96,94%+100,33%
= 5

= 97,86%
LAMPIRAN
FOTO KETERANGAN
Larutan garam

Serbuk garam
dapur dilarutkan
dengan aquades

Larutan garam
dapur
dipindahkan ke
dalam labu ukur
ukuran 100 ml

Ditambahkan
aquades sampai
tanda batas lalu
dikocok perlahan
sampai homogen.
FOTO KETERANGAN

Dipipet 10 mL
menggunakan
pipet gondok

Dimasukkan ke
dalam
erlenmeyer
ukuran 250 mL
FOTO KETERANGAN

Larutan garam +
indikator K2CrO4
menjadi larutan
berwarna kuning

Larutan garam +
indikator dititrasi
dengan larutan
AgNO3

Hasil titrasi
larutan garam
dengan AgNO3
dari penguangan
1 sampai 5
terdapat endapan
berwarna merah
bata.
FOTO KETERANGAN

Larutan NaCl p.a

Serbuk NaCl
dilarutkan
dengan aquades

Larutan NaCl p.a


dimasukkan ke
dalam labu ukur
ukuran 100 mL
FOTO KETERANGAN

Ditambahkan
aquades sampai
tanda batas dan
dikocok sampai
homogen.

Dipipet 10 mL

Dimasukkan ke
dalam
erlenmeyer
ukuran 250 mL
FOTO KETERANGAN

Larutan NaCl
ditetesi indikator
K2CrO4

NaCl p.a setelah


ditambahkan
indikator K2CrO4
menjadi larutan
berwarna kuning
FOTO KETERANGAN

Dititrasi dengan
AgNO3

Hasil larutan
NaCl p.a yang
dititrasi dengan
AgNO3
menghasilkan
endapan
berwarna merah
bata.
FOTO KETERANGAN

Anda mungkin juga menyukai