Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KADAR NaCl DALAM GARAM DAPUR


DENGAN METODE ARGENTOMETRI

DISUSUN OLEH:

1. NEVADA GIANSYAH EFFENDI


2. SITI NURFITRIYAH
3. SUCI HERNANDA
4. ZULFA NURO KIMAI THOHIDA

LABORATORIUM KIMIA ANALISIS


SKM NEGERI 1 MOJOANYAR
TAHUN AJARAN 2022/2023
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
BAB II DASAR TEORI
2.1 ARGENTOMETRI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
3.2 ALAT DAN BAHAN
3.3 PROSEDUR KERJA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 DATA HASIL PENGAMATAN
4.2 PERHITUNGAN
4.3 PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Argentometri merupakan salah satu cara untuk menentukan kadar zat
dalam suatu larutan yang dilakukan dengan titrasi berdasarkan pembentukan
endapan ion Ag+. Dalam titrasi kali ini dilakukan untuk menentukan kadar
NaCl dalam garam dapur. Dapat kita ketahui, bahwa dipasaran terdapat
berbagai macam jenis merek garam yang memiliki konsentrasi berbeda-
beda, garam yang kita konsumsi harus memiliki kadar NaCl minimal 94%,
oleh karena itu dilakukannya pengujian untuk mengetahui kadar NaCl
dalam garam dapur yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui kadar NaCl dalam garam dapur
BAB II
DASAR TEORI

2.1 ARGENTOMETRI
Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida
dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat
(AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri disebut juga dengan
metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan (terjadi proses)
pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.

Argentometri merupakan salah satu metode analisis kuantitatif yang


bertujuan untuk mengetahui konsentrasi analit dengan menggunakan larutan
baku sekunder yang mengandung unsur perak.Larutan baku sekunder yang
digunakan adalah AgNO3, karena AgNO3 merupakan satu-satunya senyawa
perak yang bisa terlarut dalam air. Produk yang dihasilkan dari titrasi ini adalah
endapan yang berwarna.

Dasar titrasi argentometri adalah pembentukkan endapan yang tidak mudah


larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah
titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion
Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl yang berwarna
putih.
Ag(NO3) (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s) + NaNO3 (aq)

Metode titrasi argentometri umumnya digunakan untuk menganalisa


salinitas (kadar keasinan) air melalui penentuan kadar ion klorida yang terdapat
di dalamnya. Banyaknya larutan AgNO3 yang dibutuhkan untuk mencapai titik
akhir titrasi sama dengan banyaknya ion klorida yang terkandung dalam sampel
air (analit). Seiring perkembangan penduduk dunia dan pertumbuhan industri
yang pesat menyebabkan tercemarnya persediaan air di lingkungan. Untuk
mengetahui zat-zat pencemar yang terdapat dalam air juga dapat dilakukan
analisa dengan menggunakan metode titrasi argentometri. Salah satu jenis dari
titrasi pengendapan yang telah lama dikenal yaitu melibatkan reaksi
pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dan ion perak Ag+. Biasanya titrasi
ini dikenal dengan sebutan Titrasi Argentometri. Dasar dari titrasi argentometri
yaitu pembentukan endapan yang tidak mudah untuk larut antara titran dengan
analit. Sebagai contoh yang paling banyak digunakan ialah titrasi penentuan
NaCL dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit
membentuk garam AgCl yang tidak mudah larut.

Argentometri merupakan istilah yang diturunkan dari bahasa latin yaitu


Argentum yang artinya perak. Titrasi Argentometri sering kali disebut sebagai
Titrasi Pengendapan. Jadi argentometri itu merupakan salah satu cara yang
digunakan untuk menentukan kadar zat dalam suatu larutan yang dilakukan
dengan tritasi berdasarkan pembentukan endapan dengan ion Ag. Titrasi
argentometri adalah teknik khusus yang digunakan untuk menetapkan perak dan
senyawa halida. Penetapan kadar zat analit didasari oleh pembentukan endapan.

Dalam titrasi argentometri ini, larutan kalium kromat sebagai indikator. Di


titik akhir, ion kromat bergantung dengan ion perak untuk membentuk perak
kromat merah yang hanya sedikit bisa larut. Hendaknya titrasi ini dilakukan
ketika suasana netral atau sedikit basa, yaitu dalam jangkauan pH 6,59. Larutan
standar yang dipakai yaitu AgNO3 dan larutan baku primer yaitu NaCl, karena
NaCl bersifat tidak higroskopis.

Berdasarkan jenis indikator dan teknik titrasi yang dipakai, maka titrasi
Argentometri dapat dibedakan atas beberapa metode, yaitu :
1. Metode Fajans

Metode Fajans dalam argentometri sama halnya dengan pada metode Mohr,
perbedaannya hanya pada jenis indikator yang dipakai. Indikator yang dipakai
dalam metode fajans yaitu indikator adsorpsi seperti fluonescein atau cosine
menurut macam anion yang diendapkan oleh Ag+. Titrannya yaitu AgNO3
sampai suspensi violet menjadi merah. pH tergantung dari macam anion dan
indikator yang digunakan. Indikator adsorpsi yaitu zat yang bisa diserap oleh
permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya warna. Pengendapan tersebut
bisa diatur supaya terjadi di titik ekuivalen antara lain dengan cara menentukan
macam indikator yang digunakan dan PH. Sebelum titik ekuivalen dapat
tercapai, ion Cl- ada dalam lapisan primer dan sesudah tercapai ekuivalen maka
akan kelebihan sedikit AgNO3 yang menyebabkan ion Cl- digantikan Ag+
sehingga ion Cl- berada dalam lapisan sekunder.

2. Metode Volhard

Metode volhard adalah metode yang pertama kali diperkenalkan pada tahun
1874 oleh Jacobus Volhard, yang merupakan seorang ahli kimia dari Jerman.
Metode volhard pada titrasi argentometri larutan standar AgNO3 berlebih
ditambahkan ke dalam larutan yang didalamnya terkandung ion halogen
(contohnya Cl-). Kelebihan dari ion Ag+ dalam keadaan asam dititrasi dengan
standar garam tiosianat (NH4SCN atau KSCN) menggunakan indikator larutan
Fe3+. Hingga titik ekivalen, terjadi sebuah reaksi antara titran dan Ag+
membentuk sebuah endapan putih. Jika titran kelebihan maka dapat
menyebabkan reaksi dengan indikator membentuk senyawa kompleks tiosianato
ferrat (III) yang warnanya merah.

3. Metode Mohr

Metode mohr pada titrasi argentometri yaitu metode yang terbatas untuk
lartutan dengan nilai pH sekitar 6 hingga 10. Perak oksida akan meengndap dalam
larutan yang lebih basa. Kegunaan dari metode Mohr adalah sebagai penetapan
kadar Bromida atau Klorida. Prinsip penetapannya larutan bromida atau klorida
dalam keadaan netral atau agak alkalis dititrasi dengan larutan perak nitrat dengan
indikator kromat. Jika ion bromida atau klorida sudah habis diendapkan oleh ion
perak, maka ion kromat akan bereaksi dengan ion perak membentuk endapan
perak kromat yang warnanya coklat merah sebagai titik akhir titrasi. Larutan
standarnya ialah larutan perak nitrat dengan indikator larutan kalium kromat.

Prinsip :
AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl yang berwarna
putih. Bila semua Cl- sudah habis bereaksi dengan Ag+ dari AgNO3,, maka
kelebihan sedikit Ag+ akan bereaksi dengan CrO42- dari indikator K2CrO4
yang ditambahkan, ini berarti titik akhir titrasi telah dicapai, yaitu bila terbentuk
warna merah bata dari endapan Ag2CrO4.
Reaksinya:
Tingkat keasaman (pH) larutan yang mengandung NaCl berpengaruh pada titrasi.
Titrasi dengan metode Mohr dilakukan pada pH 8. Jika pH terlalu asam (pH < 6),
sebagian indikator K2CrO4 akan berbentuk HCrO4-, sehingga larutan AgNO3
lebih banyak yang dibutuhkan untuk membentuk endapan Ag2CrO4. Pada pH
basa (pH > 8), sebagian Ag+ akan diendapkan menjadi perak karbonat atau perak
hidroksida, sehingga larutan AgNO3 sebagai penitrasi lebih banyak yang
dibutuhkan.

STANDARDISASI LARUTAN AgNO3 DENGAN LARUTAN STANDARD NaCl


(MENGGUNAKAN METODE MOHR).
Cara Kerja :
1. Siapkan larutan NaCl 0,1000 N sebanyak 1000 mL dengan cara melarutkan
5,80 gram NaCl p.a (telah dikeringkan dalam oven 110oC selama 1 jam) dengan
aquades di dalam labu ukur 1000 ml.
2. Siapkan larutan AgNO3 0,1000 N sebanyak 500 mL dengan cara melarutkan
9,00 gram AgNO3 dengan aquades di labu ukur 500 mL.
3. Ambil 25,00 mL NaCl dengan pipet volume, tuangkan ke dalam erlenmeyer
250 ml, tambah 1,0 mL larutan K2CrO4 2% sebagai indikator.
4. Titrasi dengan larutan AgNO3 yang telah disiapkan sampai pertama kali
terbentuk warna merah bata.
5. Percobaan diulang 3 kali
6. Hitung normalitas AgNO3 dengan persamaan :
PENENTUAN KADAR NaCl DALAM GARAM DAPUR
Tujuan :
Menetapkan kadar NaCl dalam garam dapur dengan cara menstandardisasi
larutan garam dapur dengan larutan standar AgNO3 menggunakan metode
Mohr (Garam dapur telah dikeringkan didalam oven selama 1 jam dengan suhu
1100C)
Cara Kerja :
1. Larutkan 1,00 gram garam dapur dengan aquades di dalam labu ukur 250 mL.
2. Ambil 25,00 mL larutan garam dapur tersebut, tuangkan ke dalam erlenmeyer
250 mL, tambahkan 1,0 mL larutan K2CrO4 2% sebagai indikator.
3. Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampai terbentuk warna merah bata.
4. Percobaan diulang 3 kali
5. Hitung kadar NaCl dalam garam dapur.
FP = faktor pengenceran, dalam prosedur ini 250/25
PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM AIR LAUT
Tujuan :
Menentukan kadar ion klorida dalam air laut dengan cara menstandardisasi
larutan air laut dengan larutan standar AgNO3.
Cara Kerja :
1. Larutkan 5,00 mL sampel air laut dengan aquades ± 25 mL didalam
erlenmeyer 250 mL
2. Tambahkan 1,0 mL larutan K2CrO4 2% sebagai indikator
3. Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampai pertama kali terbentuk warna
merah bata.
4. Percobaan diulang 3 kali
5. Hitung molaritas (M) ion klorida dalam air laut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1.1 WAKTU DAN TEMPAT


Hari/Tanggal : Rabu, 25 Januari 2023
Waktu : 07.00-10.05
Tempat : Laboratorium Kimia Analisis SMK Negeri 1 Mojoanyar
1.2 ALAT DAN BAHAN
ALAT:
 Botol semprot  Pipet volume 100mL
 Erlenmeyer 100mL 3buah  Pipet ukur 2mL
 Gelas beaker 50mL 1buah  Pengaduk kaca
 Gelas beaker 100ml 1buah  Corong kaca kecil
 Labu ukur 50mL 1buah  Bola hisap
 Labu ukur 100mL 1buah  Buret amber 25mL
 Pipet tetes  Klem dan statif

BAH
BAHAN:
 AgNO3  K2CrO4
 NaCl  Aquadest
 Garam Dapur

1.3 PROSEDUR KERJA

a. Membuat Larutan NaCl 0,05N 50mL

NaCL
- Ditimbang 0, 1517 gram
- Dilarutkan ke dalam gelas beaker dengan sedikit aquadest
- Dipindahkan ke dalam labu ukur 50mL
- Ditambahkan aquadest hingga tanda batas
- Dihomogenkan
Larutan NaCl 0,05N

b. Membuat Larutan Garam Dapur


Garam Dapur

- Ditimbang 0,406 gram garam dapur


- Dilarutkan ke dalam gelas beaker dengan sedikit aquadest
- Dipindahkan ke dalam labu ukur 100mL
- Ditambahkan aquadest hingga tanda batas
- Dihomogenkan

Larutan Garam Dapur

c. Standarisasi AgNO3 dengan NaCl

AgNO3 dengan NaCl

- Memipet 10mL NaCl, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 100mL


- Memasukkan indicator K2Cr04 0,5mL dengan menggunakan pipet ukur
- Mentitrasi dengan larutan AgNO3, hingga terjadi perubahan warna
- Mencatat volume AgNO3
- Mengulang titrasi sekali lagi
- Menghitung normalitas larutan tersebut

Hasil standarisasi AgNO3 dengan NaCl

d. Menentukan Kadar NaCl dalam Garam Dapur

AgNO3 dengan Garam Dapur


- Memipet 10mL larutan garam dapur ke dalam Erlenmeyer 100mL
- Menambahkan indikator K2CrO4 0,5mLdengan pipet ukur
- Mentitrasi dengan AgNO3, hingga terjadi perubahan warna
- Mencatat volume
- Mengulang titrasi sekali lagi
- Menghitung kadar

Kadar NaCl dalam Garam Dapur


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 DATA HASIL PENGAMATAN


a. Standarisasi AgNO3 dengan NaCl

b. Menentukan kadar NaCl dalam garam dapur

4.2 PERHITUNGAN
a. Menghitung NaCl 0,05N sebanyak 50mL
b. Perhitungan standarisasi AgNO3 dengan NaCl

c. Menghitung normalitas AgNO3 dengan NaCl

d.Kadar NaCl dalam garam dapur


4.3 PEMBAHASAN
Jika larutan AgNO3 dicampurkan atau direaksikan dengan larutan NaCl
akan terbentuk endapan AgCl. Reaksi yang terjadi ialah:
AgNO3+NaCl AgCl+NaNO3
Apabila Nacl yang ditambahkan berlebih akan terbentuk larutan berwarna
putih seperti susu. Pada analisis argentometri yang digunakan bukanlah buret
bening, melainkan buret amber dikarenakan AgNO3 merupakan senyawa
yang tidak stabil oleh cahaya matahari dan larutannya harus disimpan dalam
wadah kaca yang gelap, agar cahaya dapat diserap oleh kaca sehingga tidak
sampai pada larutan.
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan praktikum ini dapat kita ketahui kadar NaCl
dalam garam dapur yaitu sebesar 40,6% . Dan terdapat beberapa metode
dalam titrasi argentometri ini, yaitu Metode Fajans, Metode Volhard, dan
Metode Mohr. Pada praktikum ini menggunakan Metode Mohr

5.2 SARAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Ketelitian pada saat memipet
2. Sebaiknya menggunakan buret amber pada titrasi argentometri
DAFTAR PUSTAKA

https://www.infokimia.com/2018/12/pengertian-syarat-dan-penerapan-
titrasi.html
https://www.temukanpengertian.com/2016/02/pengertian-titrasi-
argentometri.html
https://chemistry.uii.ac.id/metode-mohr/
https://www.academia.edu/19160743/Laporan_Praktikum_Kimia_Analisis_Arg
entometri
https://id.scribd.com/document/262151895/Acara-V-Titrasi-Pengendapan-
Penetapan-Kadar-Nacl-Titrasi-Argentometri

Anda mungkin juga menyukai