Anda di halaman 1dari 22

Analisis Kation

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada perkembangan teknologi sekarang ini sangat mempengaruhi

berbagai bidang yang ada di sekitar kita, seperti halnya dalam bidang

farmasi. Maka dari perkembangan teknologi yang sekarang ini semakin

meningkat jumlah produk-produk farmasi yang tersedia untuk

masyarakat. Dalam penyediaan suatu produk farmasi dipergunakan

berbagai senyawa-senyawa yang dikombinasikan satu dengan yang lain

untuk menghasilkan suatu senyawa baru yang sangat bermanfaat.

Pengkombinasian ini melibatkan berbagai senyawa baik yang mudah

larut dalam air, maupun yang tidak.

Pada penentapan kadar yang sukar larut, senyawa yang sukar larut

tersebut digunakan metode tertentu, karena sifat dari senyawa yang

mudah larut sangat berbeda dengan senyawa yang sukar larut. Dimana

salah satu metode tersebut adalah metode argentometri.

Argentometri adalah suatu titrasi dengan menggunakan perak nitrat

sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut.

Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang

tidak mudah larut antara titrant dan analit. Sebagai contoh yang

banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran

akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit membentuk garam yang tidak

mudah larut.

Dengan adanya percobaan ini diharapkan praktikan mampu

mengetahui dan mempelajari cara menentukan kadar suatu senyawa

yang sukar larut dengan menggunakan metode argentometri.

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
B. Maksud Praktikum

Untuk mempelajari dan memahami cara menentukan kadar suatu

senyawa dengan menggunakan metode argentometri.

C. Tujuan Praktikum

Untuk menentukan kadar NaCl dalam analisa argentometri dengan

menggunakan larutan baku AgNO3 menggunakan metode Mohr.

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar

halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan

perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri

disebut juga dengan metode pengendapan karena pada argentometri

memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau

endapan. Reaksi yang mendasari titrasi argentometri adalah:

(Ibnu Gholib:2007)

AgNO3 + Cl- AgCl(s) + NO3-

Argentometri ialah titrasi dengan menggunakan perak nitrat

sebagai titran dimana akan terbentuk garam perak yang sukar larut

(Tim Eramedia:2008).

Argentometri merupakan metode analisis volumetri yang

digunakan untuk menentukan endapan dengan perak nitrat AgNO3

(Tim Pustaka Gama:2014).

Argentometri sesuai dengan namanya, penetapan kadar ini

menggunakan perak nitrat (AgNO3). Garam ini merupakan satu-satunya

garam perak yang terlarut air sehingga reaksi perak nitrat dengan

garam lain akan menghasilkan endapan (Cairs:2009)

Pengendapan mungkin adalah metode yang paling sering dipakai

dalam praktek analisis kualitatif. Timbulnya endapan sebagai hasil

penambahan suatu reagensia tertentu dapat dipakai sebagai uji

terhadap suatu ion tertentu. Dalam hal demikian, kita cukup hanya

mengamati, apakah endapan yang terbentuk mempunyai warna dan

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
penampilan umum yang tepat, dan kadang-kadang menguji lagi dengan

reagensia-reagensia lebih lanjut, dengan mengamati efeknya terhadap

endapan. Namun pengendapan bisa juga dilakukan untuk pemisahan.

Untuk melakukan ini, suatu reagensia yang sesuai ditambahkan, yang

membentuk endapan (endapan-endapan) dengan hanya satu atau

beberapa ion yang ada dalam larutan. Setelah penambahan reagensia

dalam jumlah yang sesuai, endapan disaring dan dicuci. Kemudahan

suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian besar

pada struktur morfologi endapan, yaitu pada bentuk dan ukuran

kristal-kristalnya (G.Svehla:1985).

Sebagai indikator, dapat digunakan kalium kromat yang

menghasilkan warna merah dengan adanya kelebihan ion Ag+. Metode

argentometri yang lebih luas lagi digunakan adalah metode titrasi

kembali. Perak nitrat (AgNO3) berlebihan ditambahkan ke sampel yang

mengandung ion klorida atau bromida. Sisa AgNO3 selanjutnya dititrasi

kembali dengan amonium tiosianat menggunakan indikator besi(III)

amonium sulfat. Reaksi yang terjadi pada penentuan ion klorida dengan

cara titrasi kembali adalah sebagai berikut: (Ibnu Gholib:2007)

AgNO3 berlebih + Cl- AgCl(s) + NO3-

sisa AgNO3 + NH4SCN AgSCN(s) + NH4NO3

3NH4SCN + FeNH4(SO4)2 Fe(SCN)3 merah + 2(NH4)2SO4

Sebelum dilakukan titrasi kembali, endapan AgCl harus disaring

terlebih dahulu atau dilapisi dengan penambahan dietilftalat untuk

mencegah disosiasi AgCl oleh ion tiosianat. Halogen yang terikat

dengan cincin aromatis tidak dapat dibebaskan dengan hidrolisis

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
sehingga harus dibakar dengan labu oksigen untuk melepaskan halogen

sebelum dititrasi (Ibnu Gholib:2007).

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu:

(Ibnu Gholib,2007)

1. Metode Mohr

Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida

dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat

dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada

permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah

tercapai titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan

bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat

yang berwarna merah. Kerugian metode Mohr adalah:

a) Bromida dan klorida kadarnya dapat ditetapkan dengan metode

Mohr akan tetapi untuk iodida dan tiosianat tidak memberikan

hasil yang memuaskan, karena endapan perak iodida atau perak

tiosianat akan mengadsorbsi ion kromat, sehingga memberikan

titik akhir yang kacau.

b) Adanya ion-ion seperti sulfida, fosfat, dan arsenat juga akan

mengendap.

c) Titik akhir kurang sensitif jika menggunakan larutan yang encer.

d) Ion-ion yang diadsorbsi dari sampel menjadi terjebak dan

mengakibatkan hasil yang rendah sehingga penggojogan yang kuat

mendekati titik akhir titrasi diperlukan untuk membebaskan ion

yang terjebak tadi.

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
Titrasi langsung iodida dengan perak nitrat dapat dilakukan

dengan penambahan amilum dan sejumlah kecil senyawa pengoksidasi.

Warna biru akan hilang pada saat titik akhir dan warna putih-kuning

dari endapan perak iodida (AgI) akan muncul.

2. Metode Volhard

Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam

dengan larutan baku kalium atau amonium tiosianat yang mempunyai

hasil kali kelarutan 7,1 x 10-13. Kelebihan tiosianat dapat ditetapkan

secara jelas dengan garam besi(III) nitrat atau besi(III) amonium

sulfat sebagai indikator yang membentuk warna merah dan kompleks

besi(III)-tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 0,5-1,5 N. Titrasi

ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi(III) akan

diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik

akhir tidak dapat ditunjukkan. Untuk mendapatkan hasil yang teliti

pada waktu akan dicapai titik akhir, titrasi digojog kuat-kuat supaya

ion perak yang diadsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat

bereaksi dengan tiosianat. Metode Volhard dapat digunakan untuk

menetapkan kadar klorida, bromida dan iodida dalam suasana asam.

Caranya dengan menambahkan larutan baku perak nitrat berlebihan,

kemudian kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi kembali

dengan larutan baku tiosianat.

3. Metode K. Fajans

Pada metoda ini digunakan indikator adsorbsi, yang mana pada

titik ekuivalen, indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada

permukaan endapan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini ialah, endapan

harus dijaga sedapat mungkin dalam bentuk koloid. Garam netral

dalam jumlah besar dan ion bervalensi banyak harus dihindarkan

karena mempunyai daya mengkoagulasi. Larutan tidak boleh terlalu

encer karena endapan yang terbentuk sedikit sekali sehingga

mengakibatkan perubahan warna indikator tidak jelas. Ion indikator

harus bermuatan berlawanan dengan ion pengendap. Ion indikator

harus tidak teradsorbsi sebelum tercapai titik ekuivalen., tetapi

harus segera teadsobrsi kuat setelah tercapai titik ekuivalen. Ion

indikator tidak boleh teradsobrsi sangat kuat, seperti misalnya pada

titrasi klorida dengan indikator eosin, yang mana indikator

teradsorbsi lebih dulu sebelum titik ekuivalen tercapai.

4. Metode Leibig

Pada metode ini, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan

indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan.

Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali

sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojogan akan

larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan

larut.

Cara Leibig hanya menghasilkan titik akhir yang memuaskan

apabila pemberian peraksi pada saat mendekati titik akhir dilakukan

perlahan-lahan. Cara Leibig ini tidak dapat dilakukan pada keadaan

larutan amoni-akalis karena ion perak akan membentuk kompleks

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
Ag(NH3)2+ yang larut. Hal ini dapat di atasi dengan menambahkan

sedikit larutan kalium iodida.

Dalam Farmakope Indonesia, titrasi argentometri digunakan

untuk penentuan kadar: amonium klorida, fenoterol hidrobromida,

kalium klorida, klorbutanol, melfalan, metenamin mandelat dan

sediaan tabletnya, natrium klorida, natrium nitroprusida, sistein

hidroklorida dan tiamfenikol.

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
B. Uraian Bahan

a) Aqua destilata (FI,III:96)

Nama resmi : AQUA DESTILLATA

Nama lain : Air Suling

Berat molekul : 18,02

Rumus molekul : H 2O

Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

b) K2CrO4 (FI,III:690)

Nama resmi : KALLI CROMAT

Nama lain : Kalium Kromat

Rumus molekul : K2CrO4

Pemerian : Massa hablur; kuning.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larutan jernih.

c) AgNO3 (FI,III:97)

Nama resmi : ARGENTI NITRAS

Nama lain : Perak Nitrat

Berat molekul : 169,87

Rumus molekul : AgNO3

Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna

putih; tidak berbau; menjadi gelap jika kena

cahaya.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol

(95%) P.

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

Kegunaan : Antiseptikum ekstern, kaostikum.

d) NaCl (FI,III:403)

Nama resmi : NATRII CHLORIDUM

Nama lain : Natrium Klorida

Rumus molekul : NaCl

Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk

serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa asin.

Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air

mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol

P; sukar larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Sumber ion klorida dan ion natrium.

C. Prosedur Kerja (Anonim,hal 27)

 Penentuan kadar NaCl

Ditimbang saksama 250 mg zat uji, kemudian dilarutkan dalam

Erlenmeyer dengan 10 ml air suling, tambahkan indikator K2CrO4 5%

3 tetes dan titrasi dengan larutan baku AgNO3 0,1 N sampai

terbentuk endapan kemerah-merahan.

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
BAB III METODE KERJA

A. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah bulk, buret,

corong, erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, pipet tetes, pipet volume

dan statif.

B. Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah aqua

destilata, larutan AgNO3, larutan K2CrO4, larutan NaCl dan tisu.

C. Cara kerja

 Penetapan kadar NaCl

1. Ditimbang 50,3 mg NaCl.

2. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer.

3. Ditambahkan 10 ml aquadest.

4. Ditambahkan indikator K2CrO4 5% sebanyak 3 tetes (terjadi

perubahan warna menjadi kuning).

5. Dititrasi dengan larutan baku AgNO3 0,1 N sampai terbentuk

endapan merah.

6. Lakukan pengerjaan di atas dengan menggunakan 50,4 mg NaCl.

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

 Data penetapan kadar NaCl

Volume pada saat Volume pada saat


Percobaan Berat sampel
putih terbentuk merah terbentuk
I 50,3 mg 6 ml 7,2 ml
II 50,4 mg 4,3 ml 10,3 ml

Perhitungan:

 % kadar NaCl percobaan I

Vtitran x N x Berat setara


% kadar = x 100%
Berat sampel x Faktor koreksi

7,2 ml x 0,1019 N x 5,85 mg


= x 100%
50,3 mg x 0,1 N

4,292028
= x 100%
5,03

= 0,8532858 x 100%

= 85,32858 %

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
 % kadar NaCl percobaan II

Vtitran x N x Berat setara


% kadar = x 100%
Berat sampel x Faktor koreksi

10,3 ml x 0,1019 N x 5,85 mg


= x 100%
50,4 mg x 0,1 N

6,1399845
= x 100%
5,04

= 1,218250 x 100%

= 121,825 %

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
B. Pembahasan

Argentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar

halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan

perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri

disebut juga dengan metode pengendapan karena pada argentometri

memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau

endapan.

Dasar teori argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak

mudah larut antara titran dan analit. Sebagai contoh yang banyak

dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana Ag+ dari titran akan

bereaksi dengan Cl- dari analit membentuk garam yang tidak mudah

larut.

Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk menentukan kadar

NaCl dalam analisa argentometri dengan menggunakan larutan baku

AgNO3 menggunakan metode Mohr.

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yaitu metode

Mohr, metode Volhard, metode K. Fajans dan metode Leibig.

Metode Mohr dapat digunakan untuk menetapkan kadar klorida

dan bromida dalam suasana netral dengan larutan baku perak nitrat

dengan penambahan larutan kalium kromat sebagai indikator. Pada

permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah

tercapai titik ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan

bereaksi dengan kromat dengan membentuk endapan perak kromat

yang berwarna merah. Kerugian metode Mohr adalah:

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
a) Bromida dan klorida kadarnya dapat ditetapkan dengan metode

Mohr akan tetapi untuk iodida dan tiosianat tidak memberikan hasil

yang memuaskan, karena endapan perak iodida atau perak tiosianat

akan mengadsorbsi ion kromat, sehingga memberikan titik akhir yang

kacau.

b) Adanya ion-ion seperti sulfida, fosfat dan arsenat juga akan

mengendap.

c) Titik akhir kurang sensitif jika menggunakan larutan yang encer.

d) Ion-ion yang diadsorbsi dari sampel menjadi terjebak dan

mengakibatkan hasil yang rendah sehingga penggojogan yang kuat

mendekati titik akhir titrasi diperlukan untuk membebaskan ion yang

terjebak tadi.

Metode Volhard, perak dapat ditetapkan secara teliti dalam

suasana asam dengan larutan baku kalium atau amonium tiosianat yang

mempunyai hasil kali kelarutan 7,1 x 10-13. Kelebihan tiosianat dapat

ditetapkan secara jelas dengan garam besi(III) nitrat atau besi(III)

amonium sulfat sebagai indikator yang membentuk warna merah dari

kompleks besi(III)-tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 0,5-1,5 N.

Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi(III)

akan diendapkan menjadi Fe(OH)3 jika suasananya basa, sehingga titik

akhir tidak dapat ditunjukkan. Untuk mendapatkan hasil yang teliti

pada waktu akan dicapai titik akhir, titrasi digojog kuat-kuat supaya

ion perak yang diadsorbsi oleh endapan perak tiosianat dapat bereaksi

dengan tiosianat. Metode Volhard dapat digunakan untuk menetapkan

kadar klorida, bromida dan iodida dalam suasana asam. Caranya dengan

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
menambahkan larutan baku perak nitrat berlebihan, kemudian

kelebihan larutan baku perak nitrat dititrasi kembali dengan larutan

baku tiosianat.

Metode K. Fajans digunakan indikator adsorbsi, yang mana pada

titik ekuivalen, indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak

memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan

endapan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini ialah,

endapan harus dijaga sedapat mungkin dalam bentuk koloid. Garam

netral dalam jumlah besar dan ion bervalensi banyak harus dihindarkan

karena mempunyai daya mengkoagulasi. Larutan tidak boleh terlalu

encer karena endapan yang terbentuk sedikit sekali sehingga

mengakibatkan perubahan warna indikator tidak jelas. Ion indikator

harus bermuatan berlawanan dengan ion pengendap. Ion indikator

harus tidak teradsorbsi sebelum tercapai titik ekuivalen., tetapi harus

segera teadsobrsi kuat setelah tercapai titik ekuivalen. Ion indikator

tidak boleh teradsobrsi sangat kuat, seperti misalnya pada titrasi

klorida dengan indikator eosin, yang mana indikator teradsorbsi lebih

dulu sebelum titik ekuivalen tercapai.

Metode Leibig, titik akhir titrasinya tidak ditentukan dengan

indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan.

Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali

sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada penggojogan akan

larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil dan

larut. Cara Leibig hanya menghasilkan titik akhir yang memuaskan

apabila pemberian pereaksi pada saat mendekati titik akhir

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
dilakukan perlahan-lahan. Cara Leibig ini tidak dapat dilakukan pada

keadaan larutan amoni-akalis karena ion perak akan membentuk

kompleks Ag(NH3)2+ yang larut. Hal ini dapat di atasi dengan

menambahkan sedikit larutan kalium iodida. Dalam Farmakope

Indonesia, titrasi argentometri digunakan untuk penentuan kadar:

amonium klorida, fenoterol hidrobromida, kalium klorida,

klorbutanol, melfalan, metenamin mandelat dan sediaan tabletnya,

natrium klorida, natrium nitroprusida, sistein hidroklorida dan

tiamfenikol.

Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl

adalah metode Mohr dengan indikator K2CrO4.

Hal yang pertama dilakukan adalah timbang 250 mg NaCl lalu

masukkan ke dalam erlenmeyer. Tambahkan 10 ml aquadest ke dalam

erlenmeyer lalu tambahkan indikator K2CrO4 5% sebanyak 3 tetes.

Penambahan indikator ini akan menjadikan warna larutan menjadi

kuning. Titrasi dengan larutan baku AgNO3 0,1 N, titrasi dilakukan

hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen ditandai dengan

berubahnya warna larutan menjadi merah bata dan munculnya

endapan putih secara permanen.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesalahan pada saat

praktikum argentometri adalah alat yang digunakan tidak steril,

bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan zat yang lain,

kurangnya ketelitian praktikan pada saat melakukan percobaan baik

pada saat penimbangan maupun pada saat proses titrasi serta kurang

teliti pada saat membaca volume titrasi.

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik

kesimpulan bahwa kadar NaCl dengan berat sampel 50,3 mg adalah

85,32858% dengan volume titran yang digunakan hingga terbentuk

endapan merah yaitu 7,2 ml sedangkan kadar NaCl dengan berat sampel

50,4 mg adalah 121,825% dengan volume titran yang digunakan hingga

terbentuk endapan merah yaitu 10,3 ml.

B. Saran

Sebaiknya pada saat praktikan melakukan percobaan harus

didampingi oleh asisten kelompok agar praktikum dapat berjalan

dengan lancar dan terkendali.

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
Daftar Pustaka

Anonim.2015.Penuntun Praktikum Kimia Analisis.Makassar:UMI

Cairs,Donald.2009.Intisari Kimia Farmasi.Jakarta:EGC

Gandjar Ibnu,Gholib.,Rohman,Abdul.2007.Kimia Farmasi Analisis.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Pengawasan Obat dan Makanan,Direktorat Jendral.1979.Farmakope

Indonesia Edisi III.Jakarta:Departemen Kesehatan RI

Svehla,G.1985.Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan

Semimikro.Jakarta:PT.Kalman Media Pusaka

Tim Eramedia.2008.Kamus Pintar Kimia.Jakarta:Eramedia Publisher

Tim Pustaka Gama.2014.Kamus Kimia.Jakarta:Pustaka Gama

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
Lampiran

A.Gambar

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar
Analisis Kation
B. Skema Kerja

 Penetapan kadar NaCl

Timbang saksama 50,3 mg NaCl

Masukkan ke dalam erlenmeyer

+ 10 ml aquadest ke dalam erlenmeyer

+ indikator K2CrO4 5% sebanyak 3 tetes

(perubahan warna kuning)

Titrasi dengan AgNO3 0,1 N

(hingga terbentuk endapan merah)

Ulangi pengerjaan diatas dengan menggunakan 50,4 mg NaCl

Nur Endasari
15020140124 Naqli Akbar

Anda mungkin juga menyukai