Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

JURUSAN FARMASI

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR

UJI EFEK ANTI DIABETIK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

Magistra Nur Anisah PO714251171029


Astri Citra Syaputri PO714251171001
Dian Islamiah PO714251171016
Husnul Khatimah PO714251171020
Ayu Astuti PO714251171010
Kurnia Ramadani PO714251171028
Jusna PO714251171027
Annisa Ramadani PO714251171007
Intan Muslianty PO714251171024

KELAS/ KELOMPOK : D. IV/ III (TIGA)


PEMBIMBING : Tahir Akhmad

JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
2019
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk dapat melakukan aktivitas hidupnya sehari-hari, manusia dan makhluk

hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan memerlukan energi.

Karbohidrat merupakan sumber energi terbesar yang mana didalam tubuh akan

dimetabolisme menjadi glukosa yang kemudian digunakan langsung untuk kebutuhan

energi tubuh ataupun disimpan dalam otot dan jaringan lain (Ansel,H.C 2013)

Namun kadangkala metabolisme yang diharapkan dari sumber energi ini tidak

berlansung sebagaimana mestinya, yang mungkin disebabkan berbagai faktor,

diantaranya disfungsi organ-organ tubuh yang berperan dalam metabolisme tersebut.

Diabetes Mellitus merupakan penyebab kematian ketiga di Indonesia setelah

penyakit jantung dan kanker. Diabetes merupakan penyakit yang dapat menggangu

metabolisme glukosa tersebut, dimana glukosa yang seharusnya menjadi bermanfaat

dan merupakan sumber energi, berubah menjadi musuh dalam tubuh yang

mengganggu sistem kestabilan organ (Ansel,H.C 2013).

Untuk mengatasi masalah tersebut, sekarang ini telah dikembangkan berbagai

penemuan dan obat yang dapat menurunkan resiko dan mengobati penyakit Diabetes

Mellitus. Berbagai produk obat dengan nama paten pun telah beredar di pasaran.

Pengujian efek farmakologi dari obat antidiabetes yang beredar di pasaran

perlu dilakukan untuk mengetahui keefektivan dari obat tersebut. Selain itu, sebagai
mahasiswa fakultas farmasi kita harus mengetahui obat antidiabetes yang ideal dan

tidak memiliki efek samping yang merugikan bagi pengguna obat tersebut.

B. Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami efek dari obat antidiabetes terhadap hewan coba

mencit (Mus musculus).

C. Tujuan Percobaan

        Untuk menentukan tingkat efektifitas pemberian obat tradisional antidiabetes

dari daun binahong

D. Prinsip Percobaan

        Penentuan penurunan kadar glukosa darah dan tingkat efektifitas pemberian obat

tradisional antidiabetes yakni daun binahong pada hewan mencit (Mus musculus)

yang telah diinduksi dengan larutan glukosa 20%.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010,diabetes militus

merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia

yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.

Hiperglikemia didefinisikan sebagai kadar glukosa puasa yang lebih tinggi dari 110

mg/dL. Kadar glukosa serum puasa normal adalah 70-110 mg/dL, glukosa difiltrasi

oleh glomerolus dalam plasma tidak melebihi 160-180 mg/dL ( jumain 2018).

Diabetes Militus (DM) adalah gangguan metabolism yang ditandai dengan

hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas metabolism karbohidrat,

lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan

sensivitas insulin, atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskuler,

makrovaskuler, dan neuropatil ( jumain. 2018).

Pada orang sehat, air kemihnya tidak akan mengandung zat yang berguna bagi

tubuh, seperti gula dan protein. Bila dalam air kemih seseorang terdapat gula yang

berlebihan, ini berarti orang tersebut menderita penyakit kenccing manis atau diabetes

melitus. Ini terjadi karena kekurangan hormone insulin. Penyakit sering buang air

kesil disebut diabetes insipidus (Sloane, Ethel. 2004).

Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan

menahun pada khususnya metabolisme karbohidrat dalam tubuh, dan juga pada
metabolisme lemak dan protein (lat. Diabetes = penerusan, mellitus = madu).

Sebabnya ialah kekurangan hormon insulin untuk menggunakan (membakar) glukosa

sebagai sumber energi serta guna sintesis lemak, dengan efek terjadinya

hiperglikemia (Mycek, 2001).

Manifestasi Klinik Diabetes Melitus yaitu (Sukandar, dkk, 2008):

1. DM tipe I

Penderita DM tipe I biasanya memiliki tubuh yang kurus dan cenderung

berkembang menjadi diabetes ketoasidosis karena insulin sangat kurang disertai

peningkatan hormone glucagon.

Sejumlah 20-40% pasien mengalami DKA setelah beberapa hari mengalami

poliuria, polidipsia, polifagia, dan kehilangan bobot badan.

2. DM tipe II

Pasien dengan DM tipe II sering asimptomatik. Munculnya komplikasi dapat

mengindikasikan bahwa pasien telah menderita DM selama bertahun-tahun,

umumnya muncul neuropathi.

Pada diagnosis umumnya terdeteksi adanya letargi, poliuria, nokturia, dan

polidipsia sedangkan penurunan bobot badan secara signifikan jarang terjadi.

B. Uraian bahan

1). Daun bonahong

Kingdom: Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta
Superdivison : Spermetophyta

Division : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Hammelidae

Ordo : Caryphyllales

Familia : Basellaceae

Genus : Anredera

2. batang

3. daun sirih merah

4. Glukosa 10%

Nama resmi : Glucosum

Nama lain : Glukosa

Pemerian : Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau butiran putih ;tidak berbau;

rasa manis.

Kelarutan : mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; agak

sukar larut; dalam etanol (95%)p mendidih; sukar larut dalam etanol

(95%) p.

Penyimpanan : DWTB

k/p : Kalorigenikum.
BAB III

METODE KERJA

A. Alat Dan Bahan

1. Alat-alat yang digunakan:

a) . gelas ukur 100 ml

b) Timbangan analitik

c) Gelas piala 100 ml, 500 ml

d) Alat tes glukosa darah

e) Strip tes glukosa darah

f) Kertas kering

g) Spuit oral 1 ml

h) Sarung tangan

i) Timbangan hewan

j) Pebang pengaduk

k) Baskom

l) Kandang mencit

m) Penangas air

2. Bahan-bahan yang digunakan

a) Tanaman yang biasa digunakan untuk antidiabetik ( daun binahong)

b) Etanol

c) Cairan glukosa 20%

d) Suspense glibenklamin
e) Natrium karboksi metal selulosa

f) Hewan uji mencit

B. Cara kerja

1. penyipan hewan uji

Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan, sehat,

dengan bobot badan 20-30 gram

2. perlakuan terhadap hewan uji

Sebelum perlakuan, hewan uji dipuasakan selama 12 jam dan diukur kadar

glukosa darah puasa, kemudian diberi larutan glukosa 10% b/v secara oral dengan

volume pemberian 1 ml/20 gram berat badan. Setelah pemberian larutan glukosa 10%

mencit kemudian dikelompokkan, dimana setiap kelompok diberi perlakuan sesuai

dengan bahan yang digunakan (daun binahong) dalam praktek ini. Setiap pemberian

dilakukan secara oral.

Pengamatan dilakukan terhadap mencit setelah dilakukan perlakuan setiap 30

menit selama 1 jam. Data yang dikumpulkan berupa data penurunan kadar glukosa

darah mencit setelah perlakuan yang diukur setiap 30 menit selama 1 jam.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

TANAMAN NO BB 20% vol pelarut Vol. GDP GDI G D P


indikasi pemberian
otra 301 302
Daun sirih 1 28 0,5 0,72 132 255 226 159
merah
2 29 0,5 0,75 161 195 170 147
Daun 1 28 0,5 0,676 135 246 221 207

binahong 2 27 0,5 0,702 165 220 192 166


Kulit 1 28 0,5 0,72 145 328 154 137

jamblang 2 32 0,5 0,83 140 178 108 96

1 24 0,5 0,62 160 256 177 154


kontrol -
2 22 0,5 0,572 122 201 115 128
Air
3 25 0,5 0,65 116 213 137 105

B. Pembahasan

Pada praktikum kali ini mengenai antidiabetik yang diujikan pada hewan uji.

Hewan uji terlebih dahulu dicek gula darah puasanya lalu diinduksi dengan glukosa

20% lalu dilakukan pengamatan tiap 30 menit selama 1 jam. Setelah 30 menit diukur

kembali gula daranya lalu diberi obat tradisional yang sudah dibuat dalam bentuk

larutan yaitu daun binahong, daun sirih merah, kulit batang jamblang dan air. Setelah

dihitung 30 menit setelah pemberian OTRA dihitung lagi gula darahnya lalu dihitung
lagi 30 menit . data yang diperoleh dari tiga OTRA dan air yang digunakan kulit

batang jamblang jauh lebih cepat berefek dan lebih cepat menurunkan gulah darah

puasa disbanding menggunakan daun sirih merah, daun binahong dan air. Maka yang

lebih berefek adalah kulit batang jamblang.

BAB V

PENUTUP
A kesimpulan

Dari hasil praktikun uji efek antidiabetik dengan menggunakan Obat

Tradisional yaitu daun binahong, daun sirih merah, kulit batang jamblang dan air dan

hasil yang diperoleh adalah kulit batang jamblang jauh lebih cepat berefek dan lebih

cepat menurunkan gula darah puasa pada hewan uji.

B. saran

Disarankan kepada praktikan agar memperhatikan waktu pengujian pada hewan

uji untuk memperoleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Farida
Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi keempat. Jakarta : UI Press.
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Depkes RI.

Jumain, dkk. 2018. Buku Pegangan Praktikum Farmakologi. Makassar: Politeknik

Kesehatan Makassar.

Mycek.M.J, Harvey. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Widya Medika :


Jakarta.

Sloane, Ethel. 2004. “Anatomi dan Fisiologi untuk pemula”. EGC : Jakarta

Sukandar Elin Yuliana, dkk. 2008. “Iso Farmakoterapi”. PT. ISFI Penerbitan :
Jakarta

LAMPIRAN
Gambar 1 ekstrak daun binahong Gambar 2 Glukosa 20%

Gambar 3 kadar gula puasa sebelum diinduksi


Gambar 4 gula darah puasa setelah diinduksi

Gambar 5 gula darah puasa setelah diberi OTRA daun binahong

Anda mungkin juga menyukai