Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Tanggal Praktikum : 5 November 2020

Fisiologi Veteriner I Dosen Pembimbing : Drs. Pudji Achmadi M.Si

Minggu ke-8 (pagi) Kelompok Praktikum : P4.1

Asisten : 1. Natasya C Tambunan,

SKH

2. Rahmatusyifa, SKH

SISTEM ENDOKRIN
(Regulasi Insulin)

Oleh :

1. Iryanti Rahmaniar Tuharea B04180052

2. Hana Faizah Sophia B04190036

3. Ilham Akbar B04190038

4. Imas Rezki Amanah Are* B04190039

5. Indah Dwi Nurkholifah B04190040

DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SEMESTER GANJIL 2020-2021


PENDAHULUAN
Dasar Teori
Glukosa merupakan salah satu bentuk hasil metabolism karbohidrat yang
berfungsi sebagai sumber energy utama yang dikontrol oleh insulin. Hormon
insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Hormon ini akan
mempercepat masuknya glukosa masuk ke dalam sel. Kelebihan glukosa diubah
menjadi glikogen yang akan disimpan di dalam hati dan otot untuk cadangan jika
diperlukan. Peningkatan kadar glukosa darah menyebabkan sistem tubuh terganggu
dan terjadi penyakit seperti Diabetes Mellitus (DM) (Auliya et. al 2016). Diabetes
mellitus merupakan penyakit akibat tingginya glukosa dalam darah akibat
penurunan sekresi insulin oleh sel beta pancreas dan gangguan fungsi insulin
(resistensi insulin) (Fatimah 2015). Resistensi insulin ini belum menyebabkan
diabetes klinis, dimana sel β pankreas masih dapat mengompensasi, sehingga
terjadi hiperinsulinemia dengan kadar glukosa darah masih normal atau sedikit
meningkat. Bila sudah terjadi kelelahansel β pankreas, baru timbul DM klinis yang
ditandai dengan kadar gula darah yang meningkat.

Tujuan

Praktikum ini bertujuan memahami pengertian hormon insulin, penyakit


dan gejala diabetes mellitus tipe 1 dan 2, kurva standar glukosa, serta memahami
pengujian yang digunakan untuk mengukur glukosa plasma.
METODE
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan pada praktikum ini yaitu spektofotometer dan test
tube washer. Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tiga larutan yaitu
glukosa standar, air deionisasi, dan reagen warna enzim.

Prosedur kerja

Langkah pertama yaitu menggunakan larutan glukosa standar dengan cara


meneteskan larutan pada tabung yang disediakan, masing masing tabung diberikan
jumlah tetes larutan yang berbeda. kemudian meneteskan lagi cairan air deionisasi
lalu mencampurkan kedua bahan tersebut. Selanjutnya tabung dimasukkan
kedalam mesin sentifugal untuk memisahkan pellet. Kemudian larutan tersebut
diberi tetesan reagen warna enzim lalu menginkbasinya. Selanjutnya, atur
spektofotometer untuk memanaskan larutan mesin, lalu meletakkan satu per satu
tabung pada mesin tersebut agar bisa menganalisis dan mendapatkan hasil dari
sample tersebut. Hasil percobaan disimpan dengan mengklik submit.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hormon insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh sel β pancreas
(Guyton dan Hall 2006). Hormon ini, bersama dengan hormon glucagon yang
dihasilkan sel α pancreas, penting pada proses regulasi glukosa plasma darah.
Kegagalan dalam produksi atau respons terhadap hormon insulin dapat
mengakibatkan diabetes mellitus tipe 1 atau diabetes mellitus tipe 2. Diabetes
mellitus tipe 1, juga dikenal sebagai diabetes auto imun, adalah penyakit kronis
yang dicirikan oleh hilangnya sel β pancreas yang berujung pada hyperglycaemia
(Katsarouet al. 2017). Diabetes mellitus tipe 2 dicirikan dengan hyperglycaemia,
kekebalan insulin, dan defisiensi insulin relatif, serta merupakan hasil dari interaksi
antara faktor genetik, lingkungan dan perilaku (Olokoba et al. 2012). Pra diabetes
(hiperglikemia menengah) adalah keadaan berisiko tinggi untuk diabetes yang
ditentukan oleh variable glikemik yang lebih tinggi dari biasanya, tetapi lebih
rendah dari ambang batas diabetes (Tabák et al. 2012).

Pembuatan kurva standar glukosa merupakan tahap pertama dari praktikum


ini. Absorbansi larutan glukosa pada konsentrasi 30 mg/dl, 60 mg/dl, 90 mg/dl, 120
mg/dl dan 150 mg/dl direkam menggunakan alat spectrophotometer dan dibuat
kurva berdasarkan hasilnya. Setelah mendapatkan kurva standar glukosa, berbagai
sampel darah glukosa puasa pasien untuk mengetahui tingkat Fasting Plasma
Glucose-nya. Ini dilakukan dengan membandingkan nilai absorbans glukosa darah
tiap pasien dengan kurva standar glukosa. Hasil kedua bagian praktikum tertera
pada Tabel 1.
Tabel 1 Konsentrasi glukosa

Dapat dilihat dari Tabel 1 bahwa Fasting Plasma Glucose (FPG) level
pasien pertama sebesar 104 mg/dl, pasien kedua sebesar 114 mg/dl, pasien ketiga
memiliki sebesar 132 mg/dl, pasien keempat sebesar 123 mg/dl dan pasien kelima
sebesar 143 mg/dl. Pasien pertama normal dan tidak mengidap diabetes karena
level FPG yang masih di bawah 110 mg/dl. Pasien kedua dan keempat diduga
mengidap pra diabetes karena level FPG yang berada di rentang FPG pengidap pra
diabetes, yaitu 100-125 mg/dl (Mayans 2015). Pasien ketiga dan kelima diduga
mengidap diabetes karena level FPG yang melebihi 126 mg/dl (Menkeet al. 2015).
Untuk menentukan apakah ke-lima pasien tersebut benar mengidap diabetes,
disarankan menguji level glukosa darah 2 jam setelah makan (2-hr Plasma Glucose
atau 2-hr PG). Jika level 2-hr PG pasien jatuh pada rentang 140-199 mg/dl, ia dapat
dinyatakan mengidap pra diabetes. Jika level 2-hr PG pasien jatuh pada 200 mg/dl
atau lebih, pasien dapat dinyatakan mengidap diabetes (Menkeet al. 2015).
Pengujian dua kali dilakukan agar mendapatkan hasil yang valid.

SIMPULAN
Hormon insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Hormon
ini penting pada proses regulasi glukosa plasma darah. Diabetes mellitus tipe 1 atau
diabetes auto imun adalah penyakit kronis yang dicirikan oleh hilangnya sel β
pancreas yang berujung pada hyperglycaemia. Diabetes mellitus tipe 2 dicirikan
dengan hyperglycaemia, kekebalan insulin, dan defisiensi insulin relatif, serta
merupakan hasil dari interaksi antara faktor genetik, lingkungan dan perilaku. Kurva
standar glukosa untuk mengetahui tingkat Fasting Plasma Glucosa-nya. Dilakukan
dengan membandingkan nilai absorbans glukosa darah tiap pasien dengan kurva
standar glukosa.
DAFTAR PUSTAKA

Auliya P, Oenzil F, Rofinda D. 2016. Gambaran kadar gula darah pada mahasiswa
fakultas kedokteran universitas andalas yang memiliki berat badan
berlebih dan obesitas. Jurnal Kesehatan Andalas. 5(3): 529.

Fatimah RN. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. Jurnal MAJORITY. 4(5): 97

Guyton AC, Hall JE. 2006. Textbook of Medical Physiology 11th ed. Philadelphia
(US): Elsevier Saunders.

Katsarou A, Gudbjörnsdottir S, Rawshani A, Dabelea A, Bonifacio E, Anderson BJ,


Jacobsen LM, Schatz DA, Lernmarck Å. 2017. Type 1 diabetes mellitus.
Nature Reviews Disease Primers. 3(17016).

Mayans L. 2015. Metabolic syndrome: insulin resistance and prediabetes. FP Essent.


435: 11-16.

Menke A, Casagrande S, Geiss L, Cowie CC. 2017. Prevalence of and trends in


diabetes among adults in the United States, 1988-2012. JAMA. 314(10):
1021-1029.

Olokoba AB, Obateru OA, Olokoba LB. 2012. Type 2 diabetes mellitus: a review of
current trends. Oman Medical Journal. 27(4): 269-273.

Tabák AG, Herder C, Rathmann W, Brunner EJ, Kivimäki M. 2012. Prediabetes: a


high-risk state for diabetes development. The Lancet. 379(9833): 2279–
2290.
LAMPIRAN
Resume Video
Praktikum kali ini bertujuan mengamati pengaruh pemberian hormon insulin
terhadap kadar gula darah tikus. Hormon insulin adalah salah satu hormone yang
dihasilkan oleh sel β pancreas, insulin berperan dalam mobilitas nutrient terutama
glukosa masuk ke dalam sel dan kadar glukosa dalam darah akan mengalami
penurunan. Diabetes melitus terjadi ketika sekresi hormon insulin berkurang. Alat dan
bahan yang digunakan adalah penjepit tikus, gunting bedah untuk mengguntik ujung
ekor tikus, glukometer untuk kadar glukosa darah, strip test, spuit untuk mencekok
tikus dengan larutan glukosa 2cc, kapas, alkohol 70%, lidokain, dan pen insulin 2IU.

Cara kerja praktikum antara lain, glukometer di tera sehingga menunjukkan


angka 0, pasang strip test pada glukometer, ambil tikus dan masukkan ke penjepit tikus
posisi ekor berada di belakang penjepit, olesi ekor tikus dengan alkohol dan lidokain
untuk menghilangkan rasa sakit, lalu guntuk bagian ujung ekor, darah yang keluar
tempelkan di bagian sisi lain strip test, ukur kadar glukosanya. Cekok tikus dengan
glukosa 20% sebanyak 2cc, ukur Kembali kadar glukosa dalam darah tikus dengan
cara gesek ujung ekor tikus lalu tempelkan di striptest, lalu tikus disuntik hormon
insulin dan tunggu selama 10 menit, setelah itu ukur kadar glukosa darah tikus, amati
setiap perubahan kadar glukosanya.

Resume hand-on

Insulin adalah salah satu hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas (Sel
β). Hormon insulin sangat penting peranannya dalam metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein. Adanya insulin memungkinkan nutrien terutama glukosa dapat masuk ke
dalam sel. Oleh karena itu insulin akan menurunkan kadar gula darah. Pada penderita
diabetes mellitus, biasanya sekresi insulin terganggu sehingga kadar gula darah
menjadi tinggi.

Bahan dan ala tantara lain, alat pengukur kadar gula darah(gukometer), hormon
insulin, tikus putih, gunting, kapas, alkohol 70%, syring 2.5 ml, dan larutan 20%
glukosa. Tata kerja, pertama ambil tikus dan pegang pangkal ekornya, siapkan
glukometer dan pasang strip test, pegang kepala dan ekor tikus, bersihkan ekor dengan
alkohol dan lidokain. Gubting ujung ekor tikus lalu oleskan pada striptest, amati kadar
glukosanya (kadar gula darah awal). Ambil larutan glukosa 20% dengan syring
sebanyak 2cc, cekokkan ke tikus, lalu cek kadar glukosa tikus dengan cara memijat
ujung ekornya sampai keluar darah (kadar glukosa setelah asupan gula). Suntik tikus
dengan suntik insulin secara intraperitoneal, biarkan selama 15 menit. Ukur Kembali
kadar glukosa tikus dengan glukometer.

Anda mungkin juga menyukai