Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Tanggal Praktikum : 17 September 2020

Fisiologi Veteriner I Dosen Pembimbing : drh. Isdoni, M. Biomed


Minggu ke-2 (pagi) Kelompok Praktikum : P4.1
Asisten : 1. Natasya C Tambunan,
SKH
2. Rahmatusyifa, SKH

SEL DAN KOMUNIKASI SEL 2


(Molekul/Senyawa Polar dan Non Polar)

Oleh :

1. Iryanti Rahmaniar Tuharea B04180052


2. Hana Faizah Sophia* B04190036
3. Ilham Akbar B04190038
4. Imas Rezki Amanah Are B04190039
5. Indah Dwi Nurkholifah B04190040

DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SEMESTER GANJIL 2020-2021
PENDAHULUAN
Tujuan
Praktikum ini bertujuan menjelaskan tentang transportasi transmembran dan
mengetahui mekanisme difusi pada transpor antar membran. Serta mengetahui
pengaruh konsentrasi larutan terhadap laju difusi dan mengetahui sistem kerja pompa
Na-K.

Dasar Teori
Transportasi antar membran satu fungsi membran sel adalah sebagai lalu
lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel
antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat
kecil (air, etanol), karena membran bersifat semipermibale. Molekul lainnya seperti
molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik
membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel (Darmadi 2012).
Banyaknya molekul yang masuk kedalam sel melalui membran sel membentuk
suatu aktivitas sel yang dinamakan transpor antar membran.
Transpor membran dibagi menjadi dua yaitu transpor aktif dan transpor pasif.
Transportasi zat melalui membran sel terdiri dari dua macam yaitu, transpor pasif
dan transpor aktif. Transport Pasif, merupakan mekanisme perpindahan molekul
atau zat yang tidak melewati selaput membran semipermeable dan tidak
membutuhkan energi, dan Transpor aktif merupakan transpor partikel-partikel
melalui membran semipermeabel yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang
memerlukan energi dalam bentuk ATP. ATP adalah molekul pembawa energi di
dalam sel. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke
larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di
dalam sel. Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses
ini (Darmadi 2012).
Transpor pasif Dapat berlangsung karena adanya perbedaan konsentrasi
larutan di antara kedua sisi membran. Pada transpor pasif tidak rnemerlukan energi
rnetabolik. Transpor pasif ini bersifat spontan. Transpor pasif dibedakan menjadi
tiga, yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau difasilitasi
(facilitated diffusion), dan osmosis. Terdapat dua proses fisikokimiawi yang penting
dalam transport materi dalam sel yaitudifusi dan osmosis (Alkatiri 1996). Transpor
aktif Merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan. Arah
perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif
membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Transport aktif terbagi atas transport
aktif primer dan sekunder. Transport aktif sekunder juga terdiri atas co-transport
dan counter transport (exchange). Transport aktif primer memakai energi langsung
dari ATP, misalnya pada Na-K pump.
METODE

Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah membran dialisis 100
MWCO, 500 MWCO, 700 MWCO, dan 200 MWCO, stopwatch, gelas piala,
penyangga membran, pompa ion Na+-K+, dan ATP. Bahan yang digunakan adalah
larutan glukosa 2.00 mM, glukosa 8.00 mM, glukosa 10.00 mM, larutan Na+Cl- 2.00
mM, larutan Na+Cl- 9.00mM, dan larutan K+Cl- 6.00 mM.

Prosedur Kerja
a. Activity 2 Simulating Facilitated Diffusion
Langkah pertama adalah membuat membran menjadi 500 MWCO lalu
diletakkan ke penyangga di antara dua gelas ukur. Setelah itu gelas ukur di sebelah
kiri diisi dengan larutan glukosa 2.00 mM dan gelas ukur bagian kanan diisi air
deionisasi hingga penuh dengan mengklik tombol dispense. Pengaturan waktu
diatur 60 menit atau sama dengan 10 detik waktu yang sebenarnya, lalu klik tombol
start. Setelah waktu selesai, pencet record data untuk mendapatkan hasil percobaan.
Setelah selesai kedua gelas ukur dikosongkan dengan cara meng-klik tombol flush
untuk mempersiapkan percobaan berikutnya. Percobaan kedua masih menggunakan
membran 500 MWCO dan gelas ukur bagian kiri diisi dengan larutan glukosa
8.00mM. Gelas ukur bagian kanan diisi dengan air deionisasi. Klik start lalu record
data. Membran 500MWCO dilepas dari penyangga dan klik tombol flush untuk
mengosongkan kedua gelas ukur. Membran diubah menjadi 700MWCO dengan
mengklik tombol + (plus) di bagian glucose carrier dan diletakkan di penyangga
membran. Gelas ukur bagian kiri diisi dengan larutan glukosa 2.00 mM dan bagian
kanan diisi dengan air deionisasi lalu mengklik tombol dispense. Pada langkah
berikutnya semuanya sama untuk mendapatkan hasil percobaan. Setelah percobaan
selesai kedua gelas ukur dikosongkan, lalu gelas ukur bagian kanan diisi dengan
larutan glukosa 8.00 mM dan gelas ukur kanan diisi air deionisasi. Percobaan
selanjutnya menggunakan membran 100 MWCO, gelas ukur kiri diisi dengan
larutan glukosa 10.00 mM dan gels ukur kanan diisi air deionisasi. Percobaan
terakhir menggunakan membran 700 MWCO, gelas ukur kiri diisi larutan glukosa
2.00 mM dan gelas ukur kanan diisi Na+Cl- 2.00 mM. Setelah selesai, klik submit
untuk mendapatkan seluruh hasil percobaan.

b. Activity 5 Simulating Active Transport


Pompa ion Na+-K+ diatur hingga menunjukkan angka 500 dengan mengklik
tombol + (plus) di display. Gelas ukur kiri diisi dengan larutan Na+Cl- 9.00 mM.
Gelas ukur kanan diisi dengan larutan K+Cl- 6.00 mM lalu ATP diatur hingga
mencapai konsentrasi 1 mM, kemudian klik tombol dispense. Waktu diatur 60
menit, kemudian klik start. Record data untuk mendapatkan hasil dan klik flush
untuk mengosongkan gelas ukur. Percobaan berikutnya gelas ukur kiri diisi dengan
larutan Na+Cl- 9.00 mM dan gelas ukur kanan diisi K+Cl- 6.00 mM. ATP
ditingkatkan hingga mencapai konsentrasi 3.00 mM, lalu klik start. Selanjutnya
menggunakan larutan Na+Cl- 9.00 mM pada gelas ukur kiri dan air deionisasi untuk
gelas ukur kanan. Percobaan berikutnya pompa ion Na+-K+ diatur hingga
menunjukkan angka 800, gelas ukur kiri diisi larutan Na+Cl- 9.00 mM, gelas ukur
kanan diisi degan larutan K+Cl- 6.00 mM, dan menggunakan ATP 3 mM. Lalu
dengan menggunakan pompa ion Na+-K+ 800, glucose carriers juga ditingkatkan
kosentrasinya menjadi 400 dengan mengklik tombol + pada display. Gelas ukur kiri
diisi dengan larutan Na+Cl- 9.00 mM, gelas ukur kanan diisi K+Cl- 6.00 mM, dan
menggunakan ATP 3 mM. Setelah semua percobaan selesai klik tombol submit
untuk mendapatkan hasil percobaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Activity 2 Simulating Facilitated Diffusion


Difusi merupakan perpindahan zat dari larutan konsentrasi tinggi
(hipertonis) ke larutan dengan kon-sentrasi rendah (hipotenis). Dengan kata lain
setiap zat akan berdifusi menurunkan gradien konsentrasinya. Hasil dari difusi ini
sendiri adalah konsentrasi larutan isotonis (Roza et. al 2013). Difusi sangat
bergantung pada perbedaan konsentrasi dan tekanan hidrostatik, dengan kata
lain laju difusi berbanding lurus dengan banyaknya konsentrasi dan protein carrier,
semakin banyak carrier dan konsentrasi maka semakin cepat difusi yang terjadi.
Energi untuk proses difusi adalah energi kinetik yang normal ditimbulkan akibat
pergerakan suatu bahan.
Difusi yang melewati membran sel dibagi menjadi dua subtipe yaitu difusi
sederhana dan difusi terfasilitasi. Difusi sederhana artinya pergerakan kinetik
molekul atau ion melewati membran sel tidak bereaksi dengan protein carrier yang
ada di membran sel. Kecepatan difusi sederhana ditentukan dari jumlah substansia
yang ada, kecepatan gerakan kinetik bahan, jumlah dan ukuran dari pori pada
membrane sel yang akan dilewati oleh bahan itu. Difusi fasilitas memerlukan
interaksi bahan dengan protein carrier yang ada di membran sel. Protein carrier
akan membawa bahan untuk melewati membran sel dengan mengikat bahan itu
secara kimiawi. Pada difusi sederhana proses difusi terjadi melalui dua jalan yaitu
melalui lapisan lipid jika zat itu terlarut dalam lemak, dan melalui saluran (channel)
air/protein (Suartha dan Anthara 2011).
Percobaan pertama menggunakan 500 carrier yang di letakkan di antara
larutan glukosa 2 mM sebelah kiri dan air sebelah kanan dan di dapatkan laju
difusinya 0.0008 mM dengan 43 menit untuk mencapai keseimbangan. Selanjutnya,
masih dengan menggunakan carrier yang sama yaitu 500 tetapi konsentrasi glukosa
yang di tingkatkan menjadi 8 mM membutuhkan 58 menit untuk mencapai
keseimbangan dan menghasilkan laju difusi yang lebih cepat di banding proses yang
pertama yaitu 0.0023. Hal ini sesuai dengan pernyataan Roza et. al (2013) bahwa
adanya perubahan gradien konsentrasi dapat memengaruhi kecepatan zat berdifusi
dalam membran sel.
Percobaan kedua dengan menggunakan 700 carrier yang diletakkan di
tengah larutan glukosa 2 mM dan air murni. Dari hasil percobaan ini di peroleh
0.0010 laju difusi dan mencapai waktu keseimbangan 33 menit. Lalu, masih dengan
menggunakan carrier yang sama tetapi dengan konsentrasi yang di tingkatkan
menjadi 8 mM di peroleh laju reaksinya senilai 0.031 dan mencapai waktu
keseimbangan pada menit 43. Dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan
carrier dapat mempercepat proses suatu difusi di dalam sel. Hal ini membuktikan
bahwa dengan adanya perubahan carrier dapat memengaruhi laju difusi di dalam
membran sel.
Percobaan ketiga menggunakan 100 carrier dengan meletakkannya di antara
glukosa 10 mM sebelah kiri dan air di sebelah kanan. Dari hasil percobaan yang di
lakukan selama 60 menit di peroleh laju difusi sebanyak 0.0028. Percobaan kali ini
membuktikan bahwa dalam waktu 60 menit 100 carrier tidak mencukupi untuk
melakukan transport pasif sehingga carrier sudah mencapai batasnya sebelum
transpor pasif terhadap glukosa selesai. Akibatnya keadaan carrier menjadi jenuh
dan kesetimbangan tidak dapat tercapai.
Percobaan keempat kembali menggunakan carrier 700 dengan glukosa 2
mM di tempatkan sebelah kiri dan NaCl 2 mM yang di letakkan di sebelah kanan.
Dari percobaan ini di dapatkan hasil laju reaksi glukosa 0.0010 dan laju reaksi NaCl
adalah 0.0042. Melihat hasil percobaan tersebut dapat di simpulkan bahwa
penambahan NaCl tidak memengaruhi laju kecepatan suatu difusi. Hal ini
dikarenakan ion Na tidak di perlukan dalam proses transpor pasif glukosa sehingga
tidak memperlambat maupun mempercepat jalannya difusi.

Tabel 1 Difusi Terfasilitasi

b. Activity 5 Simulating Active Transport


Proses transpor aktif adalah suatu proses di mana sel menggunakan energi
seluler (ATP) untuk memindahkan zat dengan melintasi pada membran. Transpor
aktif memungkinkan sel mempertahankan konsentrasi internal zat terlarut kecil yang
berbeda dari konsentrasi di lingkungan. ATP menyediakan energy bagi sebagian
besar transpor aktif (Campbell dan Reece. 2010). Transpor aktif menggunakan
Pompa natrium-kalium, sistem transpor ini memompa ion melawan gradien
konsentrasi yang curam. Natrium berkonsentrasi tinggi di ruang eksternal,
sedangkan kalium berkonsentrasi tinggi di dalam sel (Utari dan Tresnawati. 2011).
Percobaan pertama yang dilakukan saat pompa - disetel 500,
konsentrasi NaCl 9.00 mM, konsentrasi KCl 6.00 mM, serta jumlah ATP yang
digunakan adalah 1.00 mM, didapatkan hasil laju transpor aktif pada NaCl adalah
0.0188 mM/det, sedangkan laju transpor aktif pada KCl adalah 0.0125 mM/det.
Dengan waktu transpor aktif selesai masing-masing selama 3 menit. Selanjutnya,
dengan masih menggunakan konsentrasi yang sama pada NaCl dan KCl namun
jumlah ATP yang berbeda yaitu ditingkatkan menjadi 3.00 mM, didapatkan hasil
laju transpor aktif pada NaCl adalah 0.0025 mM/det, sedangkan pada KCl adalah
0.0017 mM/det. Dengan waktu transpor aktif yang lebih lama yaitu 60 menit. Hal
ini menunjukan bahwa semakin banyak ATP yang digunakan maka semakin lama
waktu yang diperlukan untuk transpor aktif. Selanjutnya dengan masih
menggunakan pompa - 500, ditambahkan konsentrasi NaCl 9.00 mM, tanpa
larutan KCl yang diganti dengan air deionisasi, dan ATP yang dibutuhkan adalah
3.00 mM, didapatkan hasil bahwa NaCl tidak mengalami transpor aktif. Hal tersebut
terjadi karena pompa - hanya bekerja apabila terdapat ion dan
sehingga dapat terjadi pertukaran ion antara daerah luar membran dengan di dalam
membran.
Percobaan selanjutnya yaitu pompa - disetel menjadi 800,
konsentrasi NaCl 9.00 mM, konsentrasi KCl 6.00 mM dan ATP yang digunakan
adalah 3.00 mM, didapatkan hasil laju transpor aktif pada NaCl adalah 0.0042
mM/det, sedangkan pada KCl adalah 0.0028 mM/det, dengan waktu transpor aktif
selesai masing-masing selama 36 menit.
Pada percobaan terakhir, di mana pompa - adalah 800, ditambahkan
dengan glukosa pembawa sebanyak 400, dengan konsentrasi NaCl dan KCl yang
masih sama seperti sebelumnya, didapatkan hasil laju transpor aktif pada NaCl
adalah 0.0042 mM/det, konsentrasi KCl sebanyak 0.0028 mM/det, sedangkan pada
glukosa, transpor aktif terputus. Dalam hal ini, penambahan glukosa pembawa tidak
memberi efek apapun terhadap transpor dan karena glukosa pembawa
merupakan pembawa materi hanya berupa glukosa dan bukan termasuk ke dalam
transporter dan .

Solute ATP Start Conc. L Start Conc. Pumps Carriers Rate


R
1 Na+ Cl- 1 9.00 0.00 500 --- 0.0188
1 K+ Cl- 1 0.00 6.00 500 --- 0.0125
1 Glucose --- 0.00 0.00 --- 0 0.0000
2 Na+ Cl- 3 9.00 0.00 500 --- 0.0025
2 K+ Cl- 3 0.00 6.00 500 --- 0.0017
2 Glucose --- 0.00 0.00 --- 0 0.0000
3 Na+ Cl- 3 9.00 0.00 500 --- 0.0000
3 K+ Cl- 3 0.00 0.00 500 --- 0.0000
3 Glucose --- 0.00 0.00 --- 0 0.0000
4 Na+ Cl- 3 9.00 0.00 800 --- 0.0042
4 K+ Cl- 3 0.00 6.00 800 --- 0.0028
4 Glucose --- 0.00 0.00 --- 0 0.0000
5 Na+ Cl- 3 9.00 0.00 800 --- 0.0042
5 K+ Cl- 3 0.00 6.00 800 --- 0.0028
5 Glucose --- 0.00 10.00 --- 400 0.0028#

Tabel 2 Transpor Aktif


SIMPULAN
Transportasi transmembran merupakan salah satu cara suatu sel dapat
memasukkan dan mengeluarkan molekul. Transportasi transmembran dipengaruhi
oleh pengaruh konsentrasi larutan dan pompa Na-K. Difusi terfasilitasi menggunakan
protein carriers untuk memindahkan zat keluar-masuk sel, dan dipengaruhi oleh
perubahan gradien konsentrasi. Penambahan carrier mempercepat laju difusi.
Transpor aktif memanfaatkan pompa Na-K dan ATP, dan bekerja melawan gradien
konsentrasi. Pompa Na-K spesifik terhadap molekul Na dan K.

DAFTAR PUSTAKA

Alkatiri S. 1996. Kajian Ringkas Biologi. Surabaya (ID): Airlangga University Press.
Campbell NA, Reece JB. 2010. Biologi Edisi 8 Jilid 3. Terjemahan : Damaning Tyas
Wulandari. Jakarta (ID): Erlangga.
Darmadi. 2012. Mekanisme Transpor Pada Membran. [terhubung berkala].
darmadi.disdikporabna.com. [9 Oktober 2013]
Roza M, Gusnedi, Ratnawulan. 2013. Kajian sifat konduktansi membran kitosan
pada berbagai variasi waktu perendaman dalam larutan Pb. Jurnal Pillar of
Physics. 1:60-67.
Suartha IN dan Anthara IMS. 2011. Homeostatis cairan tubuh pada anjing dan
kucing. Jurnal Buletin Veteriner Udayana. 3(1) : 29-30.
Utari, Tresnawati. 2011. Pengantar Biologi Sel. Bandung (ID): Unpas Press.

LAMPIRAN
Resume Video

Pada molekul yang polar, ditemukan jumlah elektron yang berlebih pada
sisi positif atau negatifnya, sehingga molekul tersebut bermuatan sedikit lebih
positif pada satu sisi dan sedikit lebih negatif pada sisi lainnya. Pada molekul
yang non polar, elektron tersebar secara merata dan tidak ditemukan perbedaan
muatan pada sisi-sisinya. Dalam kata lain molekul non polar bermuatan netral.
Kristal potassium permanganate tidak larut dalam larutan carbon tetrachloride,
namun kristal iodine larut dalam larutan carbon tetrachloride. Sedangkan dalam
air, kristal potassium permanganate mudah terlarut dan kristal iodine tidak
terlarut. Iodine dan carbon tetrachloride adalah molekul-molekul non polar
sehingga dapat terlarut. Air tidak bisa merlarutkan iodine karena air adalah
molekul polar.

Anda mungkin juga menyukai