Anda di halaman 1dari 14

Transport Nutrien ke dalam Sel

Dosen Pengampu : Ir. Hj. Wahyuningsih, M.Si

Kelompok 16 :

Rizqi F Harun 40040117640028

Altaera Yuha Syahputri 40040117640039

Shabrina Berdiansyah 40040117640050

PROGRAM STUDI S.Tr TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2018
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 5 November 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Transport nutrien bervariasi antar mikroba. Sebelum nutrien dapat diolah di
dalam sel, nutrien terlebih dahulu harus menerobos lapis batas sel. Lapis batas sel
yang bertanggung jawab bagi transport nutrien ke bagian dalam sel yaitu membran
sitoplasma. Transport nutrien melintasi membran sitoplasma pada umumnya bersifat
spesifik, hanya nutrien yang sesuai dengan sistem transport yang dapat diangkut.

Mekanisme transport zat dapat dibedakan menjadi beberapa proses. Dua


diantaranya hanya mengangkut saja, tanpa adanya penimbunan zat di dalam sel.
Sebaliknya ada sejumlah proses dengan transport zat secara aktif yang
mengakibatkan akumulasi zat di dalam sel. Transport zat ke dalam sel terdiri dari
difusi biasa atau difusi pasif, difusi dipermudah, transport aktif, dan translokasi
gugus.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut:


1.2.1 Apa pengertian dari transpor nutrien ke dalam sel mikroba?
1.2.2 Bagaimana cara mikroba mendapatkan nutrien dari luar?
1.2.3 Ada berapa macam transport nutrien?
1.2.4 Apa perbedaan dari difusi dengan osmosis?

1.3 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah dapat dirumuskan tujuan sebagai berikut:


1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui transport nutrien ke dalam sel mikroba
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui cara mikroba mendapatkan nutrien dari luar
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui beberapa macam transport nutrien
1.3.4 Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan dari difusi dengan osmosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mekanisme Masuknya Nutrisi dalam Sel (Transport Nutrient)

Transport nutrien bervariasi antar mikroba. Sebelum nutrien dapat diolah di


dalam sel, nutrien terlebih dahulu harus menerobos lapis batas sel. Lapis batas sel
yang bertanggung jawab bagi transport nutrien ke bagian dalam sel yaitu membran
sitoplasma. Transport nutrien melintasi membran sitoplasma pada umumnya bersifat
spesifik, hanya nutrien yang sesuai dengan sistem transport yang dapat diangkut.

Mekanisme transport zat dapat dibedakan menjadi beberapa proses. Dua


diantaranya hanya mengangkut saja, tanpa adanya penimbunan zat di dalam sel.
Sebaliknya ada sejumlah proses dengan transport zat secara aktif yang
mengakibatkan akumulasi zat di dalam sel. Transport zat ke dalam sel terdiri dari
difusi biasa atau difusi pasif, difusi dipermudah, transport aktif.

2.2 Transport Pasif

Transpor pasif merupakan mekanisme transpor yang tidak memerlukan energi


dan terjadi secara spontan. terjadi akibat perbedaan konsentrasi antara zat dengan
pelarutnya. Bergerak dari konsentrasi zat yang lebih tinggi (Hipertonis) ke
konsentrasi zat yang lebih tinggi (Hipertonis) ke konsentrasi zat yang lebih rendah
(Hipotonis). Transpor pasif meliputi Difusi dan Osmosis.

2.2.1 Difusi

Difusi merupakan pergerakan acak molekul dari konsentrasi tinggi


(Hipertonis) ke konsentrasi yang lebih rendah (Hipotonis). Mekanisme transpor
ini meliputi berbagai zat (padat, cair, gas). Difusi bertujuan untuk mencapai
keseimbangan konsentrasi antara zat dengan pelarutnya. Selain itu, difusi juga
berperan dalam peristiwa pertukaran materi dari suatu sel dengan
lingkungannya. Kecepatan difusi bergantung pada beberapa aspek, diantaranya
adalah:

1. Wujud Materi : Semakin besar ikatan antar molekul, makin lama difusi
terjadi (padat lebih sulit melakukan difusi)
2. Suhu : Semakin tinggi suhu, maka ikatan antar molekul akan cepat
terputus. Hal itu menyebabkan difusi menjadi cepat.
3. Ukuran Molekul : Molekul yang berukuran kecil akan lebih mudah
untuk melintasi suatu membran dari pada molekul yang besar pada
suhu yang sama.
4. Konsentrasi : Semakin besar perbedaan konsentrasi antara zat dan
pelarutnya, atau perbedaan konsentrasi zat pada dua tempat yang
berbeda, menyebabkan semakin besar rata-rata difusinya.

A. Difusi sederhana (Simple diffusion)


Difusi Pasif yaitu penerobosan spesifik dari zat ke dalam sel. Difusi ini
hanya berdasar pada perbedaan konsentrasi. Hanya yang konsentrasi di
luar sel lebih besar dibanding di dalam sel. Contohnya CO2, O2, dan lemak
terlarut.

B. Difusi dipermudah (facilitated diffusion)


Merupakan mekanisme transpor yang dibantu oleh protein-protein
tertentu dalam membran plasma. Protein-protein tersebut membentuk
struktur menyerupai saluran-saluran, sehingga molekul bisa melintasi
membran plasma. Beberapa protein ada yang berikatan dengan suatu
molekul dan melintasi membran plasma. Bentuk protein yang demikian
disebut sebagai protein pembawa (Carrier Protein). Protein pembawa/
transpor juga merentangkan membran sel sehingga menyediakan suatu
mekanisme untuk pergerakan molekul. Difusi terfasilitasi melibatkan
difusi dari molekul polar dan ion melewati membran dengan bantuan
protein transpor. Difusi terfasilitasi juga merupakan transpor pasif karena
hanya mempercepat proses difusi dan tidak merubah arah gradien
konsentrasi.
Ketika terjadi transport nutrient melalui difusi terfasilitasi, terjadi
mekanisme “ping” dan “pong” pada protein kariernya. Pada formasi
“pong” sisi pengikatan nutrient pada protein karier membuka ke arah luar
membrane atau menuju gradient elektrokimia tinggi. Pada formasi “ping”
posisi pegikatan nutrient pada protein karier membuka ke arah dalam dari
membran. Perpindahan antara “ping” dan “pong” terjadi secara acak dan
reversible setelah selesai melakukan transport. Karena konsentrasi nutrient
di luar membran lebih tinggi, maka banyak nutrient yang terikat pada
protein karier formasi pong dari pada ping, sehingga terjadi transport
nutrient dari luar sel ke dalam sel yang disebabkan oleh perbedaan
gradient elektrokimia.

Gambar : Mekanisme “ping dan pong” pada transport difusi terfasilitasi

Tidak semua molekul dapat menggunakan difusi atau transport


pasif untuk dapat melintasi membran, ada molekul yang tidak dapat
melintasi membran dengan transport pasif, maka molekul tersebut harus
menggunakan cara transport lain untuk dapat masuk ke dalam membran.

2.2.2 Osmosis

Osmosis merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel. Air akan


bergerak dari daerah yang mempunyai konsentrasi larutan rendah ke daerah
yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi. Tekanan osmosis dapat diukur
dengan suatu alat yang disebut osmometer. Air akan bergerak dari daerah
dengan tekanan osmosis rendah ke daerah dengan tekanan osmosis tinggi. Sel
akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai konsentrasi larutan
lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar meninggalkan sel secara
osmosis.
Sebaliknya jika sel berada pada lingkungan yang hipotonis (konsentrasi
rendah) sel akan banyak menyerap air, karena air berosmosis dari lingkungan ke
dalam sel. Jika sel-sel tersebut adalah sel tumbuhan, maka akan terjadi tekanan
turgor apabila dalam lingkungan hipotonis. Sebaliknya jika sel tumbuhan
beradapada lingkungan hipertonis, dapat mengalami plasmolisis yaitu
terlepasnya sel dari dinding sel.

2.3 Transpor Aktif

Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien
konsentrasi (Hipotonis->Hipertonis). Transpor aktif sangat diperlukan untuk
memelihara keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi untuk transpor
aktif adalah ATP (adenosin trifosfat). Transpor aktif hampir sama dengan difusi
terfasilitasi. Namun berbeda pada protein pembawa (carrier protein) saat transpor aktif,
yang harus menggunakan energi agar bisa melakukan transportasi melawan konsentrasi.
Dalam mekanisme transpor aktif, terdapat 4 macam mekanisme, yaitu :

2.3.1 Transpor Aktif Primer

Jenis mekanisme transpor aktif ini memerlukan energi dalam bentuk ATP secara
langsung untuk membawa molekul melawan gradien konsentrasi. Akibat adanya
transpor aktif primer ini membuat terjadinya potensi membran.
Contoh dari Transpor aktif primer ini adalah transpor ion K yang masuk ke dalam
sel, dan menjaga gradien konsentrasi ion K dalam sel lebih besar dari pada di luar
sel. Sebaliknya terjadi pada ion Na yang dijaga konsentrasi didalam sel lebih
rendah dari pada diluar sel. Mekanisme transpor ini juga sering disebut sebagai
Sodium-Potassium pump.

2.3.2 Transpor Aktif Sekunder

Memiliki energi yang bebas dipakai karena mekanisme ini menggunakan energi
secara berkala. Energi yang tersimpan dalam mekanisme ini dalam bentuk gradien
konsentrasi ion. Pada transpor aktif sekunder, terjadinya bergantung kepada potensi
membran yang ada dan bergantung pada adanya transpor aktif sekunder.

Contoh dari transpor aktif adalh transpor asam amino dan glukosa melewati
membran plasma dengan suatu protein khusus. Pada glukosa, disebut sebagai GLUT-
4 (Glucose Transporter 4). Pengangkutan tersebut berbarengan dengan difusinya
molekul ion Na+ yang menggunakan transpor aktif primer yang memungkinkan
adanya potensi membran untuk mendukung adanya transpor aktif sekunder. Ada
beberapa sub mekanisme transpor aktif sekunder, diantaranya adalah :

1. Transpor aktif sekunder co-Transport.


Disebut sebagai co-transpor pada proses transpor aktif sekunder adalah
ketika pendistribusian masuk sel molekul asam amino dan glukos
menggunakan protein khusus dan berbarengan dengan masuknya ion nartium
kedalam sel. Hal tersebut menyediakan potensial membran, mengingat
transppor natrium merupakan transpor aktif primer. Hal tersebut terus terjadi
meskipun konsentrasi glukosa dan asam amino dalam sel lebih tinggi. Karena
molekul glukosa dan asam amino tersebut masuk karena menggunakan
sebagian energi datri transpor natrium.

2. Transpor aktif sekunder counter Transport. (Exchange)


Dalam counter transpor berlangsung pertukaran partikel, yaitu ketika
molekul ion natrium masuk kedalam sel, ada molekul yang akan seketika itu
juga keluar dari sel. Semisal adalah Na-Ca exchange yang terjadi ketika 1 ion
Ca ditranspor keluar sel, maka akan ada 3 molekul Na yang akan masuk ke
dalam sel. Selain Na-Ca, ada pula NA-H, yang akan mentranspor 1 ion
Natrium ketika beberapa jumlah hidrogen keluar dalam sel. Dalam kasus ini,
transpor aktif sekunder counter transpor telah berjasa mengatur kadar PH
dalam sel.
2.3.3 Endositosis
Merupakan proses masuknya partikel atau sel kecil ke dalam suatu sel.
Membran pada awalnya membentuk lekukan karena desakan dari pertikel yang
akan masuk tersebut.

Setelah lekukan terlepas, maka akan membentuk vesikel yang kalau it berbentuk
nutrisi akan langsung masuk ke sistem didalam sel, namun jika benda asing akan
langsung dicerna lisosom dengan menggunakan enzim pencernaan lain.
Proses ini terjadi melalui fagositosis dan pinositosis. Fagositosis yaitu proses
memakan sel atau benda padat, misal sel darah putih memakan benda asing yang masuk
ke aliran darah. Pinositosis yaitu proses memakan atau meminum zat cair, misal sel
yang memakan zat cair dan memasukkannya ke dalam vakuola. Pinositosis terjadi pada
sel-sel kelenjar dan sel ekskresi.

2.3.4 Eksositosis

Eksositosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel ke luar sel. Sekret
terbungkus dalam kantong membrane yang selanjutnya melebar dan pecah. Eksosistosis
terjadi pada beberapa sel kelenjar atau sel sekresi.
2.4 Tabel Perbandingan Difusi dengan Osmosis
Difusi Osmosis
Definisi Difusi adalah pergerakan spontan partikel dari Osmosis adalah pergerakan jaringan spontan
area konsentrasi rendah (misal: rasa tes yang dari air melewati sebuah membran semi
bergerak dari area konsentrasi tinggi ke rendah permeable dari area dengan konsentrasi zat
pada air panas) pelarut rendah ke larutan yang konsentrasinya
lebih tinggi. Hal ini menyetarakan konsentrasi
dari kedua sisi membran
Proses Difusi terutama muncul pada fase gas atau Osmosis terjadi ketika perantara yang
dalam molekul gas dan liquid(contoh molekul mengelilingi sel memiliki konsentrasi air yang
dari 2 gas pada pergerakan konstan dan jika lebih tinggi daripada sel. Sel mendapatkan air
membran yang memisahkan keduanya bersamaan dengan molekul penting dari
dihilangkan, kedua gas akan bercampur karena partikel untuk pertumbuhan. Osmosis juga
kecepatan yang tidak teratur terjadi ketika air dan partikel berpidah dari satu
sel ke lainnya
Gradien Bergerak dari gradient konsentrasi tinggi ke Bergerak ke bawah gradient konsentrasi
konsentrasi gradient konsentrasi rendah
Medium air Tidak perlu air untuk pergerakan Membutuhkan air untuk pergerakan
contoh Parfum atau pengharum ruangan yang Pergerakan air kedalam sel akar rambut
berdifusi kedalam udara menyebarkan aroma
Fungsi Untuk menciptakan energy, membantu dalam Pada hewan, osmosis mempengaruhi distribusi
pernafasan, fotosintesis, dan transpirasi nutrisi dan pembuangan hasil sia-sisa
metabolisme. Pada tanaman osmosis sebagian
bertanggung jawab pada penyerapan air dan
untuk pengangkatan cairan dari daun ke
tanaman
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Transport nutrien bervariasi antar mikroba. Sebelum nutrien dapat diolah di dalam
sel, nutrien terlebih dahulu harus menerobos lapis batas sel. Lapis batas sel yang
bertanggung jawab bagi transport nutrien ke bagian dalam sel yaitu membran
sitoplasma. Transport nutrien melintasi membran sitoplasma pada umumnya bersifat
spesifik, hanya nutrien yang sesuai dengan sistem transport yang dapat diangkut.

Mekanisme transport zat dapat dibedakan menjadi beberapa proses. Dua


diantaranya hanya mengangkut saja, tanpa adanya penimbunan zat di dalam sel.
Sebaliknya ada sejumlah proses dengan transport zat secara aktif yang mengakibatkan
akumulasi zat di dalam sel. Transport zat ke dalam sel terdiri dari difusi biasa atau
difusi pasif, difusi dipermudah, transport aktif, dan translokasi gugus.

Transpor pasif merupakan mekanisme transpor yang tidak memerlukan energi dan
terjadi secara spontan. terjadi akibat perbedaan konsentrasi antara zat dengan
pelarutnya. Bergerak dari konsentrasi zat yang lebih tinggi (Hipertonis) ke konsentrasi
zat yang lebih tinggi (Hipertonis) ke konsentrasi zat yang lebih rendah (Hipotonis).
Transpor pasif meliputi Difusi dan Osmosis.

Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien
konsentrasi (Hipotonis->Hipertonis). Transpor aktif sangat diperlukan untuk
memelihara keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi untuk transpor
aktif adalah ATP (adenosin trifosfat). Transpor aktif hampir sama dengan difusi
terfasilitasi. Namun berbeda pada protein pembawa (carrier protein) saat transpor aktif,
yang harus menggunakan energi agar bisa melakukan transportasi melawan konsentrasi.
Dalam mekanisme transpor aktif, terdapat 4 macam mekanisme, yaitu transpor aktif
primer, transpor aktif sekunder, endositosis, dan eksositosis.
DAFTAR PUSTAKA

Karp, Gerald. 2009. Cell and Molecular Biology : Concepts and Experiments. New
York: John Wiley & Sons.

Nicklin, J., et al. 1999. Microbiology. London: Bios Scientific Publisher.

Schlegel, H.G. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Penerjemah: Tedjo Baskoro.
Yogyakarta: UGM Press.

Tortora, G.J., et al. 2001. Microbiology an Intoduction Seventh Edition. New York:
Addison Wesley Longman, Inc.

Anda mungkin juga menyukai