Kelompok 16 :
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Transport nutrien bervariasi antar mikroba. Sebelum nutrien dapat diolah di
dalam sel, nutrien terlebih dahulu harus menerobos lapis batas sel. Lapis batas sel
yang bertanggung jawab bagi transport nutrien ke bagian dalam sel yaitu membran
sitoplasma. Transport nutrien melintasi membran sitoplasma pada umumnya bersifat
spesifik, hanya nutrien yang sesuai dengan sistem transport yang dapat diangkut.
1.3 TUJUAN
2.2.1 Difusi
1. Wujud Materi : Semakin besar ikatan antar molekul, makin lama difusi
terjadi (padat lebih sulit melakukan difusi)
2. Suhu : Semakin tinggi suhu, maka ikatan antar molekul akan cepat
terputus. Hal itu menyebabkan difusi menjadi cepat.
3. Ukuran Molekul : Molekul yang berukuran kecil akan lebih mudah
untuk melintasi suatu membran dari pada molekul yang besar pada
suhu yang sama.
4. Konsentrasi : Semakin besar perbedaan konsentrasi antara zat dan
pelarutnya, atau perbedaan konsentrasi zat pada dua tempat yang
berbeda, menyebabkan semakin besar rata-rata difusinya.
2.2.2 Osmosis
Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien
konsentrasi (Hipotonis->Hipertonis). Transpor aktif sangat diperlukan untuk
memelihara keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi untuk transpor
aktif adalah ATP (adenosin trifosfat). Transpor aktif hampir sama dengan difusi
terfasilitasi. Namun berbeda pada protein pembawa (carrier protein) saat transpor aktif,
yang harus menggunakan energi agar bisa melakukan transportasi melawan konsentrasi.
Dalam mekanisme transpor aktif, terdapat 4 macam mekanisme, yaitu :
Jenis mekanisme transpor aktif ini memerlukan energi dalam bentuk ATP secara
langsung untuk membawa molekul melawan gradien konsentrasi. Akibat adanya
transpor aktif primer ini membuat terjadinya potensi membran.
Contoh dari Transpor aktif primer ini adalah transpor ion K yang masuk ke dalam
sel, dan menjaga gradien konsentrasi ion K dalam sel lebih besar dari pada di luar
sel. Sebaliknya terjadi pada ion Na yang dijaga konsentrasi didalam sel lebih
rendah dari pada diluar sel. Mekanisme transpor ini juga sering disebut sebagai
Sodium-Potassium pump.
Memiliki energi yang bebas dipakai karena mekanisme ini menggunakan energi
secara berkala. Energi yang tersimpan dalam mekanisme ini dalam bentuk gradien
konsentrasi ion. Pada transpor aktif sekunder, terjadinya bergantung kepada potensi
membran yang ada dan bergantung pada adanya transpor aktif sekunder.
Contoh dari transpor aktif adalh transpor asam amino dan glukosa melewati
membran plasma dengan suatu protein khusus. Pada glukosa, disebut sebagai GLUT-
4 (Glucose Transporter 4). Pengangkutan tersebut berbarengan dengan difusinya
molekul ion Na+ yang menggunakan transpor aktif primer yang memungkinkan
adanya potensi membran untuk mendukung adanya transpor aktif sekunder. Ada
beberapa sub mekanisme transpor aktif sekunder, diantaranya adalah :
Setelah lekukan terlepas, maka akan membentuk vesikel yang kalau it berbentuk
nutrisi akan langsung masuk ke sistem didalam sel, namun jika benda asing akan
langsung dicerna lisosom dengan menggunakan enzim pencernaan lain.
Proses ini terjadi melalui fagositosis dan pinositosis. Fagositosis yaitu proses
memakan sel atau benda padat, misal sel darah putih memakan benda asing yang masuk
ke aliran darah. Pinositosis yaitu proses memakan atau meminum zat cair, misal sel
yang memakan zat cair dan memasukkannya ke dalam vakuola. Pinositosis terjadi pada
sel-sel kelenjar dan sel ekskresi.
2.3.4 Eksositosis
Eksositosis adalah proses pengeluaran zat dari dalam sel ke luar sel. Sekret
terbungkus dalam kantong membrane yang selanjutnya melebar dan pecah. Eksosistosis
terjadi pada beberapa sel kelenjar atau sel sekresi.
2.4 Tabel Perbandingan Difusi dengan Osmosis
Difusi Osmosis
Definisi Difusi adalah pergerakan spontan partikel dari Osmosis adalah pergerakan jaringan spontan
area konsentrasi rendah (misal: rasa tes yang dari air melewati sebuah membran semi
bergerak dari area konsentrasi tinggi ke rendah permeable dari area dengan konsentrasi zat
pada air panas) pelarut rendah ke larutan yang konsentrasinya
lebih tinggi. Hal ini menyetarakan konsentrasi
dari kedua sisi membran
Proses Difusi terutama muncul pada fase gas atau Osmosis terjadi ketika perantara yang
dalam molekul gas dan liquid(contoh molekul mengelilingi sel memiliki konsentrasi air yang
dari 2 gas pada pergerakan konstan dan jika lebih tinggi daripada sel. Sel mendapatkan air
membran yang memisahkan keduanya bersamaan dengan molekul penting dari
dihilangkan, kedua gas akan bercampur karena partikel untuk pertumbuhan. Osmosis juga
kecepatan yang tidak teratur terjadi ketika air dan partikel berpidah dari satu
sel ke lainnya
Gradien Bergerak dari gradient konsentrasi tinggi ke Bergerak ke bawah gradient konsentrasi
konsentrasi gradient konsentrasi rendah
Medium air Tidak perlu air untuk pergerakan Membutuhkan air untuk pergerakan
contoh Parfum atau pengharum ruangan yang Pergerakan air kedalam sel akar rambut
berdifusi kedalam udara menyebarkan aroma
Fungsi Untuk menciptakan energy, membantu dalam Pada hewan, osmosis mempengaruhi distribusi
pernafasan, fotosintesis, dan transpirasi nutrisi dan pembuangan hasil sia-sisa
metabolisme. Pada tanaman osmosis sebagian
bertanggung jawab pada penyerapan air dan
untuk pengangkatan cairan dari daun ke
tanaman
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transport nutrien bervariasi antar mikroba. Sebelum nutrien dapat diolah di dalam
sel, nutrien terlebih dahulu harus menerobos lapis batas sel. Lapis batas sel yang
bertanggung jawab bagi transport nutrien ke bagian dalam sel yaitu membran
sitoplasma. Transport nutrien melintasi membran sitoplasma pada umumnya bersifat
spesifik, hanya nutrien yang sesuai dengan sistem transport yang dapat diangkut.
Transpor pasif merupakan mekanisme transpor yang tidak memerlukan energi dan
terjadi secara spontan. terjadi akibat perbedaan konsentrasi antara zat dengan
pelarutnya. Bergerak dari konsentrasi zat yang lebih tinggi (Hipertonis) ke konsentrasi
zat yang lebih tinggi (Hipertonis) ke konsentrasi zat yang lebih rendah (Hipotonis).
Transpor pasif meliputi Difusi dan Osmosis.
Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan gradien
konsentrasi (Hipotonis->Hipertonis). Transpor aktif sangat diperlukan untuk
memelihara keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Sumber energi untuk transpor
aktif adalah ATP (adenosin trifosfat). Transpor aktif hampir sama dengan difusi
terfasilitasi. Namun berbeda pada protein pembawa (carrier protein) saat transpor aktif,
yang harus menggunakan energi agar bisa melakukan transportasi melawan konsentrasi.
Dalam mekanisme transpor aktif, terdapat 4 macam mekanisme, yaitu transpor aktif
primer, transpor aktif sekunder, endositosis, dan eksositosis.
DAFTAR PUSTAKA
Karp, Gerald. 2009. Cell and Molecular Biology : Concepts and Experiments. New
York: John Wiley & Sons.
Schlegel, H.G. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. Penerjemah: Tedjo Baskoro.
Yogyakarta: UGM Press.
Tortora, G.J., et al. 2001. Microbiology an Intoduction Seventh Edition. New York:
Addison Wesley Longman, Inc.