Dosen Pengampu :
Ir. R.TD. WisnuB, MT
Makalah ini kami buat dan susun dengan usaha maksimal juga atas bantuan dari
berbagai pihak yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karenanya kami sampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada segenap pihak yang telah ikut serta dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah
yang kami buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang tidak kami
sadari. Oleh karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana perbaikan
makalah kami sehingga menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Akhir kata kami
ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas perhatiannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................................2
2.1 Bidang Sejajar Tak Berhingga…………………………………………………............2
2.2 Persamaan Radiasi………………………………………………………………….….3
2.3 Radiasi Gas………………………………………………………………………….....4
2.4 Jaringan Radiasi Untuk Medium Yang Bersifat Absorpsi Dan Transmisi…….….........6
2.5 Pertukaran Radiasi Dengan Pemukaan Spekular…………………………………......10
2.6 Pertukaran Radiasi Dengan Media Yang Bersifat Transmisi, Refleksi, dan
Absorbsi…..………………………………………...………………………………….12
2.7 Radiasi Surya………………………………………………………………………….23
2.8 Sifat-Sifat Radiasi Lingkungan……………………………………………………….24
2.9 Pengaruh Radiasi Terhadap Pengukuran Suhu…………………………………….…26
2.10 Koefisien Perpindahan Kalor Radiasi………………………………………….……26
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................29
3.2 Kritik dan saran………………………………………………………………………29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap benda secara kontinu memancarkan radiasi panas dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Bahkan sebuah kubus es pun memancarkan radiasi panas, sebagian kecil
dari radiasi panas ini ada dalam daerah cahaya tampak. Walaupun demikian kubus es ini
tak dapat dilihat dalam ruang gelap. Serupa dengan kubus es, badan manusia pun
memancarkan radiasi panas dalam daerah cahaya tampak, tetapi intensitasnya tidak cukup
kuat untuk dapat dilihat dalam ruang gelap. Setiap benda memancarkan radiasi panas,
tetapi umunya benda terlihat oleh kita karena benda itu memantulkan cahaya yang dating
padanya . proses pada saat permukaan menerima radiasi energi diserap oleh permukaan
tersebut disebut absorpsi . Akibat langsung dari proses penyerapan ini dapat dirasakan
dengan terjadinya peningkatan energi dari dalam medium yang terkena proses tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka didapatkan perumusan
masalah sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana Pertukaraan perpindahaan panas oleh Radiasi jika dikenakaan pada
berbagai medium
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui Radiasi pada Bidang sejajar tak berhingga
1.3.2 Mengetahui Persamaan Radiasi
1.3.3 Mengetahui Radiasi pada medium Gas
1.3.4 Mengetahui Jaringan Radiasi untuk medium absorpsi dan transmisi
1.3.5 Mengetahui Pertukaraan Radiasi pada permukaan Spekular
1.3.6 Mengetahui Radiasi surya
1.3.7 Mengetahui Sifat sifat radiasi
1.3.8 Mengetahui Pengaruh radiasi terhadap pengukuran suhu
1.3.9 Mengetahui Koevisien perpindahaan kalor radiasi
1.3.10 Mengetahui Penerapan Contoh soal soal Radiasi
BAB II
ISI
8-7 BIDANG SEJAJAR TAK BERHINGGA
Bila kita perhatikan dua buah bidang sejajar tak-berhingga, A1 dan A2 sama; dan faktor
bentuk radiasi adalah satu karena semua radiasi yag meninggalkan bidang yang satu akan
mencapai bidang yang lain. Diperoleh persamaan:
𝑞 𝜎 (𝑇14 − 𝑇24 )
A1 = A2 dan F12 = 1,0 jadi : 𝐴 = 1 1
+ −1
𝑒1 𝑒2
Contoh 8-8
Sebuah hemister (setengah bola) berdiameter 30 cm mempunyai suhu tetap 500°C dan
diisolasi pada permukaan belakangnya. Emisivitasnya adalah 0,4. Bukaannya bertukaran
energi radiasi dengan ruang besar yang mempunyai suhu 30°C. Hitunglah pertukaran radiasi
netto.
Penyelesaian
Kita gunakan permukaan dalam bola itu sebagai permukaan 1, dan lingkungannya sebaga
permukaan 2. Kita ciptakan juga permukaan khayal 3 yang menutup bukaan itu. Sehingga
kita akan gunakan persamaan (8-40) untuk menghitung perpindahan kalor.
Sekarang kita perhatikan bahwa semua radiasi yang meninggalkan permukaan 1 yang akan
sampai ke permukaan 2 akan mengenai pula permukaan 3; artinya F12 = F13, kita ingat bahwa
A1F13 = A3F31
Tetapi F31 = 1,0 , sehingga
𝐴3 𝜋𝑟 2
F13 = F12 = = = 0,5
𝐴1 2𝜋𝑟 2
Jadi 1/A1F12 = 1/(0,1414)(0,5) = 14,14 dan kita dapat menghitung perpindahan panas dengan
persamaan (8-40)
8-8 PERSAMAAN RADIASI
Salah satu cara untuk mengurangi perpindahan kalor radiasi antara dua permukaan
tertentu ialah dengan menggunakan bahan yang mempunyai refleksi tinggi atau dengan
perisai radiasi (radiation shield) antara permukaan-permukaan yang bertukaran kalor. Perisai
ini tidak menyampaikan dan tidak mengambil kalor dari sistem keseluruhan, namun hanya
menambahkan suatu tahanan lagi dalam lintas aliran kalor, sehingga memperlambat
perpindahan kalor menyeluruh.
𝑞 𝑞 𝑞
(𝐴)1−3 = (𝐴)3−2 = 𝐴
𝑞 𝜎 (𝑇14 − 𝑇34 ) 𝜎 (𝑇34 − 𝑇24 )
= 1 1 = 1 1
𝐴 + −1 + −1
𝑒1 𝑒3 𝑒3 𝑒2
Contoh 8-9
Dua bidang paralel yang sangat luas, mempunyai emisivitas 0,3 dan 0,8 masing-
masingnya, saling bertukaran kalor. Tentukan persen pengurangan perpindahan kalor apabila
diantara kedua bidang itu ditempatkan perisai radiasi alumunium yang diupamakan (e=0,04).
Penyelesaian
Perpindahan kalor tanpa perisai diberikan oleh
𝑞 𝜎 (𝑇14 − 𝑇24 )
= 1 1 = 0,279 𝜎 (𝑇14 − 𝑇24 )
𝐴 + −1
𝑒1 𝑒2
Pada persamaan 8.49 dan 8.50 adalah variasi intensitas dan absorptivitas untuk lapisan
gas yang tebalnya x
Pada gambar dapat terlihat bahwa gas sering menyerap hanya dalam pita panjang
gelombang yang sempit
Emisitans gas karbon dioksida dan uap air dalam gambar tersebut Le ialah dimensi
karakteristik system dan dinamakaan panjang berkas rata-rata
Bila tidak ada infirmasi panjang berkas rata rata maka dilakukan dengan pendekatan
rumus;
Ada enam bidang sisi dalam , sehingga perpindahaan kalor total adalah :
Pengandaian bahwa medium itu bersifat non-refleksi adalah valid untuk gas. Untuk plat
kaca dan plastic, hal ini meungkin tidak seluruhnya benar, dan refleksinya sebesar 0,1
merupakan hal yang terbatas pada pita panjang-gelombang yang sempit, antara 0,2 dan 4µm.
Medium dapat memancarkan dan menerukan radiasi dari permukaan yang satu ke
permukaan yang lain. Energy yang ditransmisikan ialah energi yang meninggalkan
permukaan 1 yang ditransmisi melalui medium dan sampai di permukaan 2.
Pertukaran energy netto antara medium dan permukaan 1 ialah perbedaan antara jumlah
energy yang dipancarkan oleh medium ke permukaan 1 dan energy diabsorpsi yang keluar
dari permukaan 1. Jadi,
Kita dapatkan
Jika medium transport dijaga pada suatu suhu tetap, maka 𝐸𝑏𝑚 potensial ditetapkan
menurut
Apabila tidak ada energy yang diberikan pada medium, maka 𝐸𝑏𝑚 akan menjadi node
yang menampung, dan potensinya ditentukan oleh unsur-unsur lain jaringan itu.
Pada kenyataanya, factor-faktor bentuk radiasi F12, F1-m, dan F2-m mempunya nilai satu
Gambar 8.41 Unsur jaringan untuk pertukaran radiasi antara medium dan permukaan.
Transmitvitas antara berbagai permukaan perpindahan-kalor bergantung pada orientasi
geometrinya. Oleh karena suhu gas tidak sama seluruhnya, sifat-sifat transmisi dan emisi pun
berbeda menurut lokasi dalam gas.
Pertukaran energy antara permukaan 1 dengan m diberikan oleh
Gambar 8.42 Jaringan radiasi total untuk system dalam Gambar 8.39
Sehingga pertukaran energy netto melalui transmisi antara permukaa 1 dan 2 adalah
Gambar 8.47 Jaringan radiasi total untuk system dalam Gambar 8.43
Sehingga pertukaran energy netto antara m dan n adalah
Jika tidak ada gas, perpindahan kalor dihitung dengan Persamaan (8.42) :
(8-72)
Kita anggap pula bahwa identitas Kirchhoff masih berlaku di sini, sehingga :
(8-73)
Kalor netto yang dilepas dari suatu permukaan adalah selisih antara energi yang di pencarkan dan
energi yang diserap :
(8-74)
Kita definisikan radiositas baur (diffuse radiosity) JD sebagai jumlah energi ayng bersifat baur
(diffuse energy) yang meninggalkan suatu permukaan per satuan luas persatuan waktu, atau
(8-75)
Dengan mendapatkan G dari Persamaan (8-75) dan menyisipkanya ke dalam Persamaan (8-74)
kita dapatkan :
(8-76)
dimana 1 - ρs digunakan untuk menggantikan Є + ρD . dengan mudah terlihat bahwa Persamaan
(8-76) dapat digambarkan dengan unsur jarigan seperti pada Gambar 8-48. Untuk kasus dimana
terdapat pemantulan secara baur semata-mata, yaitu untuk ρs=0.
Pemukaan yang tersusun seperti pada Gambar 8-49. Dalam setiap radiasi baur yang meninggalkan
permukaan 1 dipantulkan secara specular oleh permukaan 2, tidak akan terpantul balik secara
langsung ke permukaan 1.
Gambar 8-49
Untuk kedua permukaan dalam Gambar 8-49, pertukaran baur diberikan oleh :
(8-77)
(8-78)
Pertukaran netto diberikan oleh selisih antara Persamaan (8-77) dan (8-78) :
(8-79)
Factor bentuk radiasi F2(3).1 ialah factor bentuk antara perrmukaan 2(3) dan permukaan 1.
Reflektivitas ρ3s disisipka di sini karena hanya fraksi ini dari radiasi yang sampai ke 1. Tentu saja A2 =
A2(3) . Sekarang kita dapatkan
(8-84)
8-12 PERTUKARAN RADIASI DENGAN MEDIA YANG BERSIFAT TRANSMISI,
REFLEKSI, DAN ABSORBSI
Permukaan medium yang melakukan transmisi dapat mempunyai baik komponen refleksi
baur maupun komponen spektakuler. Dapat digambarkan 8-55.
Untuk medium m yang melakukan transmisi berlaku:
Demikian juga,
Radiositas difusi permukaan tertentu suatu permukaan
didefinisikan
Pertukaran kalor antara permukaan 1 dengan m dihitung dengan cara energy yang
meninggalkan permukaan 1, jumlah yang mencapai m dan menyumbang ke radiositas baur m
ialah
Perhatikan susunan Gambar 8-61. Kedua permukaan buram baur dipisahkan oleh suatu
bidang yang bersifat refleksi dan transmisi spekuler baur.
Dalam contoh ini, semua permukaan dianggapp tak terhingga luasnya. Pertukaran
transmisi spekuler antar permukaan 1 dan 3 didapatkan
didapatkan :
Metode jaringan ini dapat mudah dikembangkan untuk kasus dua bidang sejajar
berhingga yang dipisahkan uleh suatu bidang yang transmisi, di dalam suatu ruang kurung
yang besar. Notasi F24R menunjukan factor bentuk radiasi untuk radiasi yang meninggalkan
sisi kanan permukaan 2, dengang F24L ialah radiasi yang meninggalkan sisi kiri permukaaan
2.
Contoh Soal 8-14 Sistem yang bersifat transmisi dan refleksi
Sebuah tanur pada 1000◦C mempunyai suatu bukaan disisinya untuk ditutup dengan
jendela kusa yang mempunyai sifat :
0 < A < 4 µm; r = 0,9; £ = 0,1; p =0
4 < A < tak hingga; r=0; £=0,8; p=0,2
Bagian dalam tanur itu daoat diangkap benda hitam. Hitunglah raduasiyang dilepas
jendela kuarsa itu ke ruangan yang suhunya 30◦C, andaikan permukaan itu baur.
Penyelesaian
Oleh karenan ruang kamar besar, maka ruangan ini dapat dianggap benda hitam pula.
Menganalisis dengan menghitung perpindahan kalor untk masing-masing pita panjang
gelombang untuk kemudian menjumlahkanny auntuk mendapatkan perpindahan kalor total.
Jaringan untuk masing-masing pita merupakan modifikasi gambar 8-60, perhitungannya :
Untuk mementukan fraksi radiasi pada masing masing pita panjang gelombang, kita hitung
Terapkan ke dalam jaringan untuk kedua pita panjang gelombang, dengan satu satuan luas :
Pita : 0 < A < +tak terhingga
Perpindahan kalor nettodari jaringan ini tentukan:
Pita : 4 miu m < A < +tak terhingga
Tanpa jendela sama sekali, perpindahan kalor akan berbeda dalamdaya emisi benda hitam
Akibat dari persamaan (8-104) untuk permukaan yang diisolasi yaitu dimana tidak
terdapat perpindahan kalor netto. Persamaan (8-104) oleh karena itu mensyaratkan bahwa
Dari sudut pandangan praktis, skema iterasi Gauss-Seidel mungkin merupakan prosedur
numerik yang paling efisien untuk menyelesaikan perangkat persamaan J i yang disusun
dalam bentuk eksplisit untuk Ji. Penyelesaian Ji dari persamaan (8-101) dan pemecahan suku
Fii menghasilkan
Untuk permukaan yang berada dalam keseimbangan radiasi, q1/A1 = 0 dan J I = Ebi dapat
disubstitusikan ke dalam Persamaan (8-106) sehingga didapatkan
Jika formulasi soal harus mengikutkan fluks kalor q1/A1 tertentu pada salah satu
permukaan ke i, maka kita dapat menyelesaikan Ebi dari persamaan (8-104) dan mendapatkan
Jika nilai ini disubstitusikan ke dalam persamaan (8-101), lalu diselesaikan untuk J i,
maka
Neraca energy ini dapat digunakan dengan Persamaan (8-109) untuk mendapatkan
persamaan yang seharusnya untuk Ji.
Tentu saja persamaan-persamaan itu dapat ditulis dalam bentuk berikut ini apabila inversi
matriks langsung lebih dikehendaki daripada cara iterasi :
[8-106a}
[8-107a]
[8-109a]
Contoh Soal 8-15
Geometri pada Contoh 8-5 digunakan untuk pertukaran radiasi dengan ruang lingkung
yang besar. Permukaan 2 bersifat baur dengan € = 0,5 sedangkan permukaan 1 diisolasi
sempurna. T2 = 1000 K dan T3 = 300 K. Hitunglah kalor yang dilepas ke ruang besar
persatuan panjang permukaan 2 dengan menggunakan formulasi numeric.
Penyelesaian
Untuk satu satuan panjang, kita mempunyai
Kita gunakan formulasi numeric. Kita dapat dari Contoh 8-5, dengan menggunakan
nomenklatur dalam gambar,
(permukaan 3 ialah permukaan yang mengurung atau permukaan yang diisolasi) untuk bagian
(a)
Karena F31 dan F32 mestilah mendekati nol karena A1F13 = A3F31 dan
A2F23 = A3F32. Persamaan node ditulis dalam bentuk persamaan (8-101) :
Karena F31 dan F32 mendekati nol, F33 mesti 1,0. Dengan menyisipkan nilai-nilai numeric
untuk berbagai suku, kita dapatkan
Persamaan ketiga menghasilkan J3 = 0,459 Kw/m2.K. Karena ruang itu sangat besar, maka ia
berlaku sebagai suatu hohiraum (benda-benda hitam). Tetapi perpindahan kalornya tidak nol.
Akhirnya, persamaan-persamaan itu dapat kita tulis dalam bentuk :
Tentulah hanya tinggal dua parameter J1 dan J2 yang tidak diketahui dalam perangkat ini.
Untuk bagian (b), A3 untuk dinding kurung ialah 4,0 m2 dan kita buat J3 = EB3, karena
permukaan 3 diisolasi. Dari resiprositas kita dapatkan
Lalu, dan
Perangkat persamaan dalam (a) masih berlaku, sehingga kita sisipkan disini nilai-nilai
numeric di atas (dengan J3 = EB3) dan mendapatkan
Terlihat bahwa persamaan ketiga dalam perangkat (d) dapat ditulis sebagai
Sehingga suku 1 - €3 dapat dicoret, dan kita dapat perangkat akhir persamaan itu sebagai
Untuk mendapatkan perpindahan kalor, perangkat persamaan itu harus diselesaikan untuk
radiositas.
Untuk perangkat (c)
Kalor netto yang diserap oleh ruang ialah jumlah aljabar q1 dan q2 atau
Tentulah kedua perpindahan kalor ini harus sama besarnya dengan tanda yang berlawabab,
karena dinding yang diisolasi tidak melakukan pertukaran kalor sama sekali. Suhu dinding
diisolasi didapatkan dari
Penyelesaian
Ruang yang besar itu bertindak sebagai benda hitam pada 20◦C sehingga untuk keperluan
analisis, kita andaikan lubang itu ditutupi oleh permukaan hitam khayal, permukaan 5, pada
20◦C. Soal ini kita susun untuk penyelesaian numeric untuk radiositas kemudian kita hitung
laju perpindahan kalor. Sesudah itu, akan kita periksa kasus permukaan yang diisolasi,
dengan geometri yang sama.
Semua factor bentuk didapatkan dengan bantuan Gambar 8-17 dan permukaan-permukaan
khayal 6 dan 7. Kita dapatkan
Persamaan-untuk radiositas dapat ditulis dalam bentuk Persamaan (8-106)
Jadi, pengandaian sederhana bahwa radiositas merata memberikan nilai perpindahan kalor
yang 3,9 persen di atas nilai yang didapatkan kalau permukaan panas itu kita pecah-pecahkan
menjadi empat bagian untuk keperluan perhitungan. Hal ini menunjukkan bahwa
pengandaian radiositas seragam yang kita gunakan cukup baik untuk perhitungan teknik.
Marilah kita tinjau kasus dimana permukaan 1 masih memberikan radiasi pada 1000◦C
dengan € =n0,6, tetapi dinding-dinding tepi 2, 3, 4 diisolasi. Radiasi masih ke ruang kamar
bear pada 20◦C. Persamaan node untuk J1 sama seperti tadi, tetapi sekarang persamaan J2, J3,
dan J4 harus ditulis dalam bentuk persamaan (8-107). Bila semua hal itu telah dilakukan dan
nilai-nilai numeriknya disisipkan, kita dapatkan
Dalam hal ini pengandaian radiositas seragam pada permukaan yang diisolasi memberikan
perpindahan kalor menyeluruh dengan permukaan 1 (dasar lubang) yang 18,7 persen lebih
tinggi.
8-14 RADIASI SURYA
Radiasi surya merupakan satu bentuk radiasi termal yang mempunyai ditribusi panjang
gelombang yang khusus. Intensitasnya sangat bergantung dari kondisi atmosfer, saat dalam
tahun, dan sudut timpa sinar matahari di permukaan bumi. Pada batas luar atmosfer, iradiasi
surya total ialah 1395 W/m2 bilamana bumi berada pada jarak rata-ratanya dari matahari.
Angka ini disebut konstanta surya dan mungkin akan berubah bila data eksperimental yang
lebih teliti sudah ada.
Gambar 8-63 menunjukan pengaruh absorpsi atmosfer pada lokasi diatas permukaan laut
pada cuaca baik dalam atmosfer yang gak berdebu dengan kadar uap air sedang.
Cukup jelas dari gambar 8-63 bahwa radiasi surya yang sampai di permukaan bumi tidak
berlaku sebagai radiasi dari benda kelabu ideal, sedang diluar atmosfer distribusi rumah kaca
itu akhirnya di buang ke lingkungan melalui konveksi dari dinding luar rumah kaca.
Contoh Soal 8-21
Hitunglah suhu keseimbangan radiasi untuk suatu plat yang mendapat fluks surya sebesar
700 W/m2 dan suhu lingkungan 25◦C, jika plat itu dilapisi oleh (a) cat putih atau (b) lak
hitam rata. Abaikan konveksi
Penyelesaian :
Pada keseimbangan radiasi energi netto yang diseap dari matahi mesti sama dengan
perrukaran radiasi panjang gelombang panjang dengan sekitar, atau
(q/A)surya αsurya = αsuhu rendah σ(T4- T4lingkungan)
Untuk cat putih, kita dapat dari daftar 8-3
α α
surya = 0,12 suhu rendah = 0,9
Sehingga persamaan (a) menjadi
(700) (0,12) = (0,9)(5,669 x 10-8)(T4-2984)
dan T = 312,5 K = 39,5oC [103oF]
Untuk lak hitam rata, kita dapatkan:
α α
surya = 0,96 suhu rendah = 0,95
Sehingga persamaan (a) menjadi
(701) (0,96) = (0,9)(5,699 x 10-8)(T4 - 2984)
dan T = 377,8 K =104,8oC [220,6OF]
8-15 SIFAT-SIFAT RADIASI LINGKUNGAN
Bagian terbesar energi surya terkonsentrasi pada daerah panjang gelombang pendek. Para
ahli metereologi dan hidrologi menggunakan istilah insolasi untuk menyatakan intensitas
radiasi surya langsung yang menimpa permukaan horizontal per satuan luas per satuan waktu,
dengan tanda I.
1 langley (Ly) = 1 cal/cm2 [3,687 Btu/ft2]
Intensitas radiasi dan insolasi sering dinyatakan dalam langley per satuan waktu,
umpamanya konstanta Stefan-Boltzmann ialah
σ = 0,826 x 10-10 Ly/min.K4
Perpindahan kalor radiasi di suatu lingkungan ditentukan oleh sifat-sifat absorpsi, tebaran
atau hamburan (scattering), dan refleksi atmosfer dan permukaan-permukaan alamiah. Ada 2
jenis fenomena hamburan yang terjadi dalam atmosfer. Hamburan molekul terjadi karena
adanya interaksi antara radiasi dengan masing-masing molekul. Warna biru pada langit ialah
disebabkan oleh hamburan panjang gelombang ungu (pendek) oleh molekul udara.
Hamburan partikel dalam atmosfer terjadi karena interaksi antara radiasi dengan berbagai
jenis partikel yang mengambang diudara. Debu, asbut (smog), dan butir-butir air merupakan
jenis -jenis pusat hamburan partikel yang penting-penting.
Proses-proses absorpsi dan hamburan itu saling bertumpang tindih, dan dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan (8-118) untuk seluruh panjang gelombang. Dengan koefisien-
koefisien tersebut insolasi pada permukaan bumi dinyatakan sebagai
Ic/Io = e-am = e-namsm (8-119)
Ic = langsung, insolasi langit tak berawan pada permukaan bumi
Io = insolasi pada batas luar atmosfer bumi.
Dimana m ialah tebal relatif massa udara, dan n didefinisikan sebagai faktor turbiditas
atau kekeruhan udara :
n = at/ams (8-120)
Koefisien hamburan molekul untuk udara pada tekanan atmosfer di berikan sebagai[32]:
ams = 0,128-0,054 log m (8-121)
Insolasi tepi luar atmosfer dinyatakan dengan konstanta surya Ebo oleh:
Io = Ebo sin α
Dimana α ialahsudut yang dibuat berkas sinar dengan horizontal. Konstanta surya
diberikasn ebagai beriku :
Ebo = 442,4 Btu/h.ft2
= 2,00cal/cm2..min
= 1395 W/m2
(8-124)
Dimana A adalah luas permukaan elemen dan emisivitasnya.
Dari neraca energi ini kita melihat bahwa suhu yang ditunjukkan termometer bukanlah
suhu gas sebenarnya, tetapi hanyalah suhu kesetimbangan radiasi-konveksi.dan pengukuran
suhu mungkin terjadi galat (error) besar apabila neraca ini tidak diperhitungkan sebagaimana
mestinya.
Contoh Soal 8-23
Sebuah termometer air raksa dalam kaca yang memiliki = 0,9 digantungkan didalam
sebuah bangunan logam, dan menunjukkan suhu 20◦C. Dinding bangunan ini diisolasi
dengan isolasi yang tidak memadai dan mempunyai suhu 5◦C. Nilai h untuk termometer
dapat diambil sebagai 8,3 W / m2 · ◦C. Hitung suhu udara yang sebenarnya.
Penyelesaian
Kita gunakan persamaan (8-124) untuk menyelesaikan penyelesaian ini
Dalam contoh sederhana ini, galat (error) thermometer ialah 8.6◦C [15.5◦F]!
8-17 KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR RADIASI
Koefisien perpindahan kalor yaitu
Perpindahan kalor total dengan konveksi dan radiasilah yang menjadi tujuan analisis,
dank arena itu ada baiknya jika kedua proses diletakkan atas dasar yang sama, yatu dengan
mendefinisikan koefisien perpindahan kalor radiasi hr sebagai
Dimana T1 dan T2 ialah suhu masing-masing benda yang bertukaran kalor radiasi,
perpindahan kalor total ialah jumlah perpindahan kalor konveksi dan radiasi,
(8-125)
Perpindahan kalor konveksi bebas dan radiasi dari sebuah pipa panas yang terletak dalam
suatu ruangan dapat dihitung dengan Persamaan (8-125).
Dalam banyak hal, koefisien perpindahan kalor konveksi tidak terlalu bergantung pada
suhu. tetapi, tidak demikian halnya dengan koefisien perpindahan kalor radiasi. Nilai hr ,
yang berhubungan dengan Persamaan (8-43), dapat dihitung dari
(8-126)
Salah satu cara untuk mengurangi perpindahan kalor radiasi antara dua permukaan
tertentu ialah dengan menggunakan bahan yang mempunyai refleksi tinggi atau dengan
perisai radiasi (radiation shield) antara permukaan-permukaan yang bertukaran kalor. Perisai
ini tidak menyampaikan dan tidak mengambil kalor dari sistem keseluruhan, namun hanya
menambahkan suatu tahanan lagi dalam lintas aliran kalor, sehingga memperlambat
perpindahan kalor menyeluruh.
Pada pertukaran radiasi dengan permukaan specular, Kita definisikan radiositas baur
(diffuse radiosity) JD sebagai jumlah energi ayng bersifat baur (diffuse energy) yang meninggalkan
suatu permukaan per satuan luas persatuan waktu, atau
Radiasi surya merupakan satu bentuk radiasi termal yang mempunyai ditribusi
panjang gelombang yang khusus. Pada batas luar atmosfer, iradiasi surya total ialah 1395
W/m2 bilamana bumi berada pada jarak rata-ratanya dari matahari.
Intensitas radiasi dan insolasi sering dinyatakan dalam langley per satuan waktu,
umpamanya konstanta Stefan-Boltzmann ialah
σ = 0,826 x 10-10 Ly/min.K4
Perpindahan kalor radiasi di suatu lingkungan ditentukan oleh sifat-sifat absorpsi,
tebaran atau hamburan (scattering), dan refleksi atmosfer dan permukaan-permukaan
alamiah.
Neraca energi yang digunakan pada pengaruh radiasi terhadap pengukuran suhu ialah