Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

SIFAT OPTIK MATERIAL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

AFIFAH AMALANNISA (03031381823073)


MUHAMMAD FAISAL (03031381823080)
RAHMA KOMALASARI (03031381823099)
RIZKA AMANDA (03031381823091)
SISILIA PRATAMA (03031381823069)
TRI JULIETA PUTRI (03031381823084)

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK KIMIA

PALEMBANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Palembang, 31 Oktober 2019

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................

1.1 Latar belakang ......................................................................................................

1.2 Rumusan masalah ................................................................................................

1.3 Tujuan ..................................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................

2.1...............................................................................................................................

2.2...............................................................................................................................

2.3...............................................................................................................................

BAB 3 PENUTUP .....................................................................................................

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................

3.2 Saran ....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Sifat Optik Material

2.1.1 Radiasi Elektromagnetik

Radiasi elektromagnetik dianggap seperti gelombang, dimana gelombang tersebut terdiri


dari komponen listrik dan magnet yag saling tegak lurus satu sama lain.

Gambar 2.1

Sebuah elektromagnetik gelombang menunjukkan listrik bidang (electrical field) dan magnet komponen bidang
(magnetic field) dan panjang gelombang (wavelength)

Macam-macam bentuk radiasi elektromagnetik antara lain adalah cahaya,panas, gelombag


radio, dan x-ray. Dimana yang membedakan adalah panjang gelombangnya. Spectrum dari radiasi
elektromagnetik beserta panjang gelombang nya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Spektrum radiasi elektromagnetik, termasuk panjang gelombang berkisar untuk berbagai
warna dalam spektrum terlihat.Semua radiasi elektomganetik memiliki kecepatan yang sama saat
melalui sebuah vakum, yaitu sebesar 3 x 108 m/s (186,000 miles/s). Yang kemudian besaran
tersebut kita sebut sebagai konstanta C, dimana konstanta C tersebut dipengaruhi oleh permitivitas
listrik dari vakum dan permeabilitas magnetik ruang hampa. Dan dapat

dinyatakan dengan persamaan :

1
c=
√Є0 µ𝑜

2.1.2 Interaksi Cahaya dan Benda Padat

Ketika cahaya diemisikan dari suatu medium ke medium lain, misalnya dari udara menuju
padatan. Ada beberapa hal yang terjadi, sebagian akan di transmisikan melalui medium tersebut,
beberapa akan diserap dan terjadi proses adsorbs dan beberapa akan dipantulkan atau terjadi proses
refleksi. Dimana intensitas dari cahaya yang ditansmisikan ke medium tersebut (Io) harus sama
dengan intensitas cahaya yang di transmisikan, di adsobsi, da di pantulkan ( 𝐼𝑇, 𝐼𝐴 , 𝐼𝑅 ), yang data
dinyatakan dengan persamaan berikut :

𝐼𝑜 = 𝐼𝑇 + 𝐼𝐴 + 𝐼𝑅

Pada bahasan ini muncul istilah bahan transparan, yang berarti sebuah material yang
mentransmisikan cahaya dengan sedikit adsorbsi dan rerleksi. Serta translucent material adalah
material yang dapat mentransmisikan cahaya tetapi sebagian diserap dan dipantulkan, dan bahan
opaque (buram) adalah material yang tidak dapat mentransmisikan cahaya, dimana jika terdapat
cahaya yang diemisikan langsung diserap atau dipantulkan.

2.1.3 Interaksi Atom dan Elektronik


Fenomena optik yang terjadi pada benda padat melibatkan interaksi antararadiasi
elektromagnetik dan atom, ion, serta elektron. Dimana terdapat dua hal yang paling penting dari
interaksi tersebut antara lain polarisasi elektronik dan energy yang dihasilkan oleh transisi elekron.

2.1.3 a. Polarisasi Elektronik

Untuk kisaran dari frekuensi cahaya tampak, medan listrik ini berinteraksi dengan awan
elektron yang mengelilingi setiap atom dalam jalurnya sedemikian rupa untuk menginduksi
polarisasi elektronik, atau untuk menggeser awan elektron relatif terhadap inti atom dengan setiap
perubahan arah komponen medan listrik. Dua konsekuensi polarisasi ini adalah : beberapa energi
radiasi mungkin terserap dan gelombang cahaya akan diperlambat saat melewati medium yang
kedua gelombang cahaya akan terhambat kecepatan nya saat melewati mediun yang dapat dilihat
pada fenomena pembiasan.

2.1.3 b. Transisi Elektron


Transmisi dan emisi dari rediasi elektromagnetik melibatkan trasisi elektron dari suatu
tingkat energi ke tingkat energi lain. Yang mengakibatkan perubahan energi pada elektron
tersebut. perubahan energi pada electron (∆E) tergantung pada frekwensi radiasi yang dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut.
Δ E=hv
Absorpsi foton yang berasal dari radiasi elektromagnetik menyebabkan electron tereksitasi
ke tingkat energi yang lebih tinggi. Namun elektron tersebut tidak akan bertahan lama di tingkat
energi tersebut, tetapi akan kembali ke ground state dengan mereemisikan radiasi electromagnet.

2.2 Sifat Optik Logam

Pada dasarnya logam bersifat opaque, hal ini dikarenakan radiasi elektromagnetik yang
diterima oleh logam mempunyai frekuensi sinar tampak. Untuk sinar tampak akan
mengeksitasikan elektron ke tingkat energi di atas energi fermi sehingga sinar tersebut yang berupa
foton akan diserap oleh atom logam.
Semua ferkuensi dari sinar tampak akan diserap oleh logam karena terus menerus tersedia
tingkat elektron yang kosong sehingga elektron akan bertransisi. Sebenarnya metal bersifat opaque
untuk semua radiasi elektromagneti yang mempunyai frekuensi rendah mulai dari gelombang radio
hingga sinar ultraviolet.Metal akan bersifat transparan untuk gelombang yang mempunyai
frekuensi radiasi tinggi (sinar x dan gamma).

2.3 Sifat Optik Non Logam


2.3.1 Refraksi

Cahaya yang ditansmisikan pada bahan transparan akan mengalami penurunan kecepatan
sebagaimana telah dijelaskan dimana hal ini merupakan salah satu akibat dari transisi elektron.
Dan sebagai hasilnya, berkas cahaya tersebut akan dibengkokkan. Fenomena inilah yang disebut
sebagai refraksi atau pembiasan. Index bias atau index refraksi didefinisikan sebagai perbandingan
antara kecepatan cahaya di vakum (c) dan kecepatan cahaya dalam medium yang dilewati (v).

𝐶
n=𝑣

Untuk menghitung nilai kecepatan cahaya dalam medium (v) digunakan persamaan
sebagai berikut.

1
V = Єµ

Dimana Є dan µ masing masing adalah permitifitas dan permeabilitas dari substansi
penyusun mediun tersebut. Sehingga bila digabungkan dengan sebelum nya akan menjadi sebagai
berikut.

𝐶 √Єµ
n=𝑣=
√Є0 µ0

Dimana Є0 dan µ0 masing masing adalah konstanta dielektrik dan permeabilitas magnetic
relative, karena sebagian besar material non metal adalah kurang bersifat magnet maka dapat
diasumsikan bahwa µ0 , sehingga persamaan menjadi :

n ≅ √Є𝑟

2.3.2 Refleksi (Pemantulan)


Ketika cahaya dilewatkan pada medium satu ke medium yang lain yang memiliki
perbedaan indeks bias. Sebagian cahaya tesebut akan tersebar di permukaan diantara kedua
medium tersebut. Sehingga refleksifitas dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut.

𝐼
R = 𝐼𝑅
𝑂

Jika cahaya datang tegak lurus terhadap permukaan medium yang dituju, maka persamaan
menjadi sebagai berikut :

𝑛 𝑛 2
R = ( 𝑛2− 𝑛 1 )
2+ 1

Dimana n1 dan n2 adalah indeks pantul dari kedua medium yang bersangkutan. Ketika
cahaya ditransmisikan dari vakum atau udara, menuju benda padat. Maka persamaan refleksifitas
(R) menjadi sebagai berikut :

𝑛 −1 2
R = (𝑛 𝑠 +1)
𝑠

2.3.3 Absorbsi (Penyerapan)

Pada prinsipnya, cahaya di absorbs oleh sebuah material dengan dua mekanisme. Yang
pertama adalah dengan mekanisme polarisasi elektronik sedangkan menisme kedua adalah dengan
melibatkan pita valensi dan pita konduksi transisi electron. Yang tergantung terhadap struktur pita
energy electron pada sebuah material. Penyerapan foton dapat terjadi dengan promosi atau eksitasi
dari electron dari fita valensi terdekat, yang melewati perbatansan pita valensi dan konduksi (band
gap), menuju ke daerah kosong di pita konduksi, sehingga pada pita konduksi terdapat elektro
bebas dan pada pita konveksi terdapat hole.

2.3.4 Transmisi

Fenomena pembiasan (refreksi), pemantulan (refleksi) dan penyerapan (absorbsi) dapat di


aplikasikan pada fenomena cahaya saat melewati bahan padat yang transparan. Dimana intensitas
transmisi, dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

𝐼𝑇 = 𝐼𝑜 (1 − 𝑅)2 𝑒 −𝛽𝑙
Ilustrasi dari transmisi dapat dilihat pada gambar berikut.

2.3.5. Warna

Material transparan terlihat berwama sebagai konsekuensi dari panjang gelombang spesifik
yang diserap. Warna dapat dilihat sebagai hasil kombinasi dari panjang gelombang yang di
transmisikan. Jika absorbsi seragam untuk semua panjang gelombang tampak maka material
tersebut terlihat kurang berwarna. Jadi fenomena terjadinya warna sangat berhubungan erat dengan
absorbsi.

Biasanya dalanm adsorbsi melibatkan eksitasi electron seperti yang telah dijelaskan pada
pembahasan tentang adsorbsi. Salah satu situasi seperti melibatkan material semikonduktor yang
memiliki band gap diantara range energi foton untuk cahaya tampak. Sehingga sebagian kecil
cahaya tampak, yang memiliki energi lebih kecil dari pada Eg dapat di adsorbsi oleh pita valensi
dan pita konduksi electron transisi. Sehingga warna bergantung pada distribusi frekuensi cahaya
yang di transmisikan dan di pancarkan.

Sebagai contoh cadmium sulfide (CdS) mempunyai band gap sebesar 2.4 eV, sehingga
hanya akan menyerap foton yag memiliki energy lebih besar dari 2.4 eV, dimana foton dengan
energy tersebut sangat identik dengan warna biru dan ungu pada spectrum tampak. Sebagaian dari
energy ini diradiasikan kembali sebagai cahaya yang memiliki panjang gelombang lain.Cadmium
sulfide (CdS) memiliki warna kuning-orange yang merupakan kobianasi dari cahaya yang di
transmisikan

2.4 Aplikasi Fenomena Optis


2.4.1 Luminesence
Beberapa material dapat menyerap energi dan kemudian memancarkan sebuah cahaya
tampak, fenomena ini dikenal dengan Luminesence. Energi diserap ketika elektron promosi
menuju tingkat energi yang lebih tinggi, sedangkan cahaya tampak dipancarkan saat elektron
tersebut kembali ke tingkat energi yang lebih rendah.Jika pancaran terjadi dengan waktu yang
sangat singkat kurang dari satu detik, maka dinamakan floyrescence, sedangkan bila pancaran
memiliki waktu yang lebih lama, maka dinamakan phosphorescence. Contoh dari fenomena
Luminesence ini salah satunya adalah pada benda benda fosfor yang dapat menyala dalam gelap
beberapa saat.

2.4.2 Fotokonduktivitas
Fotokonduktivitas adalah fenomena optik dan listrik di dalam suatu material yang menjadi
lebih konduktif ketika menyerap radiasi elektromagnet seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet,
sinar inframerah, atau radiasi gamma. Ketika cahaya diserap oleh sebuah material seperti
semikonduktor, jumlah dari perubahan elektron bebas dan hole meningkatkan konduktivitas listrik
dari semikonduktor. Eksitasi cahaya yang menumbuk semikonduktor harus mempunyai cukup
energi untuk meningkatkan jumlah elektron yang menyebrangi daerah terlarang atau oleh
eksitasi pengotoran dalam daerah band gap.
Fotokonduktivitas merupakan suatu fenomena umum yang biasa dimiliki pada bahan
semikonduktor. Dimana bahan semikonduktor akan meningkat harga konduktivitasnya apabila
dikenai cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Fenomena fotokonduktivitas juga dapat
diamati pada bahan polimer (isolator) yang mana mempunyai sifat model energi yang sama dengan
bahan semikonduktor)

2.4.3 Laser
Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiations) adalah sumber
cahaya koheren yang kuat (yaitu monokromatik pada semua fasa). Material laser asli, yang masih
tetap digunakan, terdiri dari batang kristal tunggal ruby, seperti 𝐴𝑙2 𝑂3yang mengandung dopan
ion Cr3+ sebagai larutan padat. Laser terkini berbentuk material padat, cair , atau gas dan keramik,
gelas, dan semikonduktor.
Dalam suatu perangkat hal ini dihasilkan oleh foton berasal dari tabung kilat (flash tube),
yang menghasilkan sumber cahaya yang kuat di sekeliling batang serta memusatkan energy
kedalam batang laser. Sebagi alternatif dapat juga digunakan pelepasan muatan listrik dalam gas.
Ujung batang laser dipoles sehingga datar dan sejajar, kemudian diberi lapisan perak sedemikian
sehingga salah satu ujung bersifat refleksi total dan ujung lainnya bersifat transmisi parsial.
Pembahasan tentang laser tidak dapat terlepas dari eksitasi electron, yaitu berpindahnya
sebuah electron ke tingkat energy yang lebih tinggi. Elektron yang sudah pindah ke tingkat energi
yang lebih tinggi ini berada dalam keadaan tidak stabil. Elektron ini selalu berusaha untuk kembali
ke keadaan awalnya dengan cara melepaskan kelebihan energi tersebut. Energi yang dilepaskan
berbentuk foton (energi cahaya) yang memiliki panjang gelombang tertentu (warna tertentu) sesuai
dengan tingkat energinya. Pada lampu senter ataupun lampu neon biasa, cahaya yang dihasilkan
menuju ke segala arah dan memiliki bermacam panjang gelombang dan frekuensi (incoherent
light). Hasilnya adalah cahaya yang sangat lemah.
Pada teknologi laser, cahaya yang dihasilkan mempunyai karakteristik tersendiri yaitu
monokromatik (satu panjang gelombang yang spesifik) , koheren (pada frekuensi yang sama),
dan menuju satu arah yang sama sehingga cahayanya menjadi sangat kuat, dan terfokus.
Ada bermacam media yang dapat di gunakan untuk menghasilkan sinar laser, misalnya
solid state laser (menggunakan bahan padat sebagai medianya : contoh batu ruby), dan gas laser
(misalnya gas helium, neon, CO2). Kekuatan laser sangat bervariasi, bergantung pada panjang
gelombang yang dihasilkannya. Sebagai perbandingan, panjang gelombang yang dihasilkan ruby
laser adalah 694 nm (6,94 x 10−7m), sedangkan panjang gelombang yang dihasilkan gas
𝐶𝑂2 adalah 10.600 nm (1,06 x 10−5 m). Batu ruby (CrAlO3) menghasilkan sinar laser berwarna.

2.4.4. Fiber Optik pada System Komunikasi


Fiber optic banyak dipakai sebagai medi transmisi data maupun informasi dengan
kecepatan yang tinggi dengan sedikit error, karena tidak ada interfrensi elektromagnetik pada fiber
optik. Dimana diagram blok dari system fiber optic dapat dilihat pada gambar berikut.
 Informasi dalam bentuk elektronik haris diubah dalam bentuk digital menggunakan
komponen encoder.
 Selanjutnya sinya digital elektrik tersebut harus di ubah dalam bentuk optical (photonic)
dengan menggunkan komponen electrical to optical converter. Komponen ini
biasanya berupa sebuah laser semikonduktor yang mengemisikan cahaya monokromatik
dan koheren.
 Output dari laser ini adalah sebuah pulsa-pulsa cahaya.Pulsa pulsa cahaya ini kemudian
menuju kabel fiber optic untuk kemudian di transmisikan ke tujuan, yang diperlukan
sebuah repeater untuk menguatkan.
 Kemudian pada bagian penerima, pulsa cahaya tersebut perlu diubah kembali menjadi
digital electrical menggunakan komponen optical to electrical converter.
Komponen dari fiber optic antara lain adalah core, cladding dan coating. Dimana
dapat dilihat pada gambar berikut.

Dimana material yang biasa digunakan adalah sebuah silica dengan kemurnian yang tinggi,
diameter dari fiber optic adalah sekitar 5-10.
Sinar dalam fiber optik berjalan melalui inti dengan secara memantul dari cladding, dan
hal ini disebut total internal reflection, karena cladding sama sekali tidak menyerap sinar dari inti.
Akan tetapi dikarenakan ketidakmurnian kaca sinyal cahaya akan terdegradasi, ketahanan sinyal
tergantung pada kemurnian kaca dan panjang gelombang sinyal.

Anda mungkin juga menyukai