Anda di halaman 1dari 24

FISIOLOGI SEL

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi mata kuliah Fisiologi Hewan
dosen pengampu :
Dr. agr. H. Saefudin, M.Si.
Dra. Soesy Asiah Soesilawati, MS.

oleh:
Biologi C 2016
Kelompok 1

Alifah Dhita R. 1602450


Fikri Ahmad F. 1607181
Noviana Putri 1602438
Nuraini Mardiyah 1607643
Siti Triani R. 1604578
Stella Melbournita 1607094

PROGRAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
A. Judul
Mengamati Fisiologi Sel yaitu Transpor Aktif, Aktivitas Enzim Katalase dan
Proses Oksidasi serta Proses Respirasi.

B. Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : Selasa, 20 Februari 2018.
Waktu : Pukul 07.00 – 09.30 WIB.
Tempat : Laboratorium Fisiologi,
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam,
Universitas Pendidikan Indonesia.

C. Tujuan
1. Transpor aktif : Mempelajari transpor aktif pada tubulus uriniferus pada ginjal
katak
2. Aktivitas enzim katalase : Membuktikan adanya enzim katalase di dalam sel
hewan khususnya sel hati
3. Proses oksidasi dan proses respirasi : Mempelajari adanya proses oksidasi
dalam masa respirasi

D. Landasan Teori
1. Transport Aktif
Sel adalah unit kesatuan hidup terkecil, artinya kegiatan hidup organisme
merupakan manifestasi dari proses-proses metabolisme dan reproduksi sel. Setiap sel
yang hidup harus selalu memasukkan materi yang diperlukan dan membuang sisa-
sisa metabolismenya. Untuk mempertahankan konsentrasi ion-ion di dalam
sitoplasma, sel juga selalu memasukkan dan mengeluarkan ion-ion tertentu.
pengaturan keluar masuknya materi dari dan menuju ke dalam sel sangat dipengaruhi
oleh permeabilitas membran. Bagian dalam lapisan lipid bilayer bersifat hidrofobik,
sehingga tidak dapat ditembus oleh molekul-molekul polar dan substansi yang larut
dalam air. Transpor materi-materi yang larut dalam air dan bermuatan diperankan
oleh protein integral membran.

Salah satunya transport aktif , transport aktif ini dapat berlangsung karena
adanya perbedaan konsentrasi larutan di antara kedua sisi membran. Pada transpor
pasif tidak rnemerlukan energi rnetabolik. Transpor pasif dibedakan menjadi tiga,
yaitu difusi sederhana (simple diffusion), difusi dipermudah atau difusi terfasilitasi
(facilitated diffusion), dan osmosis. Pada transpor aktif diperlukan adanya protein
pembawa atau pengemban dan memerlukan energi metabolik yang tersimpan dalam
bentuk ATP. selama transpor aktif, molekul diangkut melalui gradien konsentrasi.

Bagian dalam lapisan lipid bilayer bersifat hidrofobik, sehingga tidak dapat
ditembus oleh molekul-molekul polar dan substansi yang larut dalam air. Transpor
materi-materi yang larut dalam air dan bermuatan diperankan oleh protein integral.
Transpor molekul – molekul dapat dilakukan secara pasif (transpor pasif) maupun
secara aktif (transpor aktif). Kedua macam transpor ini dilakukan secara terpadu
untuk mempertahankan kondisi intraseluler agar tetap konstan. Berikut ini jalan yang
dilalui zat- zat nutrient agar dapat melewati membrane sel adalah sebagai berikut:

l) Mekanisme difusi
Difusi merupakan proses perpindahan atau pergerakan molekul zat atau gas
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membran dapat
berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple
difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran
(simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion).
Difusi sederhana melalui membran berlangsung karena molekul -molekul
yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid)
sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran
sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D,
E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu,
memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2,
HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut dalam serta ion-ion
tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel. Saluran ini
terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter tertentu
yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori
tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar
seperti asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral , tidak dapat
menembus membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau
transporter untuk dapat menembus membrane.

2) Mekanisme Difusi dan Difasilitasi


Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelaluan zat melalui rnembran
plasrna yang melibatkan protein pembawa atau protein transportter. Protein
transporter tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan
terhadap ion atau molekul vang akan ditransfer ke dalam sel. Setiap molekul atau
ion memiliki protein transportter yang khusus, misalnya untuk pelaluan suatu
molekul glukosa diperlukan protein transportter yang khusus untuk mentransfer
glukosa ke dalam sel.

3) Mekanisme Osmosis
Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari
larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat
pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi
permeabel. Jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel
ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa
sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput
selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan
bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi
melalui selaput permeabel. jadi, pergerakan air berlangsung dari larutan yang
konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah
melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih
tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan
hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam
sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat
terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis.
2. Enzim Katalase
Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organism. Kegunaan enzim
katalase adalah menguraikan Hidogen Peroksida (H2O2), merupakan senyawa racun
dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan.Hidrogen peroksida
dengan rumus kimia bila H2O2 ditemukan oleh Louis Jacquea Thenard pada tahuna
1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia organik yang memiliki sifat oksidator
kuat dan bersifat racun dalam tubuh.

Berikut faktor yang dapat mempengaruhi kerja enzim:


1) Suhu, Semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat. Tetapi ada
batas maksimalnya. Untuk hewan misalnya, batas tertinggi suhu adalah 40ºC.
Bila suhu di atas 40ºC, enzim tersebut akan menjadi rusak. Sedangkan untuk
tumbuhan batas tertinggi suhunya adalah 25ºC.
pH. Pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya. Ada
enzim yang bekerja secara optimal pada kondisi asam. Ada juga yang bekerja
secara optimal pada kondisi basa.
2) Konsentrasi substrat. Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat
juga kerja enzim tetapi akan mencapai titik maksimal pada konsentrasi
tertentu. Pada kepekatan substrat rendah, bilangan molekul enzim melebihi
bilangan molekul substrat. Oleh karena itu,hanya sebagian kecil molekul
enzim bertindak balas dengan molekul substrat. Apabila kepekatan substrat
bertambah, lebih molekul enzim dapat bertindak balas dengan molekul
substrat sehingga ke satu kadar maksimum. Penambahan kepekatan substrat
selanjutnya tidak akan menambahkan kadar tindak balas karena kepekatan
enzim menjadi faktor inhibitor.
3) Konsentrasi enzim. Semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat
juga kerja enzim. Adanya activator. Aktivator merupakan zat yang memicu
kerja enzim. Pada kepekatan enzim rendah, bilangan molekul substrat
melebihi bilangan molekul enzim. Oleh karena itu hanya sebagian kecil
molekul substrat ditindak balas dengan molekul enzim. Apabila kepekatan
enzim bertambah, molekul substrat dapat bertindak balas dengan molekul
enzim sehingga ke satu kadar maksimum. Penambahan kepekatan enzim
selanjutnya tidak akan menambahkan kadar tindak balas kerana kepekatan
substrat menjadi factor penghambat.
Senyawa peroksida harus segera di uraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2)
yang tidak berbahaya. Enzim katalase mempercepat reaksi penguraian peroksida
(H2O2) menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Penguraian peroksida (H2O) ditandai
dengan timbulnya gelembung.
Bentuk reaksi kimianya adalah: H2O --> H2O + O2

Katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida (H2O2)


menjadi air (H20) dan oksigen (O2) yang sama sekali tidak berbahaya. Selain itu,
enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif lainnya seperti
fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia.
Katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Enzim ini diproduksi oleh sel di
bagian badan mikro, yaitu Perioksisom.Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang
melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatif yang bagi kebanyakan orgnisme
ekuivalen dengan kerusakan. Enzim katalase dari mamalia seperti manusia, ataupun
sapi, ataupun mikroba moderat (jamur) misalnya, hanya dapat berfungsi di antara
suhu 37-40 derajat celcius. Jika suhu terlalu rendah ( <>40 C), enzim ini akan
mengalami denaturasi sehingga tidak dapat dipakai kembali.

Hati banyak mengandung enzim katalase, dimana proses oksidasi lemak terjadi
disana, dan salah satu fungsi hati itu adalah menetralkan racun jadi yang bekerja
menguraikan racun tersebut adalah enzim katalase. Enzim katalase juga terdapat pada
organ lain tetapi enzim katalase yang dikandungnya sedikit sehingga sulit teramati.

3. Proses Oksidasi dan Proses Respirasi


Respirasi adalah suatu proses pengambilan O2 untuk memecah senyawa-
senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Namun demikian respirasi pada
hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO2 sedangkan
O2 yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H2O. Yang disebut
substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam respirasi,
atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara relatif banyak
jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO2 dan air. Sedangkan metabolit
respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk dalam reaksi-reaksi respirasi.
Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan
berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi
kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon
yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan
metana(CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula
pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit. Istilah redoks
berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Oksidasi menjelaskan pelepasan
elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Sedangkan reduksi menjelaskan
penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Walaupun cukup tepat
untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis benar.
Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena
transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih
baik didefinisikan sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai
penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer elektron akan selalu
mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan
sebagai "redoks" walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut
(misalnya yang melibatkan ikatan kovalen). Proses utama pereduksi bijih logam
untuk menghasilkan logam didiskusikan dalam artikel peleburan.
Oksidasi digunakan dalam berbagai industri seperti pada produksi produk-
produk pembersih. Reaksi redoks juga merupakan dasar dari sel elektrokimia. Banyak
proses biologi yang melibatkan reaksi redoks. Reaksi ini berlangsung secara simultan
karena sel, sebagai tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia, harus
melangsungkan semua fungsi hidup. Agen biokimia yang mendorong terjadinya
oksidasi terhadap substansi berguna dikenal dalam ilmu pangan dan kesehatan
sebagai oksidan. Zat yang mencegah aktivitas oksidan disebut antioksidan.
Pernapasan sel, contohnya, adalah oksidasi glukosa (C6H12O6) menjadi CO2 dan
reduksi oksigen menjadi air. Persamaan ringkas dari pernapasan sel adalah:
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O
Proses pernapasan sel juga sangat bergantung pada reduksi NAD+ menjadi NADH
dan reaksi baliknya (oksidasi NADH menjadu NAD+). Fotosintesis secara esensial
merupakan kebalikan dari reaksi redoks pada pernapasan sel:
6 CO2 + 6 H2O + light energy → C6H12O6 + 6 O2
Energi biologi sering disimpan dan dilepaskan dengan menggunakan reaksi redoks.
Fotosintesis melibatkan reduksi karbon dioksida menjadi gula dan oksidasi air
menjadi oksigen. Reaksi baliknya, pernapasan, mengoksidasi gula, menghasilkan
karbon dioksida dan air. Sebagai langkah antara, senyawa karbon yang direduksi
digunakan untuk mereduksi nikotinamida adenina dinukleotida (NAD+), yang
kemudian berkontribusi dalam pembentukan gradien proton, yang akan mendorong
sintesis adenosina trifosfat (ATP) dan dijaga oleh reduksi oksigen. Pada sel-sel
hewan, mitokondria menjalankan fungsi yang sama. Lihat pula Potensial membran.
Istilah keadaan redoks juga sering digunakan untuk menjelaskan keseimbangan antara
NAD+/NADH dengan NADP+/NADPH dalam sistem biologi seperti pada sel dan
organ. Keadaan redoksi direfleksikan pada keseimbangan beberapa set metabolit
(misalnya laktat dan piruvat, beta-hidroksibutirat dan asetoasetat) yang
antarubahannya sangat bergantung pada rasio ini. Keadaan redoks yang tidak normal
akan berakibat buruk, seperti hipoksia, guncangan (shock), dan sepsis.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad
hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam
menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan kehidupan sehari-hari,
respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun demikian, istilah respirasi
mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup pada istilah pernapasan. Respirasi
terjadi pada semua tingkatan organisme hidup, mulai dari individu hingga satuan
terkecil, sel. Apabila pernapasan biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen
sebagai senyawa pemecah, respirasi tidak melulu melibatkan oksigen.

Pada dasarnya, respirasi adalah proses oksidasi yang dialami SET sebagai unit
penyimpan energi kimia pada organisme hidup. SET, seperti molekul gula atau asam-
asam lemak, dapat dipecah dengan bantuan enzim dan beberapa molekul sederhana.
Karena proses ini adalah reaksi eksoterm (melepaskan energi), energi yang dilepas
ditangkap oleh ADP atau NADP membentuk ATP atau NADPH. Pada gilirannya,
berbagai reaksi biokimia endotermik (memerlukan energi) dipasok kebutuhan
energinya dari kedua kelompok senyawa terakhir ini. Kebanyakan respirasi yang
dapat disaksikan manusia memerlukan oksigen sebagai oksidatornya. Reaksi yang
demikian ini disebut sebagai respirasi aerob. Namun demikian, banyak proses
respirasi yang tidak melibatkan oksigen, yang disebut respirasi anaerob. Yang paling
biasa dikenal orang adalah dalam proses pembuatan alkohol oleh khamir
Saccharomyces cerevisiae. Berbagai bakteri anaerob menggunakan belerang (atau
senyawanya) atau beberapa logam sebagai oksidator.
Respirasi dilakukan pada satuan sel. Proses respirasi pada organisme eukariotik
terjadi di dalam mitokondria. Kandungan oksigen di udara bebas (atmosfir)
mengandung konsentrasi sebesar 21 %, melalui mekanisme ventilasi akan masuk ke
alveoli kemudian terjadi proses pertukaran gas yang disebut proses difusi. Difusi
adalah suatu perpindahan/ peralihan O2 dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
dimana konsentrasi O2 yang tinggi di alveoli akan beralih ke kapiler paru.
E. Alat dan Bahan
1. Alat
Tabel E.1. Alat yang digunakan dalam Kegiatan Transpor Aktif
No. Alat Jumlah
1. Petridish 3 buah
2. Pisaubedah 1 buah
3. Pinset 2 buah
Sesuai
4. Jarumpentul
kebutuhan
5. Gunting bedah 1 buah
6. Object glass 1 buah
7. Cover glass 1 buah
8. Mikroskopcahayamonokuler 1 buah
9. Pipet tetes 3 buah

Tabel E.2. Alat yang digunakan dalam Proses Respirasi dan Oksidasi
No. Alat Jumlah
1. Tabung reaksi 4buah
2. Penangas air 1 buah
3. Pipet tetes 3 buah
4. Thermometer 1 buah

Tabel E.3. Alat yang digunakan dalam Aktifitas Enzim Katalase


No. Alat Jumlah
1. Tabung reaksi 2buah
2. Timbangan analitik 1 buah
3. Pipet tetes 2buah
4. Lumpang dan alu 2 buah
5. Beaker glass 2 buah
6. Corong 2 buah
7. Kain kasa 2 lembar
8. Gelas ukur 2 buah

2. Bahan
Tabel E.4. Bahan yang digunakan dalam Kegiatan Transpor Aktif
No. Bahan Jumlah
1. Ginjal katak Sepasang
2. Larutan Ringer’s 10 ml
3. LarutanGlukosa 0,2% 5 ml
4. Larutan PhenolRed 0,03% 5 ml
5. Es batu Sesuai kebutuhan

Tabel E.5. Bahan yang digunakan dalam Proses Respirasi dan Oksidasi
No. Bahan Jumlah
1. Larutan gist 10 ml
2. Methylene blue 4 ml
3. Larutanglukosa 10% 4 ml

Tabel E.6. Bahan yang digunakan dalam Aktifitas Enzim Katalase


No. Bahan Jumlah
1. Hati ayam 1 buah
2. Hati katak 1 buah/kelompok
3. Aquades Sesuai kebutuhan
4. 3 tetes/tabung
Senyawa H2O2
raksi
F. Langkah Kerja

1. Transpor Aktif

Dua buah petridish


masing-masing diisi
Petridish ketiga
Alat dan bahan dengan (a) 5mL larutan
diisi hanya dengan
disiapkan Ringer's, (b) 5mL larutan
larutan Ringer's
glukosa 0,2%, (c) 5mL
larutan phenol red 0,03%

Tubulus uriniferus
Ginjal katak yang baru dari ginjal katak
Salah satu petridish
dibedah, diambil dan dilepaskan dan
yang berisi larutan
dimasukkan ke dalam dimasukkan ke dalam
(a,b,c) diletakkan
petridish ketiga yang media dalam
di atas meja biasa
berisi larutan Ringer's petridish yang telah
diisi larutan (a,b,c)

Pergerakan zat warna Kecepatan pergerakan


(phenol red) yang diisap zat warna
oleh pembuluh jaringan dibandingkan dpada
uriniferus diamati dengan kedua macam petridish
menggunakan binokuler tadi

Bagan F.1. Langkah Kerja Transpor Aktif


2. Aktivitas Enzim Katalase

Hati ayam dan katak


Campuran tersebut
dihancurkan dalam
Alat dan bahan disaring agar
lumpang dan porselin
disiapkan diperoleh sari hati
sambil ditetesi
yang keruh
akuades

Tabung reaksi
pertama diisi dengan Tetesan dihitung
Tetes kedua sari hati
sari hati ayam hingga timbul
dibandingkan dan
sedangkan tabung gelembung udara di
dicatat hasilnya
reaksi kedua diisi atas H2O2
dengan sari hati katak

Bagan F.2. Langkah Kerja Aktivitas Ezim Katalase

3. Proses Oksidasi dan Proses Respirasi

Larutan gist yang


Empat tabung reaksi sudah didihkan
Alat dan bahan
diberi tanda dimasukkan ke
disiapkan
A,B,C,D dalam tabung A dan
B sebanyak 1mL

Semua tabung
Larutan gist dingin 1mL larutan glukosa 10%
diencerkan dengan
dimasukkan ke dan 1mL methylen nlue
akuades sebanyak
dalam tabung C dan ditambahkan ke dalam
5mL lalu tabung
D sebanyak 1 mL setiap tabung
disumbat dan dikocok

Tabung B dan D Perubahan warna


Semua tabung
dibiarkan terbuka diamati selang 10
reaksi dimasukkan
sedangkan tabung A menit selama 40
dan C ditutup dengan ke dalan penangas
menit dan dicatat
alumunium foil air dengan suhu 40o
dalam tabel

Bagan F.3. Langkah Kerja Proses Oksidasi dan Proses Respirasi


G. Hasil Pengamatan

Tabel G.1. Hasil Pengamatan Transpor Aktif


Sebelum ditetesi Larutan Sesudah ditetesi larutan

Tubulus uriniferus katak


Tubulus berubah warna menjadi
uriniferus kekuningan pada menit
katak tidak ke-12 setelah ditetesi
berwarna larutan ringer’s, glukosa

(Dok. kelompok 2, (transparan). dan phenol red.


(Dok.kelompok 2,
2018)
2018)
Tabel G.2. Hasil Pengataman Aktivitas Enzim Katalase
Hewan Jumlah Tetesan H2O2 Keadaan Gelembung yang Dihasilkan
1 Tetes +++
Katak 2 Tetes ++++
3 Tetes ++++
1 Tetes ++
Ayam 2 Tetes ++++
3 Tetes +++++

Tabel G.3. Hasil Dokumentasi Aktivitas Enzim Katalase

SebelumDitetesiH2O2 Setelah 1 Tetes Setelah 2 Tetes Setelah 3 Tetes

(Dok. Kelompok 1, (Dok. Kelompok 1, (Dok. Kelompok 1, (Dok. Kelompok 1,


2018) 2018) 2018) 2018)
*Keterangan: Tabung reaksi yang berisi ekstrak hati ayam sebelah kiri, dan ekstrak
hati katak sebelah kanan.
Tabel G.4. Hasil Pengamatan Proses Oksidasi dan Proses Respirasi

Selang Perubahan yang Terjadi


Waktu Keterangan
Tabung A Tabung B Tabung C Tabung D
10 Menit
Warna Warna Warna Warna Tabung C & D lebih
sedikit sedikit pudar, ada pudar, ada banyak endapannya
10’
pudar, ada pudar,ada endapan endapan
endapan endapan dan buih
Warna Warna Warna Warna Tabung C & D lebih
pudar, ada pudar, ada lebih lebih banyak endapannya
endapan endapan pudar, pudar,
banyak banyak
20’ gelembung gelembung
udara, udara,
terdapat terdapat
buih, dan buih, dan
endapan endapan
Warna Warna Warna Warna Tabung C & D lebih
pudar, ada pudar, ada semakin semakin banyak endapan dan
endapan endapan pudar, pudar, warnanya lebih pudar
banyak banyak dari tabung A dan B
gelembung gelembung
30’ udara, udara,
terdapat terdapat
buih, ada buih, ada
endapan endapan
Warna Warna Warna Warna Tabung C & D lebih
pudar, ada pudar, ada lebih lebih banyak endapan dan
endapan endapan pudar, pudar, warnanya lebih pudar
banyak banyak dari tabung A dan B
40’ gelembung gelembung
udara, udara,
terdapat terdapat
buih, ada buih, ada
endapan endapan

H. Pembahasan

1. Pembahasan transport aktif


Dari hasil percobaan transfor aktif yang menggunakan ginjal katak. Ketika
dimasukkan kedalam larutan ringer’s, tubulus uriniferus tak berwarna. Kemudian
ditetesi dengan campuran antara larutan ringer’s, glukosa 0,2% dan larutan phenol
red 0,03% terjadi perubahan zat warna dari tak berwarna menjadi kuning pada menit
ke-12. Hal ini dikarenakan terjadinya pergerakan zat warna (phenol red) yang di hisap
oleh pembuluh jaringan tubulus uriniferus dimana campuran larutan tersebut
indikatornya kuning sehingga terbukti terjadinya difusi berfasilitas pada tubulus
uriniferus katak.
Difusi difasiltasi (facilitated diffusion) adalah pelarutan zat melalui rnembran plasma
yang melibatkan protein pembawa atau protein transforter. Protein transporter
tergolong protein transmembran yang memliki tempat perlekatan terhadap ion atau
molekul yang akan ditransfer kedalam sel. Setiap molekul atau ion memiliki protein
transforter yang khusus, misalnya untuk perluasan suatu molekul glukosa diperlukan
protein transforter yang khusus untuk mentransfer glukosa kedalam sel.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi transport aktif yaitu :
a. Suhu : Transport aktif terjadi pada suhu normal
b. Energi : Proses transportasi memerlukan ATP untuk melawan gradient
Gerakan molekul dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi.
c. Fasilitator : Bergabung dengan molekul air/ion, mengangkut molekul tersebut
dari membran plasma bagian luar ke dalam dan dilepaskan ke sitoplasma.

Pada percobaan yang kami lakukan tidak dapat lihat transfor aktif pada
tubulus uriniferus katak dikarenakan mungkin tubulus uriniferus terlalu lama
di amati sehingga sel-sel ditubulus uriniferus katak tidak dapat di lihat
pergerakannya, sehingga percobaan ini tidak berhasil dengan baik.

2. Pembahasan aktivitas enzim katalase


Berdasarkan hasil pengamatan, pada tetesan pertama H2O2 ektrak hati
katak menghasilkan gelembung lebih banyak dibandingkan ektrak hati
ayam. Pada tetesan H2O2 kedua, jumlah gelembung dikeduanya sama.
Pada tetesan ketiga H2O2 ekstrak hati ayam menghasilkan gelembung
lebih banyak dari ekstrak hati katak. Dari tetesan pertama, hati katak
menghasilkan gelembung lebih banyak membuktikan bahwa hati katak
mengandung enzim katalase yang banyak. Selain itu ada faktor lain yaitu
masih dalam keadaan segar dibandingkan dengan hati ayam. Namun, pada
tetesan ketiga H2O2, hati ayamlah yang mengeluarkan gelembung lebih
banyak. Kemungkinan hal ini terjadi karena beberapa faktor, antara lain
kondisi hati katak yang kurang baik dan juga kesalahan dalam langkah
kerja, seperti perbedaan kepekatan ekstrak hati ayam dan katak serta
jumlah volume tetesan H2O2 karena menggunakan pipet yang diameter
lubangnya berbeda.
3. Pembahasan proses respirasi dan proses oksidasi sel
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tabung A dan B perubahan warna
tidak signifikan karena organisme saccharomyces sudah mati karena
sudah mengalami proses pemanasan. Sedangkan pada tabung C dan D
perubahan warna signifikan karena ragi tidak pengalami proses
pemanasan terlebih dahulu. Tabung C memiliki warna lebih pekat
dibandingkan dengan tabung D. Karena tabung C ditutup dengan
aluminium foil sehingga tidak ada oksigen keluar masuk dan respirasi
berlangsung secara anaerob. Sedangkan warna larutan tabung D lebih
pudar karena oksigen dapat keluar masuk dengan cepat sehingga
mikroorganisme yang bekerja mendapatkan energy yang cukup untuk
respirasi secara optimal.

I. Pertanyaan dan Jawaban

Kegiatan I: Transpor Aktif


1. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi proses transpor aktif!
Jawab:
Faktor yang dapat mempengaruhi proses transpor aktif adalah ATP, perbedaan
gradien konsentrasi ion K+ dan Na+. Selain itu, ketebalan membran, suhu juga
dapat mempengaruhi transpor aktif karena transpor aktif dapat berjalan dengan
cepat pada suhu normal.

Kegiatan II: Aktivitas Enzim Katalase


1. Mengapa H2O2 dipakai sebagai bahan percobaan untuk mengamati kerja enzim
katalase?
Jawab:
Karena enzim katalase berfungsi sebagai pengurai zat berbahaya bagi tubuh
seeperti H2O2 yang terdapat didalam tubuh dari hasil metabolisme lipid.
2. Gelembung gas apakah yang terjadi?
Jawab:
Senyawa H2O2 diubah oleh enzim katalase menjadi H2O dan O2 yang tidak
berbahaya.
3. Apa yang terjadi bila jaringan tubuh banyak tertimbun H2O2? Hal tersebut
merupakan hasil proses apa?
Jawab:
Organ hati dapat rusak karena H2O2 bersifat racun dalam tubuh karena H2O2
dapat diubah menjadi radikal hidroksil yang dapat menyebabkan peroksidasi lipid
pada membram sel sehingga terjadi kerusakan sel. H2O2 merupakan produk
sampingan metabolisme dari pemecahan asam amino dan asam lemak.
4. Bagaimana usaha untuk menetralkan H2O2 dalam tubuh?
Jawab:
H2O2 dikumpulkan dalam peroksisom kemudian didegradasi oleh enzim katalase
menjadi hidrogen dan oksigen.
H2O2 H2O + 1/2O2
5. Mengapa kita menggunakan hati dalam percobaan aktivitas enzim katalase dan
apakah organ lain juga dapat kita gunakan?
Jawab:
Karena enzim katalase sebagian besar dihasilkan oleh organ hati yang dapat
melakukan proses oksidasi terhadap bahan atau zat toksik didalam sel seperti
H2O2. Organ lain tidak dapat digunakan untuk mengurai H2O2, karena organ yang
berfungsi menyerap racun hanya hati.

Kegiatan III: Proses Respirasi dan Oksidasi Sel


1. Apakah yang dimaksud dengan respirasi sel?
Jawab:
Respirasi sel adalah suatu proses oksidasi bahan makanan dalam sel tubuh untuk
menghasilkan energi.
2. Apakah yang dimaksud dengan oksidasi?
Jawab:
Oksidasi adalah peristiwa penggabungan suatu zat dengan oksigen.
3. Mengapa terjadi perbedaan kecepatan perubahan warna antara tabung A, B
dengan C dan D?
Jawab:
Perbedaan kecepatan perubuhan warna dipengaruhi oleh proses pemanasan ragi
terlebih dahulu pada tabung A dan B. Tabung A dan B hanya sedikit mengalami
perubahan warna karena organisme Saccharomyces yang melakukan respirasi
sudah mati akibat dari proses pemanasan. Sedangkan pada tabung C dan D,
terjadi perubahan warna yang signifikan menandakan bahwa organisme
Saccharomyces pada tabung tersebut masih aktif melakukan proses respirasi.
J. Kesimpulan

1. Transpor aktif terjadi dari konsentrasi lebih rendah ke konsentrasi lebh tinggi.
Ada tiga tipe transport aktif yaitu :
a. Pompa ion yaitu transpor ion melewati membran plasma yang melawan
gradient konsentrasi.
b. Kotranspor yaitu transpor suatu zat yang mengaktifkan transport zat lain
melewati membran plasma.
c. Endositosis dan eksositosis yaitu transpor makromolekul dengan
membentuk lipatan membran plasma.Adapun factor-faktor yang
mempengaruhi transport aktif yaitu :Suhu, Energi, dan fasilitator.

2. Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan


bahwadalam organ hatiterdapat enzim katalase yang berperan dalam
penguraian racun dari H2O2 menjadi H2O dan O2, dimana kerjanya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
a. suhu(optimal padasuhuruang)
b. pH(optimal pada pH netral)
c. Jenishewankarenaberkaitandengancarahidupdanmakananhewantersebut

3. Respirasi sel merupakan suatu proses pengambilan O2 untuk memecah


senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi yang berlanggsung
di dalam mitokondria. Respirasi berdasarkan ketersedian oksigen terdapat dua
jenis yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob. Respirasi aerob dapat
berlangsung apabila ketersediaan oksigen cukup banyak sedangkan respirasi
anaerob dapat berlangsung tanpa adanya oksigen sehingga proses yang
berlangsung cukup lama. Sedangkan proses oksidasi merupakan
proses peristiwa kehilangan elektron atau kehilangan hydrogen yang terjadi
pada saat respirasi berlangsung. jika dilihat dari hasil pengamatan yang telah
dilakukan, proses respirasi secara aerob terjadi pada tabung B dan D
sedangkan yang melakukan proses respirasi secara anaerob terdapat pada
tabung A dan C. Proses yang terjadi pada setiap tabung mengalami perubahan
yang berbeda-beda karena di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu,
ketersediaan oksigen dan pH lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Dyah. 2007. Biologi III. Jakarta: EsisNurjaman,Sopyan.2012.


Campbell, Neil A. 2000. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Indriani, rini. (2014). Proses Oksidasi dan Respirasi. [Online]. Diakses dari :
http://fiswankelompok4.blogspot.co.id/2014/11/proses-oksidasi-dan-
respirasi.html [diakses pada 3 Maret 2018]
Nurjaman, Sopyan. 2012. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan Bandung: Lili
creative
Poedjiana, Anna. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta :UI - press
Syamsuri, Istamar. 2004.Biologi untuk SMA kelas XII. Malang: Erlangga
Yani, Riana, dkk.2008.SMS Biologi 3A SMA kelas XII.Bandung: Rosda

Anda mungkin juga menyukai