Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

TOKSIKOLOGI

OLEH :

NAMA : ALFIANDRI PRASETYO


NIM : O1A1 18 114
KELAS :B
DOSEN : NURRAHMADHANI A. SIDA, S.FARM.,
M.PHARM. SCI., APT.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
TUGAS

Buatlah Uraian sistematik mengenai:


1. Pengertian toksikologi
2. Mekanisme masuknya zat toksik melewati lapisan membran :
a. Transpor pasif :
- Sistem difusi
- Fitrasi
b. Transpor spesial :
- Transpor aktif
- Transporter xenobiotik
- Difusi terfasilitasi
3. Mekanisme Absorpsi, distribusi, dan eliminasi zat toksik

Jawab :

1. Toksikologi merupakan suatu cabang ilmu yang membahas seputar efek


yang merugikan dari berbagai jenis agen kimiawi terhadap sistem makhluk
hidup. Pada bidang biomedis, ahli toksikologi akan menangani efek samping
yang timbul pada manusia akibat paparan obat dan zat kimia lainnya, serta
pembuktian keamanan atau bahaya potensial yang terkait penggunaannya.
2. A. Transpor pasif
- Sistem difusi
Kebanyakan zat toksik melewati membran sel secara difusi pasif,
rata-rata jalur dihubungkan secara langsung melalui gradien
konstransi. Banyak zat toksik yang terionisasi, bentuk terionisasi ini
biasanya tidak dapat berpenetrasi karena kelarutan dalam lipid cukup
untuk menembus membran sel. Sehingga laju penetrasi tergantung
pada kelarutan lipid.
- Filtrasi
Membran kapiler dan glomeruli mempunyai luas celah relatif (sekitar
700 nm) dan membolehkan molekul yang lebih kecil dari albumin (BM
60.000 dalton) untuk melewatinya bagian besar aliran air melalui
celah ini akibat dari hidrostatik dan atau tekanan osmotik dan dapat
bertindak sebagai pembawa zat toksik. Molekul zat kimia yang besar
dapat tersaring kedalam dan keluar sel dengan membentuk
kesetimbangan antara konsentrasi dalam plasma dan konsentrasi
cairan ekstraseluler, tapi tidak dapat melakukan filtrasi antara
ekstraseluler dan cairan intraseluler.
B. Transpor spesial
- Transpor aktif
Melibatkan suatu pembawa yang memindahan molekul melalui
membran melawan gradien konsentrasi, jika moeku adalah ion maka
akan melawan gradien elektrokimia. Hal tersebut membutuhkan
pengeluaran energi metabolik dan dapat dihambat oeh racun yaf
bergabung dengan metabolisme sel.
- Transpoter xenobiotik
   Beberapa xenobiotik terserap dengan menggunakan protein pembawa
yang tertanam dalam struktur membran yang berlaku sebagai
kendaraan pengangkut. Hal ini disebut transport aktif dan memerlukan
energi
- Difusi terfasilitasi
  Difusi terfasilitasi sama dengan transport aktif tetapi molekul tidak
berpindah dengan melawan gradien konsentrasi. Proses ini tidak
tergantung pada energi sehingga metabolik racun tidak dapat
menghambat proses ini
3. 1). Absorbsi
Sekali seseorang berkontak dengan senyawa toksik, maka
senyawa tersebut akan mendapatkan akses masuk kedalam tubuh. Hal
ini tidak cukup bagi senyawa untuk hanya dapat berkontak dengan kulit,
terhirup ke paru-paru, atau memasuki jalan intestinal, tetapi senyawa
tersebut juga harus benar-bena rmelintasi penghalang biologis dan setiap
karakteristik jalur penghambat yang memengaruhi absorpsi. Sistem
gastrointestinal dibentuk untuk absorpsi nutrisi dan memiliki area
penampang yang luas dengan beberapa mekanisme transpor.
Sayangnya, senyawa toksik dapat mengambil manfaat dari sistem ini
untuk masuk ke dalam tubuh. Toksik dapat diabsorpsi dari alveolus pada
paru. Alveolus adalah fungsi unit dari paru dan tempat untuk pertukaran
gas antara udara dan suplai darah. Alveolus memperbolehkan difusi dari
cairan atau air dari suatu senyawa. Sebagai tambahan, senyawa cairan
air larut pada dinding mukosa dan selanjutnya akan di absorpsi. Gas
cairan lemak juga dapat melintasi aliran darah pada alveolus. Partikel
besar dan tetesan aerosol akan diberikan pada bagian atas mana silia
mencoba untuk mengeluarkannya. Partikel kecil dan aerosol menembus
lebih dalam, mencapai alveolus tempat dari paru absorpsi yang paling
efisien. Kulit menggambarkan kunci rute ketiga dari terpaparnya toksik.
Meskipun kulit berguna sebagai penahan dari toksik yang berupa cairan,
toksik cairan lemak juga benar-benar dapat dan aliran darah.

2). Distribusi
Sekali memasuki aliran darah, toksik akan berdistribusi kedalam tubuh.
Jika toksik berupa cairan lemak, kadang akan terbawa pada lingkungan cairan
dari aliran darah yang berhubungan dengan protein darah seperti albumin.
Toksik mengikuti aturan difusi, berpindah dari area dengan konsentrasi tinggi
ke area dengan konsentrasi rendah. Bahan kimia yang diabsorpsi pada
intestinal lalu didorong menuju hati melalui vena porta pada proses yang
disebut first-pass, dan mungkin akan masuk pada metabolisme. Jumlah yang
terbatas dari bahan kimia diekskresi oleh ginjal atau empedu.

3). Eksresi
Biotransformasi cenderung membuat senyawa menjadi lebih polar dan
kurang larut dalam lemak. Pada umumnya reaksi biotransformasi mengubah
xenobiotik lipofil menjadi senyawa yang lebih polar sehingga akan lebih
mudah diekskresi dari dalam tubuh organisme. Karena sel pada umumnya
lebih lipofil daripada lingkungannya, maka senyawa- senyawa lipofil akan
cenderung terakumulasi di dalam sel. Senyawa lipofil ini akan tinggal dalam
waktu yang cukup di dalam tubuh, yaitu terdeposisi di jaringan lemak. Pada
prinsipnya senyawa yang hidrofil akan dengan mudah terekskresi melalui
ginjal. Ekskresi ini adalah jalur utama eliminasi xenobotik dari dalam tubuh.
Oleh sebab itu, oleh tubuh sebagian besar senyawa-senyawa lipofil terlebih
dahulu diubah menjadi senyawa yang lebih bersifat hidrofil, agar dapat
dibuang dari dalam tubuh. Bioakumulasix enobiotik di dalam sel pada tingkat
yang lebih tinggi dapat mengakibatkan keracunan sel (sitotoksik), namun
melalui reaksi biotransformasi terjadi penurunan kepolaran xenobiotik
sehingga akan lebih mudah diekskresi dari dalam sel, oleh sebab itu
keracunan sel akan dapat dihindari. Karena hal inilah, kemudian didapatkan
keuntungan, yaitu bahwa racun dapat lebih mudah dikeluarkan dari tubuh
(Berniyanti, 2018)
DAFTAR PUSTAKA

Berniyanti. T., 2018, Biomarker Toksisitas: Paparan Logam Tingkat


Molekuler, Universitas Airlangga Press: Surabaya
Budiawan, 2008, Peran Toksikologi Forensik Dalam Mengungkap Kasus
Keracunan dan Pencemaran Lingkungan, Indonesian Journal of
Legal and Forensik Sciences, vol.1(1)

Anda mungkin juga menyukai