KELAS: C
KELOMPOK: 5
ANGGOTA:
Sulistyo Raharjo (2016000127)
Tabitha Nurlita (2016000128)
Tami Dika Pratiwi (2016000129)
Tjoeng Lady (2016000130)
Widya Dhamma Putri (2016000131)
Wiliya Costianengsih (2016000132)
Willy Andriady (2016000133)
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
penerapan salut gula itu sendiri (yang lebih khas dalam proses
yang diotomatiskan.
System pemolesan yang dapat digunakan meliputi:
1) Larutan malam berbasis pelarut organic
2) Bubur malam dalam alcohol
3) Campuran berbagai malam kering yang diserbuk halus.
4) Pernis farmasetik (secara khas merupakan larutan alcohol dari
berbagai bentuk selak, sering mengandung malam tambahan)
g. Pencetakan cap (printing)
Pencetakan cap (penstempelan) meliputi penerapan tinta bercap
farmasetik pada permukaan tablet yang disalut dengan suatu
proses penstempelan yang dikenal sebagai offset rotogravure.
Tablet salut gula dapat distempel sebelum atau sesudah
pemolesan. Penstempelan sebelum pemolesan memungkinkan
tinta melekat lebih kuat pada permukaan tablet, tetapi tulisan
dapat hilang karenagesekan atau sentuhan pelarut organikselama
proses pemolesan. Penstempelan setelah pemolesan dapat
menghindari masalah penggosokan cap selama pemolesan, tetapi
tinta tidak selalu melekat dengan baik pada permukaantablet yang
dilapisi malam.
B. DATA PREFORMULASI
1. Pyrathiazine Theoclate
a. Pemerian
: Kristal amorf berwarna keabu-abuan dengan
bau yang khas. Mudah teroksidasi dengan udara dan cahaya.
b. Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 1:60
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2. Piridoksin HCl
a. Pemerian
b. Kelarutan
3.
Kegunaan
Stabilitas
Inkompatibilitas
Khasiat
Dosis
c. Bobot molekul
: ~ 36000
d. Pemerian
: Pengisi
: Stabil
i. Wadah
dan putih.
b. Kelarutan
f. Wadah
: Pelincir/Lubrikan
: 1-3%
: Dalam wadah tertutup rapat dan tempat sejuk.
silicic anhydride
b. Bobot molekul
: 60,08
c. Pemerian
: Glidan
f. Konsentrasi
: 5-20%
: Higroskopis
i. Wadah
dan kering
7. SUKROSA
a. Pemerian
b. Kelarutan
larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut
dalam kloroform dan dalam eter.
c. Stabilitas
: Stabil pada
temperatur
ruangan
dan
e. Konsentrasi
f. Wadah
: 2-10 % w/w.
: Sebaiknya disimpan dalam wadah tertutup,
juga
pengendapan
sorbitol.
Plastik,
seperti
polietilen,
dalam bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan dalam
wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan dan penggunaannya
harus terlindungi dari kontaminasi partikel - pertikel ion dan
bahan organik yang dapat menaikan konduktivitas dan jumlah
karbon organik. Serta harus terlindungi dari partikel - partikel lain
dan mikroorganisme yang dapat tumbuh dan merusak fungsi air.
f. Inkompatibilitas : Dalam formula air dapat bereaksi dengan
bahan eksipient lainya yang mudah terhidrolisis.
C. LANDASAN TEORI
untuk
menyebabkan
tablet
yang
dikempa
pecah
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. FORMULA
1. Formula tablet
Zat aktif
Formula 1
Pyrathiazine
Formula 2
Pyrathiazine
Zat aktif
Pengisi
Penghancur
Pelincir
Glidan
2. Formula salut gula
a. Sealing
Pharmacoat 606
Etanol 95%
b. Sub Coating
theoclate
Piridoksin HCl
Avicel PH 102
Amilum
Asam stearat
Aerosil
theoclate
Piridoksin HCl
Avicel PH 102
Amilum
Asam stearat
Talkum
Bahan
Sukrosa
Maltodekstrin DE 10-15
PEG 6000
CaCO3
TiO2
Air suling
c. Polishing
Canuba Wax
Trietanolamin
Asam Oleat
Air
B. PROSEDUR PEMBUATAN TABLET SALUT GULA
1. Pembuatan Tablet
Tablet inti dibuat menggunakan metode granulasi kering.
Semua bahan ditimbang, kemudian pyrathiazine theoclate dan
piridoksin HCl ditambahkan amilum lalu diaduk hingga
homogen. Kemudian bahan yang telah dicampur tadi di
slugging hingga terbentuk granul yang berukuran besar, granul
yang berukuran besar tersebut dihancurkan dan diayak pada
mesh no. 16. Granul yang telah diayak tersebut kemudian di
evaluasi. Selanjutnya granul ditambahkan asam stearate dan
aerosol (formula 1) atau talk (formula 2) lalu dihomogenkan.
Kemudian dicetak menggunakan mesin pencetak tablet
2. Pembuatan Tablet Salut Gula
Proses penyalutan tablet dilakukan dalam 4 tahap yaitu :
a. Penutupan atau Sealing
sedikit
demi
sedikit
agar
hasil
suling
yang
tersisa.
Selanjutnya
ditentukan
ditambahkan
pada
tablet,
hasil
penyalutan
dasar
biasanya
cenderung
Penyalutan
dilakukan
dengan
cara
2 x tinggi granul
tan =
diameter timbunan granul
sudut diam
2. Uji Kerapatan sejati
Ditimbang piknometer kosong (1), kemudian ditimbang
piknometer yang berisi penuh parafin cair (2), lalu ditimbang
piknometer yang berisi penuh granul (3), dan ditimbang
piknometer yang berisi penuh granul dan ditambahkan parafin
cair hingga parafin cair tersebut mengisi semua ruang kosong
yang tedapat dalam piknometer (4). Dihitung berat parafin cair
(5) menggunakan rumus:
Berat parafin cair = (2) (1)
Dihitung berat granul (6) menggunakan rumus:
Berat granul = (3) (1)
Dihitung berat granul + parafin cair (7) menggunakan rumus:
Berat granul + parafin cair = (4) (1)
bobot granul
volume mampat
Porositas () = ( 1
x 100%
Kerapatan sejati
4. Uji indeks kompresibilitas/Carrs Index
10 gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml dan
dicatat volume bulk (Vo). Kemudian dilakukan pengetukan
dengan menggunakan tap density sebanyak 100 ketukan.
dilihat
kembali
volume
mampat
(V).
Hitung
indeks
Tablet (mg)
< 25
26-150
151-300
> 300
A
15
10
7,5
5
B
30
20
15
10
b. Keseragaman Ukuran
Sepuluh tablet diukur tebal dan diameternya menggunakan
alat jangka sorong. Menurut FI edisi III, kecuali
dinyatakan lain diameter tablet tidak lebih dari tiga kali
atau tidak kurang dari 11/3 kali tebal tablet
3. Uji kekerasan tablet
W 1W 2
x100%
W1
6. Uji disolusi
Disolusi adalah suatu proses larutnya zat aktif dari suatu
sediaan dalam medium. Hal ini berlaku untuk obat - obat yang
diberikan secara oral dalam bentuk padat seperti tablet. Uji ini
dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat aktif yang
terabsorbsi dan memberikan efek terapi di dalam tubuh
7. Uji penetapan kadar zat berkhasiat
Untuk mengevaluasi kemanjuran suatu tablet, jumlah obat
dalam tablet harus dipantau pada setiap tablet atau batch
(Lachman, dkk, 1994). Dalam penetapan kadar zat berkhasiat
pada sediaan tablet biasanya menggunakan 20 tablet yang
kemudian dihitung, ditimbang dan kemudian diserbukkan.
Sejumlah serbuk tablet yang digunakan dalam penetapan
mewakili seluruh tablet maka, harus ditimbang seksama.
Kadar zat berkhasiat tertera pada masing - masing monografi,
baik persyaratan maupun cara penetapannya.