Penyusun:
Formula:C8H9NO2
Efek samping
Efek samping parasetamol jarang ditemukan. Efek samping dapat berupa gejala ringan
seperti pusing sampai efek samping berat seperti gangguan ginjal, gangguan hati, reaksi alergi
dan gangguan darah.
1.2 Tablet
Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang banyak diproduksi dan disukai oleh
masyarakat karena tablet mempunyai beberapa keuntungan diantaranya adalah ketepatan
dosis, mudah cara pemakaiannya, relatif stabil dalam penyimpanan, mudah dalam transportasi
dan distribusi kepada konsumen, serta harganya relatif murah. (Banker dan Anderson, 1986).
Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
Fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik.
Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
Waktu hancur dan lahu disolusi harus memenuhi persyaratan.
Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
Terbebas dari kerusakan fisik.
Stabilitas fisik dan kimiawi cukup baik selama penyimpanan.
Zat aktif dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
Memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku.
Persyaratan yang harus dipenuhi tablet agar layak dikonsumsi adalah sebagai berikut:
Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan
Pada umumnya tablet mengandung zat aktif dan bahan pengisi, bahan pengikat,
disintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna yang diizinkan, dan
bahan penolong lainnya. Eksipien Tablet biasa disebut sebagai bahan tambahan tablet.
Untuk membentuk tablet diperlukan bahan - bahan tambahan. Akan tetapi beberapa tablet
ada yang tidak membutuhkan banyak bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasa
digunakan adalah:
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian terbesar
dari tablet dan cukup mewakili keseragaman kandungan. Keseragaman bobot bukan
merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian
terkecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh karena itu, umumnya farmakope
mensyaratkan tablet bersalut dan tablet mengandung zat aktif 50 mg atau kurang dan bobot
zat aktif lebih kecil dari 50 % bobot sediaan, harus memenuhi syarat uji keseragaman
kandungan yang pengujiannya dilakukan pada tiap tablet (Syamsuni, 2007). Terdapat
beberapa uji pada tablet antara lain:
𝑊𝑎 − 𝑊𝑏
%𝐹𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100%
𝑊𝑎
Keterangan :
Wa = bobot awal tablet
Wb = bobot akhir tablet
𝑤2 × 𝑤3
𝜌𝑡𝑟𝑢𝑒 =
25(𝑤2 − 𝑤4 + 𝑤3)
Keterangan :
w2 = w1 – w0 (g)
w4 = w2 + w3 + parafin ad 25 mL
𝜌1 − 𝜌0
%𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = × 100%
𝜌1
1.4 Granulasi
Granulasi basah dalah proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau
campuran serbuk alam suatu wadah yang dilengkapi dengan pengadukan yangakan
menghasilkan granul (Chorles J.P Siregar, 2008). Proses granulasi basah zat
berkhasiat, pengisi dan penghancur dicampur homogen, lalu dibasahi dengan larutan
pengikat, bila perlu ditambahkan pewarna. Diayak menjadi granul dan dikeringkan
dalam lemari pengering pada suhu 40-50°C. Proses pengeringan diperlukan oleh
seluruh cara granulasi basah untuk menghilangkan pelarut yang dipakai pada
pembentukan gumpalan-gumpalan dan untuk mengurangi kelembapan sampai pada
tingkat yang optimum (Lachman, 1986). Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh
granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak
dengan mesin tablet. (Anief, 1994).
Dapat digunakan untuk tablet dengan sistem pelepasan zat aktif terkendali.
Mencegah seregrasi komponen sehingga diperoleh sediaan dengan keseragaman
kandungan yang baik.
Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan
sulit dikompres
Meningkatkan atau memperbaiki distribusi keseragaman kandungan.
Distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut dan
dosis kecil.
Dapat meningkatkan kompresibilitas dan kohesifitas serbuk dengan penambahan
bahan pengikat.
Untuk serbuk dengan BJ yang rendah (voluminous) sehingga dapat mencegah
kontaminasi silang.
Serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari serbuk).
Memperoleh aliran yang lebih baik.
Mendapatkan berat jenis yang sesuai.
Mengontrol pelepasan.
Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.
Zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan
pengikat.
METODOLOGI
Dilakukan penimbangan terhadap bahan sesuai dengan formula yang telah ditetapkan
Setiap bahan kecuali Mg.Stearat dimasukkan ke dalam v mixer dan dijalankan selama
10 menit
Campuran ditambahkan aquadest dan diaduk merata hingga menjadi bentuk adonan
yang kalis
Granul yang telah terbentuk kemudian dikeringkan di dalam oven pada suhu 60oC
hingga kering
Granul yang telah dicampur Mg.Stearat, dimasukkan kedalam mesin pencetak tablet
melalui hoppers kemudian mesin dijalankan
PENGUJIAN MUTU GRANUL
Pengayak tersebut disusun dengan urutan mesh 10, 20, 30, 50, dan 100 dengan
pan penampung di bagian bawahnya.
Granul yang telah ditimbang diletakkan pada pengayak paling atas, kemudian
ditutup dan dikencangkan.
Dihitung bobot granul yang terdapat pada masing-masing pengayak dan pada
pan penampung tersebut.
Waktu diamati dengan stopwatch dari mulai pada saat dibukanya lubang corong
hingga seluruh granul melewati lubang corong
Granul mengalir bebas dari sebuah corong ke suatu dasar membentuk kerucut
yang sudut kemiringannya kemudian diukur
Penentuan panjang gelombang maksimum zat aktif dalam larutan dapar fosfat
dengan pH 6.8
Dilarutkan sejumlah baku pembanding zat aktif dalam larutan dapar fosfat
dengan PH 6.8
Larutan baku induk didapatkan sepuluh konsentrasi baku kerja (1.0; 2.0; 3.0;
4.0; 5.0; 6.0; 7.0; 8.0; 9.0; 10.0 ppm)
Masing- masing larutan baku kerja diukur serapannya sehingga dapat dihitung
persamaan regresi
Granul digerus, serbuk halus ditimbang seksama dengan lebih kurang setara
250 mg zat aktif
1. Keseragaman Bobot
Ditimbang 20 tablet satu persatu dengan neraca analitik dan hitung bobot rata-
rata
3. Kekerasan Tablet
Tablet ditempatkan pada ujung alat dan skala alat menunjukan angka nol
Pangkal alat diputar sampai tablet pecah dan skala yang terbaca menunjukan
angka kekerasan tablet
Satu per satu tablet dibersihkan dari debu menggunakan sikat halus sebanyak
10 tablet
Dihitung selisih bobot tablet dan nyatakan dalam %friabilitas dengan rumus
berikut:
5. Waktu Hancur
Pengatur suhu pada alat dinyalakan dan air dimasukkan ke dalam bejana
sehingga keenam tabung tempat tablet diletakkan dapat terendam kemudian
diatur setting pada 37°C.
Cuplikan diambil 5 ml pada menit ke-0, 5, 10, 15, 30, 45, 60.
Diagram histogram
W Kecepatan Alir
T (detik)
Replikasi (gram) (gram/detik)
1 50 14,24 3.5112
2 50 14,14 3.5360
3 50 13,83 3.6153
Rata-Rata ± SD 3.5541 ± 0,0543
CV (%) 1,5278
(0,00184041)+(0,00032761)+(0,00374544)
=√ 2
= √0,00296673
= 0,0543
h
Replikasi → tan α = r
3,1
= 6
= 30,3565
h
Replikasi II → tan α = r
3,5
= 6
= 33,6166
h
Replikasi III → tan α = r
3,5
= 5
= 38,8800
(0,03950079533)+(0,0002523970867)+(0,04608232876)
=√ 2
= √0,04291776059
= 0,2071660218
≈ 0,2072
0,2072
CV (%) = x 100%
88,312
= 0,2346227013%
(0,00011236)+(0,00013924)+(0,00000196)
=√ 2
= √0,00012678
= 0,01125
2. Bobot Jenis Mampat
0,4705+0,4705+0,4347
Rata-rata = 3
= 0,4585
bobot cairan
ρ cairan = volume cairan
20,894
= 25
= 0,83576 gram/ml
= 24,2426 ml
Volume granul = volume piknometer – volume cairan di antara granul
= 25 ml – 24,2426 ml
= 0,7574 ml
bobot granul
ρ benar = volume granul
1,005 gram
= 0,7574 ml
= 1,3269 gram/ml
ρ1 – ρ0
% kompresibilitas = x 100%
ρ1
0,4585−0,4241
= x 100%
0,4585
= 7,5027 %
5. Porositas
(ρ – ρв)
ϵ = x 100%
ρ
(1,3269−0,4241)
= x 100%
1,3269
= 68,0782 %
y = 0,0464x + 0,359
𝑦−0,359
x= 0,0464
Konsentrasi sampel 1
0,3931−0,359
x = 0,0464
= 0,7349
Konsentrasi sampel 2
0,3580−0,359
x = 0,0464
= 0,0464
Konsentrasi sampel 3
0,4097−0,359
x = 0,0464
= 1,0926
0,7349+0,0464+1,0926
Rata-rata konsentrasi sampel = 3
= 0,602
(0,7349−0,602)2 +(−0,0215−0,602)2 +(1,0926−0,602)²
SD =√ 3−1
= 0,5688158841
SD 0,5688
CV = rata−rata = x 100%
0,602
= 0,9448 x 100%
= 94%
3.3.3.4. Friabilitas
No Wa (g) Wb (g) %
1 3,349 3,105 7,285
2 4,306 3,111 27,75
3 4,193 1,744 58,40
Rerata ± SD 31,145±10,9797441
%CV 35,25%
(𝟓𝟔𝟗,𝟐𝟗𝟗𝟔)+(𝟏𝟏,𝟓𝟐𝟔𝟎𝟐𝟓)+(𝟕𝟒𝟐,𝟖𝟑𝟓𝟎𝟐𝟓)
:√ 𝟐
:√1323,66065
:10,9797441
𝟏𝟎,𝟗𝟕𝟗𝟕𝟒𝟒𝟏
CV: x100%
𝟑𝟏,𝟏𝟒𝟓
: 35,25%
Replikasi 1
118.00000000
y = 0.0052x + 117.6
117.90000000 R² = 0.4974
117.80000000
117.70000000 Series1
Linear (Series1)
117.60000000
117.50000000
117.40000000
0 20 40 60 80
Replikasi 2
118.40000000
118.30000000
118.20000000
118.10000000 y = -0.0038x + 117.91
R² =Series1
0.1369
118.00000000
117.90000000 Linear (Series1)
117.80000000
117.70000000
117.60000000
0 20 40 60 80
Replikasi 3
118.60000000
118.50000000
118.40000000 y = -0.0033x + 118.04
118.30000000 R² = 0.0983
118.20000000 Series1
118.00000000
117.90000000
117.80000000
0 20 40 60 80
Replikasi 4
118.80000000
118.60000000
118.40000000
y = -0.0049x + 118.07
118.20000000 R² = 0.1271
Series1
118.00000000
Linear (Series1)
117.80000000
117.60000000
117.40000000
0 20 40 60 80
Replikasi 5
120.00000000
y = 0.0352x + 116.71
119.00000000 R² = 0.2479
118.00000000
117.00000000
Series1
116.00000000
Linear (Series1)
115.00000000
114.00000000
113.00000000
0 20 40 60 80
Replikasi 6
118.80000000
118.70000000
118.60000000
118.50000000
118.40000000 y = -0.005x + 118.12
118.30000000 R² = 0.1504
Series1
118.20000000
118.10000000 Linear (Series1)
118.00000000
117.90000000
117.80000000
117.70000000
0 20 40 60 80
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan evaluasi pada hasil formulasi tablet paracetamol
dengan metode granulasi basah. Pengujian evaluasi meliputi pengujian granul dan pengujian
tablet setelah dikempa. Pengujian granul meliputi distribusi ukuran granul, daya alir, bobot
jenis dan kompresibilitas, dan homogenitas campuran. Pengujian mutu tablet meliputi
keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, friabilitas, waktu hancur, dan penentuan
laju disolusi
Pada pengujian distribusi ukuran granul, pengujian dilakukan menggunakan mesh
ukuran 10, 20, 30, 40, dan 100 dan alat shieve shaker. Setiap mesh ditimbang berat
kosongnya, kemudian disusun dengan mesh terkecil di bagian atas. Pada bagian mesh 10,
dimasukkan sebanyak 100 gram granul. Shieve shaker kemudian dijalankan selama 20 menit.
Setelah selesai, setiap mesh ditimbang dan dicatat bobot mesh dengan granul. Dilakukan
penghitungan selisih bobot mesh kosong dan mesh dengan granul. Didapatkan hasil pengujian
memberikan distribusi ukuran partikel pada mesh 10 sebesar 87%, mesh 20 sebesar 7%, mesh
30 sebesar 2%, mesh 40 sebesar 2%, mesh 100 sebesar 1%, dan pan sebesar 1%.
Pada uji daya alir granul, dilakukan pengujian dengan menggunakan metode corong.
Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai kecepatan alir dan sudut diam granul.
Sebanyak 50 gram granul ditimbang dan dimasukkan ke dalam lubang corong dengan
menutup bagian bawah corong.waktu diamati dengan stopwatch saat lubang corong dibuka
hinga seluruh granul melewati lubang corong. Pengujian dilakukan replikasi hingga
didaparkan tiga data dan dihitung reratanya. Pada hasil pengujian, didapatkan nilai kecepatan
alir granul sebesar 3,5541+0,0543 gram/detik dan sudut diam granul sebesar 34,2843+4,3008.
Pada pengujian bobot jenis dan kompresibilitas, dilakukan untuk mengetahui bobot
jenis nyata, mampat dan benar, serta untuk mengetahui nilai kompresibilitas dan porositas
granul. Pengujian bobot jenis nyata dilakukan denganmenimbang sebanyak 40 gram franul,
kemudian dimasukkan ke dalam kelas ukur untuk dicatat volumenya.bobot jenis mampat
dilakukan dengan menimbang 40 gram granul kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur dan
diketuk sebanyak 500 kali. Bobot jenis benar dilakukan dengan menimbang granul
menggunakan piknometer 25,0ml. pada hasil pengujian, didapatkan nilai bobot jenis nyata
sebesar 0.4241 ± 0.01125 g/ml, bobot jenis mampat sebesar 0,4585g/ml, dan bobot jenis
benar sebesar 1,3269 gram/ml. pada pengujian kompresibilitas granul dan porositas
didapatkan nilai kompresibilitas sebesar 7,5027% dan porositas sebesar 68.0782%.
Pada uji homogenitas campuran, dilakukan pengukuran kadar zat aktif menggunakan
spektrofotometer. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan larutan baku dan larutan uji.
Larutan baku dubuat dengan menimbang zat aktif sebesat 100 mg dan dilarutkan dalam
aquades hingga tepat 100 ml. larutan kemudian dibuat menjadi beberapa seri konsentrasi,
kemudian diukur absorbansinya dan dihitung persamaan regresi. Larutan uji dibuat dengan
menggerus granul, kemudian ditimbang hingga setara dengan 250 mg zat aktif, kemudian
dilarutkan dalam 100 ml dapat fosfat. Larutan kemudian diuji menggunakan
spektrofotometer.. pada pengujian
Pada pengujian keseragaman bobot tablet. Pengujian dilakukan dengan menimbang 20
tablet satu per satu, kemudian dicatat bobot tablet dan dihitung reratanya. Pada perhitungan
rerata, didapatkan rerata 10 tablet sebesar 0.364 ± 0.493 gdan rerata 20 tablet sebesar 0.367 ±
0.497g.
Pada pengujian keseragaman ukuran tablet, dilakukan pengukuran menggunakan
jangka sorong. Pengukuran dilakukan untuk menghitung tebal dan diameter tablet.pada hasil
perhitungan , didapatkan bahwa diameter tablet sebesar 1,494 kali dari tebal tablet.
Pada uji kekerasan tablet, dilakukan untuk mengetahui kekuatan dari tablet terhadap
tekanan. Sebanyak 10 tablet diuji dengan hardness tester, kemudian dicatat nilai kekerasan
tablet.
Pada uji friabilitas, bertujuan untuk melihat nilai kerapuhan tablet. Pengujian
dilakukan dengan menimbang 10 tablet yang telah dibersihkan secara bersamaan. Tablet
kemudian dimasukkna ke dalam friability tester dan dijalankan dengan kecepatan25 rpm
selama 4 menit. Tablet kemudian diambil, dibersihkan, dan ditimbang kembali. Pengujian
dilakukan replikasi sehingga didapatkan tiga data
Pada uji disolusi, dilakukan dengan mengisi wadah menggunakan larutan dapar fosfat
dengan pH 5,8 sebanyak 900 ml. cuplikan diambil 10 ml pada menit ke 0, 5, 10, 15, 30, 45,
60. Lalu diukur menggunakan spektrofotometri dengan panjang gelombang 243nm.
BAB V
KESIMPULAN
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode pembuatan tablet yang kami pilih untuk zat
aktif parasetamol adalah metode granulasi basah, karena berdasarkan literatur, zat aktif yang
kami gunakan stabil dalam larutan dan tahan terhadap pemanasan. Cara pembuatan tablet
dengan metode granulasi basah yaitu dengan mencampurkan zat aktif dan eksipien ke bagian
fase dalam yang mengandung pengikat hingga membentuk massa lembab yang dapat
digranulasi, hasil granul dikeringkan, granul kemudian diberi tambahan fase luar, granulasi
kembali baru dicetak. Fungsi granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan
kompresibilitas dari massa cetak tablet, memadatkan bahan, menyediakan campuran seragam
yang tidak memisah, mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, mengurangi debu, dan
memperbaiki penampakan tablet.
Dari praktikum yang kami lakukan ini, dapat diketahui bahwa hasil dari uji kecepatan
alir granul tablet kami rata-rata adalah 3,5541 gram/detik dan tidak memenuhi syarat, karena
syarat pada literatur mengatakan bahwa ≥10 gram/detik adalah syarat kecepatan alir yang
baik. (Hana, Naitul, 2010)
Selain pada uji kecepatan alir granul yang tidak memenuhi syarat, didapatkan juga
hasil dari uji porositas yang tidak memenuhi syarat. Hasil dari perhitungan porositas yang
kami lakukan pada tablet kami yaitu 68,0782%, sedangkan pada literatur yang ada, syarat
yang baik untuk porositas suatu tablet yaitu 37-40%. (Voight, 1995)
Dapat dilihat pula pada pengujian mutu tablet, tepatnya pada pengujian kekerasan
tablet, terdapat 1 dari 10 tablet yang di uji tidak memenuhi syarat pada literatur yang ada.
Hasil dari uji kekerasan 1 tablet tersebut adalah 8,07 kg, sedangkan syarat kekerasan tablet
yang baik pada literatur yang tertera adalah 4-8 kg. (Voight,1995)
Pada pengujian friablitas tablet kami juga tidak dapat memenuhi syarat, karena hasil
dari pengujian friabilitas tablet kami yaitu 7,285%; 27,75%; dan 58,40%. Sedangkan pada
literatur yang ada, tertulis bahwa syarat friabilitas tablet yang baik yaitu tidak boleh lebih dari
1%. (Lachman,1994)
Pada pengujian disolusi dapat dilihat pada grafik didapatkan hasil R2=0,4876, dan
hasil tersebut dapat dikatakan kurang bagus karena R2 yang baik adalah mendekati 1. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tablet yang kita buat kurang baik karena hasil pada beberapa
pengujian yang dilakukan tidak memenuhi syarat pada literatur yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anief M., 1987. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : EGC Press.
Ansel, H.C., Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat, Universitas Indonesia Press,
Jakarta
Sulaiman, T.N.S 2007, Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, Cetakan Pertama,
Yogyakarta:Mitra Communications Indonesia
Aulton, M. E. & Taylor, K. M., 2013 Aultons’s Pharmaceutics The Design and Manufacture
of Medicines. 4 th penyunt. S.1.:Churchill Livingstone Elseiver
Lachman and Lieberman, 1986. The Theory and Practice of Industrial Pharmacy 3rd Edition.
Philadelphia:Lea and Febiger