Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu
sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam pembawa
yang digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar. Ada berbagai bentuk sediaan
obat di bidang farmasi, yang dapat diklasifikasikan menurut wujud zat dan rute
pemberian sediaan. Berdasarkan wujud zat, bentuk sediaan obat dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu sediaan bentuk cair (larutan sejati, suspensi, dan emulsi), bentuk
sediaan semipadat (krim, lotion, salep, gel, supositoria), dan bentuk sediaan
solida/padat (tablet, kapsul, pil, granul, dan serbuk). Perkembangan dalam bidang
industri farmasi telah membawa banyak kemajuan khususnya dalam formulasi
suatu sediaan, salah satunya adalah bentuk sediaan solida. Sediaan solida memiliki
beberapa keunggulan dibandingkan dengan sediaan bentuk cair, antara lain: takaran
dosis yang lebih tepat, dapat menghilangkan atau mengurangi rasa tidak enak dari
bahan obat, dan sediaan obat lebih stabil dalam bentuk padat sehingga waktu
kadaluwarsa dapat lebih lama (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).1

Menurut Farmakope Indonesia Edisi V (2014), tablet adalah sediaan padat


mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode
pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Sebagian
besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk sediaan yang
paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi
pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja. Sedangkan tablet cetak dibuat
dengan cara menekan massa serbuk lembab tekanan rendah ke dalam lubang
cetakan. Penghantaran obat secara oral merupakan rute yang paling umum
digunakan dibandingkan beberapa rute penghantaran lainnya. Pemberian oral juga
dapat digunakan untuk pengobatan sistemik dengan berbagai bentuk sediaan
farmasi. Sediaan oral merupakan rute yang paling banyak digunakan karena
memberikan kemudahan dalam penggunaannya. Namun, kelarutan bahan obat
dalam saluran cerna merupakan suatu karakteristik fisika kimia yang perlu

1
Hadisoewignyo L. dan Fudholi A., 2013, Sediaan Solida, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

1
diperhatikan dalam memformulasi suatu sediaan dengan rute pemberian secara oral
karena akan mempengaruhi ketersediaan hayati, sehingga untuk mengatasi
keterbatasan tersebut dilakukan beberapa pendekatan untuk meningkatkan waktu
tinggal dari penghantaran obat pada bagian atas saluran pencernaan (Baru et al.,
2012).

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi sediaan padat

Sediaan solida adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur yang
padat serta kompak. Sediaan solida ini mempunyai bermacam-macam bentuk.
Dalam topik ini, kita akan membahas 3 (tiga) macam bentuk sediaan solida, yaitu:
Tablet, Kapsul, Supositoria dan Ovula.2

2.2 Jenis sediaan padat

Jenis-jenis sediaan padat

 Serbuk
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang diserbukkan (FI
III). Menurut Ansel serbuk merupakan campuran bahan sangat kering, campuran
bahan obat yang terbagi halus, dan atau campuran bahan kimia yang ditujukan
untuk penggunaan dalam atau penggunaan luar. Serbuk diracik dengan cara
mencampur bahan obat satu per satu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan
obat yang jumlahnya sedikit, kemudian diayak, biasanya menggunakan pengayak
nomor 60 dan dicampur lagi. Jika serbuk mengandung lemak, harus diayak dengan
pengayak nomor 44.3
Serbuk dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Pulveres (serbuk terbagi)
Serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus
menggunakan bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Kertas
serbuk tesedia dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan jumlah serbuk

2
Murtini, Gloria dan Yetri Elisa. 2018.Bahan Ajar Farmasi “TEknologi Sediaan Solid”. Jakarta
Selatan : Pusdik SDM Kesehatan.
3
Ansel H.C., 2014, Bentuk Sediaan Farmasetis dan Sistem Penghantaran Obat, 9th (eds).
Afifah, H.& Ningsih, T., Penerbit Buku Kedokteran EGC.

3
yang diminta, tetapi yang paling popular tersedia secara komersial adalah
2,75 x 3,75 in., 3 x 4,5 in., dan 4,5 x 6 in.
Pemilihan jenis kertas didasarkan pada sifat serbuk apabila serbuk
mengandung bahan higroskopis maka menggunakan kertas tahan air atau
berlilin. Kertas glasin dan perkamen dapat digunakan hanya ketika daya
tahan terbatas terhadap lembab diperlukan. Serbuk yang tidak
mengandung komponen yang mudah menguap maupun bahan yang
terkena dampak udara atau lembab, keduanya biasanya dibungkus dalam
bond paper putih.
Contohnya obat dalam bentuk puyer untuk anak-anak
b. Pulvis (serbuk tidak terbagi)
Serbuk bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat luar
tetapi tidak boleh digunakan untuk luka terbuka. Contohnya bedak
herocyn, dan bedak salisil
 Granul
Granul dibuat dari aglomerat partikel serbuk kecil. Granul memiliki bentuk
tidak beraturan, tetapi dapat dibuat menjadi sferis. Granul umumnya berada dalam
rentang ukuran pengayak mesh 4-12, mesikpun ukuran mesh granul dapat dibuat
sesuai tujuan penggunaannya.
Granul mengalir lebih baik dbandingkan serbuk. Sebagai pembanding,
bayangkan sifat alir gula granulat dengan gula bubu k. Karena sifat alirnya,
granulasi umum digunakan dalam pembuatan tablet untuk memudahkan bahan
mengalir bebas dari wadah menuju pengempa tablet.
Granul memiliki karakteristik penting lainnya, karena luas permukaannya
lebih kecil dibandingkan volume serbuk pembanding, granul umumnya stabil
terhadap efek kelembapan atmosfer dan cenderung kurang membentuk cake atau
pengerasan dalam granul. Granul juga lebih mudah dibasahi dengan cairan
dibandingkan serbuk tertentu yang ringan dan mudah terbang (yang cenderung
mengapung pada permukaan).
 Kapsul

4
Kapsul adalah bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat atau
bahan inert yang dimasukkan dalam cangkang kecil gelatin. Cangkang kapsul
gelatin dapat berupa gelatin keras atau lunak bergantung pada komposisinya.
Sebagian kapsul ditujukan untuk ditelan seluruhnya. Akan tetapi, petugas
kesehatan dalam rumah sakit atau pelayanan kesehatan lain sering kali membuka
kapsul atau menggerus tablet untuk dicampurkan dengan makanan atau minuma,
khususnya untuk anak-anak atau pasien yang tidak dapat menelan bentuk sediaan
padat. Hal tersebut harus dilakukan hanya dengan persetujuan farmasis karena
karakteristik pelepasan obat dari sediaan tertentu dapat berubah dan dapat
memengaruhi kesehatan pasien.
a. Kapsul gelatin keras
Cangkang kapsul gelatin keras digunakan pada sebagian besar kapsul
komersial yang mengandung bahan obat. Cangkang kapsul kosong dibuat
dari gelatin, gula, dan air. Cangkang kapsul tersebut dapat jernih, tidak
berwarna, dan tidak berasa. Cangkang kapsul dapat diwarnai dengan
pewarna FD & C dan D & C serta dibuat buram dengan penambahan bahan
seperti titanium diksida. Gelatin diperoleh melalui hidrolisis sebagian
kolagen yang diperoleh dari kulit, jaringan penghubung putih, dan tulang
binatang. Gelatin stabil diudara jika kering, tetapi mengalami dekomposisi
mikroba jika lembap. Biasanya, kapsul gelatin keras emngandung
kelembapan 13% hingga 16%
Kapsul gelatin kosong dibuat dalam berbagai variasi, panjang, diameter,
dan kapasitas. Untuk penggunaan pada manusia, kapsul kosong memiliki
ukuran yang bervaariasi, mulai dari 000 (paling besar) hingga 5 (paling
kecil) yang tersedia secara komersial.

5
b. Kapsul gelatin lunak
Kapsul gelatin lunak dibuat dari gelatin dengan penambahan gliserin
atau alkohol polihidrat seperti sorbitol. Kapsul gelatin lunak yang
mengandung kelembapan lebih besar dibandngkan kapsul keras, dapat
menandung pengawet seperti metil paraben atau propilparaben untuk
mencegah pertumbuhan mikroba. Kapsul gelatin lunak dapat berbentuk
persegi, oval, atau bulat. Kapsul lunak dapat diwarnai tunggal atau dua
warna dan dapat dicetak dengan penanda identifikasi. Sebagaimana kapsul
gelatin keras, kapsul gelatin lunak juga dapat ditambahkan pemburam untuk
mereduksi transparansi dan mengubah karakteristik cangkan kapsul.
Kapsul gelatin lunak dibuat untuk mengandung berbagai cairan, pasta,
dan bahan kering. Cairan yang dapat dienkapsulasi kedalam kapsul gelatin
lunak mencakup cairan berikut :
- Cairan yang mudah menguap dan tidak mudah menguap yang tidak
bercampur dengan air, seperti minyak sayur
- Cairan tidak mudah menguap yang bercampur dengan air seperti polietilen
glikol, dan bahan surfaktan seperti polisorbat 80
- Senyawa yang bercampur dengan air, tetapi relatif tidak mudah menguap
seperti propilen glikol dan isopropil alkohol, bergantung pada faktor
konsentrasi yang digunakan dan kondisi kemasan.
 Tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempacetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

6
menggandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat
pengikat, zat pelicin, dan zat pembasah atau zat lain yang cocok.
Tablet dapat bervariasi dalam ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan,
disintegrasi, dan karakteristik disolusi dan dalam aspek lain, bergantung pada
tujuan penggunaan dan metode pembuatan. Tablet terutama dibuat dengan kempa,
tablet kempa dibuat dengan menggunakan mesin tablet yang bertekanan besar
dalam memampatlkan bahan serbuk atau granular.
Beberapa tablet memiliki garis tengah atau alur, yang memungkinkan tablet
mudah dipatahkan menjadi dua bagian atau lebih. Hal tersebut memungkinkan
pasien dapat menelan ukuran yang lebih kecil sebagaimana diinginkan atau, apabila
diresepkan, resep tersebut membolehkan meminum tablet dengan dosis yang
dikurangi atau dibagi. Beberapa tablet yang tidak bergaris tengah tidak ditujukan
untuk dipatahkan atau dipotong oleh pasien karena memiliki salut khusus dan atau
sifat pelepasan obat yang akan terganggu karena perubahan integritas fisik tablet.
Jenis tablet :
a. Tablet kempa
Selain bahan aktif atau bahan obat, tablet kempa biasanya mengandung
sejumlah bahan tambahan farmasi, mislanya diluen atau pengisi, pengikat
atau perekat, bahan didintegran atau penghancur, dan bahan pelicin.
b. Tablet kempa ganda
Tablet kempa ganda dibuat melalui pengempaan bahan yang diisi
hingga lebih dari satu kali kempa. Hasil dapat berupa tablet berlapis atau
tablet dalam tablet, tablet bagian dalam menjadi inti dan bagian luar menjadi
cangkang. Tablet berlapis dapat dibuat dengan pemampatan awal sebagai
bahan yang diisikan kedalam die diikuti tambahan bahan yang diisikan dan
dikempa untuk membentuk tablet dua lapis atau tiga lapis, bergantung pada
jumlah bahan isi yang terpisah. Setiap lapisan dapat mengandung bahan
aktif yang berbeda, dipisahkan karena tak tercampusrkan secara kimia atau
fisika, pelepasan obat yang bertahap, atau secara sederhana untuk
penampilan tablet lapis yang unik. Biasanya, setiap bagian memiliki warna
yang berbeda untuk menghasilkan tampilan tablet yang khas.

7
c. Tablet salut gula
Tablet kempa dapat disalut dengan lapisan gula berwarna atau tidak
berwarna. Penyalut tersebut larut air dan cepat larut setelah ditelan. Salut
gula melindungi obat dari lingkungan dan menutupi rasa dan bau yang tidak
enak. Salut juga meningkatkan penampilan tablet kempa dan
memungkinkan pencetakan informasi identifikasi industri. Kekurangan dari
tablet salut adalah memerlukan waktu dan ahli dalam proses penyalutan dan
meningkatnya ukuran, berat dan biaya pengiriman.
d. Tablet salut film
Tablet kempa dengan lapisan tipis dari polimer yang dapat membentuk
film seperti kulit. Film tersebut biasanya diwarnai dan memiliki keuntungan
dibandingkan salut gula, yaitu lebih tahan lama, tidak terlalu besar, dan
waktu yang diperlukan lebih sedikit. Berdasarkan komposisinya, salut
didesain mudah pecah dan mengeluarkan tablet inti pada lokasi yang
diinginkan dalam saluran cerna.
e. Tablet salut gelatin
Tablet kempa berbentuk kapsul yang memberikan produk salut menjadi
sekitar sepertiga lebih kecil dibandingkan kapsul yang terisi dengan
sejumlah serbuk yang ekuivalen. Salut gelatin mudah ditelan dan tahan
perusakan dibandingkan kapsul yang disegel.
f. Tablet salut enterik
Tablet salut enterik memiliki sifat lepas tunda. Tablet ini dirancang
untuk tidak berubah ketika melewati lambung menuju usus, tempat tablet
pecah. Salut enterik digunakan apabila bahan obat dirusak oleh asam
lambung atau terutama mengiritasi mukosa lambung atau saat tablet
melintasi lambung dapat meningkatkan absorpsi obat.
g. Tablet bukal dan sublingual
Tablet datar oval yang ditujukan agar terlarut dalam kantong bukal atau
dibawah lidah (sublingual) untuk diabsorpsi melalui mukosa oral. Teblat
tersebut memungkinkan absropsi obat oral yang dapat oleh asam lambung
atau sedikit absorpsi dari saluran cerna.

8
Tablet bukal dirancang untuk terkikis perlahan, sedangkan tablet
sublingual melarut lebih awal dan memberikan efek obat dengan cepat.
h. Tablet kunyah
Tablet kunyah, yang memiliki rasa halus dan cepat pecah ketika
dikunyah atau dlarutkan dalam mulut, memiliki basis krim, biasanya
manitol dengan rasa dan warna yang khusus.
i. Tablet efervesen
Tablet efervesen dibuat melalui kempa granul garam efervesen yang
melepaskan gas ketika kontak dengan air. Tablet tersebut umumnya
mengandung bahan aktif yang melarut dengan cepat ketika ditambahkan air.
“aksi gelembung” dapat mempercepat pecahnya tablet dan meningkatkan
disolusi bahan aktif.
j. Tablet cetak
Tablet tertentu, ssperti tablet triturasi dapat dibuat melalui pencetakan
dibandingkan kempa. Tablet yang dihasilkan sangat lembut dan larut dan
dirancang untuk disolusi yang cepat.
k. Tablet lepas segera
Tablet lepas segera dirancang untuk pecah dan melepaskan bahan obat
tanpa sifat kecepatan pelepasan terkendali seperti pada salut khusus dan
teknik lain.
l. Tablet vaginal
Tablet vaginal, juga disebut sebagai sisipan vaginal (vaginal inserts)
adalah tablet tidak bersalut berbentuk bulat atau bulat telur yang
dimasukkan kedalam vagina untuk efek lokal. Tablet ini mengandung anti
bakteri untuk pengobatan vaginitis non spesifik yang disebabkan oleh
Haemophilus vaginalis atau antijamur untuk pengobatan kandidias
vulvoganistis yang disebabkan oleh Candida albicans atau spesies terkait.

9
2.3 Kelebihan sediaan padat

Keuntungan umum s ediaan padat :

1. Lebih stabil daripada sediaan cair dengan tanggal kadaluarsa yang lebih
panjang
2. Lebih mudah dalam pengiriman dan pengemasan
3. Membutuhkan tempat penyimpanan yang lebih kecil
4. Dosis lebih akurat (single dose)

Keuntungan khus berdasarkan jenis-jenis sediaan pada tantara lain

a. Keuntungan serbuk :
1. Serbuk obat untuk penggunaan oral dapat ditujukan untuk penggunaan
lokal (contoh laksatif) atau efek sistemik seperti analgesik dan lebih
disukai dibandingkan tablet atau kapaul pad pasien yang kesulitan
menelan dalam bentuk sediaan padat

2. Dosis obat dapat lebih kecil sehingga dapat lebih nyaman dalam
dikonsumsi (pada tablet atau serbuk dosis obat terlalu besar sehinggal
dapat diberikan dalam bentuk serbuk)

3. Serbuk yang diberikan secara oral untuk penggunaan sistemik digarapkab


dapat menghasilkan disolusi dan absorbsi yang lebih cepat dibandingkan
bentuk sediaan padat karena serbuk segwra bersentuhan dengan cairan
lambung. (Ansel,2013:210)

4. Penggunaan bahan serbuk dalam pembuatan bentuk sediaan sangat luas,


serbuk obat dapat dicampyrkan dengan serbuk pengisi dan bahan lain
untuk menghasilkan bentuk sediaan padat seperti tablet dan kapsul,
serbuk dapat dilarutkan atau disuspensikan dalam pelarut atau pembawa
cair untuk mendapatkan bentuk sediaan cair yang beragam, dan serbuk
dapat dicampyrkan dalam basis semisolid untuk pembuatan salep obat
dan krim (Ansel, 2013 : 201)

10
b. Keuntungan sediaan granul :
Karena granul memiliki luas permukaan lebih kecil dibandingkan
volume serbuk pambanding, maka granul memiliki kelebihan :

1. Granul umumnya lebih stabil terhadap efek kelembapan atmosfer

2. Granul cenderung kurang membentuk cake atau pengerasan dalam


granul

3. Granul lebih mudah dibasahi dengan cairan dibandingkan serbuk


tertentu yang ringan dan mudah terbang (yang cenderung mengapung
pada permukaan). (Ansel,2013 : 215)

c. tablet
1. Praktis dan efisien.
2. Artinya waktu peresepan dan pelayanan di apotek dapat lebih cepat,
lebih mudah dibawa, dan disimpan.
3. Mudah digunakan dan tidak memerlukan keahlian khusus.
4. Dosis mudah diatur karena merupakan sistem satuan dosis (unit dose
system)
5. Efek yang ingin dihasilkan dapat diatur, yaitu dapat lepas lambat,
extended release, enteric tablet, orros, dan sebagainya.
6. Bentuk sediaan tablet lebih cocok dan ekonomis untuk produksi skala
besar.
7. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak yaitu dengan penambahan
salut selaput/salut gula.
8. Bentuk sediaan tablet memiliki sifat stabilitas gabungan kimia,
mekanik, dan mikrobiologi yang cenderung lebih baik dibanding bentuk
sediaan lain.
d. kapsul
1. Bentuknya menarik dan praktis
2. Tidak berasa sehingga bisa menutup rasa dan bau dari obat yang kurang
enak
3. Mudah ditelan dan cepat hancur di dalam perut sehingga bahan segera
diabsorbsi usus

11
4. Dokter dapat memberikan resep kombinasi dari bermacam-macam bahan
obat dan dengan dosis yang berbeda-beda menurut kebutuhan seorang
pasien
5. Kapsul dapat diisi dengan cepat, tidak memerlukan bahan penolong
seperti pada pembuatan pil atau tablet yang mungkin mempengaruhi
absorbsi bahan obatnya 4

e. sediaan suppositoria dan ovula :


1. Mudah digunakan untuk pengobatan lokal pada rectum, vagina ataupun
urethra. Misalnya, wasir, infeksi dan lain sebagainya.
2. Sebagai alternatif bila penggunaan melalui oral tidak dapat dilakukan.
Misalnya: pada bayi, pasien debil (lemas, tidak bertenaga), muntah-
muntah, gangguan sistem pencernaan (mual, muntah), dan kerusakan
saluran cerna.
3. Obat lebih cepat bekerja, karena absorpsi obat oleh selaput lendir rectal
langsung ke sirkulasi pembuluh darah.
4. Untuk mendapatkan “prolonged action” (obat tinggal ditempat tersebut
untuk jangka waktu yang dikehendaki).
5. Untuk menghindari kerusakan obat pada saluran cerna
6. Dapat menghindari first fast efek dihati. 5

2.4 Kekurangan sediaan padat

Diantara kelebihannya, perlu diperhatikan bahwa sediaan padat juga


memiliki sisi kekurangan antara lain:

 Jika dibandingkan dengan sediaan liquid, maka pada penggunaan oral akan
terasa cukup menyulitkan.
 Jika dibandingkan dengan sediaan semisolid, serbuk lebih cepat hilang dari
permukaan kulit. Waktu tinggal pada permukaan kulit tidak lama.

4
Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.
5
Elisa, Yetri dan Gloria Murtini. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta : Pusat Pendidikan Sumber

12
Kekurangan khusus diantara jenis sediaan padat yaitu

a. Serbuk
1. Kurang baik untuk zat yang mudah terurai
2. Rasa dan bau yang tidak enak sulit tertutupi
3. Peracikan butuh waktu lama
b. Kelemahan Granul:
1. Proses pembuatan yang lebih sulit dan mahal
2. Proses pengisian ke Kapsul Gelatin sulit, terutama untuk partikel yg
beda ukuran.6
c. Tablet
1. Dapat menimbulkan kesulitan dalam terapi individual.
2. Waktu hancur lebih lama dibanding bentuk sediaan lain, seperti yang
berbentuk larutan,vinjeksi, dan sebagainya.
3. Tidak dapat digunakan terhadap pasien yang dalam kondisi tidak sadar
atau pingsan.
4. Sasaran kadar obat dalam plasma lebih sulit tercapai.
d. Kapsul
1. Tidak dapat digunakan untuk diisi dengan zat-zat mudah menguap sebab
pori-pori cangkang tidak menahan penguapan
2. Tidak untuk zat-zat yang higroskopis (mudah mencair)
3. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul
4. Tidak untuk balita
5. Tidak bisa dibagi (misal ¼ kapsul)
C. Supositoria dan Ovula

1. Pemakaiannya tidak menyenangkan dan kurang praktis.


2. Tidak dapat disimpan pada suhu ruang untuk supositoria dengan basis
oleum cacao.

6
Pratiwi, Nurina Rezki. 2008. Karakterisasi sediaan granul mengapung dengan sistem lepas
terkendali menggunakan pragelatinisasi pati singkong propionat sebagai pembentuk matriks.
FMIPA. Universitas Indonesia:Depok

13
3. Daerah absorpsinya lebih kecil dan absorpsi hanya melalui difusi pasif
4. Tidak dapat digunakan untuk zat yang rusak pada pH rektum

2.5 Pemilihan sediaan padat

Bentuk sediaan obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat


berkhasiat dalam farmakoterapi dapat digunakan secara aman, efisien dan atau
memberikan efek yang optimal. Umumnya BSO mengandung satu atau lebih
senyawa obatlzat berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk
formulasi tertentu.7

Pemilihan bentuk sediaan obat dipilih agar :

1. Dapat melindungi dari kerusakan baik dari luar maupun dalam tubuh
2. Dapat menutupi rasa pahit dan tidak enak dari bahan obat
3. Dapat melengkapi kerja obat yang optimum (topikal, inhalasi)
4. Sediaan yang cocok untuk :
- obat yang tidak stabil, tidak larut
- penyakit pada berbagai tubuh
5. Dapat dikemas/dibentuk lebih menarik dan menyenangkan
Dalam memilih BSO, perlu diperhatikan :
- Sifat bahan obat
- Sifat sediaan obat
- Kondisi penderita
- Kondisi penyakit
- Harga

Pemilihan berdasarkan jenis sediaan padat yatiu :

1. Serbuk ( Pulveres dan Pulvis )


Bentuk ini dipilih :
- Pertama, untuk obat yang tidak stabil dalam bentuk cairan
- Kedua, karena absorbsi obat lebih cepat dibanding dalam bentuk tablet

7
Jurnal Universitas Gajah Mada
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/42964/a84c1ebe8658ff3

14
- Catatan: Bentuk ini tidak cocok untuk obat yang mempunyai rasa tidak
menyenangkan, dirusak dilambung, iritatif, dan mempunyai dosis terapi
yang rendah.
2. Granul
Bentuk ini dipilih karena:
- Pertama, karena sifat alirnya yang lebih baik daripada serbuk
sehingga lebih stabil terhadap efek kelembapan atmosfer.
- Kedua, cenderung tidak membentuk cake atau pengerasan dalam
granul.
- Ketiga, lebih mudah dibasahi oleh air

3. Kapsul
a. Kapsul Keras
Bentuk ini dipilih karena :
- Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasiDapat menutupi bau
dan rasa yang tidak menyenangkan
- Tepat untuk obat yang mudah teroksidasi, bersifat higroskopik, dan
mempupunyai rasa dan bau yang tidak menyenangkan.
- Kapsul lebih mudah ditelan dibandingkan bentuk tablet.
- Setelah cangkang larut dilambung,bahan aktif terbebas serta terlarut
maka proses absorbsi baru terjadi ( di gastrointestinal ).
b. Kapsul Lunak
Bentuk ini dipilih karena :
- Cukup stabil dalam penyimpanan dan transportasi
- Dapat menutupi bau dan rasa yang tidak menyenangkan
- Absorbsi obat lebih baik daripada kapsul keras karena bentuk ini
setelah cangkangnya larut obat langsung dapat diabsorbsi.
- Sediaan ini tidak dapat diberikan dalam bentuk sediaan pulveres
4. Tablet
Bentuk ini dipilih :
- Pertama, karena bentuknya kecil sehingga mudah dibawa
- Kedua, memiliki variabilitas sediaan yang lebih rendah

15
- Ketiga, dapat mengandung zat aktif lebih besar dengan bentuk volume
yang lebih kecil
- Catatan : Tidak tepat untuk obat yang dapat dirusak oleh asam lambung
dan enzim pencernaan

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini yaitu dapat mengetahui bentuk sediaan obat
padat beserta jenis-jenis sediaan padat, dan alas an pemilihan sediaan padat,

Sediaan padat adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur yang
padat serta kompak. Jenis- jenis sedian padat antara lain yitu serbuk, granul, kapsul,
dan tablet. Alasan pemilihan sediaan padat dipengaruhi oleh faktor kelebihan dan
kelemahan dari sediaan padat itu sendiri.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik


Indonesia, Jakarta.

Ansel H.C., 2014, Bentuk Sediaan Farmasetis dan Sistem Penghantaran Obat, 9th
(eds). Afifah, H.& Ningsih, T., Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Ansel, H. C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV, Alih bahasa
Ibrahim, F. Jakarta : UI Press.

Elisa, Yetri dan Gloria Murtini. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta : Pusat
Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Pratiwi, Nurina Rezki. 2008. Karakterisasi sediaan granul mengapung dengan


sistem lepas terkendali menggunakan pragelatinisasi pati singkong
propionat sebagai pembentuk matriks. FMIPA. Universitas
Indonesia:Depok

http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/42964/a84c1ebe8658ff3 diakses pasa


10 September 2019 Pukul 22. 05 wib

18

Anda mungkin juga menyukai