Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIS

“PEMERIKSAAN SGPT / SGOT”


Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas matas kuliah Praktikum Biokimia Klinis

Kelompok 2D
Aanisah 11161020000090
Aufa Nafila Siregar 11171020000077
Munasyifa Azizaturrahmah 11171020000085
Alvinia Maulidiyah 11171020000086
Nurfadhilah Hasibuan 11171020000089
Khaerunnisa 11171020000090
Retno Tri Rahayu 11171020000094
Ikhtiar Inayahdin 11171020000096
Aldina Sausan Firdausa 11171020000097
Jihan Istiqomah 11171020000098
Angelia Nuuril Fahmi Niarto 11171020000099

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
NOVEMBER/2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................3
1.2 Tujuan Praktikum................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................4
2.1. Dasar Teori.........................................................................................................................5
BAB III METODE KERJA .........................................................................................................6
3.1. Alat dan Sampel .................................................................................................................6
3.2. Cara Kerja ..........................................................................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................7
4.1 Hasil ...................................................................................................................................7
4.2 Pembahasan........................................................................................................................7
BAB V PENUTUP.........................................................................................................................9
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................................9
5.2 Saran ..................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hati (hepar) merupakan kelenjar di dalam tubuh yang membantu pencernaan dan fungsi
metabolik lainnya karena berfungsi mengabsorbsi semua zat untuk fungsi detoksifikasi, maka
hati menduduki urutan pertama medapat pengaruh toksik dari semua senyawa atau zat asing.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan kerusakan hepar, misalnya konsumsi kronik alkohol,
kegemukan yang berlebihan, masuknya obat atau zat kimia ke dalam tubuh, diet yang tidak
tepat dan zat toksik seperti CCl4 Patel dan parecetamol (Shenoy, et. al. 2012). Kelelahan akibat
aktifitas fisik juga dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati yang ditunjukkan oleh
meningkatnya SGOT dan SGPT, bahkan menimbulkan degenerasi sel hati. Penelitian yang
dilakukan oleh Jawi, Ngurah, Sutirtayasa dan Manuaba (2006) menunjukkan bahwa aktifitas
fisik maksimal berupa berenang menyebabkan gangguan fungsi hati yang ditunjukkan oleh
meningkatnya kadar SGPT dan SGOT secara bermakna dan berkala menunjukkan degenerasi
pada sel hati. Sebagai indikasi kerusakan hati maka salah satu parameter yang diamati adalah
SGPT dan SGOT serum serta pengamatan histopatologi hati. Perlu dilakukan pemeriksaan
awal ada atau tidaknya gangguan fungsi hati dengan mengetahui cara pemeiksaan SGPT dan
SGOT.

1.2 Tujuan Praktikum


Memperlihatkan dan memahami konsep aktivitas spesifik enzim piruvat transaminase
(GPT) dan glutamate oksaloasetat transaminase (GOT).

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


SGOT merupakan singkatan dari Serum Glutamic Oxaloacetictransaminase. Beberapa
laboratorium sering juga memakai istilah ASAT (Aspartat Aminotranferase). SGOT
merupakan enzim yang tidak hanya terdapat di hati, melainkan juga terdapat di otot jantung,
otak, ginjal dan otot-otot rangka (Bastiansyah, 2008).
Reaksi antara asam aspartat dan asam alfaketoglutamat membentuk ASAT. Enzim ini
lebih banyakdigunakan dijantung dari pada dihati, juga otot rangka, ginjal dan otak. Apabila
terjadi kerusakan pada hati, enzim ini akan masuk ke sirkulasi darah sehingga bahan
pemeriksaan dapat berupa serum (Kurniawan 2014, h. 76).
SGPT adalah singkatan dari Serum Glutamic Piruvat Transaminase, SGPT atau juga
dinamakan ALT (Alanin Aminotransferase) merupakan enzim yang banyak ditemukan pada
sel hati serta efektif untuk mendiagnosis destruksi hepatoselular.Enzim ini dalam jumlah yang
kecil dijumpai pada otot jantung, ginjal dan otot rangka. Pada umumnya nilai tes SGPT/ALT
lebih tinggi daripada SGOT/AST pada kerusakan parenkim hati akut, sedangkan pada proses
kronis didapat sebaliknya (Raymond 2008).
Enzim Transaminase atau disebut juga enzim aminotransferase adalah enzim yang
mengkatalisis reaksi transaminasi. Terdapat dua jenis enzim serum transaminase yaitu serum
glutamat oksaloasetat transaminase dan serum glutamat piruvat transaminase (SGPT).
Pemeriksaan SGOT adalah indikator yang lebih sensitif terhadap kerusakan hati dibanding
SGPT. Hal ini dikarenakan enzim GOT sumber utamanya di hati, sedangkan enzim GPT
banyak terdapat pada jaringan terutama jantung, otot rangka, ginjal dan otak (Cahyono, 2009).
Enzim SGOT dan SGPT mencerminkan keutuhan atau intergrasi sel-sel hati. Adanya
peningkatan enzim hati tersebut dapat mencerminkan tingkat kerusakan sel-sel hati. Makin
tinggi peningkatan kadar enzim SGOT dan SGPT, semakin tinggi tingkat kerusakan sel-sel
hati (Cahyono 2009). Kadar normal SGOT pada laki-laki 5-17 U/L dan pada perempuan 5-15
U/L. SGOT dalam darah meninggi biasanya karena adanya hemolisis dan pada bayi baru lahir.
Kenaikan 10-100 kali lipat dari normal dapat terjadi karena adanya infark yang disebabkan

4
oleh otot jantung, hepatitis yang disebabkan oleh virus, nekrosis yang disebabkan oleh sel hati
karena keracunan dan sirkulasi darah terganggu sehingga dapat terjadi shock atau hipoksemia.
SGPT dalam darah kadar normalnya pada laki-laki 5-23 U/L dan pada perempuan 5-
19 U/L. SGPT dalam darah meningkat biasanya karena ada hepatitis yang disebabkan oleh
virus, nekrosis sel hati karena keracunan, dan shock atau hipoksemia (Darmanto,2001).

5
BAB III
METODE KERJA

3.1.Alat dan Bahan


Alat
 Micropipet
 Tabung sentrifugasi
 Alat GPT

Bahan
 Kit SGPT/SGOT
 Plasma darah (hindarkan hemolysis)
 Reagen 1 (Reagen enzim):
- Tris buffer 100 mmol/l, pH 7,5
- L - alanin 500 mmol/L
- LDH 1200 U/L
 Reagen 2 (Reagen pemulai):
- 2 – oxoketoglutarat 15 mmol/L
- NADH 0,18 mmol/L

3.2.Cara Kerja
1. Siapkan panjang gelombang sebesar 450 nm dan monoreagen dengan perbandingan 20 ml
Reagen 1 dan 5 ml Reagen 2.
2. Siapkan 2 tabung reaksi untuk masing-masing SGPT dan SGOT.
3. Pada tabung 1, campurkan 100 µL aquadest dengan 100 µL monoreagen lalu baca
absorbansinya pada panjang gelombang 450 nm sebanyak 3 kali, yakni pada menit ke-1,
2, dan 3. Pada tabung 2, campurkan 100 µL sampel darah dengan 100 µL monoreagen lalu
baca absorbansinya pada panjang gelombang 450 nm sebanyak 3 kali, yakni pada menit
ke-1, 2, dan 3 juga. Untuk SGPT dan SGOT cara yang dilakukan sama.
4. Hitung besar aktivitas masing-masing SGPT dan SGOT nya.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Data hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT dalam serum

Serum Absorbansi sampel


A1 A2 A3
SGOT Data 1 0,358 0,375 0,349
Data 2 0,541 0,539 0,535
SGPT Data 1 0,417 0,432 0,402
Data 2 0,645 0,653 0,642
Perhitungan
Data 1 :
(0,358+0,375+0,349)
SGOT = x 2143(U⁄L)
3

= 7,73623 U⁄L
Data 2 :
(0,541+0,539+0,535)
SGOT = x 2143(U⁄L)
3

= 11,52934 U⁄L
Data 1 :
(0,417+0,432+0,402)
SGPT = x 2143(U⁄L)
3

= 8,93631 U⁄L
Data 2 :
(0,645+0,653+0,642)
SGPT = x 2143(U⁄L)
3

= 13,86521 U⁄L

4.2 Pembahasan
Pada metode kali ini, digunakan pengujian menggunakan spektrofotometer. Alasan
digunakan metode spektrofotometer adalah karena metode inilah yang lebih efisien

7
dibandingkan dengan metode-metode pengujian lain. Selain itu hasil pengukuran absorban
yang dikeluarkan lebih cepat terlaksana dan bersifat memiliki tingkat keakuratan yang lebih
tinggi. Dimana prinsip dari alat spektrofotometer adalah jumlah radiasi yang diserap
proporsional dengan ketebalan sel, konsentrasi analit, dan koefisien absorptivitas molekuler
dari suatu spesi (senyawa) pada suatu panjang gelombang.
GPT dan GOT berasal dari jaringan berbeda akan memperlihatkan aktivitas spesifik yang
berbeda pula. Kedua enzim ini memiliki kesamaan fungsi dalam pemindahan gugus -NH2 dari
asam amino ke alfa-keto menjadi alfa keto baru dan asam amino baru. Alfa keto baru berikatan
dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin untuk membentuk hidrazon.
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh nilai SGOT untuk adalah 7,74 U/L (H2O)
dan 11,52 U/L (darah), dan SGPT diperoleh 8,9 U/L (H2O) dan 13,8 U/L (darah). Adapun nilai
rujukan untuk SGOT adalah 0-31 U/L dan nilai rujukan SGPT adalah 0-31 U/L sehingga angka
diatas masih dalam kurun normal dan menunjukkan bahwa tidak terdapat kerusakan hati pada
probandus.

8
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Tidak terdapat kerusakan hati pada sampel

5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya, mahasiswa diharapkan dapat bekerja dengan lebih teliti agar
tidak adanya kesalahan yang mungkin terjadi saat praktikum.

9
DAFTAR PUSTAKA

Melinda, Ayu. 2016. Laporan Praktikum Kimia Dasar SGOT dan SGPT. Diakses pada 5
November 2019.
Rachmawati, Nurlaely Mida., dkk. 2019. Penuntun Biokimia Klinis. UIN Syarif Hidayatullah.
Jakarta

10

Anda mungkin juga menyukai