Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

GRANULASI BASAH TABLET PARASETAMOL


FARMASETIKA SEDIAAN SOLIDA

Kelas : C – Rabu Siang


Kelompok : A1
Subkelompok : A1.1
Anggota Kelompok
NADA APRILLIYA NIM 051511133039
HASNA QATRUNNADA NIM 051511133152
DYANDRA ANJANI P NIM 051511133195
NAUFAL FARHAN N NIM 051611133003
ARIANTI ZAENINA C NIM 051611133008

DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018/2019
FARMASETIKA SEDIAAN SOLIDA PRAKTIKUM 2018/2019

A. STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF


Nama bahan obat : Parasetamol
Nama kimia : 4-hidroksiasetanilida
Struktur kimia : C8H9NO2

B. M. : 151,16
Kemurnian : Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat
anhidrat.
Efek terapeutik : Sebagai analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi.
Dosis pemakaian : Oral : 0,5 – 1 gram setiap 4-6 jam dan maksimal 4 gram
dalam sehari. Dosis anak : 3 bulan – 1 tahun 60-120 mg, 1
tahun – 5 tahun 120-250 mg, 6 tahun – 12 tahun 250-500
mg dalam 4-6 jam.
1. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT.
Parasetamol adalah turunan para-aminofenol yang memiliki efek analgesik,
antipiretik, dan antiinflamasi.
Penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik yang telah menggantikan
penggunaan salisilat. Efek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat, yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan
suhu tubuh dengan mekanisme berdasarkan efek sentral. Untuk efek inflamasi sangat
lemah.
2. ORGANOLEPTIS.
Warna : Serbuk hablur, putih
Bau : Tidak berbau
Rasa : Rasa sedikit pahit
3. DEFERENTIAL THERMAL ANALISIS (DTA)

Dari Hasil DTA diperoleh :


Thermogram DTA dimana parasetamol memiliki habit kristalin dan memiliki titik lebur
yang tajam yang berarti parasetamol tersebut murni.

4. SPEKTRA INFRARED (SPEKTRA IR)


5. MIKROSKOPIS.
Bentuk kristal : Hablur

6. KARAKTERISTIK FISIK/FISIKOMEKANIK.
1. Titik lebur : 170° ( Jarak lebur 168° - 172° )
2. Bobot jenis : 1,293 g/cm3
3. Ukuran/distribusi ukuran partikel :-
4. Sifat alir : Buruk, karena parasetamol memiliki kelarutan dalam air
yang buruk dan permeabilitas yang rendah.
5. Kompaktibilitas : Buruk
SAMPEL SIFAT ALIR KEKERASAN
1 - 20
2 - 21
3 - 21

Kesimpulan:
Serbuk parasetamol memiliki sifat alir yang buruk (serbuk tidak mengalir). Pada
perhitungan tensile strength dapat dibuat grafik untuk menganalisis kompaktibilitas
parasetamol, dan dapat disimpulkan bahwa kompaktibilitas parasetamol buruk
dibandingkan dengan MCC yang memiliki kompaktibilitas yang baik.
6. Higroskopisitas : Parasetamol menyerap sedikit udara pada 25° dan
memiliki kelembapan relative sekitar 90%.
7. Polimorfisme : Tiga bentuk metastabil dari asetaminofen, yaitu
orthorombik parasetamol untuk pembuatan tablet dan
monoklinik acetaminophen dengan ukuran lebih kecil dan
termodinamik lebih kecil.
7. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA.
1. Kelarutan : 1:5 dalam Polietilenglikol, 1:70 dalam air, 1:7 dalam
etanol
2. pKa : 9,5 (25°)
3. Profil kelarutan terhadap pH : Dalam larutan jenuh pH parasetamol antara 5,3 –6,5
4. Laju disolusi : Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80%
parasetamol dari jumlah yang tertera pada etiket.
5. Koefisien partisi : Octanol/water, Log P = 0,49

8. STABILITAS.
1. Stabilitas bahan padat.
- terhadap suhu : Dalam kondisi panas parasetamol stabil pada
temperature stabil
- tarhadap cahaya : Stabil
- terhadap kelembaban : Stabil

2. Stabilitas larutan.
- terhadap pelarut
- terhadap pH : Hidrolisis maksimum pada pH 5-7 suhu 25°
- terhadap cahaya : Tidak stabil
- terhadap oksigen : Relative stabil terhadap oksidasi, kecuali bila
terhidrolisis menjadi p-aminofenol yang akan terdegradasi menjadi
quinonimine dan berwarna merah muda, coklat, dan hitam.

9. INKOMPATIBILITAS DENGAN EKSIPIEN.


Tidak bercampur dengan senyawa yang memiliki ikatan hidrogen dan beberapa
antasida. (Farmakope Indonesia III)
Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon dan rayon. (Codex Hal 988)

10. PROSEDUR PENETAPAN KADAR


Penetapan dengan cara kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
kromatografi dengan fase gerak campuran air-metanol P(3:1) yang sudah disaring.
Timbang saksama sejumlah parasetamol BPFI, larutan dalam fase gerak hingga kadar
lebih kurang 0,01 mg/ml. Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet.
Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dengan 100 mg parasetamol,
masukkan kedalam labu ukur 200 mL tambahkan lebih kurang 100 mL fase gerak,
kocok selama 10 menit, encerkan dengan fase gerak sampai tanda…. ( Farmakope
Indonesia edisi V hal 1001)

B. TARGET PRODUCT PROFILE (TPP)


a) BENTUK SEDIAAN : Tablet
b) PELEPASAN : Segera ( Intermediate Release)
c) DIMENSI : Diameter 13 mm Tebal 4-6 mm
d) BOBOT : 650 mg
e) KEKUATAN : 500 mg
f) RANCANGAN KEMASAN PRIMER & SEKUNDER
Kemasan Primer : Botol plastik
- Nama obat jadi - Nomor batch
- Netto - Nomor registrasi
- Komposisi obat - Tanggal kadaluarsa
- Nama pabrik - Cara penyimpanan
- Indikasi - Bentuk sediaan
- Kontraindikasi - Logo golongan
- Dosis - Aturan pakai
Kemasan Sekunder : Box
- Nama obat jadi - Nama pabrik
- Netto - Indikasi
- Bentuk sediaan - Kontraindikasi
- Komposisi obat - Efek samping
- Dosis - Aturan pakai
- Nomor registrasi - Cara penyimpanan
- Nomor batch - Logo golongan
- Tanggal kadaluarsa
g) RANCANGAN BROSUR
- Nama obat jadi - Peringatan dan Perhatian
- Dosis - Penyimpanan
- Aturan pemakaian - Nomor registrasi
- Komposisi - Nomor batch
- Farmakologi - Logo golongan obat
- Indikasi - Netto
- Kontraindikasi - Bentuk sediaan
- Efek samping - Interaksi obat

h) PENENTUAN WAKTU KADALUARSA :


A. REAL TIME STABILITY
Dilakukan untuk waktu yang panjang, sehingga memungkinkan terjadinya
perubahan produk dalam jumlah bermakna sesuai rekomendasi kondisi
penyimpanan.
Suhu kamar = 30 ± 2° C
Humidity = 75% RH ± 5% RH
Minimal = 12 bulan
Atau
- Menentukan data t ½ terbesar pada suhu tertentu
- Menentukan orde reaksi
- Menentukan harga k
- Menghitung t90 parasetamol pH = 6 , t ½ = 21,8 tahun (orde reaksi 1)
B. ACCELERATED STABILITY
Pengujian dilakukan dengan menyimpan produk dibawah kondisi yang dapat
mempercepat penguraian
Suhu = 40 ± 2°C
Humidity = 75% RH ± 5% RH
Minimal = 6 bulan
C. QUALITY TARGET PRODUK PROFILE (QTP)
a. Dimensi : Diameter tablet 13 mm Tebal 4-6 mm
b. Bobot : 650 mg
Penyimpangan Bobot Rata-Rata (%)
Berat Rata-Rata
A B
>300 mg 5% 10%
c. Kekerasan : 4 – 8 kP
d.Kerapuhan : < 1%
e. Disolusi : Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80%
parasetamol dari jumlah yang tertera pada etiket.

Syarat :
Tahap Jumlah yang di uji Kriteria Terima
Tiap unit tidak kurang dari
S1 6
Q+5%
Rata-rata dari 12 unit
S2 6 (S1+S2) ≥ Q dan tidak satu
unit sediaan yang < Q-15%
Rata-rata dari 24 unit
(S1+S2+S3)≥Q, tidak lebih
dari 2 unit sediaan yang
S3 12
lebih kecil dari
Q-15% dan tidak satu unit
pun yang < Q-25%

D. METODE PEMBUATAN TABLET TERPILIH


1. Permasalahan Bahan Obat
Parasetamol memiliki sifat alir yang buruk dan memiliki kompaktibilitas yang kurang
baik.
2. Cara Pengatasan Permasalahan
Pada saat pembuatan menggunakan metode granulasi basah, karena metode ini dapat
memperbaiki kompaktibilitas dengan membentuk solid state dan dapat memperbaiki
sifat alir yang buruk dengan dibuat granul terlebih dahulu dengan bahan pengikat.
E. FORMULASI
a. Formula Baku
Para Amino Salicylic Acid Tablets (500 mg)

Bill of Materials
Scale (mg/tablet) Item Material name Quantity/1000
tablet(g)
500.00 1 Calcium para amino salicylic acid 500.00
280.00 2 Ludipress 280.00
35.00 3 Kollidon 35 35.00
- 4 Isopropyl alcohol Qs
5.00 5 Magnesium stearate 5.00
5.00 6 Talc 5.00

Manufacturing Directions :
1. Granulate items 1 and 2 with a solution of items 3 and 4. Dry the granules, and
lubricate with items 5 and 6.
2. Compress into 825-mg tablets, using 16-mm biplanar punches.
b. Formula yang di buat

% rentang % yang Jumlah Jumlah


Nama Bahan Fungsi pemakaian dibuat tiap tablet 1230
No
(mg) Tablet (gr)
1. Parasetamol Bahan aktif - 76,9 500 615
2. Lactosa Pengisi - 5,4 34,83 42,84
monohidrat
3. MCC Pengisi - 10,7 69,67 85,69
4. PVP K-30 Pengikat 0,5 – 5 2 13 15,99
5. Sodium starch Desintegran 2–8 3 19,5 23,985
6. glycolate
7. Mg. Stearat Lubrikan 0,25 – 5 2 13 15,99

C. FLOWCHART MANUFAKTUR
1. Diagram alir proses granulasi

Menimbang Menimbang
Menimbang
Laktosa Menimbang MCC Sodium Starch
Parasetamol 615
monohidrat 85,69 gram Glycolate 11,992
gram
42,84 gram gram
Menimbang PVP
K-30 15,99 gram
Memeriksa pengikatan
campuran dengan
cara mengambil Mengukur air
sebagian campuran, sebanyak 154 ml
mengepalkan dengan + pewarna
tangan, menekan sebanyak 15
campuran yang tetes
Menggerus dan campur ad homogen
terkepal. Apabila
hancur maka
pengikatan sudah
cukup.
Mencampur ad homogen

Terbentuk massa granul

Pengayakan basah

Mengeringkan granul dalam oven


selamaEvaluasi Granul
3 jam pada suhu 35° C

Pengayakan kering

2. Diagram alir proses tabletasi

Menimbang
granul

Menghitung
penambahan fase
eksternal
Menimbang
granul

Menimbang
Sodium Starch
Glycolate 11,992
gram
Menimbang Mg
Stearat 7,995
gram

Mencampur ad homogen

Evaluasi
Granul

Tabletasi

D. EVALUASI GRANUL
1. SIFAT ALIR DAN SUDUT ISTIRAHAT
Hasil pengamatan kecepatan alir:
Sebelum Penambahan Lubrikan Sesudah Penambahan Lubrikan
No. W t Kec. alir W t Kec. alir
(g) (detik) (g/detik) (g) (detik) (g/detik)

1. 50 7,56 6,61 50 6,6 7,57


2. 50 6,73 7,42 50 6,3 7,94
3. - - - 50 6,2 8,06
Rata - rata 7,02 Rata - rata 7,86

Hasil pengamatan sudut istirahat:


No. h r 
( cm ) ( cm ) ()
1. 3,5 5,5 32,62
2. 3,6 6 30,96
3. 3,4 5,5 31,80
Rata - rata 31,79

1. KOMPAKTIBILITAS
Berdasarkan nilai MC yang didapat, granul memliki nilai yang cukup untuk
dikempa. Dan dengan percobaan mengepal granul, jika granul dipatahkan menjadi
2 secara sempurna menandakan bahwa granul baik untuk dikempa.

2. HOMOGENITAS GRANUL
Homogenitas bergantung pada pengadukan, dikarenakan pengadukan dilakukan
secara manual maka perlu hatihati dan teliti dalam pengadukan. Pada saat setelah
pengadukan selesai granul terlihat memiliki warna yang merata dan tidak ada
perubahan warna. Setelah granul dikeringkan, warna dari granul tetap merata dan
tidak ada yang luntur. Begitu pula saat setelah penyimpanan selama 1 minggu,
warna granul tetap merata dan tidak ada perubahan warna. Dapat disimpulkan
bahwa granul homogen.

3. DISTRIBUSI UKURAN GRANUL / FINES


Hasil pengamatan:
Bobot Pengayak + Bobot Granul
Pengayak
granul (g) (g)
No.
Diameter (m) Bobot (g)
Mesh
45 355 314,210 345,820 31,610
70 212 304,520 328,670 24,150
80 180 306,220 316,950 10,730
100 150 291,710 299,790 8,080
140 105 287,980 301,060 13,080
Pan - 261,450 273,580 12,130
Jumlah 99,780

1. Tabel Distribusi Ukuran.


Ukuran Granul Bobot granul
g % %kumulatif <
(m)

>355 31,610 31,610 99,780


212 - 355 24,150 24,150 68,170
180 - 212 10,730 10,730 57,440
150 - 180 9,350 9,350 48,090
105 - 150 11,810 11,810 36,280
< 105 12,130 12,130 24,150

Jumlah 99,780 99,780%

4. BOBOT JENIS
BJ nyata:
Hasil pengamatan :
No. W(g) V ( ml ) B ( g/ml )
1. 30,41 98 0.310
Rata-rata 0.310

BJ mampat
Hasil pengamatan :
Interval Volume (ml )
Pengetukan 1 2 3
100 84 82 81

 (g/ml) 0.375

Kompresibilitas:
T −B
K = x 100%
T
(0.375 – 0.310)
= x 100%
0.375
= 17,33% (Good)

Hausner Ratio:
T
K =
B
0.375
=
0.310
= 1,21 (Fair)

5. KANDUNGAN LENGAS (MC) = 1,77 % (memenuhi syarat karena tidak lebih


dari 2%)

E. EVALUASI PRODUK
1. KESERAGAMAN BOBOT TABLET.
Alat : Timbangan Analitik
Bobot tablet yang direncanakan : 0,65 g
Rentang bobot : ± 5 % ( 0,0325 g)

NO. BOBOT TABLET ( g ) NO. BOBOT TABLET (g )


1. 0,63 11. 0,68
2. 0,62 12. 0,66
3. 0,62 13. 0,64
4. 0,68 14. 0,68
5. 0,68 15. 0,67
6. 0,62 16. 0,68
7. 0,65 17. 0,66
8. 0,62 18. 0,66
9. 0,68 19. 0,68
10. 0,64 20. 0,67
Bobot tablet rata-rata : 0,66 g
Kesimpulan : Bobot tablet rata-rata telah memasuki rentang bobot ± 5 % yang
direncanakan.

2. KESERAGAMAN UKURAN TABLET.


Alat : Jangka Sorong

NO. DIAMETER (mm ) TEBAL ( mm ) D/T


1. 13 4,5 2,89
2. 13 4,4 2,95
3. 13 4,5 2,89
4. 13,2 4,3 3,07
5. 13,1 4,6 2,85

Rata-rata : Diameter = 13,06 mm Tebal = 4,46 mm


Persyaratan : Diameter = 13 mm Tebal = 4-6 mm
Kesimpulan : Tablet memenuhi persyaratan uji keseragaman ukuran tablet
karena telah masuk spesifikasi yang telah direncanakan sebelumnya.

3. WAKTU HANCUR TABLET.


Alat : Tabung gelas panjang 80-100 mm, dengan diameter dalam ± 28 mm dan
diameter luar 20-31 mm, ujung bawah dilengkapi kasa kawat tahan karat, lubang
sesuai dengan pengayak no. 4, bentuk keranjang.
Prosedur : 1. Masukan 6 tablet ke dalam keranjang.
2. Dicelupkan turun-naik dalam air ±1000 ml dengan suhu 37oC.
3. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna dalam kurun waktu 15
menit, maka ulangi pengujian. Ambil 12 tablet lainnya, amati
hancurnya tablet. Jumlah yang boleh tidak hancur keseluruhannya
adalah sebanyak 2 tablet dari total 18 tablet.

NO. Waktu Hancur ( detik )


1. 53
2. 53
3. 53
4. 53
5 53
6.. 53
Rata-rata : 53 detik.
Persyaratan : Maksimal sebanyak 2 tablet yng boleh tidak hancur dari
keseluruhan 18 tablet.
Kesimpulan : Tablet memenuhi persyaratan uji waktu hancur yang telah
direncanakan.
4. KEKERASAN TABLET.
Alat : Hardness tester

No. KEKERASAN ( k g ) No. KEKERASAN ( k g )

1. 10 6. 14.08
2. 10 7. 13.67
3. 14.2 8. 14.08
4. 11.5 9. 14.40
5. 13.1 10. 10.67

Rata-rata : 12.57 Kg
Persyaratan : 4-8 Kpa
Kesimpulan : Tidak memenuhi persyaratan

5. KERAPUHAN TABLET.
Alat : Friabilator

No. Bobot awal ( g ) Bobot akhir ( g ) Kerapuhan ( % )


1. 6,710 6,660 0,74

w 1−w 2
%= x 100 %
w1
6,710−6,660
%= X 100 %
6,710
= 0,74 %
Persyaratan : Kerapuhan tablet < 1%
Kesimpulan : Berdasarkan hasil evaluasi kerapuhan tablet, tablet
tersebut memenuhi persyaratan yang diinginkan.

6. UJI DISOLUSI
Persyaratan : Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80%
parasetamol dari jumlah yang tertera pada etiket
Alat : Tipe 2 (Paddle)
Prosedur : Media : 900 ml dapar pospat pH 5,8
Kecepatan : 50 rpm 30 menit.

F. KEMASAN
1. Bahan
Botol plastik yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari.
2. Desain
G. KOMPARASI HASIL
BAHAN FORMULA A1 FORMULA A2 FORMULA A3
Parasetamol 76,9 % 76,9% 76,9%
Laktosa Monohidrat 5,4 % 8,04% 10,7%
MCC 10,7 % 8,04% 5,4%
PVP K-30 2% 2% 2%
Sodium Starch 3% 3% 3%
Glycolate
Mg Stearat 2% 2% 2%

KOMPARASI HASIL EVALUASI GRANUL


HASIL EVALUASI FORMULA A1 FORMULA A2 FORMULA A3
PENGUJIAN
% MC 1,77 % 1,48 % 1,77 %
% Fines 25,20 % 15,48 % 12,21 %
BJ Nyata 0,3103 g/ml 0,3478 g/ml 0,3321 g/ml
BJ Mampat 0,3694 g/ml 0,4092 g/ml 0,3817 g/ml
Kecepatan alir 7,56 g/s 12,16 g/s 11,61 g/s
sebelum di +
Lubrikan
Kecepatan alir 6,73 g/s 11,84 g/s 9,91 g/s
setelah di +
Lubrikan

KOMPARASI HASIL EVALUASI TABLET


HASIL FORMULA A1 FORMULA A2 FORMULA A3
Sub 1 Sub 2 Sub 1 Sub 2 Sub 1 Sub 2
EVALUASI
PENGUJIA
N
Kekerasan (12,57±1,83) (11,15±1,61) (11,14±3,44) 9,12 Kpa 12,366 Kpa (11,885±0,55)
Kpa Kpa Kpa Kpa
Kerapuhan 0,75 % 0,76 % 0,76 % 0,5 % 0,74 % 0,75 %
Keseragaman (656±23,93) (662±33,1) mg (664,8±15,10) (658±32,43)mg 668,8 mg (665,1±9,05)
bobot mg mg mg
Keseragaman D=13,06 mm D=13,1 mm D=12,86mm D=13,09 mm D= 13,03 mm D=13,06 mm
Ukuran T=4,46 mm T=4,52 mm T=4,41 mm T=4,45 mm T= 4,33 mm T=4,34 mm
Waktu 53 detik 53 detik 50 detik 69 detik 9 menit 56 11 menit
Hancur detik

H. PEMBAHASAN
Pembuatan tablet dengan teknik granulasi basah dilakukan oleh kelompok A1,
A2, dan A3. Kami menggunakan formula dengan perbedaan Lactosa Monohidrat dan
MCC. Perbedaan formula ini nantinya sedikit dapat menjelaskan perbedaan hasil dari
masing-masing kelompok.
Pada saat proses pembentukan granul, kami melakukan proses IPC (In Process
Control) terhadap granul yang terbentuk, dengan mengukur sifat alir, sudut istirahat,
distribusi ukuran granul, prosentase fines, Moisture Content, BJ nyata, dan BJ mampat.
Kelompok kami mendapatkan hasil sebagai berikut : 1,77% MC; 25.20% fines.
Sedangkan kelompok A2 dan A3, masing-masing memperoleh 1.48% MC; 15.48% fines
dan A3 1.77% MC; 12.21% fines. Fines di kelompok kami (A1) sangat besar, karena
diduga ini hasil dari jumlah formula MCC yang selain sebagai pengisi juga sebagai
disintegran. Sehingga granul yang terbentuk juga lebih halus. Bentuk granul yang lebih
fines ini akhirnya mempengaruhi sifat alir granul yang menjadi lebih lambat di antara
formula lainnya. Kelompok kami memperoleh kecepatan alir 7.56 g/s dan 6.73 g/s,
sedangkan untuk kelompok A2 (12.16 g/s, 11.84 g/s) dan A3 (11.61 g/s, 9.91 g/s).
Penambahan MCC juga berpengaruh terhadap waktu hancur dari tablet kami. Untuk
tablet kami (A1) dengan penambahan MCC yang lebih banyak, maka waktu hancurnya
juga lebih cepat dari kelompok lainnya. Kelompok kami memperoleh waktu hancur
sebesar 53 detik, kelompok A2 50 dan 69 detik, sedangkan kelompok A3 dengan % MCC
yang paling sedikit memperoleh waktu hancur paling lama yakni 10 menit dan 11 menit.
Selain itu dari % fines kami yang cukup besar, hal itu mempengaruhi
keseragaman bobot dari tablet yang kami buat. Karena semakin fines granulnya, bisa jadi
dengan diameter dan tebal yang sama, bobot yang ada semakin berat dikarenakan
kemampuan granulnya yang semakin baik dalam mengisi celah-celah yang ada.
Dari segi formula sendiri, sebenarnya pengikat dengan komposisi 2% PVP K 30,
terlalu sedikit. Sehingga dari kelompok kami baik A1 sampai dengan A3, masih
mendapatkan % fines yang tinggi.

I. SARAN
Dalam pembuatan tablet sebenarnya tidak bisa dianggap semakin sedikit
pemberian disintegran maka finesnya akan semakin sedikit, sedangkan waktu hancurnya
semakin lama. Namun, bisa jadi ada titik tertentu dari optimasi MCC (baik dia sebagai
pengisi maupun disintegran) yang dapat membuat kondisi tablet menjadi ideal.

J. LITERATUR
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Gunawan, gan sulistia. 2007. Farmakologi dan terapi edisi 5. Departemen Farmakologi
dan Terapeutik FKUI : Jakarta.
Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K., 2008, Teori dan Praktek Industri Farmasi
Edisi III, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Codex, 12th edition, The Pharmaceutocal Press :
London.
Martindale, 2009, The Complete Drug reference, 36nd ed, Pharmaceutical Press : London.
Merck index , 2006, Merck Index 14th edition.
Rogers, T.L., 2009, Rowe, R. C., Paul J. S., & Marian E. Q. (eds.), Sixth Edition,
Handbook of Pharmaceutical Excipient, Pharmaceutical Press, USA.

Anda mungkin juga menyukai