DEPARTEMEN FARMASETIKA
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018/2019
FARMASETIKA SEDIAAN SOLIDA PRAKTIKUM 2018/2019
B. M. : 151,16
Kemurnian : Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, dihitung terhadap zat
anhidrat.
Efek terapeutik : Sebagai analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi.
Dosis pemakaian : Oral : 0,5 – 1 gram setiap 4-6 jam dan maksimal 4 gram
dalam sehari. Dosis anak : 3 bulan – 1 tahun 60-120 mg, 1
tahun – 5 tahun 120-250 mg, 6 tahun – 12 tahun 250-500
mg dalam 4-6 jam.
1. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT.
Parasetamol adalah turunan para-aminofenol yang memiliki efek analgesik,
antipiretik, dan antiinflamasi.
Penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik yang telah menggantikan
penggunaan salisilat. Efek analgesik parasetamol serupa dengan salisilat, yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan
suhu tubuh dengan mekanisme berdasarkan efek sentral. Untuk efek inflamasi sangat
lemah.
2. ORGANOLEPTIS.
Warna : Serbuk hablur, putih
Bau : Tidak berbau
Rasa : Rasa sedikit pahit
3. DEFERENTIAL THERMAL ANALISIS (DTA)
6. KARAKTERISTIK FISIK/FISIKOMEKANIK.
1. Titik lebur : 170° ( Jarak lebur 168° - 172° )
2. Bobot jenis : 1,293 g/cm3
3. Ukuran/distribusi ukuran partikel :-
4. Sifat alir : Buruk, karena parasetamol memiliki kelarutan dalam air
yang buruk dan permeabilitas yang rendah.
5. Kompaktibilitas : Buruk
SAMPEL SIFAT ALIR KEKERASAN
1 - 20
2 - 21
3 - 21
Kesimpulan:
Serbuk parasetamol memiliki sifat alir yang buruk (serbuk tidak mengalir). Pada
perhitungan tensile strength dapat dibuat grafik untuk menganalisis kompaktibilitas
parasetamol, dan dapat disimpulkan bahwa kompaktibilitas parasetamol buruk
dibandingkan dengan MCC yang memiliki kompaktibilitas yang baik.
6. Higroskopisitas : Parasetamol menyerap sedikit udara pada 25° dan
memiliki kelembapan relative sekitar 90%.
7. Polimorfisme : Tiga bentuk metastabil dari asetaminofen, yaitu
orthorombik parasetamol untuk pembuatan tablet dan
monoklinik acetaminophen dengan ukuran lebih kecil dan
termodinamik lebih kecil.
7. KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA.
1. Kelarutan : 1:5 dalam Polietilenglikol, 1:70 dalam air, 1:7 dalam
etanol
2. pKa : 9,5 (25°)
3. Profil kelarutan terhadap pH : Dalam larutan jenuh pH parasetamol antara 5,3 –6,5
4. Laju disolusi : Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80%
parasetamol dari jumlah yang tertera pada etiket.
5. Koefisien partisi : Octanol/water, Log P = 0,49
8. STABILITAS.
1. Stabilitas bahan padat.
- terhadap suhu : Dalam kondisi panas parasetamol stabil pada
temperature stabil
- tarhadap cahaya : Stabil
- terhadap kelembaban : Stabil
2. Stabilitas larutan.
- terhadap pelarut
- terhadap pH : Hidrolisis maksimum pada pH 5-7 suhu 25°
- terhadap cahaya : Tidak stabil
- terhadap oksigen : Relative stabil terhadap oksidasi, kecuali bila
terhidrolisis menjadi p-aminofenol yang akan terdegradasi menjadi
quinonimine dan berwarna merah muda, coklat, dan hitam.
Syarat :
Tahap Jumlah yang di uji Kriteria Terima
Tiap unit tidak kurang dari
S1 6
Q+5%
Rata-rata dari 12 unit
S2 6 (S1+S2) ≥ Q dan tidak satu
unit sediaan yang < Q-15%
Rata-rata dari 24 unit
(S1+S2+S3)≥Q, tidak lebih
dari 2 unit sediaan yang
S3 12
lebih kecil dari
Q-15% dan tidak satu unit
pun yang < Q-25%
Bill of Materials
Scale (mg/tablet) Item Material name Quantity/1000
tablet(g)
500.00 1 Calcium para amino salicylic acid 500.00
280.00 2 Ludipress 280.00
35.00 3 Kollidon 35 35.00
- 4 Isopropyl alcohol Qs
5.00 5 Magnesium stearate 5.00
5.00 6 Talc 5.00
Manufacturing Directions :
1. Granulate items 1 and 2 with a solution of items 3 and 4. Dry the granules, and
lubricate with items 5 and 6.
2. Compress into 825-mg tablets, using 16-mm biplanar punches.
b. Formula yang di buat
C. FLOWCHART MANUFAKTUR
1. Diagram alir proses granulasi
Menimbang Menimbang
Menimbang
Laktosa Menimbang MCC Sodium Starch
Parasetamol 615
monohidrat 85,69 gram Glycolate 11,992
gram
42,84 gram gram
Menimbang PVP
K-30 15,99 gram
Memeriksa pengikatan
campuran dengan
cara mengambil Mengukur air
sebagian campuran, sebanyak 154 ml
mengepalkan dengan + pewarna
tangan, menekan sebanyak 15
campuran yang tetes
Menggerus dan campur ad homogen
terkepal. Apabila
hancur maka
pengikatan sudah
cukup.
Mencampur ad homogen
Pengayakan basah
Pengayakan kering
Menimbang
granul
Menghitung
penambahan fase
eksternal
Menimbang
granul
Menimbang
Sodium Starch
Glycolate 11,992
gram
Menimbang Mg
Stearat 7,995
gram
Mencampur ad homogen
Evaluasi
Granul
Tabletasi
D. EVALUASI GRANUL
1. SIFAT ALIR DAN SUDUT ISTIRAHAT
Hasil pengamatan kecepatan alir:
Sebelum Penambahan Lubrikan Sesudah Penambahan Lubrikan
No. W t Kec. alir W t Kec. alir
(g) (detik) (g/detik) (g) (detik) (g/detik)
1. KOMPAKTIBILITAS
Berdasarkan nilai MC yang didapat, granul memliki nilai yang cukup untuk
dikempa. Dan dengan percobaan mengepal granul, jika granul dipatahkan menjadi
2 secara sempurna menandakan bahwa granul baik untuk dikempa.
2. HOMOGENITAS GRANUL
Homogenitas bergantung pada pengadukan, dikarenakan pengadukan dilakukan
secara manual maka perlu hatihati dan teliti dalam pengadukan. Pada saat setelah
pengadukan selesai granul terlihat memiliki warna yang merata dan tidak ada
perubahan warna. Setelah granul dikeringkan, warna dari granul tetap merata dan
tidak ada yang luntur. Begitu pula saat setelah penyimpanan selama 1 minggu,
warna granul tetap merata dan tidak ada perubahan warna. Dapat disimpulkan
bahwa granul homogen.
4. BOBOT JENIS
BJ nyata:
Hasil pengamatan :
No. W(g) V ( ml ) B ( g/ml )
1. 30,41 98 0.310
Rata-rata 0.310
BJ mampat
Hasil pengamatan :
Interval Volume (ml )
Pengetukan 1 2 3
100 84 82 81
(g/ml) 0.375
Kompresibilitas:
T −B
K = x 100%
T
(0.375 – 0.310)
= x 100%
0.375
= 17,33% (Good)
Hausner Ratio:
T
K =
B
0.375
=
0.310
= 1,21 (Fair)
E. EVALUASI PRODUK
1. KESERAGAMAN BOBOT TABLET.
Alat : Timbangan Analitik
Bobot tablet yang direncanakan : 0,65 g
Rentang bobot : ± 5 % ( 0,0325 g)
1. 10 6. 14.08
2. 10 7. 13.67
3. 14.2 8. 14.08
4. 11.5 9. 14.40
5. 13.1 10. 10.67
Rata-rata : 12.57 Kg
Persyaratan : 4-8 Kpa
Kesimpulan : Tidak memenuhi persyaratan
5. KERAPUHAN TABLET.
Alat : Friabilator
w 1−w 2
%= x 100 %
w1
6,710−6,660
%= X 100 %
6,710
= 0,74 %
Persyaratan : Kerapuhan tablet < 1%
Kesimpulan : Berdasarkan hasil evaluasi kerapuhan tablet, tablet
tersebut memenuhi persyaratan yang diinginkan.
6. UJI DISOLUSI
Persyaratan : Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 80%
parasetamol dari jumlah yang tertera pada etiket
Alat : Tipe 2 (Paddle)
Prosedur : Media : 900 ml dapar pospat pH 5,8
Kecepatan : 50 rpm 30 menit.
F. KEMASAN
1. Bahan
Botol plastik yang tertutup rapat dan terlindung dari cahaya matahari.
2. Desain
G. KOMPARASI HASIL
BAHAN FORMULA A1 FORMULA A2 FORMULA A3
Parasetamol 76,9 % 76,9% 76,9%
Laktosa Monohidrat 5,4 % 8,04% 10,7%
MCC 10,7 % 8,04% 5,4%
PVP K-30 2% 2% 2%
Sodium Starch 3% 3% 3%
Glycolate
Mg Stearat 2% 2% 2%
H. PEMBAHASAN
Pembuatan tablet dengan teknik granulasi basah dilakukan oleh kelompok A1,
A2, dan A3. Kami menggunakan formula dengan perbedaan Lactosa Monohidrat dan
MCC. Perbedaan formula ini nantinya sedikit dapat menjelaskan perbedaan hasil dari
masing-masing kelompok.
Pada saat proses pembentukan granul, kami melakukan proses IPC (In Process
Control) terhadap granul yang terbentuk, dengan mengukur sifat alir, sudut istirahat,
distribusi ukuran granul, prosentase fines, Moisture Content, BJ nyata, dan BJ mampat.
Kelompok kami mendapatkan hasil sebagai berikut : 1,77% MC; 25.20% fines.
Sedangkan kelompok A2 dan A3, masing-masing memperoleh 1.48% MC; 15.48% fines
dan A3 1.77% MC; 12.21% fines. Fines di kelompok kami (A1) sangat besar, karena
diduga ini hasil dari jumlah formula MCC yang selain sebagai pengisi juga sebagai
disintegran. Sehingga granul yang terbentuk juga lebih halus. Bentuk granul yang lebih
fines ini akhirnya mempengaruhi sifat alir granul yang menjadi lebih lambat di antara
formula lainnya. Kelompok kami memperoleh kecepatan alir 7.56 g/s dan 6.73 g/s,
sedangkan untuk kelompok A2 (12.16 g/s, 11.84 g/s) dan A3 (11.61 g/s, 9.91 g/s).
Penambahan MCC juga berpengaruh terhadap waktu hancur dari tablet kami. Untuk
tablet kami (A1) dengan penambahan MCC yang lebih banyak, maka waktu hancurnya
juga lebih cepat dari kelompok lainnya. Kelompok kami memperoleh waktu hancur
sebesar 53 detik, kelompok A2 50 dan 69 detik, sedangkan kelompok A3 dengan % MCC
yang paling sedikit memperoleh waktu hancur paling lama yakni 10 menit dan 11 menit.
Selain itu dari % fines kami yang cukup besar, hal itu mempengaruhi
keseragaman bobot dari tablet yang kami buat. Karena semakin fines granulnya, bisa jadi
dengan diameter dan tebal yang sama, bobot yang ada semakin berat dikarenakan
kemampuan granulnya yang semakin baik dalam mengisi celah-celah yang ada.
Dari segi formula sendiri, sebenarnya pengikat dengan komposisi 2% PVP K 30,
terlalu sedikit. Sehingga dari kelompok kami baik A1 sampai dengan A3, masih
mendapatkan % fines yang tinggi.
I. SARAN
Dalam pembuatan tablet sebenarnya tidak bisa dianggap semakin sedikit
pemberian disintegran maka finesnya akan semakin sedikit, sedangkan waktu hancurnya
semakin lama. Namun, bisa jadi ada titik tertentu dari optimasi MCC (baik dia sebagai
pengisi maupun disintegran) yang dapat membuat kondisi tablet menjadi ideal.
J. LITERATUR
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Farmakope Indonesia Edisi IV,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Gunawan, gan sulistia. 2007. Farmakologi dan terapi edisi 5. Departemen Farmakologi
dan Terapeutik FKUI : Jakarta.
Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K., 2008, Teori dan Praktek Industri Farmasi
Edisi III, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Lund, Walter. 1994. The Pharmaceutical Codex, 12th edition, The Pharmaceutocal Press :
London.
Martindale, 2009, The Complete Drug reference, 36nd ed, Pharmaceutical Press : London.
Merck index , 2006, Merck Index 14th edition.
Rogers, T.L., 2009, Rowe, R. C., Paul J. S., & Marian E. Q. (eds.), Sixth Edition,
Handbook of Pharmaceutical Excipient, Pharmaceutical Press, USA.