FORMULASI DAN
B. M. : 151,16
kering.
nyeri ringan sampai sedang. Efek antiinflamasinya sangat lemah, oleh karena itu
Obat ini tersebar ke seluruh cairan tubuh. 25% parasetamol terikat dengan protein
plasma. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Obat ini diekskresi melalui
ginjal, Sebagian kecil sebagai parasetamol (3%) dan Sebagian besar dalam bentuk
Warna : putih
Rasa : sedikit pahit
Bau : tidak berbau
4. MIKROSKOPIS.
5. KARAKTERISTIK FISIK/FISIKOMEKANIK.
2. pKa : -4,4
Sumber : DrugBank
4. Laju disolusi : Dalam media disolusi 900ml larutan dapar fosfat dengan pH 5,8
dalam waktu 30 menit dan tipe alat 2 dengan kecepatan 50 rpm. Dalam waktu 30 menit
harus larut tidak kurang dari 80%
5. Koefisien partisi : 0,46 (LogP)
Sumber : Hazardous Substances Data Bank (HSDB)
- Komposisi
- Dosis
- Nama obat jadi
- Farmakologi
- Indikasi
- Kontraindikasi
- Efek samping
- Bentuk sediaan
- Aturan pemakaian
- Interaksi obat
- Penyimpanan
- Kemasan
- Cara kerja obat/ mekanisme
- Nomor batch
- Netto
- Peringatan dan perhatian
- Nomer registrasi
- Nama pabrik
- Logo golongan obat
1. Tentukan orde reaksi jika jumlah suatu zat berkurang dengan laju yang sebanding
dengan jumlah yang tersisa. Maka dapat diketahui untuk reaksi orde kesatu waktu
yang diperlukan berkurang menjadi separuhnya adalah konstan.
2. Tentukan laju reaksi (R)
3. Tentukan waktu paruh (t 1/2)
4. Tentukan waktu kadaluarsa (t90)
5. Penentuan waktu kadaluarsa (expired date) mundur satu bulan dari tanggal
mixing [Buku Ped. Fak. Farmasi Universitas hasanudin]
II. ALTERNATIF-ALTERNATIF METODE PEMBUATAN.
(jelaskan permasalahan bahan obat, metode-metode pembuatan yang mungkin dilakukan,
formula-formula yang ada serta prosedur pembuatannya, tuliskan pula kepustakaannya).
Paracetamol adalah obat penghilang rasa sakit yang paling banyak digunakan. Paracetamol
biasanya digunakan untuk mengobati rasa sakit ringan hingga sedang, mulai dari sakit kepala,
nyeri haid, sakit gigi, nyeri sendi, dan nyeri yang dirasakan selama flu. Obat ini bisa didapatkan
dengan resep maupun tidak.
7. metil sellulosa
penghancur
Malang,
…………………………….
Produk,
1. 1.
2. 2.
3. 3.
Daftar Pustaka
Achmad, G.N.V. dan Widjaja, B. 2005. Pengaruh Prosentase Fines terhadap Kualitas Tablet
Parasetamol. Majalah Farmasi Airlangga. Volume 5 Nomor 2 Agustus 2005.
Agoes, G. 2006. Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung: Penerbit ITB.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi (Terjemahan). Farida Ibrahim, Edisi
Keempat. Jakarta: UI Press.
Bandelin, F.J. 1980. Compressed Tablets by Wet Granulation. Dalam
Lieberman H.A, Lachman, L., and Schartz, J.B. (Eds). Pharmecutical Dosage Form Tablet
Vol.I Marcel Dekker, New York.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Jakarta: Dirjen POM Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.........1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta:
Dirjen
POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Lachman, L., Lieberman, H.A. dan Kanig, J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri
(Terjemahan).
Siti Suyatmi, Edisi ketiga Jilid II. Jakarta: Indonesia University Press.
Siswanto, A. dan Sugijanto, L. 2003. Upaya Pembuatan Kaplet Ekstrak Belanda (Guazumae
ulmifolia Lamk), Temu Giring (Curcuma heyneana Val), Kunyit (Curcuma domestica
Val.) dan Meniran (Philantus niruri L.). Pharmacy. Volume 01 Nomor 02.
Sulaiman, T.N.S. 2007. Teknologi danFormulasi Sediaan Tablet. Yogyakarta: Laboratorium
Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.