ABSTRACT
The dissolution test four generic tablets and one branded name of parasetamol tablets has
been undertaken. Method applied was in the paddle method as required by Pharmacopea of
Indonesian ed. IV. Paracetamol concentration measured spectrophotometrically at maximum wave
length of 243 nm in dissolution medium pH 5.8 phosphate buffer solution. The result dissolution
test to comply with tolerance is not less than 80% of the labeled amount of paracetamol is
dissolved in tweenty minutes. The dissolution about drown from the plot between percentage of
paracetamol dissolved versus time.The percentage of paracetamol dissolved at T 30 analyzed by
using ANOVA test. Result showed in the dissolution rates between generic 1,2,3,4 and branded
name were significant different take. Then continued to DUNNET test , only generic 2 tablets
was not significantly difference whereas the other generic tablets were significant differences.
19
Berkaitan dengan luasnya penggunaan untuk masing-masingnya + 150 tablet
parasetamol dan pentingnya disolusi yang dengan batch yang sama dari masing-masing
dapat memberikan gambaran absorpsi sampel.
setelah pelepasan obat dari bentuk
sediaannya, maka peneliti mencoba Evaluasi fisikokimia tablet parasetamol
melakukan uji disolusi dengan menggunakan
4 sediaan generik dan 1 merek dagang dari Penentuan Profil Disolusi
tablet parasetamol serta melihat apakah ada
perbedaan yang signifikan dari keempat a. Penentuan Panjang Gelombang Serapan
sediaan generik yang digunakan dengan Maksimum Parasetamol
menggunakan merek dagang sebagai Pengukuran serapan maksimum
kontrol. menggunakan larutan parasetamol BPFI
nomor kontrol 307002 yang telah
Metoda Penelitian dikeringkan selama 18 jam diatas silika
gel P dengan kadar 10 g/ml dalam
Bahan medium disolusi dapar pospat pH 5,8.
Pengukuran dilakukan pada panjang
Parasetamol BPFI nomor kontrol 307002, gelombang 200-400 nm, kemudian
tablet parasetamol 500 mg 4 generik dan 1 dibuat kurva antara serapan terhadap
merek dagang, Eter, Asam Sulfat, Kalium panjang gelombang.
Dihidrogen Pospat, Natrium Hidroksida, b. Pembuatan kurva kalibrasi parasetamol
Aqua Destilasi. dalam medium disolusi dapar pospat pH
5,8.
Alat Dibuat 1 seri larutan standar
parasetamol BPFI nomor kontrol
Timbangan digital (Mettler PM 2000), alat 307002 dalam dapar pospat pH 5,8
uji kekerasan tablet (Stokes Monsato), alat dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10 g/ml,
pengukur kerapuhan tablet (Friabilator – kemudian ditentukan serapannya pada
Roche), micrometer, stopwacth, alat uji panjang gelombang serapan maksimum.
waktu hancur / disintegrator tester c. Uji Disolusi dari Sampel
(Pharmatest), piknometer, bulk density 1) Media disolusi ( 900 ml larutan dapar
tester, alat uji daya penyerapan air pospat pH 5,8 )
(Enslin),Melting Point Apparatus STUAR 2) Alat tipe 2 (50 rpm )
SMP, desikator, oven vakum (Cole Parmer), 3) Waktu (30 menit)
pH meter (Mettrohn Herisau 520), alat uji 4) Prosedur
disolusi (Pharmatest PT DT 7), Mengukur jumlah parasetamol yang
spektrofotometer UV-Visible (Shimadzu terlarut dengan mengukur serapan filtrat
1700). larutan uji dan serapan larutan baku
parasetamol BPFI dalam media yang
Prosedur Kerja Pengambilan Sampel panjang gelombang serapan maksimum
Tablet Parasetamol lebih kurang 243 nm.
5) Toleransi
Sampel tablet parasetamol diambil 4 generik Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
dan 1 macam merek dagang dengan kurang dari 80 % parasetamol dari
komposisi zat aktif yang sama, yaitu 500 jumlah yang tertera pada etiket.
mg. 2 macam sampel tablet parasetamol 6) Langkah Kerja
generik diambil dari Puskesmas( generik 1 a) Pembuatan media disolusi larutan
dan 2) dan 2 macam tablet parasetamol dapar pospat pH 5,8
generik lain (generik 3 dan 4) diambil dari Menurut Farmakope Indonesia edisi
apotik swasta berdasarkan tablet yang sering III : 50 ml Kalium Dihidrogen Pospat
digunakan pada praktek swasta dengan 0,2 M ditambahkan 3,6 ml NaOH 0,2
harganya lebih murah dibandingkan dengan N kemudian diencerkan dengan air
generik sebelumnya. bebas CO2. Diatur pH larutan ini
hingga pH 5,8 + 0,05 dengan
Sedangkan merek dagang diambil penambahan NaOH 0,2 N dan
berdasarkan yang banyak digunakan pada dicukupkan volume hingga 200 ml.
praktek swasta dan sering dibeli bebas oleh
masyarakat. Jumlah sampel yang digunakan
20
b) Dimasukkan 900 ml larutan dapar Pospat dayung, tidak kurang 1 cm dari dinding
pH 5,8 ke dalam masing-masing tabung wadah
kaca. h) Setiap larutan yang diambil diganti
c) Dipasang alat disolusi, biarkan media kembali sehingga medium tetap
disolusi hingga suhu 370 + 0,50C berjumlah 900 ml.
dengan pemanasan pada penangas air i) Larutan 5 ml yang diambil diencerkan
bertermostat terlebih dahulu kemudian diukur
d) Masukan 1 tablet masing-masingnya ke serapannya pada panjang gelombang
dalam alat, hilangkan gelembung udara maksimum dengan spektrofotometer
dari permukaan sediaan yang diuji UV-Visible.
e) Alat dijalankan dengan laju kecepatan 50 j) Dihitung konsentrasi parasetamol yang
rpm. terdisolusi tiap waktu 5’, 10’, 15’, 30’,
f) Pengambilan sampel 5 ml dilakukan pada 45’ dan 60’ dengan menggunakan data
menit ke 5, 10, 15, 30, 45,dan 60. persamaan linear yang diperoleh dari
g) Posisi pengambilan sampel, pada daerah kurva kalibrasi larutan parasetamol dalam
pertengahan antara permukaan media berbagai konsentrasi.
disolusi dan bagian atas dari daun alat
Hasil
0.5
Jumlah air yang diserap (mL)
0.45
0.4
Merek Dagang
0.35
0.3 Generik 1
0.25 Generik 2
0.2 Generik 3
0.15
Generik 4
0.1
0.05
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
21
Tabel III. Adsorbsi Isotherm Tablet Parasetamol
Adsorbsi Isoterm
12
10 Merek Dagang
% yang diserap
generik 1
8
Generik 2
6 Generik 3
Generik 4
4
0
0 20 40 60 80 100 120
Kelembaban Relatif (%)
120
100
Merek Dagang
% Terdisolusi
80
Generik 1
60 Generik 2
Generik 3
40 Generik 4
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu (menit)
22
dapat mengetahui nilai perbedaan yang lebih Halim, A., Penelitian Terhadap Daya
jelas dari masing-masing sampel yang Penyerapan Air, beberapa Tepung yang
digunakan. Digunakan dalam Bidang Farmasi,
“Jurnal Penelitian dan Pengabdian
Dari uji ANOVA ini diperoleh adanya Masyarakat” No. 6 / Januari / Tahun
perbedaan yang signifikan dan kemudian 1991, hal 83
dilanjutkan dengan uji lanjutan dalam ANOVA
yaitu uji DUNNET karena dalam penelitian ini Halim, A., “Teknologi Partikel”, FMIPA,
menggunakan merek dagang sebagai kontrol Universitas Andalas, Padang, 1991
atau standar, Melalui uji DUNNET diperoleh Lachman, L.H.A. Lieberman, dan J.L. Kanig.,
nilai batas 5%nya 5,05; hanya generik 2 yang Teori dan Praktek Farmasi Industri II”,
memenuhi dalam persyaratan nilai batas ini Ed. IIII diterjemahkan oleh Siti Suyatmi,
sedangkan generik lain tidak. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta,
1994
Kesimpulan
Katzung, G, Bertman,, “Basic and Clinical
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Pharmacology”, eight edition,
terhadap kelima sampel yang digunakan yang Departement of Cellular and Molecular
terdiri dari satu merek dagang dan empat merek Pharmacology University of California,
generik dapat disimpulkan ke seluruh sampel San Fransisco, 2002
yang digunakan memenuhi persyaratan toleransi
uji disolusi yang ditetapkan oleh Farmakope Tjay,T.H., dan R, Kirana, “Obat-obat Penting”,
Indonesia yaitu pada menit ketiga puluh Edisi V, Jakarta, 2002
persentase zat yang terlarut tidak kurang dari
Voigt, R., “Buku Pelajaran Teknologi
80% dihitung terhadap kadar zat aktif yang
Farmasi”, edisi V, diterjemahkan oleh
tertera pada etiket, sedangkan dari profil
Soendani Noerono, Gajah Mada
disolusi kurva generik 2 terlihat lebih menonjol
University Press, Yogyakarta, 1994
dibandingkan generik lainnya dan pada T 45
kurvanya berdempetan dengan kurva merek
dagang dan dari T10 tablet generik 3 memiliki
kurva terendah, hal ini ada hubungannya dengan
persentase kadar zat aktif yang terkandung
didalamnya atau pengaruh sifat fisika kimia dari
tablet yang rapuh sehingga terjadi kekurangan
kadar zat aktif selama pendistribusian.
Daftar Pustaka
23