ABSTRAK
Parasetamol merupakan obat yang mempunyai sifat agak sukar larut dalam air
sehingga di tambahkan bahan pembasah untuk menurunkan sudut kontak agar mudah
terbasahi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan polivinil
pirolidon terhadap sifat fisik dan disolusi tablet parasetamol. Dalam penelitian ini dibuat
tiga formula tablet parasetamol dengan konsentrasi polivinil pirolidon yang berbeda
(0,10%, 0,15%, 0,20%) sebagai bahan pembasah. Tablet dibuat dengan metode granulasi
basah dan kemudian tablet diuji sifat fisiknya meliputi kekerasan, kerapuhan, waktu
hancur. Diuji disolusinya dengan medium dapar fosfat pH 5,8. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa penambahan polivinil pirolidon sebagai bahan pembasah
berpengaruh terhadap sifat fisik tablet parasetamol. Semakin besar konsentrasi bahan
pembasah, maka tablet semakin rapuh, kekerasannya semakin kecil, waktu hancurnya
semakin cepat, persentase kadar terlarut pada menit ke-30 semakin tinggi. Dan
yang memenuhi syarat farmakope adalah yang konsentrasinya 0,15% dan 0,20%.
ABSTRACT
1
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
distandarisasi. Salah satu faktor yang dalam penelitian ini adalah sebagai
107
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
berikut parasetamol (kualitas
(kualitas farmasi),
108
Laktosa (kualitas farmasi), Avicel pH 101 (abrasive tester), alat uji kekerasan
(kualitas farmasi), Magnesium stearat (Hardness Monsanto stokes), alat uji
(Avicel)
sebanyak 9,750 g dan bahan pelicin logam kecil lalu diatur tekanannya, sehingga
Keseragaman Bobot
Kekerasan Tablet
Letakan sebuah tablet dalam alat
jarum penunjuk berada pada skala diisi oleh 1 tablet, kemudian keranjang
0. Putar ulirnya sehingga tablet diletakan pada beaker berisi air bersuhu
dengan menaiknya tekanan tablet naik, tablet harus tetap berada 2,5 cm
1995:221).
Kerapuhan tablet
Pengujian kerapuhan yaitu
1994:654).
Waktu hancur
Untuk menguji waktu
bawah keranjang
ada saringan ukuran 10 Mesh untuk
menguji waktu hancur, tiap tabung
permukaan atas cairan dan 25 cm dari Cara Analisis penelitian
atas beaker, gerakan naik turun 1. Pendekatan teoritis
keranjang berisi tablet diatur oleh Hasil uji sifat fisik dan uji
sebuah motor yang bergerak sepanjang disolusi yang diperoleh dibandingkan
5-6 cm pada frekwensi 28-32 kali dengan persyaratan Farmakope
permenit, kerapuhan tablet dinyatakan Indonesia IV dan pustaka lainnya.
hancur. Tablet tidak bersalut mempunyai 2. Pendekatan statistik
standar waktu hancur 5-15 menit Hasil uji sifat fisik yaitu
(Lachman dkk, 1994:658). kekerasan tablet, kerapuhan, waktu
diambil pada menit ke 5, 10, 15, dan Hasil pada tabel 2 menunjukan
1995:650).
signifikan.
Uji Kerapuhan tablet
Tabel 4. Data hasil uji kerapuhan tablet parasetamol
Replikasi Kerapuhan tablet (%)
Formula I Formula II Formula
III
1 0,15 0,15 0,30
2 0,15 0,30 0,45
3 0,30 0,15 0,15
x̄ 0,20 0,20 0,30
Berdasarkan tabel 4
Berdasarkan hasil analisis
menunjukan bahwa kerapuhan tablet
statistik diperoleh F hitung (0,800) < F
parasetamol pada masing-
tabel 5% (5,143). Dengan demikian
masing formula memenuhi persyaratan
penambahan surfaktan yang berbeda
yang ditetapkan yaitu tablet kehilangan
tidak mempengaruhi kerapuhan tablet
berat lebih kecil dari 0,5% (Lachman
parasetamol.
dkk , 1994:654).
Waktu hancur tablet
Berdasarkan tabel 5
menunjukan bahwa waktu hancur
dari 15 menit.
2007:95-96).
Tabel 6 Hasil C30 tablet Parasetamol dengan medium dapar fosfat pH 5,8
Replikasi % parasetamol terlarut pada menit ke-30 (C30)
Formula I Formula II Formula III
1 67,41 88,94 91,36
2 64,74 81,46 90,73
3 70,12 89,21 91,04
x̄ 67,42 86,54 91,04
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
formula II dan III dengan konsentrasi 2009). Hasil uji BNT menunjukan ada
0,15% dan 0,20% memenuhi syarat perbedaan yang sangat nyata antara Formula I,
terdisolusi.
114
PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN 1693-3591
II dan Formula III dengan taraf Anief, M. 2002.
Kesimpulan
Semakin besar
80%.
Daftar Pustaka
Aiache, J.M., Devissaguet,J., 1993.
Farmasetika 2,
(Terjemahan). Soeratri,
173.
115
Ansel, H. 1989. Pengantar Bentuk 649, 650, 687, 404, 595.
Sediaan Farmasi. Ed ke 4. Geneidi, A. SH., Ali, A.A., Salama, R.B.,
Penerjemah,, Farida, 1. Jakarta 1978. Solid Dispertions of
: Nitrofurantoin, Ethotoin and
Introduction to Pharmaceutical
224,
247, 252, 255, 266, 269, 212,
271, 264, 263, 261, 244, 246.
Arikunto, S. 2005. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka
cipta. Hlm 47.
Banker, G.S. 1979.Modern
Pharmaceutics.USA : Mack
382.
1302.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia.
Ed ke 3.Jakarta: Departemen
Departemen Kesehatan
515,
Cumarin with PEG 6000 Airlangga. Hal 33- 34.
and their Coprecipitates Simonelli, A.P., Metha, S.C., and
with Povidone 25.000, Higuchi, W.I., 1969.
Journal of Dissolution Rates of High
Pharmaceutical energy Polyvinilpyrolidone (PVP)
Sciences. Vol.67. No 1
115.
Lachman, L., Lieberman, HA.,
Kanig, J.L. 1994. Teori dan
Praktek Farmasi Industri.
Ed ke 3. Penerjemah:
Siti Suyatmi. Jakarta: UI
of Industrial Pharmacy.
Surabaya: Universitas
Sulfathiazole Coprecipitate, J Second Edition.London:
Pharm. Sci. 538-549. American Pharmaceutical
Sulaiman, T.N.S. 2007.Teknologi Association Society of Breat
Formulasi Sediaan Tablet. Writain. 84.
Hlm
Yogyakarta: Laboratorium Rowe, P.C., Sheskey., S.C. Owen.,
Teknologi Farmasi UGM. Hlm 2003, Handbook Of
211, 149, 150, 209, 207, 200, Pharmaceutical Excipients,