DOSEN PENGAMPU
DESSY SISKA ANASTASIA, S.Farm., M.Sc., Apt.
NIP. 198912102019032014
MUH. AKIB YUSWAR, M. Sc, Apt
NIP. 198309162008121002
ASISTEN PRAKTIKUM
MAYA WIDYA ASTUTI WULANDARI
NIM. I1022151027
KELOMPOK : 1 Reguler : A2
I. Latar Belakang
Penanganan nyeri menurut Three Step Ladder WHO (World Health Organization)
dibedakan atas intensitasnya. Nyeri ringan dapat ditangani dengan parasetamol atau NSAID
(Non-Steroid Anti Inflamatory Drugs) atau kombinasi NSAID dengan analgesik adjuvant. Nyeri
sedang dapat ditangani dengan NSAID atau kombinasi NSAID dengan analgesik adjuvant atau
kombinasi NSAID dan analgesik adjuvant dengan opioid lemah. Nyeri berat dapat ditangani
dengan NSAID, opioid kuat, kombinasi NSAID dengan opioid kuat, atau kombinasi NSAID dan
opioid kuat dengan analgesik adjuvant. Pada penanganan nyeri kronik akan berbeda
penanganannya dengan nyeri akut.(1)
Parasetamol atau asetaminofen merupakan obat analgesik antipiretik yang sangat populer
di masyarakat dan biasa digunakan sebagai pereda nyeri dari nyeri ringan sampai sedang.
Parasetamol bekerja dengan menghambat prostaglandin yang lemah pada jaringan. Parasetamol
telah terbukti efek analgesik dan antipiretiknya, namun efek antiinflamasinya sangat lemah dan
mulai banyak digunakan sebagai pereda rasa nyeri akut pasca operasi.(1) Parasetamol berguna
untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, malaria, nyeri paska melahirkan dan
keadaan lain.(2)
Parasetamol tergolong obat yang agak sukar larut dalam air, kelarutannya dalam air 1:70.
Suatu obat harus mempunyai kelarutan dalam air agar manjur secara terapi sehingga obat masuk
ke sistem sirkulasi dan menghasilkan efek terapeutik. Untuk obat-obat yang akan dibuat dalam
sediaan berbentuk larutan harus diperhatikan kelarutannya karena dapat mempengaruhi
(3)
absorbsinya. Paracetamol diabsorbsi baik dalam saluran pencernaan ketika digunakan secara
per oral, untuk memudahkan pemberian obat dan mempercepat absorbsi maka obat paracetamol
dapat dijumpai dalam bentuk kapsul karena kelarutannya sangat kecil.(2)
Kapsul merupakan sediaan obat campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, yang ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian lunak.(4) Kapsul
terbungkus oleh cangkang kapsul keras dan lunak. Kapsul cangkang keras lebih stabil karena
diproduksi dengan tujuan single use, sedangkan kapsul cangkang lunak stabilitasnya buruk karena
berbentuk cair. Keuntungan sediaan kapsul antara lain dapat menutupi bau dan rasa yang tidak
enak dan mudah ditelan. Kerugian sediaan kapsul antaralain tidak dapat digunakan untuk sediaan
zat yang mudah menguap dan higroskopis, tidak dapat dibagi-bagi, dan susah digunakan untuk
pasien yang sulit menelan.(5)
II. Preformulasi
Acetaminophen(6)
Struktur kimia
Chlorphemiramine Maleate(7)
Struktur kimia
Epexol(8)
Struktur kimia
V. Pendekatan Formula
NO. Bahan Jumlah Fungsi Bahan Alasan Penambahan
Karena paracetamol
merupakan obat
analgesik, antipiretik
1 Paracetamol 100 mg Zat Aktif
dan tidak menyebabkan
iritasi dan peradangan
lambung
Berkerja dengan
2 Chlorpheniramine 0,5 mg Antihistamin menghambat kerja
histamin
Obat penyakit
Untuk mengurangi rasa
3 Epexol 5 mg saluran
sakit pada tenggorokan
pernafasan
VI. Perhitungan
1. Paracetamol
100 mg x 10 bungkus = 1000 mg = 1gram
9 / 20 x 4000 = 1800 mg (per hari)
1800 mg/3 = 600 mg (per 1x pakai)
100 mg x 3 = 300 mg (TOD)
2. Chlorpheniramine
0,5 mg x 10 bungkus = 5 mg = 0,005 g
9/20 x 500 = 225 mg (per hari)
225 mg / 3 = 75 mg (per 1x pakai)
0,5 mg x 3 = 0,15 mg (TOD)
3. Epexol
5 mg x 10 bungkus = 50 mg = 0,05g
9/20 x 75 = 33,75 mg (per hari)
33,75 mg / 3 = 11,25 mg (per 1x pakai)
5 mg x 3 = 15 mg (OD)
VII. Penimbangan
Jumlah dalam Jumlah
NO. Bahan
formula penimbangan
1 Paracetamol 100 mg 1g
2 Chlorpheniramine 0,5 mg 0,005 g
3 Epexol 5 mg 0,05 g
X. Evaluasi Sediaan
Jumlah Hasil
No Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Syarat
sampel pengamatan
1 Uji pH Nilai pH larutan 1 pH yang stabil
ditentukan secara adalah 5-7
potensiometri dengan
menggunakan
elektroda kaca,
elektroda referensi
dan pH meter digital.
pH meter
dioperasikan sesuai
petunjuk. Pertama
aparat dikalibrasikan
menggunakan
penyangga dari pH
4.9 dan 7. 1 gram
bubuk ekstrak
diambil dan
dilarutkan dalam 100
mL air demineral.
Elektroda direndam
dalam larutan dan pH
diukur. Untuk kapsul
yang digunakan
adalah bubuk dari
satu kapsul.(4)
2 Uji waktu 6 kapsul dimasukkan 1 Waktu yang
hancur ke dalam keranjang, diperlukan untuk
keranjang diturun- menghancurkan
naikkan secara keenam kapsul
teratur 30 kali tiap tidak boleh lebih
menit. Digunakan dari 15 menit.(9)
media air bersuhu
37±2ºC. Dilakukan
pengamatan terhadap
kapsul, semua kapsul
harus hancur, kecuali
bagian dari cangkang
kapsul.(2)
3 Uji 20 kapsul ditimbang. 1 Perbedaan dalam
keseragaman Timbang lagi kapsul persen bobot isi
bobot satu persatu. Isi tiap kapsul
kapsul dikeluarkan, terhadap bobot
ditimbang seluruh rata-rata tiap isi
bagian cangkang kapsul tidak
kapsul, bobot isi boleh lebih dari
kapsul dan bobot ±7,5 % dan
rata-rata tiap isi untuk setiap 2
kapsul dihitung.(9) kapsul tidak
boleh dari
±15%.(9)
4 1 Persyaratan uji
dipenuhi jika
tidak satu pun
dari berat
Ditimbang 20 kapsul
Uji variasi masing-masing
dan ditentukan berat
berat kapsul yang
rata-ratanya.(4)
kurang dari 90%
atau lebih dari
110% dari berat
rata-rata.(4)
5 1 Persyaratan
dipenuhi jika 9
Uji keseragaman isi dari 10 kapsul
dilakukan dengan mempunyai
Uji menimbang 30 kisaran potensi
keseragaman kapsul, 10 spesifik dari 85
isi diantaranya diperiksa sampai 115%,
dengan prosedur dan yang
khusus.(4) kesepuluh tidak
diluar 75 sampai
125 %.(4)
6 Uji Satu kapsul 1 Wiremesh pada
desintergasi dimasukkan ke titik tertinggi
untuk kapsul masing-masing adalah minimal
tabung dan 25 mm di bawah
menambahkan disk permukaan air,
untuk setiap tabung, dan di titik
dan ditambah 100 rendah
mL air, dioperasikan setidaknya 25
dan dijaga pada suhu mm diatas
37±2ºC.(4) bagian bawah
gelas.(4)
XI. Hasil Percobaan (untuk Laporan)
XIII. Kesimpulan
Penetapan kadar logam, cemaran mikroba dan uji disolusi kapsul ekstrak
etanol akar pasak bumi
ABSTRAK
Semua bagian pasak bumi terasa pahit oleh karena itu, untuk menutupi kekurangan bahan alam tersebut
sediaan dibuat dalam bentuk kapsul. Bentuk sediaan kapsul harus memenuhi parameter kualitas yang baik,
dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan penggunaan potensi keanekaragaman hayati dan minat
masyarakat dalam mengonsumsi obat dari bahan alam. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan produk
kapsul ekstrak etanol akar pasak bumi yang berkualitas melalui uji nilai angka lempeng total dan cemaran
kapang khamir, penetapan kandungan logam Pb, Hg, Cd serta kadar flavonoid yang terlepas pada uji disolusi
kapsul ekstrak etanol akar pasak bumi. Hasil penelitian diperoleh nilai efisiensi disolusi (ED120) kapsul ekstrak
etanol akar pasak bumi sebesar 81,04±2,38%. Uji kandungan logam berat di dalam kapsul ekstrak etanol akar
pasak bumi ditemukan kadar Pb sebesar 4,132 ppm dan tidak terdeteksi kandungan Cd dan Hg di dalam kapsul.
Penulis korespondesi: Laela Hayu
Nurani Universitas Ahmad Dahlan
Jl. Prof. Dr. Soepomo, S.H., Janturan, Yogyakarta Email:
laelafarmasi@yahoo.com
Journal homepage: http://journal.uad.ac.id/index.php/PHARMACIANA
Penetuan angka kapang khamir dilakukan dengan mengambil sebanyak 1 ml ekstrak yang telah
diencerkan 10-4, ditanam dalam medium PDA, lalu diinkubasi pada suhu 25oC selama 3 hari. Kemudian diamati
dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh dan dikalikan dengan faktor pengenceran (Depkes RI, 2000)