Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN AWAL

PRAKTIKUM FORMULASI SEDIAAN FARMASI


DASAR
PEMBUATAN KAPSUL PARACETAMOL DAN KAPSUL GABAPENTIN

Koordinator Praktikum
Desy Siska Anastasia, M.Si., Apt
NIP. 198912102019032014
Asisten Praktikum
Frida Arunika
NIM : I1022151035
DISUSUN OLEH :

KELOMPOK / KELAS : 9/A2

ANGGOTA : Rizki Mutia Sari (I1021191065)


Wuri Handayani (I1021191074)
Mella Nabila (I1021191083)
Nafilah (I1021191092)

JURNAL LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


PRAKTIKUM
PROGRAM STUDI FARMASI
BADAN PENGELOLA FAKULTAS KEDOKTERAN
FORMULASI
SEDIAAN FARMASI UNIVERSITAS TANJUNGPURA
DASAR PONTIANAK
2019
KELOMPOK : 9 Reguler : A/A2
Nama Anggota:Mella Nabila (I1021191083)
Nafilah (I1021191092)
Rizki Mutia Sari (I1021191065)
Wuri Handayani (I1021191074)

SOAL : PEMBUATAN SEDIAAN KAPSUL PARACETAMOL DAN


KAPSUL GABAPENTIN

I. Latar Belakang
Farmasi adalah suatu profesi kesehatan yang berhubungan dengan pembuatan dan distribusi
dari produk yang berkhasiat obat, ini meliputi seni dan ilmu pengetahuan dari sumber
alam atau sintetik menjadi material atau produk yang cocok dipakai untuk mencegah,
dan mendiagnosa penyakit. Dalam farmasi juga mempelajari berbagai ilmu terapan,
diantaranya adalah matematika, fisika, biologi, kimia, dan masih banyak cabang ilmu
lainnya. Ilmu yang mendasari dari farmasi yaitu farmasetika. (1) Farmasetika
merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penyediaan obat meliputi
pengumpulan, pengenalan, pengawetan, dan pembakuan bahan obat-obatan, seni
peracikan obat, serta pembuatan sediaan farmasi menjadi bentuk tertentu hingga siap
digunakan sebagai obat, serta perkembangan obat yang meliputi ilmu dan teknologi
pembuatan obat.(2)
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau
lunak yang dapat larut. Cangakng kapsul umumnya terbuat dari gelatin; tetapi dapat
juga terbuat dari pati atau bahan lainnya yang sesuai.(3)Ukuran kapsul menujukkan
ukuran volume dari kapsul dan di kenal 8 macam ukuran, yaitu 000, 00, 0, 1, 2,
3, 4, 5. Ukuran 000 adalah ukuran kapsul untuk hewan, sedangkan untuk pasien
ukuran terbesar adalah 00. Ukuran kapsul bermacam-macam baik panjang atau
pendek, dengan bentuk bervariasi, misalnya bulat, oval, panjang dan silinder.(4)
Cangkang kapsul kelihatannya keras, tetapi sebenarnya masih mengandung air
dengan kadar 10-15% menurut Farmakope Indonesia edisi IV dan 12-16% menurut
literatur dari Syamsuni 2006. Jika disimpan di tempat yang lembab, kapsul akan
menjadi lunak dan melengket satu sama lain serta sukar dibuka karena kapsul itu
dapat menyerap air dari udara yang lembab. Sebaliknya, jika disimpan di tempat yang
terlalu kering, kapsul itu akan kehilangan airnya sehingga menjadi rapuh dan mudah
pecah .(2) Macam- macam berdasarkan cangkangnya dibedakan menjadi;
Kapsul  cangkang  keras (capsulae durae, hard capsul).
Contohnya  kapsul  tetrasiklin,  kapsul  kloramfenikol dan kapsul Sianokobalamin.
Dan  Kapsul cangkang lunak (capsulae molles, soft capsule) Contohnya kapsul
minyak ikan dan kapsul vitamin.(5)
Paracetamol digunakan sebagai analgetik antipiretik. Obat ini mampu
meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau
menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan, kebanyakan zat ini
berdaya antipiretis dan atau anti radang, oleh karena itu tidak hanya digunakan
sebagai antinyeri, melainkan juga pada demam ( Infeksi virus / kuman, selesma,
pilek ) dan peradangan seperti rema dan encok. Obat ini banyak diberikan dari nyeri
ringan sampai sedang yang menyebabkan beraneka ragam seperti nyeri kepala, gigi,
otot atau sendi ( rema atau encok ), perut, nyeri haid (dysmenorroe), nyeri akibat
benturan atau kecelakaan (trauma), Untuk kedua nyeri terakhir, NSAID lebih layak
pada nyeri yang lebih berat seperti pendarahan atau fraktur kerjanya kurang ampuh.
(6)
Gabapentin adalah obat yang digunakan sebagai antiepilepsi tapi sekarang juga
direkomendasikan sebagai lini pertama nyeri neuropati. Gabapentin bekerja dengan
cara mengatur aliran kalsium dalam sel sehingga menurunkan firing of the
transmission cell dan menurunkan pelepasan monoamine neurotransmitter. (7)

II. Preformulasi
a. Zat Aktif : Paracetamol(3)
Struktur kimia

Rumus molekul C8H9NO2


Nama kimia 4'-Hidroksiasetanilida[103-90-2]
Sinonim Acetaminophenum
Berat molekul 151,163
Pemerian Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit
Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N,
mudah larut dalam etanol.
pH larutan 3,8 – 6,5
PKa 9,5
Titik leleh 172ºC
Bobot jenis 1.26 g/cm³
Konstanta Dielektrik -
Stabilitas
 Panas  Pada suhu 40ºC akan mudah terdegradasi
 Hidrolisis/oksidasi  Akan menyebabkan zat terdegradasi karena terjadi hidrolisis
 Cahaya  Lebih mudah terurai dengan adanya udara dan cahaya dari luar
Kegunaan Penurun panas, pereda pusing, pereda sakit gigi
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan senyawa yang memiliki ikatan hidrogen dan
beberapa antasida.

Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya


penyimpanan
Kesimpulan: Parasetamol atau acetaminophen adalah zat aktif utama yang memiliki ciri
berbentuk serbuk berwarna putih, tidak berbau, dan memiliki rasa sedikit pahit.
Parasetamol bersifat mudah larut dalam air mendidih atau di dalam natirium hidroksida
atau di dalam etanol. Kegunaan parasetamol sendiri adalah untuk penurun panas, pereda
sakit gigi dan sakit kepala.
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) : ester
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) :Serbuk rekonstitusi
(krim/salep) :-
Kemasan :botol

b. Gabapentin
Struktur kimia(8)

Rumus molekul(9) C9H17NO2


Nama kimia (3)
Asam 1-(Aminometil)sikloheksanasetat
Sinonim(3) Neurontin
Berat molekul (3)
171,24 g/mol
Pemerian(3) Padatan hablur,berwarna putih sampai hampir putih, rasa pahit
Kelarutan (3)
Mudah larut dalam air, larutan basa dan larutan asam
pH larutan (8) 6,5 – 8,0
(8)
PKa 3,68 pada 25 ºC
(8)
Titik leleh 162ºC
Bobot jenis -
Konstanta Dielektrik -
Stabilitas(3)
 Panas  Tidak stabil terhadap suhu tinggi
 Hidrolisis/oksidasi
 Cahaya
Kegunaan(3) Antiepilepsi, anti kejang, antikonvulsan
Inkompatibilitas -
Wadah dan Dalam wadah tertutup baik, simpan dalam suhu ruangan
(3)
penyimpanan
Kesimpulan: Gabapentin atau yang memiliki rumus molekul C9H17NO2 adalah zat aktif
yang digunakan untuk obat anti kejang atau antikonvulsan. Gabapentin memiliki berat
molekul 171,24 g/mol serta pemeriannya serbuk berwarna putih dan memiliki rasa pahit.
Gabapentin larut dalam air, larutan basa dan larutan asam. Rentang pH gabapentin adalah
6,5-8,0 dan dibuat dalam sediaan oral.
Bentuk zat aktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) :garam
Bentuk sediaan (lar/susp/emulsi/serbuk rekonstitusi) :serbuk rekonstitusi
(krim/salep) :-
Kemasan : kapsul

III.Permasalahan Farmasetika
1. Cangkang kapsul tidak dapat disimpan di tempat yang lembab sebab akan
menyebabkan cangkang menjadi lunak, namun juga tidak dapat disimpa si tempat yang
panas sebab cangkang akan kehilangan kandungan air yang akan menyebabkan pecah
2. Zat aktif yang terdapat dalam cangkang kapsul tidak bisa bersifat higroskopis sebab
akan menyerap kandungan air dari cangkang kapsul dan cangkang menjadi rapuh

IV. Penyelesaian Masalah


1. Kapsul disimpan dalam botol tertutup rapat dan diberi silica gel
2. Digunakan zat aktif yang tidak bersifat higroskopis atau ditambahkan zat tambahan
seperti laktosa atau amilum

V. Pendekatan Formula
NO. Bahan Jumlah Fungsi Bahan Alasan Penambahan
1 Paracetamol 300 mg Zat aktif Sebagai obat antipiretik
dan analgesik
2 Gabapentin 100 mg Zat Aktif Sebagai obat antiepilepsi,
antikonvulsan

VI. Perhitungan
Dosis maksimal untuk usia 23 tahun termasuk dosis maksimal dewasa
1. Paracetamol
DM = 2600
Dosis pada resep = 300 mg x 3 = 600 mg (Tidak Over Dosis)
2. Gabapentin
DM = 1800 mg
Dosis pada resep = 100 mgx 3 = 300 mg (Tidak Over Dosis)

VII. Penimbangan
NO Bahan Jumlah dalam Jumlah
. formula penimbangan
1 Paracetamol 300 mg 0,3 g

2 Gabapentin 100 mg 0,1 g

VIII. Prosedur Pembuatan


1. Siapkan alat dan bahan
2. SA/SL digerus di mortir hingga pori-pori mortir tertutup.
3. Dimasukkan paracetamol dan gabapentin ke dalam mortir
4. Digerus semua bahan hingga homogen

5. Disiapkan cangkang
6. Dibagi serbuk menjadi menjadi 15 bagian sama rata.
7. Dimasukkan serbuk ke dalam cangkang kapsul
8. Dipadatkan bahan di dalam kapsul dan kapsul ditutup

9. Dimasukkan kapsul ke dalam botol obat dan diberi etiket berwana putih

IX. Analisis titik kritis pembuatan sediaan


- Inkompatabilitas Paracetamol (acetaminophen) :
Inkompabilitas terhadap air yang menyebabkan adanya partikel yang tidak terlarut
sempurna saat proses pelarutan.

- Inkompatibilitas Gabapentin :
-
X. Evaluasi Sediaan
No. Jenis Prinsip Evaluasi Jumlah Hasil Syarat
Evaluasi Sampel Pengamatan
1. Uji pH Ditentukan secara - pH stabil
potensiometri adalah 5,0 –
dengan 7,0
menggunakan
elektroda kaca,
elektroda refrensi
dan pH meter
digital 1
2. Uji waktu 6 kapsul 1 - Tidak boleh
hancur dimasukkan ke lebih dari 15
dalam keranjang. menit
Keranjang diturun
naikkan secara
teratur 30 kali tiap
menit.
3. Uji 20 - Persen
Keseragaman 20 kapsul perbedaan
bobot ditimbang. bobot isi
Timbang lagi terhadap bobot
kapsul 1 persatu rata-rata tiap
dan isi kapsul isi tidak boleh
dikeluarkan dari lbih dar 7,5 %
cangkang . bobot dan untuk
isi kapsul dan setiap kapsul
bobot rata-rata isi tidak boleh
kapsul dihitung. lebih dari 15%
4. Uji Tidak kurang
Keseragaman dari 90% dan
Isi Ditimbang 20 lebih dari
kapsul dan dihitung 110% dari
berat rata-ratanya. 20 berat rata-rata.

XI. Hasil Percobaan (untuk Laporan)


PERLAKUAN PENGAMATAN

Dimasukkan gaba pentin dan paracetamol Paracetamol 9 tablet 500 mg dan


kedalam mortir gabapentin 5 tablet 300 mg
Digerus semua bahan hingga halus Bahan homogen dan tercampur rata
Disiapkan cangkakng kapsul Dibagi rata
Dibagi serbuk menjadi 15 bagian sama Cangkang kapsul yang digunakan
rata berukuran 00
Dimasukkan kedalam cangkakng kapsul Serbuk didalam cangkang
Didapatkan bahan didalam kapsul dan Serbuk didalam cangkang dan sudah
kapsul diutup tertutup
Dimasukkan kapsul kedalam plastik klip Kapsul terbungkus didalam plastik klip
dan diberi etiket

XII. Pembahasan
Sediaan kapsul racikan dapat dibuat dari obat maupun bahan baku obat.
Perubahan bentuk dari sediaan obat (tablet, kapsul, atau bentuk lainnya) menjadi kapsul
racikan kemungkinan dapat berpengaruh pada stabilitas, efektifitas, dan keamanan serta
tujuan dari formulasi sediaan obat tersebut. Misalnya, formulasi sediaan obat yang
disalut enterik dan sediaan extended release hendaknya tidak digerus menjadi sediaan
kapsul racikan (Cornish, 2005). Sediaan kapsul memiliki keuntungan dapat menutupi
rasa dan bau obat yang kurang enak. Sediaan kapsul juga dapat memudahkan dalam
penggunaannya karena dapat diberikan campuran kombinasi bahan obat dan dosis yang
lebih tepat sesuai dengan kebutuhan individu (Syamsuni, 2007), dengan cara ini dapat
meningkatkan kepatuhan pasien dalam pemakaian obat. Adapun identitas dokter yang
meresepkan sediaan kapsul racikan meliputi dokter spesialis kesehatan jiwa, dokter
umum, spesialis patologi klinik, dan spesialis jantung.Sediaan kapsul juga dapat
memudahkan dalam penggunaannya karena dapat diberikan campuran kombinasi bahan
obat dan dosis yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan individu.Penyesuaian dosis
dilakukan karena situasi klinik seperti penyakit liver dan ginjal, udema, volume
distribusi dan ikatan obat-protein, interaksi obat, dan obesitas.(12)
Parasetamol atau asetaminofen atau N-asetil-para-aminofenol adalah obat
analgesik dan antipiretik yang populer digunakan.Parasetamol tergolong obat yang agak
sukar larut dalam air, kelarutannya dalam air 1:70 (1).Sediaan parasetamol dapat
dijumpai dalam bentuk kapsul dan kaplet karena kelarutannya sangat kecil.Suatu obat
harus mempunyai kelarutan dalam air agar manjur secara terapi sehingga obat masuk ke
sistem sirkulasi dan menghasilkan efek terapeutik. Untuk obat-obat yang akan dibuat
dalam sediaan berbentuk larutan harus diperhatikan kelarutannya karena dapat
mempengaruhi absorbsinya. Penambahan surfaktan dan pelarut atau kosolven
merupakan salah satu upaya peningkatan kelarutan suatu obat yang mempunyai
kelarutan kecil atau praktis tidak larut dalam air.(10)
Gabapentin memiliki struktur bangun yang analog dengan gamma amino butyric
acid (GABA) yang mempunyai efek antialodinia, antihiperalgesia, serta antinosiseptif
sehingga dapat digunakan sebagai salah satu pilihan untuk penatalaksanaan nyeri
pascaoperatif.(11)
Penggunaan bahan aktif paracetmot sebagai obat antipiretik dan analgesik dan
penggunaan bahan aktif gaba pentin sebagai obat antiepilepsi dan antikonvulsan. Tablet
parasetamol diambil 9 tablet dengan berat 500 mgdan gaba pentin dimabil 5 tablet
dengan berat 300 mg. Pengambilan tablet sudah dihitung melalui perhitungan yang
diseuaikan dengan kadar tiap bahan pada kapsul. Tablet parasetamol dan gaba pentin
dimasukkan kedalam mortir dan digerus sampai halus dan homogen. Penggerusan
didalam mortir dilakukan agara memudahkan penghalusan. Disiapkan cangkang ukuran
00 dengan kapasitas 0, 55 ml. Penggunaan cangkang ukuran 00 karena ditujukan untuk
manusia. Cangkang kapsul dimasukkan kedalam cetakan kapsul dan tutup kapsul
dibuka. Bahan aktif yang sudah halus dan homogen ditumpahkan diatas cetakan dan
diratakan menggunakan sudip. Bahan aktif yang sudah masuk kedalam kapsul ditutup
dengan tutup kapsul. Penuup kapsul harus ditutup rapat agar bahan aktif tidakmudah
terserang mikroba dan terjadi penguraian bahan aktif.
Sediaan yang dibuat tidak dilakukan uji atau evaluasi karena keterbatasan
waktu,alat di dalam laboratorium. Evalasi sedian yang seharusnya dilakukan adalah uji
pH. Uji pH memiliki prinsip nilai larutan ditentukan secara potensiometri dengan
menggunakan elektroda kaca, elektroda referensi dan pH meter dioperasikan sesuai
petunjuk. Ph stabil yang sesiau syarat adalah 5-7 . uji waktu hancur yang mmiliki
prinsip 6 kapsul dimaskkan kdala keranjang, keranjang diturn naikkan 30 kali tiap
menit. Digunakan media air bersuhu 37ºC. Dilakukan pengamatan terhadap kapsul,
semua kapul harus hancur, kecuali bagian dari cangkang. Syarat yang uji waktu hancur
adalah tidak boleh lebih dari 15 menit. Uji keseragaman bobot, yang memiliki prinsip
20 kapsul ditimbang satu persatu dan isi kapsul dikeluarkan, ditimbang seluruh bagian
cangkang kapsul, bobot isi kasul dan bobot rata-rata tiap isi kapsul dihitung. Syarat uj
keseragaman bobot adalah perbedaan dalam % bobot isi tiap kapsul terhadap bobot
rata-rata tiap isi kapsul tiak boleh lebih dari 7,5% dan untuk tiap 2 kapsul tidak boleh
lebih dari 1,5%. Uji variasi berat yang memiliki prinsip ditimabang setiap kapsul dan
dihitung rata-rata nya. Syarat uju variasi berat adalah persyaratan ji dipenuhi jika tidak
satu pun berat dari masing-masing kapsul yang kurang daro 90% atau lebih dari 110%
dari berat rata-rata. Uji keseragaman isi yang memiliki prinsip menimbang 30 kapsul
dan 10 diantaranya dipriksa secara khusus. Syarat uji keseragaman isi adalah
persyaratan dipnuhi jika 9 dari 10 kapsul mempunyai ksaran potensi spesifikdari 85-
115% dan kesepuluh diluar 75-125%. Uji disintegritasi untuk kapsul yang memiliki
prinsip satukapsul dimasukkan kedalam masing-masing tabung dan menambahkan disk
untuk setiaptabung dan ditambah 100ml air, dioperasikan dan dijaga pada suhu tertentu.
Syarat dari uji disintegritasi adalah wiremwsh pada titik tertinggi adalah minimal 25mm
dibawah permukaan air, dan titik rendah setidaknya 25mm a=diatas bagian bawah
gelas.

XIII. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwaPenggunaan bahan aktif paracetmot sebagai obat antipiretik dan analgesik dan
penggunaan bahan aktif gaba pentin sebagai obat antiepilepsi dan antikonvulsan.

XIV. DaftarPustaka
1. Anief, M.. Ilmu Farmasi. Jakarta; Ghalia Indonesia: 1986.
2. Syamsuni, H.A.. Ilmu Resep. Jakarta; EGC: 2006.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi IV.
Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia: 1995.
4. Anonim. Ilmu Resep Jilid I. Jakarta : Depkes. 2007.
5. Ansel, H.C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi keempat. Jakarta; UI Press:
2005.
6. Ambari Y. UJI STABILITAS FISIK FORMULASI ELIXIR PARACETAMOL
DENGANKOMBINASI CO-SOLVENT PROPILEN GLIKOL DAN ETANOL.
Journal of Pharmaceutical Care Anwar Media. 2018;1(1):1-6
7. Zhulhajsyriah, Wahyudin, Tammass. Efektifitas dan Efek Samping Penggunaan
Gabapentin Pada Pasien Neuropati Diabetik di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar. Majalah Farmasi dan Farmakologi. 2018; 22(2): 44-47
8. Pubchem.https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Gabapentin. (diakses pada
16 November 2019)
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia. Edisi V.
Jakarta; Departemen Kesehatan Republik Indonesia: 2005.
10. Noviza, et al. Solubilsasi Parasetamol dengan Ryoto Sugar Ester dan Propilen
glikol. Jurnal Sains Farmasi dan Klinis; Mei 2015. 1(2): 133
11. Zulfariansyah, el al. Perbandingan Gabapentin 600 mg dengan 1.200 mg per Oral
Preoperatif terhadap Nilai Visual Analogue Scale dan Pengurangan Kebutuhan
Petidin Pascaoperasi pada Modifikasi Mastektomi Radikal. Jurnal Anestesi
Perioperatif. Desmber 2013; 1(3): 174-182
12. Andriani, et al. PROFIL PERESEPAN SEDIAAN KAPSUL RACIKAN DI
APOTEK “X” DI SURABAYA. Jurnal Farmasi Komunitas. 2014; 1(2): 41-44

LAMPIRAN

Paracetamol digerus Paracetamol dan gabapentin Disiapkan cangkang kapsul


digerus dalam alat bukan mesin

Dimasukkan serbuk kapsul ke Cangkang ditutup hingga Sediaan dimasukkan ke


dalam cangkang rapat dalam plastik klip dan diberi
etiket berwarna putih

Anda mungkin juga menyukai