Kelompok B-1
SEDIAAN KAPSUL DARI BUAH CABE JAWA (Piperis Retrofracti Fructus)
122210101004
Amalia Fadila
122210101006
Zarin Ilafah
122210101008
122210101012
Aisma Mirdhia H.
122210101014
122210101018
Nur Mentarie D.
122210101020
Ninda Sukmaningrum
122210101026
Muhammad Hafidi
122210101030
Tuhfatul Ulya
122210101038
122210101040
Khoirotun Nazilah
112210101052
Adquinta W. P.
122210101054
BAB I. PENDAHULUAN
Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl.) merupakan tanaman asli Indonesia yang banyak
terdapat di Jawa, Melayu, Bali, Madura dan Sumatera Selatan yang berpotensi sebagai bahan
baku obat.. Tanaman ini secara empiris telah digunakan sebagai obat tradisional dalam ramuanramuan jamu di Indonesia. Cabe Jawa dapat ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di
tempat-tempat yang tanahnya tidak lembab dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan
sampai ketinggian 600 meter dpl. Cabai Jawa juga merupakan tumbuhan menahun, batang
percabangan liar, tumbuh memanjat, melilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat
mencapai 10 meter. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu.
Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung
runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintikbintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3-13 cm, hijau. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam
bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina. Buah
majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil,
permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4- 8 mm, bertangkai
panjang, masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi
kuning gading dan akhirnya menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat
kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.
Cabe jawa ini di dalamnya terdapat bahan aktif minyak atsiri yang memiliki kandungan
utama terpenoid sebagai antioksidan. Terpenoid adalah suatu antioksidan yang berdasarkan
penelitian mampu menunda, memperlambat dan mencegah proses oksidasi lipid. Buah cabe jawa
mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmitic acids, tetrahydropiperic acids, 1undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, isobutyideka-trans-2-trans-4dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan
menekan
susunan
saraf
pusat.
Bagian
akar
mengandung
piperine,
piplartine,
dan
piperlonguniinine. Buah cabe jawa mengandung asam amno bebas, piperin (sekitar 4-6%),
piperatin, b-sitosterol, minyak atsiri, piperidina, asam palmitat, asam tetrahidropiperat,
undecylenyl 3-4 methylenedioxy, sesamin, turunan steroid, saponin, alkaloid, tannin, flavonoid,
triterpenoid, glikosida, piperlonguminine, sylvatine, tiltiline, sitosterol, sitral, dan linalool.
Buah cabe jawa digunakan untuk penyembuh kejang perut, masuk angin, demam, obat
sakit kuning, rematik (obat luar) dan sesudah melahirkan (obat luar). Cabe jawa sebagai obat
yang dapat menurunkan demam mengandung senyawa kimia piperin yang mempunyai daya
antipiretik dan analgetik. Efek tersebut disebabkan karena daya hambat piperin terhadap
prostaglandin. Sedangkan rasa nyeri ditimbulkan karena sensitisasi reseptor nyeri terhadap
stimulasi mekanik dan kimiawi yang disebabkan oleh prostaglandin. Peningkatan suhu badan
(demam) disebabkan karena pelepasan zat pirogen endogen atau sitokin seperti interleukin-1 (IL
-1) yang memacu pelepasan prostaglandin yang berlebihan di daerah preoptik hipotalamus.
Minyak atsiri cabe jawa diduga dapat menurunkan kolesterol dengan memberikan umpan balik
negative yang juga dapat menghambat kerja enzim HMG-KoA reduktase. Efek stimulant
terhadap sel saraf sehingga mampu meningkatkan stamina tubuh. Khasiat sebagai afrodisiaka
karena memiliki efek androgenic (senyawa kimia yang berperan sebagai afrodisiaka adalah
turunan steroid, saponin, alkaloid, tannin dan senyawa lain yang dapat melancarkan peredaran
darah). Selain itu, cabe jawa juga memiliki efek anabolic dan antivirus.
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan kapsul terstandar dengan
menggunakan buah cabe jawa (Piperis Retrofractum Fructus). Buah cabe jawa dibuat kapsul
karena untuk menutupi rasa dari cabe jawa yang pedas dan mempunyai bau yang tajam aromatis.
Bentuk sediaan kapsul mudah ditelan dibanding tablet, serta bentuk tablet cukup stabil dalam
penyimpanan dan transportasi.
Gelatin, gula dan air dan merupakan cangkang kapsul yang bening tak berwarna dan tak berasa.
Ukuran kapsul keras menurut besarnya dapat diberi nomor urut dari besar ke kecil sebagai
berikut : no. 000; 00; 0; 1; 2; 3. Kapsul harus disimpan pada tempat yang tidak lembab dan
sebaiknya disimpan di wadah yang diberi zat pengering. Kapsul dapat diberi warna macammacam agar menarik dan dapat dibedakan dengan kapsul yang mengandung obat lain. Kapsul
keras sering digunakan di apotik dalam pelayanan campuran obat yang ditulis dokter (Anief,
2007).
2
dilakukan dengan alat khusus. Cangkang kapsul lunak dibuat dari Gelatin ditambah Gliserin atau
alkohol polihidris seperti Sorbitol untuk melunakan gelatinnya. Kapsul ini biasanya mengandung
air 6 13%, diisi dengan bahan cairan bukan air seperti polietilglikol (PEG) berbobot molekul
rendah, atau juga dapat diisi dengan bahan padat , serbuk atau zat padat kering. Kapsul cangkang
lunak memiliki bermacam-macam bentuk dan biasanya dapat dipakai untuk rute oral, vaginal,
rektal atau topikal. Kapsul lunak dapat pula diberi warna macam-macam (Anief, 2007).
Kapsul harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1
Keseragaman bobot
a
Waktu hancur
Ditentukan dengan satu alat yang disebut desintegrator tester. Cara pengujian waktu
hancur :
a
Kapsul dinyatakan hancur jika sudah tidak ada lagi bagian kapsul yang tertinggal di
atas kasa
Waktu yang terlama hancur diantara 5 kapsul itu yang dinyatakan sebagai waktu
hancur kapsul yang bersangkutan
Keseragaman sediaan
Terdiri atas keeragaman bobot untuk kapsul keras dan keseragaman kandungan
untuk kapsul lunak
Uji Disolusi
Dilakukan untuk kapsul gelatin keras.
2 Cangkang kapsul tidak berasa sehingga dapat menutupi obat yang memiliki rasa dan bau
tidak enak.
3 Mudah ditelan dan cepat hancur/larut dalam perut sehingga obat cepat diabsorpsi
4 Dokter dapat mengkombinasikan beberapa macam obat dan dosis yang berbeda beda sesuai
kebutuhan pasien.
5 Kapsul dapat diisi dengan capat karena tidak memerlukan bahan tambahan atau pembantu
seperti pada pembuatan pil dan tablet.(Syamsuni, 2006).
Kerugian pemberian bentuk sediaan kapsul, antara lain:
1
Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguapa karena pori-pori kapsul tidak
dapat menahan penguapan.
Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Magnoliidae
Ordo: Piperales
Famili: Piperaceae (suku sirih-sirihan)
Genus: Piper
Spesies: Piper retrofractum Vahl.
Kerabat Dekat
Kiseureuh, Sirih, Sirih Hutan, Kemekes, Kemukus, Mrico Lolot, Lada, Cabean, Daun
Wati, Sirih Merah
Cabe Jawa merupakan tumbuhan memanjat, menjalar atau melilit, panjang bisa mencapai 10
m. Akar melekat pada pohon lain. Daun tunggal, bentuk elip, ujung runcing, tepi rata,
permukaan atas mengkilat. Bunga berkelamin tunggal, bentuk bulir memanjang, bulir jantan
lebih pendek dari yang betina. Buah majemuk, berupa bulir, bulat memanjang 2 - 7 cm,
memengecil di bagian atas, ketika muda berwarna hiaju kemudian menjadi merah.
Perbanyaan dengan biji atau stek batang. Cabe jawa mempunyai efek herbal yaitu sebagai
androgenik, stimulan, analgesik, dan karminatif.
Cabe jawa tanaman asli Indonesia dan banyak ditanam di Jawa dan Sumatera. Herbalis
memakainya sebagai antipiretik, disentri, diare, lemah syahwat, tekanan darah rendah,
influenza, batuk, migren, sakit kuning, demam. Pemakaian luar untuk encok dan param
sesudah melahirkan.
Buahnya juga dimanfaatkan sebagai obat rematik, pegal linu, dan peluruh keringat. Akar
cabe jawauntuk obat sakit gigi dan membersihkan darah dalam rahim setelah melahirkan.
Penyakit lain yang bisa ditanggulangi: radang mulut, stroke, pencernaan terganggu, dan nyeri
pinggang. Perempuan hamil dilarang mengkonsumsi ramuan dengan komposisi cabe jawa di
dalamnya. Dalam farmakologi China disebut tumbuhan ini memiliki rasa pahit, pedas dan
hangat.
Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, resin (kavisin), asam palmitik, 1undecylenyl-3,4-methylenedioxy benzene, piperidin, rninyak asiri, dan sesamin. Senyawa lain
piperidina, asam palmitat, asam tetrahidropiperat, N-isobutyl decatrans-2 trans-4 dienamida,
eikosadienamida, eikopsatrienamida, guinensina, oktadekadienamida, protein, karbohidrat,
gliserida, tannin, dan kariofelina.
Pembuatan Ekstrak
1. Ekstraksi dengan cara maserasi 1 bagian simplisia dengan bagian pelarut (etanol 96%)
serbuk simplisia dimasukkan ke dalam maserator
dibasahi dengan pelarut ad terbasahi semua
sisa pelarut dituangkan dan maserator ditutup rapat
Direndam selama 6 jam pertama sambil diaduk
sesekali, kemudian didiamkan selama 18 jam
Maserat disaring menggunakan corong buchner,
kemudian filtrat yang diperoleh dipekatkan
menggunakan rotavapor ad didapatkan ekstrak kental
rendemen yang diperoleh dihitung
2. Pengeringan Ekstrak
ekstrak kental dikeringkan dengan penambahan
pengering (sorban) Aerosi sebanyak 1-2% dari bobot
ekstrak kental
sebelum dikerinkan, ekstrak kental diaduk rata
menggunakan batang pengaduk selama 3-5 menit
ekstrak kental ditimbang (kurang lebih 75% dari
rendemen)
sorban ditambahkan sedikit-sedikit sambil digerus di
dalam mortir ad rata dan kering
Fase gerak
Fase diam
Deteksi
Warna noda
Perhitungan
replikasi
4. Formulasi kapsul
dibuat kapsul dengan kadar piperin 2 mg kapsul
ditentukan bobot teoritis setiap kapsul dan nomor cangkang kapsul yang
digunakan
digunakan Avicel sebagai bahan pelincir dan pati beras atau singkong
sebagai pengisi
dicampur rata ekstrak kering dengan pelincir dan pengisi untuk membentuk
campuran ekstrak kering
5. Uji sifat alir ekstrak kering
Campuran ekstrak kering diuji sifat alirnya menggunakan alat corong sebagai berikut:
Alat uji dirangkai (corong, alas, dan statif), jarak dasar corong
dengan alas diatur 10 cm
dasar corong ditutup dan campuran ekstrak kering diletakkan pada corong
pencatat waktu dihentikan pada saat semua campuran ekstrak kering telah
melewati corong
tinggi kerucut diukur (h), jari-jari (r) campuran ekstrak kering yang berada
dibawah corong
sudut dian ditentukan dari tabel standar tangen seperti dalam tabel di modul
praktikum halaman 5
6. Pengisian kapsul
Campuran ekstrak kering diisikan ke dalam kapsul secara manualmenggunakan alat
pengisi kapsul sebagai berikut :
< 120 mg
Kurang lebih 10 %
Kurang lebih 20 %
>120 mg
Kurang lebih 15 %
NB : perbedaan dalam persen bobot isi tiap kapsul terhadap bobot rata-rata tiap isi kapsul
tidak boleh lebih dari yang ditetapkan kolom A dan untuk setiap 2 kapsul tidak lebih dari
yang ditetapkan kolom B
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku
Jakarta.
Kedokteran.