0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
68 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian aerosol secara umum dan khusus menurut FI III dan FI IV. Juga dibahas jenis sistem aerosol yaitu sistem 2 fase dan 3 fase, serta cara kerja dan contoh sediaan aerosol.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian aerosol secara umum dan khusus menurut FI III dan FI IV. Juga dibahas jenis sistem aerosol yaitu sistem 2 fase dan 3 fase, serta cara kerja dan contoh sediaan aerosol.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian aerosol secara umum dan khusus menurut FI III dan FI IV. Juga dibahas jenis sistem aerosol yaitu sistem 2 fase dan 3 fase, serta cara kerja dan contoh sediaan aerosol.
KELOMPOK 7 TEORI 3 Anggota : 1. Nendika Tyas Wandani (21154566A) 2. Sekar Arum Rahmawati (21154549A) 3. Desi Erna Wati (21154573A) 4. Septian Abi Winanto (21154548A)
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2017 PENGERTIAN AEROSOL
I. Pengertian secara umum
Aerosol merupakan istilah yang digunakan untuk sediaan semprotan kabut tipis dari sistem bertekanan tinggi. Sering disalah artikan pada semua jenis sediaan bertekanan, sebagian diantaranya melepaskan busa atau cairan setengah padat. II. Menurut FI III Aerosol adalah sediaan yang mengandung satu atau lebih zat berkhasiat dalam wadah yang diberi tekanan, berisi propelan atau campuran propelan yang cukup untuk memancarkan isinya hingga habis, dapat digunakan untuk obat luar atau obat dalam dengan menggunakan propelan yang cukup. III. Menurut FI IV Aerosol farmasetik adalah sediaan yang dikemas dibawah tekanan, mengandung zat aktif terapeutik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan. Sediaan ini digunakan untuk pemakaiaan topical pada kulit dan juga pemakaiaan local pada hidung ( aerosol nasal ), mulut ( aerosol lingual ) atau paru-paru ( aerosol inhalasi ) ukuran partikel untuk aerosol inhalasi harus lebih kecil dari 10 mm, sering disebut juga “ inhaler dosis turukur “. Aerosol Busa adalah emulsi yang mengandung satu atau lebih zat aktif, surfaktan, cairan mengandung air atau tidak, dan propelan. Dalam literatur lain, aerosol adalah suatu sistem koloid lipofob (hidrofil), dimana fase eksternalnya berupa gas atau campuran gas dan fase internalnya berupa partikel zat cair yang terbagi sangat halus atau partikel-partikelnya tidak padat, ukuran partikel tersebut lebih kecil dari 50 mm. jika partikel internal terdiri dari partikel zat cair, system koloid itu berupa awan atau embun. Jika partikel internal terdiri ndari partikel zat padat, system koloid itu berupa asap atau debu.
JENIS ATAU SYSTEM AEROSOL
1. System 2 fase (gas dan cair) Terdiri atas larutan zat aktif dalam propelan cair dan propelan bentuk uap , Sebagai Pelarut digunakan etanol, propilenglikol, PEG untuk menambah kelarutan zat aktif. Fase gas dan fase cair atau fase gas dan fase padat untuk aerosol yang berbentuk serbuk Fase cair dapat terdiri dari komponen zat aktif / campuran zat aktif dan propelan cair / komponen propelan yang dilarutkan di dalamnya. Yang termasuk system ini antara lain yaitu : a. aerosol ruang ( space sprays) : insektisida, deodorant b. aerosol pelapis permukaan ( surface coating sprays ) : cat, hair sprays Aerosol system dua fase ini beroperasi pada tekanan 30 – 40 p.s.i.g ( pounds per square in gauge ) pada suhu 21ºC. 2. System 3 fase (gas, cair, padat atau cair) Terdiri dari suspense atau emulsi zat aktif, propelan cair dan uap propelan. Suspense terdiri dari zat aktif yang dapat di dispersikan dalam system propelan dengan zat tambahan yang sesuai seperti zat pembasah atau bahan pembawa padat seperti talk dan silica koloida. Aerosol system 3 fase ini beroperasi pada tekanan 15 p.s.i.g ( pounds per square in gauge) pada suhu 21ºC.
CARA KERJA AEROSOL
Aerosol bekerja dengan dasar sebagai berikut : a. Jika suatu gas yang dicairkan berada daalam wadah yang tertutup, maka sebagai dari gas tersebut akan menjadi uap dan sebagian lagi tetap cair. Dalam keaadaan keseimbangan, fase uap naik, fase cair turun. b. Komponen zat aktif dari obat dilarutkan / di dispersikan dalam fase cair dri gas tersebut. c. Fase uap gas memberi tekanan pada dinding dan pernukaan fase cair. d. Jika pada fase cair dimasukan tabung yang pangkalnya melekap pada katup dan hanya ujungnya yang masuk ke fase cair, maka karena tekanan uap tersebut, fase cair akan naik melalui tabung ke lubang katup. e. Jika tombol pembuka ( actuator ) ditekan, katup terbuka, fase cair didorong keluar selama actuator ditekan. f. Fase gas yang berkurang akan terisi kembali oleh fase cair yang menguap. g. Fase cair yang keluar bersama zat aktif, karena titik didihnya terlampaui, akan menguap di udara menyebabkan terjadinya bentuk semprotan atau spray.