Anda di halaman 1dari 6

e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

Jurnal Ilmiah Kefarmasian


Journal homepage :

FORMULASI EMULSI MINYAK IKAN GURAMI (Osphronemus gourami L.)


SEBAGAI SUPLEMEN MAKANAN
FORMULATION OF EMULSION GOURAMI FISH OIL (Osphronemus gourami L.)
AS A FOOD SUPPLEMENT

1
Yulianto AN, Nugroho IDW , 2Swandari MTK
1, 2
Program Studi D3 Farmasi, STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap
email : nurrahmanaep@yahoo.co.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK / ABSTRACT


Kata kunci : Minyak ikan merupakan asupan minyak esensial yang mengandung banyak nutrisi
Emulsi, Minyak ikan penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Ikan gurami mengandung protein dan
gurami, Stabilitas lemak yang cukup tinggi yang sangat diperlukan oleh tubuh. Minyak ikan gurami
mempunyai karakteristik yang sangat khas terutama bau dan rasa yang tidak
fisik.
menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu sediaan emulsi minyak
ikan gurami yang enak dan disukai oleh orang serta mengetahui stabilitasnya. Penelitian
ini membuat 3 buah formula emulsi, yang tiap formulanya dibedakan dari jumlah
emulgator (tween 80 dan span 80) yang digunakan, yaitu 3,6 dan 0,4 mg, 8,9 dan 1,1
mg, serta 12,5 dan 1,5 mg. Hasil pengujian menunjukan bahwa seluruh formula memiliki
sifat organoleptis yang sama yaitu warna orange yang homogen dan masih memiliki bau
khas dari minyak ikan gurami, pH 5,0, serta termasuk tipe emulsi minyak dalam air.
Viskositas dari masing-masing formula yaitu formula 1 sebesar 1.554 cps, formula 2
sebesar 3.192 cps, dan formula 3 sebesar 2.190 cps. Stabilitas emulsi yang paling baik
adalah pada formula 1 dimana tidak terpisahnya fasa air dan fasa minyak setelah
pengocokan.

Keyword : Fish oil is an intake of essential oils that contain many important nutrients needed by the
Emulsions, Gouramy human body. Gouramy is high in protein and fat which is very necessary for the body.
oil, Physical Gouramy oil has very distinctive characteristics, especially unpleasant odors and flavors.
This study aims to make a gouramy oil emulsion that is delicious and liked by people and
stability.
to know its stability. This study made 3 emulsion formulas, each of which was
distinguished from the number of emulsifiers (tween 80 and span 80) used, namely 3.6
and 0.4 mg, 8.9 and 1.1 mg, and 12.5 and 1 , 5 mg. The test results show that all
formulas have the same organoleptic properties, namely a homogeneous orange color
and still have a distinctive odor from gouramy oil, pH 5.0, as well as including the type of
oil emulsion in water. The viscosity of each formula is formula 1 for 1,554 cps, formula 2
is 3,192 cps, and formula 3 is 2,190 cps. The best emulsion stability is in formula 1 where
the water and oil phase are not separated after shaking.

1 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah


e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

A. PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu dari sekian
tidak menyenangkan, maka dipilihlah
banyak bahan makanan yang dibutuhkan
sediaan emulsi yang bertujuan agar bau
manusia. Ikan sangat bermanfaat bagi
dan rasa dapat tertutupi dengan
manusia sebab di dalamnya terdapat
menambahkan pewangi dan perasa.
bermacam zat-zat yang dibutuhkan oleh
Pemanfaatan minyak ikan gurami
tubuh manusia seperti protein, vitamin A,
masih sangat terbatas, karena kualitas
vitamin B1 dan vitamin B2. Ikan gurami
minyak ikan yang ada belum dimanfaatkan
(Osphronemus gourami L.) merupakan ikan air
secara maksimal khususnya untuk bidang
tawar yang memiliki gizi tinggi dan nilai
kesehatan. Oleh karena itu, minyak ikan
ekonomis penting serta banyak digemari oleh
gurami akan diformulasikan dalam bentuk
masyarakat Indonesia.
sediaan emulsi sebagai suplemen makanan
Menurut Sari (2015), Ikan gurami
sehingga pemanfaatan ikan gurami
mengandung protein dan lemak yang cukup
(Osphronemus gourami L.) lebih beragam.
tinggi yang sangat diperlukan oleh tubuh.
Penggunaan emulsi tipe M/A merupakan
Kandungan protein daging ikan gurami adalah
suatu cara pemberian sediaan oral yang
19% dan 2,2 % kandungan lemak (Khomsan,
mudah diterima untuk zat dalam bentuk
2004). Disamping itu nilai biologisnya
cairan-cairan yang tidak larut dalam air,
mencapai 90% dengan sedikit jaringan
seperti minyak ikan gurami (Suryani dkk.,
pengikat sehingga mudah dicerna (Adwyah,
2002).
2008).
Minyak ikan merupakan asupan minyak
esensial yang mengandung banyak nutrisi B. METODE
penting yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Minyak ikan adalah salah satu zat yang Alat : Seperangkat alat gelas, alat ekstraksi
mengandung asam lemak kaya manfaat rendering basah, Kromatografi Gas,
karena mengandung sekitar 25% asam lemak sentrifugator, dan spektrofotometer AAS.
jenuh dan 75% asam lemak tak jenuh. Asam
lemak tak jenuh atau polyunsaturated fatty Bahan : Bahan yang digunakan meliputi
acid yang disingkat PUFA, diantaranya DHA ikan gurami (seluruh bagian ikan) yang
dan EPA dapat membantu proses tumbuh- diperoleh dari peternak cilacap, omega-3
kembangnya otak (kecerdasan), standar, omega-6 standar, NaOH 0,8 N,
perkembangan indra penglihatan, dan sistim arang aktif, KOH 0,1 N, etanol 95%, HCL 0,5
kekebalan tubuh balita (Ackman, 1982). N, indikator PP, asam asetat, kloroform,
Dalam pengambilan ekstrak dari minyak iodium.
ikan terdapat beberapa metode yang
digunakan, salah satunya yaitu metode Prosedur kerja :
rendering. Rendering merupakan teknik 1. Ekstraksi minyak ikan gurami
pengambilan minyak ikan dengan cara menggunakan metode rendering
pemanasan. Lemak akan mengapung di basah
permukaan sehingga dapat dipisahkan. Ekstraksi dilakukan dengan metode
Pemanasan yang dilakukan terdapat dua rendering basah. Rendering merupakan
metode yaitu rendering basah (direbus) dan suatu cara pengolahan ikan untuk
rendering kering (oven). Pada penelitian ini
mengambil minyak atau lemak dari bahan
akan dilakukan dengan menggunakan metode
yang diduga mengandung minyak atau
rendering basah, karena metode ini cukup
lemak dengan pemanasan yang tinggi yaitu
efektif terhadap ikan berlemak tinggi dan
dalam jumlah besar. pada suhu 105℃ selama 30 menit. Minyak
Minyak ikan gurami (Osphronemus dari hasil ekstraksi kemudian dilakukan
gourami L.) dapat dibuat dalam bentuk proses sentrifugasi dengan kecepatan
sediaan kapsul dan emulsi. Sediaan minyak putaran 7000 rpm selama 20 menit.
ikan gurami dalam bentuk kapsul kurang
efisien, karena bau dan rasa dari minyak ikan 2. Formulasi emulsi minyak ikan
tersebut masih kurang menyenangkan. gurami
Minyak ikan gurami mempunyai karakteristik Tween 80 dilarutkan menggunakan
yang sangat khas terutama bau dan rasa yang aquades panas 75℃ dengan

2 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah


e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

menggunakan Magnetic heater stirrer


dimasukkan kedalam fase air sedikit
kecepatan 100 rpm (larutan 1). Aspartam,
demi sedikit dengan bantuan Magnetic
perasa jeruk, dan pewarna orange
heater stirrer sampai terbentuk emulsi
dilarutkan menggunakan aquades (larutan
minyak ikan gurami.
2). Xanthan gum dikembangkan dengan
Formulasi yang digunakan mengacu
aquades panas (larutan 3). Campurkan
pada hasil penelitian yang dikemukakan
larutan 1, larutan 2, dan larutan 3 sampai
oleh Kurniawan (2013), sebagai berikut:
homogeny (fase air).
menit dengan menggunakan kecepatan
3. Evaluasi sediaan 7000 rpm.
Evaluasi sediaan emulsi yang dilakukan Dari hasil proses rendering basah ini,
meliputi uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, didapat rendemen minyak sebesar 1,064%
uji tipe emulsi dan uji stabilitas dengan dari bobot total ikan gurami dengan bobot
minyak kasar yang didapat sebanyak
Tabel 1. Formulasi Emulsi Minyak Ikan Gurami
Formula I Formula II Formula III
Bahan
(%) (%) (%)
Minyak Ikan Gurami 5 5 5
Tween 80 3,6 8,9 12,5
Span 80 0,4 1,1 1,5
Aspartam 0,2 0,2 0,2
Perasa Jeruk 1 1 1
Pewarna Orange FDC 0,2 0,2 0,2
Xanthan Gum 2,5 2,5 2,5
Aquadest 70,9 70,9 70,9
metode pengocokan. 212,72 g dan bobot total ikan seberat 20
kg.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Formulasi emulsi minyak ikan
1. Ekstraksi minyak ikan gurami gurami
menggunakan metode rendering Pembuatan sediaan emulsi minyak
basah ikan gurami menggunakan 3 buah formula.
Proses ekstrasi daging ikan gurami Masing-masing formulasi dibedakan dari
menggunakan metode ekstraksi rendering jumlah tween 80 dan span 80 yang
basah. Dalam penelitian ini menggunakan digunakan. Tujuan memvariasikan
rendering basah dalam proses ekstraksinya konsentrasi tween 80 dengan span 80 yaitu
karena metode ini menghasilkan rendemen untuk memperoleh formula dan stabilitas
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil fisik yang memenuhi persyaratan sebagai
ekstraksi minyak ikan dengan metode sediaan emulsi setelah berada dalam
rendering kering. sediaan.
Sebanyak 20 kg ikan gurami dibersihkan Hasil formulasi sediaan emulsi ketiga
dari darah dan kotoran yang menempel lalu formula yang dibuat, dapat dilihat pada
dipotong menjadi 4 bagian. Rendering basah gambar dibawah ini.
menggunakan suhu panas sebagai media
ekstraksinya. Ketika diberi suhu yang panas,
minyak akan keluar dari badan ikan. Minyak
yang dihasilkan kemudian dilakukan
sentrifugasi selama 20
Span 80 dan minyak ikan gurami
dipanaskan pada suhu 75℃.
Dihomogenkan dengan Magnetic heater
stirrer (fase minyak). Fase minyak

3 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah


e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

c. Uji Viskositas

Tabel 3. Hasil Uji Viskositas Emulsi


Viskositas
Formula
Hari Ke-2 Hari Ke-7
I 1,554 1,632
II 3,192 3,240
III 2,190 2,264

Viskositas merupakan nilai yang


Gambar 1. Emulsi Minyak ikan Gurami menunjukkan satuan kekentalan medium
(Formula 1, Formula 2, dan pendispersi dari suatu sistem emulsi (Intan,
Formula 3) K, et al., 2012). Pengukuran viskositas
ketiga formula pada spindel LV – 04 (64)
3. Evaluasi Sediaan dengan kecepatan 100 rpm menunjukkan
a. Uji Organoleptis bahwa formula 1, formula 2, dan formula 3
berturut-turut 1554 cps, 3192 cps, 2190
Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis Emulsi cps.
Sediaan Organoleptis
Formula 1 Warna Orange, sedikit d. Uji Tipe Emulsi Minya Ikan Gurami
berbau khas minyak ikan Pengujian tipe emulsi dengan metode
gurami, homogen warna menggunakan pewarna larut air
Formula 2 Warna Orange, sedikit (M/A) metylen blue. Pengujian tersebut
berbau khas minyak ikan didasarkan pada kenyataan bahwa fase luar
gurami, homogen emulsi minyak dalam air (M/A) dapat
diencerkan. Penambahan metylen blue
Formula 3 Warna Orange, sedikit
pada emulsi tipe M/A menyebabkan emulsi
berbau khas minyak ikan
tersebut berwarna biru secara merata.
gurami, homogen

b. Pengukuran pH
Hasil pengukuran pH pada sediaan emulsi
dilakukan dengan menggunakan pH meter
universal. Pengujian pH bertujuan untuk
mengetahui kesesuaian pH emulsi dengan pH
saluran cerna sehingga dapat di adsorbsi oleh
lambung. Berdasarkan rentang pH saluran
cerna yaitu antara 5-7.
Gambar 3. Hasil Pengujian Tipe Emulsi

Adanya variasi konsentrasi emulgator


tidak berpengaruh pada tipe emulsi minyak
ikan gurami. Hal ini ditujukan hasil uji tipe
emulsi semua sediaan mempunyai tipe
emulsi M/A karena bahan aktif bersifat non
polar maka afinitas bahan aktif dan basis
kecil sehingga pelepasan bahan aktif
semakin mudah.

e. Uji Stabilitas Emulsi


Gambar 2. Hasil Pengukuran pH Emulsi Uji sentrifugasi merupakan alat yang
sangat berguna untuk mengevaluasi dan
meramalkan shelf-life suatu emulsi dengan
Dari hasil pengujian pH, seluruh formula
mengamati pemisahan fase terdispersi
yang dibuat memiliki pH yang sama yaitu 5,0.
karena pembentukan krim atau

4 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah


e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

penggumpalan (Lachman, et al., 1994). Hasil


Evaluation of Long Chain Fatty Acid in
dari ketiga formula tersebut terjadi sedikit
Fish Oil.Barlow S.M. and Stasby
pemisahan fase setelah dilakukan uji
(Ed).AkademicPress Ltd. London.
sentrifugasi. Formula 1 memiliki kestabilan
Ali Khomsan. (2004). Pangan dan Gizi untuk
yang lebih baik dibanding formula 2 dan 3,
Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
dilihat dari pemisahan yang terjadi.
Persada.
Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat Teori dan
Praktik. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press
Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk
Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh
Ibrahim, F., Edisi IV, 605-619, Jakarta,
UI Press.
Kurniawan Pambudi. 2013. Formulasi dan
Uji Stabilitas Fisik Sediaan Emulsi
Gambar 4. Hasil Pengujian Stabilitas Emulsi
Minyak Biji Jinten Hitam (Nigella sativa
Linn.). Skripsi. Jakarta : Universitas
KESIMPULAN
Indonesia.
Rabiatul Adwyah. 2008. Pengolahan dan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Pengawetan Ikan. Jakarta : Bumi
disimpulkan bahwa :
Aksara.
1. Dari ketiga formulasi tersebut yang paling
Rizki Wulan Sari. 2015. Perbandingan
cocok untuk dibuat emulsi adalah
Komposisi Asam Lemak Antara Minyak
formulasi yang ke-1 dengan konsentrasi
Ikan Gurami (Osphronemus goramy
tween 80 (3,6%) dan span 80 (0,4%).
lacépède) Dengan Minyak Ikan Nila
2. Seluruh formula memiliki sifat organoleptis
(Oreochromis niloticus linnaeus)
yang sama yaitu Warna Orange, sedikit
Menggunakan Kromatografi Gas
berbau khas minyak ikan gurami,
Spektroskopi Massa. Skripsi. Bandung :
homogen, memiliki pH 5,0.
UNISBA.
3. Viskositas dari ke-3 formula yang dibuat
Suryani, A. I. Sailah dan E. Hambali. 2002.
berturut-turut 1554 cps, 3192 cps, 2190
Pengantar Teknologi Emulsi.
cps.
Bogor:Departemen Teknologi Industri
4. Formula 1 memiliki stabilitas yang lebih
Pertanian, Fateta, IPB.
baik dibanding formula 2 dan formula 3.

SARAN

1. Sebaiknya dalam sediaan ditambahkan


antioksidan alami maupun buatan untuk
mencegah adanya autooksidasi senyawa
aktif.
2. Perlu dilakukan pengujian kadar logam
berat dan kadar omega-3 dan omega-6
dalam minyak ikan gurami.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis sampaikan kepada


Ristekdikti yang telah memberikan pendanaan
dalam penelitian ini dalam program hibah
Penelitian Dosen Pemula (PDP).
DAFTAR PUSTAKA

Ackman, R.G. 1982. Fatty acid


composition of fish oil.In Nutritional

5 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah


e-ISSN : 2685-8150 P-ISSN : 2579-4329

6 | Jurnal Pharmaqueous STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah

Anda mungkin juga menyukai