PENDAHULUAN
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan yang lain dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase
terdispersi dan larutan air fase pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam
air. Sebaliknya, jika air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan
seperti minyak merupakan fase pembantu emulsi ini disebut emulsi air dalam
minyak. Emulsi dapat distabilkan dengan penstabilan bahan pengemulsi yang
mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetes kecil yang menjadi tetesan besar dan
akhirnya menjadi satu fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan)
menstabilkan dengan cara menempati antar permukaan antara tetesan dan fase
eksternal dan membuat batas fisik di sekeliling partikel yang akan berkoalesensi.
Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan antara fase, sehingga
meningkatkan proses emulsifikasi sesama pencampuran (Farmakope Indonesia
Edisi V).
Emulsi adalah suatu sistem dispers dimana fase terdispersi terdiri dari
bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi keseluruh pembawa yang tidak
bercampur ( Ansel, H. 1989).
Untuk emulsi yang diberikan secara oral, tipe emulsi minyak dalam air
memungkinkan pemberian obat yang harus dimakan tersebut mempunyai rasa
yang lebih enak walaupun yang diberikan sebenarnya minyak yang tidak enak
rasanya dengan menambahkan pemanis dan pemberi rasa pada pembawa airnya,
sehingga mudah dimakan dan ditelan sampai ke lambung ( Ansel, H. 1989)
Minyak ikan adalah minyak lemak hasil destearisasi sebagian dari minyak
lemak segar Gadus morrhua Linne, dan spesies lain dari familia Gadidae.
Mengandung tidak kurang dari 225 µg (850 unit FI) Vitamin A dan tidak kurang
dari 2,125 µg (85 unit FI) Vitamin D per gram minyak ikan. Minyak ikan dapat di
tambah penyedap tunggal atau campuran penyedap yang sesuai tidak lebih dari
1% (Farmakope Indonesia Edisi V).
Kurkumin atau seringkali juga disebut sebagai kurkuminoid adalah suatu
campuran yang kompleks berwarna kuning oranye yang diisolasi dari tanaman
dan memiliki efek terapeutik.Kurkumin sebenarnya terdiri dari tiga macam
kurkumin, yaitu kurkumin I (deferuloyl methane), kurkumin II desmethoxy-
kurkumin (feruloyl-p-hydroxy-cinnamoylethane) dan kurkumin III (bis-
desmethoxy-kurkumin (bis-(p-hydroxycinnamoyl)-methane) (Wardini dan
Prakoso, 1999).Kurkumin merupakan zat yang memiliki aktivitas biologi (zat
berkhasiat), yang terdapat pada berbagai jenis Curcuma sp. (Chen dan Fang,
1997). Menurut Krishnamurthy et al. (1976 ) kunyit mengandung 2,5 – 6 %
kurkumin, sementara dalam temulawak berkisar antara 1 – 2 %. Temulawak dan
kunyit telah dikenal di kalangan industri jamu/obat tradisional dan banyak
digunakan sebagai bahan baku dalam ramuan jamu.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, dapat dipaparkan
tujuan
penulisan laporan praktikum sebagai berikut :
1. Untuk mengkaji pra formulasi dari bahan aktif Minyak ikan (Oleum
Iecoris aselli) dan kurkumin yang terkandung di dalam Curcuma
xanthorrhiza
2. Untuk mengetahui formulasi yang baik untuk pembuatan emulsi dan
proses pembuatan sediaan emulsi minyak ikan dan kurkumin berdasarkan
studi praformulasi.
3. Untuk mengetahui hasil evaluasi skala besar dari sediaan emulsi yang
telah dibuat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskopis
Bentuk fragmen : fragmen pengenal adalah fragmen berkas
pengangkut; parenkim korteks; serabut sklerenkim;
butir amilum dan jaringan gabus.
Kandungan kimia
Protein, pati, zat warna kuning kurkuminoid dan minyak atsiri. Kandungan
minyak atsirinya antara lain feladron, kamfer, turmerol dan
olilmetilkarbinol.