Minyak ikan adalah minyak lemak hasil destearisasi sebagian dari minyak lemak segar
Gadus morrhua Linne, dan spesies lain dari familia Gadidae. Mengandung tidak kurang dari 225
µg (850 unit FI) Vitamin A dan tidak kurang dari 2,125 µg (85 unit FI) Vitamin D per gram minyak
ikan. Minyak ikan dapat di tambah penyedap tunggal atau campuran penyedap yang sesuai tidak
lebih dari 1% (Farmakope Indonesia Edisi V).
Nama bahan obat : Minyak ikan (Cod Liver Oil) (FI V hal.867)
Struktur kimia :
Bobot molekul : 0,9179-0,9249
Bobot Jenis : antara 0,918 dan 0,92
Pemerian : cairan minyak, encer, berbau khas, tidak tengik, rasa dan bau
seperti ikan.
Khasiat : sumber vitamin A dan D
Organoleptis
Warna : Putih
Rasa : Pahit
Kelarutan : sukar larut dalam etanol; mudah larut dalam eter, dalam kloroform,
dalam karbon disulfida dan dalam etil asetat.
Warna : jika diamati dalam bobot spesime dari kaca tidak berwarna,
berbentuk silindris panjang dengan kapasitas lebih kurang 120 ml; warna tidak lebih
intensif dari campuran II ml Kobalt LK, 76 ml besi (III) klorida LK dan 33 ml air;
menggunakan botol sejenis dengan diameter yang sama.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, dapat digunakan botol atau wadah lain
yang telah dikeluarkan udaranya dengan cara hampa udara atau dialiri gas inert.
Warna : Kuning
Bau : Khas
Rasa : Khas
Mikroskopis
Bentuk fragmen : fragmen pengenal adalah fragmen berkas pengangkut; parenkim
korteks; serabut sklerenkim; butir amilum dan jaringan gabus.
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorriza Roxb
Kandungan kimia
Protein, pati, zat warna kuning kurkuminoid dan minyak atsiri. Kandungan minyak
atsirinya antara lain feladron, kamfer, turmerol dan olilmetilkarbinol.
1.4 Farmakologi
1.4.1 Minyak Ikan
Oleum Iecoris Aselli (minyak ikan, levertraan) diperoleh dari hati segar Gadus Morrhua
(Cod, Kabel Jaw). Kandungan kadar vitamin A dan D agak tinggi, masing-masing mineral 600
dan 85 µg begitu pula mengndung sejumlah poli-unsaturated fatty acid (PUFA), termasuk KI 18%
asam lemak omega-3 (EPA, DHA) yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol. Dulu senyawa
ini banyak digunakan bagi anak-anak sebaagai obat pencegah rachitis dan sebagai obat penguat
pada keadaan lemah sesudah mengalami infeksi (15-30 ml sehari). Berhubungan dengan baunya
yang tidak enak dan kandungan zat-zat toksik (insektrsid). Sekarang sudah terdesak oleh sediaan
vitamin murni secara topikal masih digunakan dalam salep (10%) untuk membantu penyembuhan
luka bakar, tetapi jangan di gunakan bila luka sudah terinfeksi sediaan kombinasi vitamun A dan
D sintesis mengandung campuran dari kedua vitamin terlarut dalam minyak atau tersolubilisasi
dalam air dengan bantuan suatu detergens (Tween) (Tjay, 2015)
Rimpang ini sangat terkenal sebagai obat tradisonal untuk gangguan pencernaan yang
berkaitan dengan kekurangan empedu. Merupakan contoh khas dari teori signature kuno mengenai
bentuk dan warnanya obat tanaman. Bentuk rimpangnya menyerupai kandung empedu dan di
tambah warna kuningnya, maka di gunakan pada penyakit kuning (hepatitis). Berkhasiat choleretis
dan cholehinetis, yakni menstimulir pembentukan dan sekresi empedu oleh hati ke duodenum
berdasarkan zat warn kuning curcumin dan minyak-minyak atsiri yang ternyata juga berdaya
bakteriostatis terhadap bakteri gram positif.
Kurkumin telah dibuktikan khasiat antioksidannya yang sangat kuat terhadap radikal-
hidroksil, superoksida dan proses-proses peroksidasi. Juga berkhasiat anti radang yang menyerupai
efek NSAID dan juga di perkirakan berfungsi menurunkan dengan kuat pembentuk plak di
pembuluh dan sel-sel otak. Selain itu curcumin menghambat penggumpalan pelat darah
(antiagregasi) dan menurunkan kolestrol plasma dengan menstimulasi pengubahannya menjadi
asam empedu di samping meningkatkan kelarutan empedu dan dengan demikian melawan
pembentukan batu empedu.
Berdasarkan efek antioksidannya curcumin dapat menghambat proliferasi sel-sel tumor dari
kanker usus besar. Di samping itu juga berdaya menginaktifkan radikal NO (nitrit oksida), yang
terdapat dalam kadar meningkatkan di neuron pasien Alzheimer. Ditambah dengan efek
antiradangnya yang juga bekerja protektif terhadap demensia, maka curcumin maka di gunakan
pada prevensi dan pengobatan alternatif penyakit ini. Berkat efek protektifnya terhadap hati,
curcumin juga di gunakan pada gangguan-gangguan hati dan empedu.
BAB II
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain
dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air fase
pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air. Sebaliknya, jika air yang merupakan fase
terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan fase pembantu emulsi ini disebut
emulsi air dalam minyak. Emulsi dapat distabilkan dengan penstabilan bahan pengemulsi yang
mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetes kecil yang menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi
satu fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara
menempati antar permukaan antara tetesan dan fase eksternal dan membuat batas fisik di sekeliling
partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan antara
fase, sehingga meningkatkan proses emulsifikasi sesama pencampuran (Farmakope Indonesia
Edisi V).
2.2 Syarat Sediaan Emulsi
- Bioavailabilitasnya besar
- Onset lebih cepat
- Penerimaan pasien mudah diberikan pada anak-anak
- Dapat mengontrol penampilan, viskositas dan derajat kekasaran dari emulsi
- Memudahkan penggunaannya bagi pasien yang sulit menelan
- Rasa obat pahit/ tidak enak bisa ditutupi oleh penambahan zat tambahan lain
- Mempertahankan stabilitas obat yang larut dalam minyak
- Suspensi merupakan sediaan yang aman, mudah di berikan untuk anak-anak, juga mudah
di atur penyesuaian dosisnya untuk anak-anak dan dapat menutupi rasa pahit.
Rancangan Dosis
3. Dosis Lazim
Ol. Iecoris Aselli
Dosis Dewasa : 5ml satu kali pakai (FI III hlm 979)
: 15-30 ml sehari (Obat-obat Penting )
Aturan penggunaan (ISO Vol 46)
Anak berusia 1 – 6 tahun : 1 kali sehari satu sendok makan
Anak berusia 7-12 tahun : 2 kali sehari satu sendok makan
BJ : 0,921 g/ml
Dosis Oleum lecoris
Dosis dewasa sehari = 15-30 ml ( 13,78 g – 27,56) (Obat-obat Penting )
Bila dibuat Dalam 15ml mengandung 1,5 Oleum Lecoris (1,38 g) 15 ml dan 10 mg dalam 15 ml
usia DM per hari Dosis lazim 1 kali Aturan pakai Keterangan
pakai
1 1/13 x 15-30 ml = 1/13 x 5 ml = 0,38 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
1,15 ml – 2,30 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
2 2/14 x 15-30 ml = 2/14 x 5 ml = 0,71 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
2,14 ml – 4,28 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
3 3/15 x 15-30 ml = 3 3/15 x 5 ml = 1 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
ml – 6 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
4 4/16 x 15-30 ml = 4/16 x 5 ml = 1,25 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
3,75 – 7,5 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
5 5/17 x 15-30 ml = 5/17 x 5ml = 1,5 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
4,41-8,2 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
6 6/18 x 15-30ml = 5 6/18 x 5 ml = 1,7 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
ml – 10 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
7 7/19 x (15-30 ml ) = 7/19 ml x 5 ml = 1,8 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
5,52 ml – 11,04 ml ml -> 3 ml oleum
iecoris
8 8/20 x (15-30 ml ) = 8/20 x 5ml = 2 ml 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
6 ml – 12 ml -> 3 ml oleum
iecoris
9 9/20 x (15-30 ml ) = 9/20 x 5 ml = 2,25 ml 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
6,75 – 13, 5ml -> 3 ml oleum
iecoris
10 10/20 x (15-30 ml ) = 10/20 x 5 ml = 2,5 ml 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
7,5 ml – 15 ml -> 3 ml oleum
iecoris
11 11/20 x (15-30 ml ) = 11/20 x 5 ml = 2,75 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
8,25 – 17 ml ml -> 3 ml oleum
iecoris
12 12/20 x (15-30 ml ) = 12/20 = 3 ml 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
9 – 18 ml -> 3 ml oleum
iecoris
Kurkumin
Dosis kurkumin pasaran = 10mg/15 ml
BAB III
Emulsi
Bentuk Sediaan
Oleum iecoris aselli : 1,38 g/15 ml
Ekstrak kurkumin : 4 mg/5 ml
Dosis
Oleum iecoris Aselli 10%
Kadar bahan aktif
6,0
pH
Cps
Viskositas
Kuning
Warna
Lemon
Bau
Manis
Rasa
60 ml
Wadahpenyimpanan
Alasan : - sediaan yang aman, mudah diberikan untuk bayi dan anak-anak
- untuk pasien yang sukar minum obat bentuk padat
- memberikan dosis yang relatif lebih besar
PETA KONSEP FORMULA SEDIAAN
Emulsi
(Oleum iecoris aselli, Curcuma xanthorriza)
Oleum Praktis tidak larut Sediaan emulsi dibuat Sediaan memiliki rasa Sediaan mengandung
air dan tidak larut alkohol, tipe o/w yang kurang akseptabel minyak yang mudah
dan bau tidak enak teroksidasi
Diperlukan bahan
Diinginkan sediaan Memerlukan pemanis dan
pembawa
perasa Memerlukan
yang stabil dalam
campuran air dan antioksidan
minyak Sirupus simplex,
Aquadest sorbitol, dan sakarin Na
BHT
Ditambahkan
emulsifying agent Air media pertumbuhan
bakteri
KARAKTERISTIK BAHAN
RM : C64H124O26
BM : 1310 HOPE 6th hal 549 –
553
Pemerian : polisorbat 80 memiliki
bau yang khas dan hangat. Agak
rasa pahiot,kental dan berwarna
kuning .
Kelarutan : larut dalam etanol dan
dalam air. Tidak larut dalam
minyak mineral dan minyak savur
Stabil : polisorbat stabil untuk
elektroli asam basa lemah
saponikasi berharap terjadi
dengan asam dan basa kuat
Inkompaktibilitas : perubahan
warna dan,atau curah hulan terjadi
dengan berbagai zat
Data fisik : tidak nyala 149◦c
HLB : 15
Vikositas : 425 mpas
Densitas : 1.01 g/cm3
viskositas pada 25◦C
970 – 1080 (mpas)
Rm : C24H44O6
Bm : 429 Hope 6th hal 675 – 678
Zat aktif : sarbitan manooleat
Pemerian : Cairan kental jernih
berwarna kuning,seperti minyak
bau khas lemah rasa pahit dan
hangat
Kelarutan : kelarutan ester
sarbitan umumnya larut atau
terdispersi dalam minyak.
Stabilitas : sorbit ester stabil
dalam lemah atau basa
Inkompatibilitas : Dapat terjadi
pembentukan sabun dengan asam
kuat
Data fisik : titik nyala > 149◦C
HLB : 4,3
Kadar penggunaan : Agent
pengemulsi digunakan sendiri
dalam emulsi W/O 1 -5%.
Digunakan dalam kombinasi
dengan pengemulsian hidrofilis
emulsi O/W = 1 -10%
Kegunaan : Zat pendispersi
emulsi agent surfaktan nonionil
pelarut wethning agent.
3.3 Formula Baku Pustaka
Glycerolum 10 g
Gummi Arabicum 30 g
Aquadest ad 215 g
FORMULASI SEDIAAN
Pemakaian sehari = 1 x 15 ml
Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml
Pemakaian sehari = 1 x 15 ml
Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml
1. Kalibrasi botol 60 ml
2. Timbang PGA masukkan ke dalam mortir
3. Ukur air sebanyak 1,5 kalinya lalu masukkan ke dalam mortir. Gerus bersama gm arab
hingga terbentuk mucilago
4. Timbang ol.iecoris dan kurkumin, masukkan ke dalam mortir sedikit demi sedikit. Gerus
ad terbentuk corpus emulsi (campuran 1)
5. Dimasukkan gliserin ke campuran sedikit demi sedikit dan gerus ad homogen
6. Ditimbang metil paraben , propil paraben dan BHT. Larutkan metil paraben dalam
propilen glikol, gerus ad homogen dan
7. Timbang sorbitol dan masukkan ke dalam mortir, dicampur ad homogeny lalu pindahkan
ke dalam beker gelas. Tambahkan air ad tanda
8. Tambahkan esens dan pewarna secukupnya lalu pindahkan ke dalam botol
9. Dilakukan evaluasi sediaan.
10. Beri sendok takar, kemasan dan brosur
Pemakaian sehari = 1 x 15 ml
Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml
Pemakaian sehari = 1 x 15 ml
Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml
>355,2 mg
>12 tahun >35,52 kg
BJ = 1,5 g/ml
Usia 1-6 tahun :
7. PGA
Pemakaian sehari pada usia 1-6 tahun = 10% x 15 ml x 1,42 g/ml = 2,13 g
a. Cara peracikan
1. Kalibrasi botol 60 ml
2. Timbang PGA, masukkan ke dalam mortir
3. Ukur air sebanyak 1,5 kalinya lalu masukkan ke dalam mortir. Gerus bersama gom arab
hingga terbentuk mucilago
4. Timbang ol.iecoris dan kurkumin, masukkan ke dalam mortir sedikit demi sedikit. Gerus
ad terbentuk corpus emulsi (campuran 1)
5. Dimasukkan gliserin ke dalam campuran 1
6. Dimasukkan gliserin ke campuran sedikit demi sedikit dan gerus ad homogen
7. Ditimbang metil paraben , propil paraben dan BHT. Larutkan metil paraben dalam
propilen glikol, gerus ad homogen
8. Dimasukkan larutan Xanthan gum ke dalam mortir
9. Timbang sorbitol dan masukkan ke dalam mortir, dicampur ad homogen lalu pindahkan ke
dalam beker gelas. Tambahkan air ad tanda
10. Tambahkan esens dan pewarna secukupnya lalu pindahkan ke dalam botol
11. Dilakukan evaluasi sediaan.
12. Beri sendok takar, kemasan dan brosur
Pemakaian sehari = 1 x 15 ml = 15 ml
Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml
2. Sorbitol
ADI : <20 g/hari
Umur 1-6 tahun
1x p = 1 sendok makan (15 ml)
= 25% x 15 ml x 1,49 g/ml = 5,59 g
1 x h = 5,59 g
2. Gliserin
Gliserin (ADI = 1,0 – 1,5 g/kgBB)
Umur BB (kg) ADI
Pemakaian sehari = 1 x 15 ml
Kesimpulan : Tidak melebihi ADI pada usia 6- 12 tahun, sehingga disimpulkan tidak melebihi
batas ADI pada usia 12 tahun ke atas dan dewasa
Usia 6-12 tahun =
Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml
Kesimpulan : Tidak melebihi ADI pada usia 6- 12 tahun, sehingga disimpulkan tidak melebihi
batas ADI pada usia 12 tahun ke atas dan dewasa
c.Cara peracikan
1. Disiapkan dan ditimbang semua bahan
2. Digerus CMC Na dan aquadest dan digerus hingga mengembang
3. Dimasukkan gliserin ke campuran 1
4. Dimasukkan Metil paraben dilarutkan dalam propilenglikol dan propil paraben ke
campuran 1
5. Ditambahkan oleum lecoris dan Tween 80 ke dalam campuran 1
6. Dimasukkan ke dalam beaker glass dan ditambahkan aquadest ad garis tanda kemudian
ditambahkan essence
7. Dimasukkan botol dan diberi etiket
Skema Pembuatan
Kalibrasi botol 60 ml
5.2 Penetapan pH
Alat : pH meter
Persyaratan : 5,0-7,0
Prosedur :
a. Ambil pH meter, buka penutup KCl jenuh
b. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
c. Kalibrasi pH meter dengan larutan pH standar
d. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
e. Tuang sediaan dalam gelas beker ± 50 ml
f. Celupkan elektrode kedalam sediaan ad terbenam
g. Tekan tombol pH pada alat pH meter
h. Baca pH yang tertera pada alat
5.4 Viskositas
Alat : Viskosimeter Brookfield
Persyaratan : 37-396 cps (SNI)
Cara kerja :
a. Bilas viskometer brookfield dengan menggunakan aquadest lalu dikeringkan dengan tisu
b. Tuang sediaan sebanyak 80 ml ke dalam beaker glass
c. Letakkan beker geas tepat dibawah pengaduk viskometer lalu turunkan pengaduk
tersebut ke dalam cairan yang terdapat dalam beker
d. Tekan tombol on dan pastikan jarum pembaca skala pada posisi nol.
e. Pehatikan jarum merah pada viskometer
f. Tunggu hingga perputaran stabil
g. Saat stabil, tekan secara bersamaan tombol on dan tombol belakang viskometer
h. Catat angka yang ditunjuk oleh jarum merah
i. Angka yang tertera dikalikan dengan faktor koreksi yang ada
j. Ulangi proses sebanyak 3x
b. Pengenceran
Alat : beker gelas, cawan, air dan paraffin liquid
Persyaratan :
- Jika dengan air dapat bercampur, maka emulsi tipe minyak dalam air
- Jika dengan paraffin dapat bercampur, maka emulsi tipe air dalam minyak
Prosedur :
a. Siapkan sekitar 5 ml emulsi, masukkan ke dalam beker.
b. Ukur air sebanyak 50 ml lalu masukkan ke dalam beker. Aduk.
c. Bila dapat bercampur homogen maka emulsi tipe minyak dalam air
d. Siapkan 5 ml emulsi, masukkan ke dalam cawan
e. Timbang paraffin sebanyak 50 g
f. Bila dapat bercampur homogen maka emulsi tipe air dalam minyak
Rancangan Etiket
1. Komposisi
Setiap 15ml mengandung oleum Iecoris Aselli 1,38 g dan Ekatrak Curcumin 4 mg.
2. Farmakologi
Curcuma plus merupakan suplemen makanan yang mengandung curcuma Xanthoriza atau
temulawak. Kandungan temulawak bertanggungjawab dalam efek peningkatan nafsu makan yaitu
minyak atsirinya. Efek peningkatan nafsu makan oleh minyak atsiri temulawak dimungkinkan
karena sifat koleretiknya yaitu mempercepat sekresi empedu sehingga mempercepat pengosongan
lambung serta pencernaan dan absorpsi lemak diusus yang kemudian akan mensekresi berbagai
hormon yang meregulasi peningkatan nafsu makan sehingga nafsu makan jadi nafsu makanpun
meningkat dan berat badanpun bertambah.
3. Indikasi
Membantu meningkatkan ketahanan tubuh, sebagai sumber Vitamin A dan Vitamin D serta
sebagai peningkat nafsu makan.
4. Kontraindikasi
Pada penderita hipertensi parah, dan penderita yang memiliki penyakit hati.
5. Efek Samping
Pada jumlah yang berlebih menyebabkan mual, diare, perut kembung.
6. Dosis
Anak-anak usia 1-6 tahun : 1 x 1 sendok makan (15 ml)
Anak-anak usia 7-12 tahun : 2 x 1 sendok makan (15 ml)
7. Petunjuk Pemakaian
Balikkan botol dan kocok hingga homogen sebelum diminum. Emulsi ini disimpan pada suhu
dibawah 30°C dan disimpan ditempat yang terlindung dari cahaya dan kering.
8. Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 30°C ditempat yang kering serta terlindung dari cahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. 2006. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Anonim. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Buhler, Volker. 1998. Generic Drug Formulations Two Edition. BASF : Fine Chemical
Informasi Spesialite Obat Indonesia, volume 49. 2014. Jakarta : PT.ISFI.
Niazi, K. Sarfaraz. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation Liquid
Products. Volume 3. London : CRC Press
Rowe et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London : Pharmaceutical
Press
Sweetman. 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-Six Edition. London :
Pharmaceutical Press
Tjay, Drs.Ton Hoan. 2015. Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.