Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIKUM

SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN DENGAN EKSTRAK TEMULAWAK


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Farmasetika Sediaan Likuida

Disusun Oleh Kelompok C2 :


Aulia Mahardika Bidari 201810410311104
Chairunissa Marselina Syafitri 201810410311105
Rizka Nuraplisa A.G 201810410311106
Sonia Putri Irawan 201810410311108
Sukma Diah Pitaloka 201810410311114
Defa Aqila 201810410311121
Dita Puspitasari 201810410311125
Nabila Faradila 201810410311130
Annisa Berliana Dewi 201810410311137
Nurkhovivah Irianthi 201810410311140
Arista Dhinda Rahmawati 201810410311146
Cindy Puspitasari 201810410311152
Maurista Adelia Fransiska 201810410311173

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
BAB I

TINJAUAN BAHAN AKTIF

1.1 Definisi Minyak Ikan

Minyak ikan adalah minyak lemak hasil destearisasi sebagian dari minyak lemak segar
Gadus morrhua Linne, dan spesies lain dari familia Gadidae. Mengandung tidak kurang dari 225
µg (850 unit FI) Vitamin A dan tidak kurang dari 2,125 µg (85 unit FI) Vitamin D per gram minyak
ikan. Minyak ikan dapat di tambah penyedap tunggal atau campuran penyedap yang sesuai tidak
lebih dari 1% (Farmakope Indonesia Edisi V).

1.2 Definisi Ekstrak Temulawak

Rimpang temulawak adalah rimpang tumbuhan Curcuma xanthorrhiza Roxb, suku


Zingiberaceae, mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 5,08% v/b dan kurkuminoid tidak
kurang dari 4,0% dihitung sebagai kurkumin (Farmakope Herbal).

1.3 Karakteristik Bahan Aktif


1.3.1 Minyak Ikan

 Nama bahan obat : Minyak ikan (Cod Liver Oil) (FI V hal.867)
 Struktur kimia :
 Bobot molekul : 0,9179-0,9249
 Bobot Jenis : antara 0,918 dan 0,92
 Pemerian : cairan minyak, encer, berbau khas, tidak tengik, rasa dan bau
seperti ikan.
 Khasiat : sumber vitamin A dan D
 Organoleptis

Warna : Putih

Bau : Bau khas

Rasa : Pahit

 Kelarutan : sukar larut dalam etanol; mudah larut dalam eter, dalam kloroform,
dalam karbon disulfida dan dalam etil asetat.
 Warna : jika diamati dalam bobot spesime dari kaca tidak berwarna,
berbentuk silindris panjang dengan kapasitas lebih kurang 120 ml; warna tidak lebih
intensif dari campuran II ml Kobalt LK, 76 ml besi (III) klorida LK dan 33 ml air;
menggunakan botol sejenis dengan diameter yang sama.
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, dapat digunakan botol atau wadah lain
yang telah dikeluarkan udaranya dengan cara hampa udara atau dialiri gas inert.

1.3.2 Curcumae Rhizoma


 Nama bahan obat : Curcumae Rhizoma (Temulawak)
 Struktur kimia :

 Kadar minyak atsiri : tidak kurang dari 5,80 % v/b


 Kadar kurkuminoid : tidak kurang dari 2,30 % dihitung sebagai kurkumin (Farmakope
Herbal Indonesia 2017)
 Pemerian : bentuk bundar atau jorong, warna kuning kecoklatan, bau
aromatik, rasa tajam dan agak pahit. Keping tipis, bentuk bundar atau jorong, ringan, keras,
rapuh, garis tengah hingga 6 cm, tebal 2-5 mm; permukaan luar berkerat, warna coklat
kuning hingga coklat; bidang irisan berwarna coklat kuning buram, melengkung tidak
beraturan, tidak rata, sering dengan tonjolan melingkar pada batas antara silinder pusat
dengan korteks sempit, tebal 3-4 mm. Bekas patahan berdebu, warna kuning jingga hingga
coklat jingga terang.
 Organoleptis

Warna : Kuning

Bau : Khas

Rasa : Khas

 Mikroskopis
Bentuk fragmen : fragmen pengenal adalah fragmen berkas pengangkut; parenkim
korteks; serabut sklerenkim; butir amilum dan jaringan gabus.
 Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorriza Roxb
 Kandungan kimia
Protein, pati, zat warna kuning kurkuminoid dan minyak atsiri. Kandungan minyak
atsirinya antara lain feladron, kamfer, turmerol dan olilmetilkarbinol.
1.4 Farmakologi
1.4.1 Minyak Ikan
Oleum Iecoris Aselli (minyak ikan, levertraan) diperoleh dari hati segar Gadus Morrhua
(Cod, Kabel Jaw). Kandungan kadar vitamin A dan D agak tinggi, masing-masing mineral 600
dan 85 µg begitu pula mengndung sejumlah poli-unsaturated fatty acid (PUFA), termasuk KI 18%
asam lemak omega-3 (EPA, DHA) yang berkhasiat menurunkan kadar kolesterol. Dulu senyawa
ini banyak digunakan bagi anak-anak sebaagai obat pencegah rachitis dan sebagai obat penguat
pada keadaan lemah sesudah mengalami infeksi (15-30 ml sehari). Berhubungan dengan baunya
yang tidak enak dan kandungan zat-zat toksik (insektrsid). Sekarang sudah terdesak oleh sediaan
vitamin murni secara topikal masih digunakan dalam salep (10%) untuk membantu penyembuhan
luka bakar, tetapi jangan di gunakan bila luka sudah terinfeksi sediaan kombinasi vitamun A dan
D sintesis mengandung campuran dari kedua vitamin terlarut dalam minyak atau tersolubilisasi
dalam air dengan bantuan suatu detergens (Tween) (Tjay, 2015)

1.4.2 Ekstrak Kurkumin

Rimpang ini sangat terkenal sebagai obat tradisonal untuk gangguan pencernaan yang
berkaitan dengan kekurangan empedu. Merupakan contoh khas dari teori signature kuno mengenai
bentuk dan warnanya obat tanaman. Bentuk rimpangnya menyerupai kandung empedu dan di
tambah warna kuningnya, maka di gunakan pada penyakit kuning (hepatitis). Berkhasiat choleretis
dan cholehinetis, yakni menstimulir pembentukan dan sekresi empedu oleh hati ke duodenum
berdasarkan zat warn kuning curcumin dan minyak-minyak atsiri yang ternyata juga berdaya
bakteriostatis terhadap bakteri gram positif.

Kurkumin telah dibuktikan khasiat antioksidannya yang sangat kuat terhadap radikal-
hidroksil, superoksida dan proses-proses peroksidasi. Juga berkhasiat anti radang yang menyerupai
efek NSAID dan juga di perkirakan berfungsi menurunkan dengan kuat pembentuk plak di
pembuluh dan sel-sel otak. Selain itu curcumin menghambat penggumpalan pelat darah
(antiagregasi) dan menurunkan kolestrol plasma dengan menstimulasi pengubahannya menjadi
asam empedu di samping meningkatkan kelarutan empedu dan dengan demikian melawan
pembentukan batu empedu.
Berdasarkan efek antioksidannya curcumin dapat menghambat proliferasi sel-sel tumor dari
kanker usus besar. Di samping itu juga berdaya menginaktifkan radikal NO (nitrit oksida), yang
terdapat dalam kadar meningkatkan di neuron pasien Alzheimer. Ditambah dengan efek
antiradangnya yang juga bekerja protektif terhadap demensia, maka curcumin maka di gunakan
pada prevensi dan pengobatan alternatif penyakit ini. Berkat efek protektifnya terhadap hati,
curcumin juga di gunakan pada gangguan-gangguan hati dan empedu.

Kandungan Kimia Simplisia


Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 1,20 % v/b
Kadar kurkumin tidak kurang dari 2,30%
Sumber : Farmakope Herbal Indonesia Halaman 498-499
Identitas kandungan kimia : Curcumin atau bis –(4-hydroxy-3-methoxy-cinnamoyl)-ethane,
C21H20O6 (yang dikenal sebagai diferuloyl-methane) (Sudarsono, 2002), bis-
demetoksikurkumin, demetoksikurkumin (Itokawa, dkk, 2008)
Kandungan kimia lain : Minyak atsiri 5% (dengan komponen utama 1-Cycloisoprenemyrcene
85%), curcuminoid yang terdiri dari 1,2-2% curcumin dan monodesmetokxicurcumin. Komponen
minyak atsiri lainnya : β-curcumene ar-curcumene, xanthorrizhol, germacron (Sudarsono, 2002).
Dalam ekstrak heksan ditemukan oxycurcumenol epoxide, isocurcumenol, curcumenol, dan
dalam ekstrak diklormetan ditemukan stigmasterol (Abd Rashid, 2004)
BAB III

KARAKTERISTIK BAHAN AKTIF DAN PEMILIHAN BAHAN AKTIF

SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN DAN EKSTRAK KURKUMIN

3.1 Tabel Khasiat dan Efek Samping


Senyawa Aktif Efek Atau Khasiat

Minyak ikan (oleum.Lecoris aselli) Sumber Vitamin A dan D

Curcuma rhizoma (temulawak) Anti oksidan

3.2 Tabel Karakteristik Fisika-Kimia


Nama bahan aktif Karakteristik Farmakologi
Minyak ikan (Ol.Iecoris  Cairan minyak, encer, Minyak Ikan adalah
Aselli) minyak lemak hasil
berbau khas, tidak tengik,
destearisasi sebagian dari
rasa dan bau seperti ikan. minyak lemak hati segar
 Sukar karut dalam etanol; Gadus morrhua Linné,
dan spesies lain dari
mudah larut dalam eter; familia Gadidae.
dalam kloroform; dalam Mengandung tidak
kurang dari 255 μg (850
karbon di sulfide dan asam
unit FI) vitamin A dan
etil asetat. tidak kurang dari 2,125
μg (85 unit FI) vitamin D
 Tidak tahan pemanasan
per g minyak ikan.
 Mudah teroksidasi Minyak ikan dapat
ditambah penyedap
pH Stabil : Bilangan asam tunggal atau campuran
tidak lebih dari 1,2 penyedap yang sesuai
Titik didih / titik leleh : - / tidak lebih dari 1%
23oF .(Farmakope Indonesia
Edisi VI).
Stabilitas : -
Minyak ikan
Bobot per ml : 0,917 g mengandung asam
sampai 0,924 g lemak-omega
(EPA,DHA) yang
bekerja anti tumor karena
Indeks bias : 1,478 sampai mendesak arachidonat
1,482 dari membrane sel dan
membentuk
Bilangan iodum : 150 sampai
prostaglandin baik (dari
180
tipe E1-E3) tanpa efek
(FI III, 197) stimulasi tumor. Oleh
karena itu, dianjurkan
Bilangan penyabunan : 180
untuk makan beberapa
sampai 190
kali dalam seminggu ikan
Zat tak tersabunkan : Tidak berlemak seperti markil,
lebih dari 1,5% salem, tongkol, herring
dan sardencis. (OOP edisi
Titik leleh : 23°F
V hal 202).
Mekanisme kerja
berdasakan asam
arachidonat dari
membrane sel sehingga
terbentuk prostaglandin
E2 dan dengan efek
stimulasi pertumbuhan
tumor. (OOP Edisi V hal
542).
Khasiat minyak ikan
berkhasiat melindungi
pasien jantung terhadap
mati mendadak akibat
infrak jantung sekunder.
DHA melindungi
terhadap diabetes,
menurut perkiraan DHA
membuat membrane sel
lebih cair (liquid)
sehingga menjadi peka
bagi daya kerja insulin
dan efeknya insulin
bekerja lebih efektif dan
nilai glukosa menurun
asam omega 3 memiliki
sejumlah khasiat yaitu
anti radang yang dapat
menstimulasi
pertumbuhan tumor, anti
trombosit, memperbaiki
efek insulin menurunkan
trigliserida darah,
memperbaiki
perkembangan saraf otak
dan fungsinya terutama
janin dan bayi. (OOP
Edisi V hal 849).
Efek samping pada
over dosis dapat berupa
perpanjangan waktu
pendarahan berhubung
penghambatan
penggumpalan pelat
darah. Pada dosis tinggi,
senyawa ini dapat
menimbulkan
pendarahan dihidung.

Curcuma Rhizoma Rimpang Temulawak


(temulawak) adalah rimpang tumbuhan
 Bentuk bundar atau
Curcuma xanthorrhiza Rox,
jorong, warna kunung suku Zingiberaceae,
kecoklatan, bau aromatic, mengandung minyak atsiri
tidak kurang dari 1,20% v/b
rasa tajam, dan agak pahit. dan atau kurkuminoid tidak
 Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 2,30% .
(Farmakope Herbal Indonesia,
kurang dari 5.80% v/b.
Jilid II Tahun.2017 hal:498)
 Kadar curcuminoid tidak
Temulawak
kurang dari 4.0% di hitung merupakan salah satu tanaman
sebagai curcumin yang dijadikan sebagai
biofarmaka andalan di
Indonesia karena termasuk
tanaman obat yang
berpotensial untuk
dikembangkan (Sari dkk,
2013). Rimpang temulawak
mempunyai khasiat
meningkatkan nafsu makan,
anti kolesterol, anti inflamasi,
anemia, antioksidan, 9
pencegah kanker, dan anti
mikroba. (Hatmi & Febrianty,
2014).
Komponen utama
dalam rimpang temulawak
terbagi atas tiga fraksi yaitu
fraksi kurkuminoid, pati dan
minyak atsiri. Kurkuminoid
adalah salah satu golongan
senyawa fenolik yang
merupakan gabungan
kurkumin,
demetoksikurkumin dan
bisdemetoksikurkumin.
Secara luas digunakan sebagai
zat pewarna makanan,
antioksidan alami, bumbu,
rempah-rempah, dan berguna
dalam bidang pengobatan
(Zahro dkk, 2009).
Kandungan Kurkumin
didalamnya memiliki banyak
khasiat, kurkumin adalah
salah satu senyawa
kurkuminoid yang tidak larut
dalam air dan dietileter.
Senyawa kurkumin ini
merupakan hasil metabolit
sekunder suatu tanaman.
Kurkumin berkhasiat bagi
kesehatan sebagai
acnevulgaris, anti inflamasi
(anti radang), anti oksidan,
anti hepototoksik (anti
keracunan empedu), dan
antitumor. Kurkuminoid
secara kinis berkhasiat
mencegah penyakit jantung
koroner dan meningkatkan
daya tahan tubuh dan
mencegah penggumpalan
darah (Kawiji, 2011).

 Bahan aktif terpilih : Oleum Iecoris Aselli dan Ekstrak Kurkumin


Alasan:
Kandungan bahan aktif (Oleum Iecoris Aselli dan Ekstrak kurkumin) akan menunjang
pertumbuhan anak-anak, mencukupi kebutuhan vitamin anak-anak, serta dapat meningkatkan
nafsu makan dengan efek samping yang minimal. Ekstrak kunyit memiliki kekurangan apabila
dilihat dari sifat zat aktif di dalam ekstrak kunyit yaitu kurkumin, salah satunya adalah senyawa
kurkumin relatif tidak larut dalam air (Lina, 2008). Dipilihnya bentuk emulsi untuk
meningkatkan kelarutan kurkumin yang terdapat di dalam ekstrak rimpang kunyit. Sediaan
emulsi merupakan sediaan dengan dua fase yang tidak saling campur, dimana salah satu
cairannya terdispersi dalam cairan lain dan distabilkan oleh emulgator (Depkes RI, 1995)

BAB II

PERSYARATAN UMUM SEDIAAN

2.1 Persyaratan Umum Sediaan Emulsi

Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain
dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air fase
pembawa, sistem ini disebut emulsi minyak dalam air. Sebaliknya, jika air yang merupakan fase
terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan fase pembantu emulsi ini disebut
emulsi air dalam minyak. Emulsi dapat distabilkan dengan penstabilan bahan pengemulsi yang
mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetes kecil yang menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi
satu fase tunggal yang memisah. Bahan pengemulsi (surfaktan) menstabilkan dengan cara
menempati antar permukaan antara tetesan dan fase eksternal dan membuat batas fisik di sekeliling
partikel yang akan berkoalesensi. Surfaktan juga mengurangi tegangan antar permukaan antara
fase, sehingga meningkatkan proses emulsifikasi sesama pencampuran (Farmakope Indonesia
Edisi V).
2.2 Syarat Sediaan Emulsi

Syarat sediaan emulsi yang baik harus:


- Stabil dan homogen
- Memiliki rasa yang manis, bau dan warna yang menarik
- Tidak terjadi creaming atau cracking
- Bebas dari kontaminasi mikroba
- Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang kecil dan sama besar mendekati ukuran
partikel koloid

2.3 Keuntungan Sediaan Emulsi

- Bioavailabilitasnya besar
- Onset lebih cepat
- Penerimaan pasien mudah diberikan pada anak-anak
- Dapat mengontrol penampilan, viskositas dan derajat kekasaran dari emulsi
- Memudahkan penggunaannya bagi pasien yang sulit menelan
- Rasa obat pahit/ tidak enak bisa ditutupi oleh penambahan zat tambahan lain
- Mempertahankan stabilitas obat yang larut dalam minyak
- Suspensi merupakan sediaan yang aman, mudah di berikan untuk anak-anak, juga mudah
di atur penyesuaian dosisnya untuk anak-anak dan dapat menutupi rasa pahit.

2.4 Kerugian Sediaan Emulsi

- Emulsi merupakan suatu campuran yang tidak stabil secara termodinamika


- Sulit diformulasikan karena harus bercampur 2 fase yang tidak tercampurkan (fase
minyak dan fase air)
- Mudah ditumbuhi oleh mikroba karena adanya air
- Kestabilan fisika dan kimia terjamin dalam waktu lama
- Takaran dosis kurang teliti
- Sulit dalam pendistribusian dikarenakan pengemasan yang relatif besar
- Kurang praktis dan stabilitas rendah dibandingkan dengan tablet

2.5 Perhitungan Dosis

Rancangan Dosis

4.2 Dosis dan Jumlah per Kemasan Sediaan Emulsi


1. Dosis Bahan Aktif
a. Oleum Iecoris Aselli : 1,38 g/15 ml
b. Ekstrak Kurkumin : 10 mg/15 ml

2. Konsumen yang dituju : Anak usia 1 – 12 tahun


Alasan :
memudahkan penggunaan pada konsumen anak-anak, absorbsi obat lebih cepat pada
sediaan larutan. Kandungan bahan aktif (Oleum Iecoris Aselli dan Ekstrak kurkumin) akan
menunjang pertumbuhan anak-anak.

3. Dosis Lazim
 Ol. Iecoris Aselli
Dosis Dewasa : 5ml satu kali pakai (FI III hlm 979)
: 15-30 ml sehari (Obat-obat Penting )
Aturan penggunaan (ISO Vol 46)
Anak berusia 1 – 6 tahun : 1 kali sehari satu sendok makan
Anak berusia 7-12 tahun : 2 kali sehari satu sendok makan

BJ : 0,921 g/ml
Dosis Oleum lecoris
Dosis dewasa sehari = 15-30 ml ( 13,78 g – 27,56) (Obat-obat Penting )
Bila dibuat Dalam 15ml mengandung 1,5 Oleum Lecoris (1,38 g) 15 ml dan 10 mg dalam 15 ml
usia DM per hari Dosis lazim 1 kali Aturan pakai Keterangan
pakai
1 1/13 x 15-30 ml = 1/13 x 5 ml = 0,38 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
1,15 ml – 2,30 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
2 2/14 x 15-30 ml = 2/14 x 5 ml = 0,71 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
2,14 ml – 4,28 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
3 3/15 x 15-30 ml = 3 3/15 x 5 ml = 1 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
ml – 6 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
4 4/16 x 15-30 ml = 4/16 x 5 ml = 1,25 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
3,75 – 7,5 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
5 5/17 x 15-30 ml = 5/17 x 5ml = 1,5 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
4,41-8,2 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
6 6/18 x 15-30ml = 5 6/18 x 5 ml = 1,7 ml 1 x 1 sendok makan Tidak overdosis
ml – 10 ml -> 1,5 ml oleum
iecoris
7 7/19 x (15-30 ml ) = 7/19 ml x 5 ml = 1,8 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
5,52 ml – 11,04 ml ml -> 3 ml oleum
iecoris
8 8/20 x (15-30 ml ) = 8/20 x 5ml = 2 ml 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
6 ml – 12 ml -> 3 ml oleum
iecoris
9 9/20 x (15-30 ml ) = 9/20 x 5 ml = 2,25 ml 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
6,75 – 13, 5ml -> 3 ml oleum
iecoris
10 10/20 x (15-30 ml ) = 10/20 x 5 ml = 2,5 ml 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
7,5 ml – 15 ml -> 3 ml oleum
iecoris
11 11/20 x (15-30 ml ) = 11/20 x 5 ml = 2,75 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
8,25 – 17 ml ml -> 3 ml oleum
iecoris
12 12/20 x (15-30 ml ) = 12/20 = 3 ml 2 x 1 sendok makan Tidak overdosis
9 – 18 ml -> 3 ml oleum
iecoris
 Kurkumin
Dosis kurkumin pasaran = 10mg/15 ml
BAB III

RANCANGAN SPESIFIKASI SEDIAAN

3.1 Rancangan Spesifikasi Sediaan Emulsi

Emulsi
Bentuk Sediaan
Oleum iecoris aselli : 1,38 g/15 ml
Ekstrak kurkumin : 4 mg/5 ml
Dosis
Oleum iecoris Aselli 10%
Kadar bahan aktif
6,0
pH
Cps
Viskositas
Kuning
Warna
Lemon
Bau
Manis
Rasa
60 ml
Wadahpenyimpanan

Alasan : - sediaan yang aman, mudah diberikan untuk bayi dan anak-anak
- untuk pasien yang sukar minum obat bentuk padat
- memberikan dosis yang relatif lebih besar
PETA KONSEP FORMULA SEDIAAN

Emulsi
(Oleum iecoris aselli, Curcuma xanthorriza)

Oleum Praktis tidak larut Sediaan emulsi dibuat Sediaan memiliki rasa Sediaan mengandung
air dan tidak larut alkohol, tipe o/w yang kurang akseptabel minyak yang mudah
dan bau tidak enak teroksidasi

Diperlukan bahan
Diinginkan sediaan Memerlukan pemanis dan
pembawa
perasa Memerlukan
yang stabil dalam
campuran air dan antioksidan
minyak Sirupus simplex,
Aquadest sorbitol, dan sakarin Na
BHT

Dibaut sediaan emulsi


Menggunakan media
air

Ditambahkan
emulsifying agent Air media pertumbuhan
bakteri

Span 80, Tween 80, dan


PGA Memerlukan pengawet

Memerlukan pengental Nipagin, nipasol, dan


Na benzoat

Propilen glikol, gliserin


dan xanthan gum
3.2 Bahan Tambahan Terpilih

KARAKTERISTIK BAHAN

FUNGSI MACAM – MACAM BAHAN ALASAN


BAHAN &
KARAKTERISTIKNYA
BAHAN AKTIF 1. Oleum Iecoris Aselli (FI III: 457) Karena tujuan dari
- Minyak ikan adalah minyak pembuatan emulsi ini
lemak yang diperoleh dari hati adalah membuat emulsi
segar Gadus Callarias L dan dengan tipe m/a sehingga
spesies Gadus lainnya, pemilihan bahan aktifnya
dimurnikan dengan penyaringan dalam bentuk minyak
pada suhu 0°. Potensi Vitamin A dengan kombinasi
tidak kurang dari 600 Ul per g, curcumin yang
potensial vitamin D tidak kurang diharapkan fungsi dari
dari 80 Ul per g. keduanya untuk
- Pemerian: Kuning pucat, bau menambah nafsu makan
khas, agak manis, tidak tengik, dapat tercapai dan bau
rasa khas. dari minyak ikan dapat
- Kelarutan: Sukar larut dalam dinetralkan oleh
etanol (95%)P, mudah larut dalam curcumin.
kloroform P, eter P dan minyak
tanah P.
- Bobot per ml: 0,917g – 0,924g
- BJ: 0,924 – 0,930
- Penyimpanan: Dalam wadah
tertutup baik, terisi penuh,
terlindung dari cahaya.
- Khasiat: Sumber Vitamin A dan
Vitamin D
2. Curcumae Rhizoma (FI III: 184)
- Tenulawak adalah kepingan akar
tinggal Curcumae Xanthorrhiza
roxb. Kadar minyak atsiri tidak
kurang dari 8,0% b/v.
- Pemerian: Bau aromatik, rasa
tajam dan pahit.
- Penyimpanan: Dalam wadah
tertutup baik.
- Khasiat: Kolagogum.
ANTIOKSIDAN 1. Butylated Hydroxytoluene (BHT) Untuk mencegah
(HPE 104 – 105) gangguan oksidatif
- BHT digunakan sebagai selama penyimpanan
antioksidan dalam kosmetik, minyak/lemak,
makanan, dan obat – obatan. Hal pengemulsi atau bahan
ini terutama digunakan untuk aktif lainnya.
mencegah ketengikan oksidatif
lemak dan minyak dan untuk BHT larut dalam minyak
mencegah hilangnya aktivitas sehingga dapat mencegah
vitamin yang larut dalam minyak. terjadinya reaksi oksidasi
Digunakan 0,5% - 1,0% b/b. bahan berkhasiat dan
- Inkompaktibilitas: BHT tidak oksidasi fase minyak
kompatibel dan mengalami reaksi yang menimbulkan
karakteristik fenol. Hal ini tidak ketengikan dari fase
kompatibel dengan oksidator kuat minyak
seperti peroksida dan
permanganat. Kontak dengan
agen oksidasi dapat menyebabkan
pembakaran spontan. Iron garam
menyebabkan perubahan warna
dengan hilangnya aktivitas.
- Stabilitas: Terlindung dari cahaya,
tempat sejuk, kering.

PEMBASAH 1. Glycerin (FI III: 271) Karena propilenglikol


- Glycerolum, Gliserol, Gliserin dan gliserin dapat
- Pemerian: Cairan seperti sirop, digunakan sebagi zat
jenih, tidak berwarna, tidak pembasah yang dapat
berbau, manis diikuti hangat, mendesak lapisan udara
higroskopik. Jika disimpan yang ada di permukaan
beberapa lama pada suhu rendah partikel dan melapisi
dapat memadat membentuk massa bahan obat sehingga
hablur tidak berwarna yang tidak menyebabkan sudut
melebur hingga suhu lebih kurang kontak turun.
20°.
- BM: 92,10
- Kelarutan: Dapat campur dengan
air, dan dengan etanol (95%) P,
praktis tidak larut dalam
kloroform P, dalam eter P dan
dalam minyak lemak.
- Penyimpanan: Dalam wadah
tertutup baik.
- Khasiat: Zat tambahan, pembasah
2. Propilenglikol (HPE 6th ed: 592)
- Pemerian: Tidak berwarna, kental,
cairan praktis, tidak berbau jelas,
dengan rasa manis, sedikit
menyerupai gliserin.
- Kelarutan: Larut dengan aseton,
klorofom, etanol (95%) P, gliserin
dan air. Larut pada 1 dalam 6
bagian, tidak larut dengan minyak
mineral ringan atau minyak tetap,
tetapi akan larut dalam beberapa
minyak essensial.
- BM: 76,09
- BJ: 1,038 g/m³ pada suhu 20°
- TL: - 59° C
- Warna: Tidak berwarna
- Bau: Tidak berbau jelas
- Khasiat: Co-solvent, pengawet,
antimikroba, desinfektan,
humektan.
PELARUT 1. Aquadest (FI III: 96) Karena pada pembuatan
- Aquadestillata, Air suling emulsi terdapat air yang
- Air suling dibuat dengan digunakan untuk
menyuling air yang dapat membuat corpus emuls
diminum. sehingga digunakan
- BM: 18,02 aquadest yang paling
- Pemerian: Cairan jernih, tidak tidak memberikan efek
berwarna, tidak berbau, tidak atau perubahan pada
berasa. bahan aktif.
- Penyimpanan: Dalam wadah
tertutup baik.
PEMANIS Sakarin Na (HPE 6th ed, hal 608) Sediaan memiliki rasa
minyak yang khas,
 pemerian : putih berbau,atau
sehingga perlu pemanis
samar-samar aromatik.servuk
menutupi rasanya.
kristal, rasa manis.
 Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian
buffer PH 2,2 pada suhu 60°C.
Larut dalam 1,21 bagian buffer
PH 4,0 dalam 0,69 Bagian buffer
PH 4,0 pada suhu 60°C. Larut
dalam 1,21 bagian buffer PH 7,0
dalam 0,66 bagian buffer PH 7,0
pada suhu 60°C. Larut 1,21 bagi
buffer PH 9,0 pada suhu 60°C.
Larut dalam 10 bagian etanol,
larut dalam 59bagian etanol
(95%). Larut dalam 3,5 bagian
propilenglikol,larut dalam 1,2
bagian air.
 Bm : 217,24. (HPE 6th page 608-
601)
 BJ : Balik ; 0,8-1,1 g/cm3 (76%
sakarin Na) 0,86 9/cm3 (84%
Sakarin Na) dimanpaatkan : 0,9 -
1,2 g/cm3 (76% sakarin Na)
 PH larutan : 6,6 (10%v/v larut)
 Warna : Putih
 Bau : Tidak berbau atau samar-
samar aromatik
 Khasiat : sebagai pemanis (HPE
6th page 608-610)
 Bahaya : Dapat menjadi racun
bila terjadi penumpukan dalam
tubuh.

Sarbitol (sorbitolum) ( Handbook


pharmaceutical exapients 6th hal 679-
682)

 pemerian : Hexahydnc alkohol,


tidak berasa, tidak berwarna
 Kelarutan : 1:0,5 dalam air
 BM : 182,17
 BJ : 1,49 g/ml
 PH : 4,5 - 7,0
 Kegunaan : sebagai pemanis
 Bahaya : Dapat menyebabkan
diare, muntah, dan penurun berat
badan ekstrim.

PENGAWET 1.Nipagin (Metil paraben) (FI V,345) Untuk mencegah


pertumbuhan mikroba
 pemerian : Hablur kecil,tidak
berwarna atau serbuk
hablur,putih. Tidak berbau,berbau
khas dan rasa sedikit terbakar
 Kelarutan : sukar larut dalam
air,dalam benzena dan dalam
karbon tetraklorida,mudah larut
dalam etanol,dalam eter
 BM : 152,15 (HPE 6th,hal 441-
445)
 BJ/TL : 1,352 9/cm3 (HPE 6th ed,
hal 441)
 Warna : Tidak berwarna atau
putih
 Bau : Tidak berbau / khas lemah
 Khasiat : Antimikaroba (HPE 6th
ed,441-445).

2. Nipasol (Propil paraben) (HPE 6th


ed,hal 596)

 Pemberian : serbuk putih,


kristal,tidak berbau, hambar
 Kelarutan : Mudah larut dalam
aseton 1,1 bagian etanol 50% larut
dalam 250 bagian gliserin, larut
dalam 3330 bagian minyak
mineral. Larut dalam bagian
minyak kacang ,larut dalam 3,9
propilenglikol,larut dalam 110
bagian propilenglikol, larut
dalam 4350 bagian air pada suhu
15°C,dalam 2.500 bagian air,
dalam 225 bagian air pada suhu
80°C
 BM : 180,20 (HPE 6th ed, hal 596-
598)
 BJ : 1.288 9/cm3
 TD : 295°C
 Warna : putih
 Bau : Tidak berbau

Khasiat : Antimikroba (HPE 6th


ed,hal596)
EMULGATOR 1. PGA Gummi Arabica FI IV 423 Sedian berupa campuran
HPE ed 6 hal 1 air dan minyak, sehingga
perlu emulgator untuk
 sinonim : Gom akusia, Gom arab menyatukannya
 Pemerian : Bentuk granul/ serbuk
berwarna putih ,kekuningan
pucat,tidak berbau seperti lender
 Kelarutan : Larut hamper
sempurna dalam 2 bagian bobot
air,praktis tidak larut dalam etanol
 kegunaan : Elmogator penstabilan
,prlicin tablet peningkat kelarutan.
 Konsentrasi : 5%-10% sebagai
suspending agent
10%-20% sebagai
Emulgator.
 Ph : 4,5 – 5,5
 Penyimpanan : Dalam wadah
tertutup baik dan rapat.

2. Tween 80 (polusorbate 80)

 RM : C64H124O26
 BM : 1310 HOPE 6th hal 549 –
553
 Pemerian : polisorbat 80 memiliki
bau yang khas dan hangat. Agak
rasa pahiot,kental dan berwarna
kuning .
 Kelarutan : larut dalam etanol dan
dalam air. Tidak larut dalam
minyak mineral dan minyak savur
 Stabil : polisorbat stabil untuk
elektroli asam basa lemah
saponikasi berharap terjadi
dengan asam dan basa kuat
 Inkompaktibilitas : perubahan
warna dan,atau curah hulan terjadi
dengan berbagai zat
 Data fisik : tidak nyala 149◦c
 HLB : 15
 Vikositas : 425 mpas
 Densitas : 1.01 g/cm3
 viskositas pada 25◦C
970 – 1080 (mpas)

 Kadar pegunaan : agen


pengemulsian digunakan sendiri
dalam emulsi O/w : 15%
 Kegunaan : Zat pendispersi
emulsifung agent
 Suefaktan nonionic : pelarut
wetting agent.
3. Spaan 80

 Rm : C24H44O6
 Bm : 429 Hope 6th hal 675 – 678
 Zat aktif : sarbitan manooleat
 Pemerian : Cairan kental jernih
berwarna kuning,seperti minyak
bau khas lemah rasa pahit dan
hangat
 Kelarutan : kelarutan ester
sarbitan umumnya larut atau
terdispersi dalam minyak.
 Stabilitas : sorbit ester stabil
dalam lemah atau basa
 Inkompatibilitas : Dapat terjadi
pembentukan sabun dengan asam
kuat
 Data fisik : titik nyala > 149◦C
 HLB : 4,3
 Kadar penggunaan : Agent
pengemulsi digunakan sendiri
dalam emulsi W/O 1 -5%.
Digunakan dalam kombinasi
dengan pengemulsian hidrofilis
emulsi O/W = 1 -10%
 Kegunaan : Zat pendispersi
emulsi agent surfaktan nonionil
pelarut wethning agent.
3.3 Formula Baku Pustaka

1. Oleum Iecoris Emulsum (Formularium Nasional : 217)

R/ Oleum Iecoris Aselli 100 g

Glycerolum 10 g

Gummi Arabicum 30 g

Oleum Cinnamomi gtt VI

Aquadest ad 215 g

2. Emulsum Olei Jecoris Aselli Compositus (FMS : 66)


R/ Oleum Iecoris Aselli 10
Oleum Cinnamomi 0,1
Pulv. Gummi Arab 15
Natrium Hypophesph 0,5
Calic Hypophesph 10
Aqua 34
BAB IV

FORMULASI SEDIAAN

4.1 Formulasi 1 Emulsi

NO. BAHAN FUNGSI RENTANG % YANG JUMLAH


AKTIF DIGUNAKAN
1 Oleum iecoris Bahan Aktif 10% 5,526 g
aselli
2 Ekstrak Bahan Aktif 10 mg/15 ml 40 mg
curcuma
3 PGA Emulgator 10-20 % 10 % 8,52 g
4 Butil Hidroksi Antioksidan 0,01-0,1 % 0,01 % 6,3 mg
Toluena
5 Sorbitol Pemanis 25-35 % 25 % 22,35 g
6 Gliserin Thickening <50% 10% 7,572 g
agent
7 Nipagin Pengawet 0,015-0,2% 0,1 % 81,12 mg
8 Nipasol Pengawet 0,015-0,2% 0,02% 15,456 mg
9 Orange Flavor Perasa 3 tetes
Orange Color Pewarna 1 tetes
11 Aquadest Pelarut
a. Perhitungan Bahan
1. Oleum Iecoris Aselli = 1,5 ml/15 ml x 60 ml x 0,921 g = 5,526 g
2. Ekstrak Kurkumin = 10 mg/15 ml x 60 ml = 40 mg
3. Butil Hidroksi Toluena =
0,01% x 60 ml x 1,05 g/ml = 6,3 mg
4. PGA
10% x 60 ml x 1,42 g/ml = 8,52 g
5. Sorbitol
25% x 60 ml x 1,49 g/ml = 22, 35 g
6. Gliserin
10% x 60 ml x 1,2620 g/ml – 7,5720 g
7. Nipagin
0,1% x 60 ml x 1,352 g/ml = 81,12 mg
8. Nipasol
0,02% x 60 ml x 1.288 g/ml = 15,456 mg
9. Propilenglikol
Untuk melarutkan metil paraben, 1 g metil paraben larut dalam 5ml propilenglikol
81,12 mg = 0,08112 g
0,08112 g x 5 ml = 0,41 ml x 1,36 g /ml = 0,5516 g

b. Perhitungan ADI Emulsi Formula 1


1. Sorbitol
ADI : <20 g/hari
Umur 1-6 tahun
1x p = 1 sendok makan (15 ml)
= 25% x 15 ml x 1,49 g/ml = 5,59 g
1 x h = 5,59 g

Umur 7-12 tahun


1 xp = 1 sendok makan (15 ml) = 5,59 g
1 x h = 5,59 x 2 = 11,18 g
2. PGA (Pulvis Gummi Arabicum)
Pemakaian sehari pada usia 1-6 tahun = 10% x 15 ml x 1,42 g/ml = 2,13 g
Pemakaian sehari usia 7-12 tahun = 10% x 30 ml x 1,42 g/ml = 4,26g
3. Gliserin
Gliserin (ADI = 1,0 – 1,5 g/kgBB)
Umur BB (kg) ADI

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 7,85 – 11,775 g/ 16g – 22,5 g

7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg 16 - 24 g / 30,85 – 46,275 g


>35,52 g – 53,28 g –
>12 tahun >35,52 kg

BJ Gliserin = 1,2620 g/ml

Usia 1-6 tahun

Pemakaian sehari = 1 x (15 ml)

10% x (15 ml) x 1,2620 g/ml = 1,893 g

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

Usia 7-12 tahun

Pemakaian sehari = 2x (15) = 30 ml

10% x (30) x 1,2620 g/ml = 3,786 g

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

4. Butil Hidroksi Toluena

Umur BB (kg) ADI (125 µg/kgBB)

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 981,25 – 1875 µg


2275 – 3856,25 µg
7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg
>4440 µg
>12 tahun >35,52 kg

Usia 1-6 tahun


Pemakaian sehari = 15 ml
0,01% x 15 ml x 1,05 g/ml = 1,575 mg = 1575 µg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

Usia 7-12 tahun


Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml
0,01%x 30 ml x 1.05 g/ml = 3150 µg
Kesimpulan : Tidak melebihi ADI
5. Nipagin (ADI = 10 mg/kgBB)

Umur BB (kg) ADI

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 78,5 mg- 160 mg

7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg 182 mg – 308,5 mg

>12 tahun >35,52 kg > 355,2 mg

BJ= 1,352 g/ml

Usia 1-6 tahun =

Pemakaian sehari = 1 x 15 ml

0,1% x 15 mlx 1,352 /ml = 20,28 mg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

Usia 7-12 tahun =

Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml

0,1% x 30 mlx 1,352 /ml = 40,56 mg


Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

6. Nipasol (ADI = 10 mg/kgBB)

Umur BB (kg) ADI

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 78,5 mg- 160 mg

7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg 182 mg – 308,5 mg

>12 tahun >35,52 kg > 355,2 mg

BJ= 1,288 g/ml

Usia 1-6 tahun =

Pemakaian sehari = 1 x 15 ml

0,02% x 15 mlx 1,288 g/ml = 3,864 mg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

Usia 7-12 tahun =

Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml

0,1% x 30 mlx 1,288g /ml = 7,728 mg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

Cara Kerja Formula 1

1. Kalibrasi botol 60 ml
2. Timbang PGA masukkan ke dalam mortir
3. Ukur air sebanyak 1,5 kalinya lalu masukkan ke dalam mortir. Gerus bersama gm arab
hingga terbentuk mucilago
4. Timbang ol.iecoris dan kurkumin, masukkan ke dalam mortir sedikit demi sedikit. Gerus
ad terbentuk corpus emulsi (campuran 1)
5. Dimasukkan gliserin ke campuran sedikit demi sedikit dan gerus ad homogen
6. Ditimbang metil paraben , propil paraben dan BHT. Larutkan metil paraben dalam
propilen glikol, gerus ad homogen dan
7. Timbang sorbitol dan masukkan ke dalam mortir, dicampur ad homogeny lalu pindahkan
ke dalam beker gelas. Tambahkan air ad tanda
8. Tambahkan esens dan pewarna secukupnya lalu pindahkan ke dalam botol
9. Dilakukan evaluasi sediaan.
10. Beri sendok takar, kemasan dan brosur

4.2 Formulasi Emulsi 2

BAHAN OBAT FUNGSI RENTANG % YANG JUMLAH


KADAR DIGUNAKAN
Ekstrak Curcuma Bahan Aktif 10mg/15ml 10mg/15ml 40 mg
Xanthorriza
Ol. Iecoris AselliBahan Aktif 10% 5,526 g
Gom Arab Emulgator 10% 8,52 g
Gliserin Thickening 10-25% 10 % 81,12 mg
agent
Nipagin Pengawet 0,015-0,2 % 0,1 % 15,456 mg
Butil Hidroksi Antioksidan 1% 6,3 mg
Toluena
Sorbitol Pemanis 20-35% 25% 22,35 g
Xanthan Gum Thickening 0,2% 0,18 g
agent
Aqudest qs Ad 100ml
a. Perhitungan bahan
1. Oleum Iecoris Aselli = 1,5 ml/15 ml x 60 ml x 0,921 g/ml = 5,526 g
2. Ekstrak Kurkumin = 10 mg/15 ml x 60 ml = 40 mg

3. Butil Hidroksi Toluena =


0,01% x 60 ml x 1,05 g/ml = 6,3 mg
4. PGA
10% x 60 ml x 1,42 g/ml = 8,52 g
5. Sorbitol
25% x 60 ml x 1,49 g/ml = 22, 35 g
6. Gliserin
25% x 60 ml x 1,2620 g/ml = 18,93 g
7. Nipagin
0,1% x 60 ml x 1,352 g/ml = 81,12 mg
8. Nipasol
0,02% x 60 ml x 1.288 g/ml = 15,456 mg
9. Xanthan gum
0,2% x 60 ml x 1,5 g/ml = 0,18 g
10. Propilenglikol
Untuk melarutkan metil paraben, 1 g metil paraben larut dalam 5ml propilenglikol
81,12 mg = 0,08112 g
0,08112 g x 5 ml = 0,41 ml x 1,36 g /ml = 0,5516 g

b. Perhitungan ADI Emulsi Formula 2


1. Sorbitol
ADI : <20 g/hari
Umur 1-6 tahun
1x p = 1 sendok makan (15 ml)
= 25% x 15 ml x 1,49 g/ml = 5,59 g
1 x h = 5,59 g

Umur 7-12 tahun


1 xp = 1 sendok makan (15 ml) = 5,59 g
1 x h = 5,59 x 2 = 11,18 g
2. Gliserin
Gliserin (ADI = 1,0 – 1,5 g/kgBB)
Umur BB (kg) ADI

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 7,85 – 11,775 g/ 16g – 22,5 g


7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg 2 - 24 g / 30,85 – 46,275
g
>12 tahun >35,52 kg
>35,52 g – 53,28 g –

BJ Gliserin = 1,2620 g/ml

Usia 1-6 tahun

Pemakaian sehari = 1 x (15 ml)

10% x (15 ml) x 1,2620 g/ml = 1,893 g

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

Usia 7-12 tahun

Pemakaian sehari = 2x (15) = 30 ml

10% x (30) x 1,2620 g/ml = 3,786 g

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI


3. Butil Hidroksi Toluena

Umur BB (kg) ADI (125 µg/kgBB)

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 981,25 – 1875 µg


2275 – 3856,25 µg
7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg
>4440 µg
>12 tahun >35,52 kg

Usia 1-6 tahun


Pemakaian sehari = 15 ml
0,01% x 15 ml x 1,05 g/ml = 1,575 mg = 1575 µg
Tidak melebihi batas ADI
Usia 7-12 tahun
Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml
0,01%x 30 ml x 1.05 g/ml = 3150 µg
Tidak melebihi batas ADI

4. Nipagin (ADI = 10 mg/kgBB)

Umur BB (kg) ADI

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 78,5 mg- 160 mg

7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg 182 mg – 308,5 mg

>12 tahun >35,52 kg > 355,2 mg

BJ= 1,352 g/ml

Usia 1-6 tahun =

Pemakaian sehari = 1 x 15 ml

0,1% x 15 mlx 1,352 /ml = 20,28 mg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

Usia 7-12 tahun =

Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml

0,1% x 30 mlx 1,352 /ml = 40,56 mg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

5. Nipasol (ADI = 10 mg/kgBB)

Umur BB (kg) ADI

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 78,5 mg- 160 mg


7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg 182 mg – 308,5 mg

>12 tahun >35,52 kg > 355,2 mg

BJ= 1,288 g/ml

Usia 1-6 tahun =

Pemakaian sehari = 1 x 15 ml

0,02% x 15 mlx 1,288 g/ml = 3,864 mg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

Usia 7-12 tahun =

Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml

0,1% x 30 mlx 1,288g /ml = 7,728 mg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI


6. Xanthan Gum (ADI = 10 mg/kgBB)
Umur BB (kg) ADI

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 78,5 mg – 160 mg

7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg 182 mg – 308,5


mg

>355,2 mg
>12 tahun >35,52 kg

BJ = 1,5 g/ml
Usia 1-6 tahun :

Pemakaian sehari = 1 x 15ml = 15ml

0,2% x (15) x 1,5g /ml = 45 mg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

Usia 7-12 tahun

Pemakaian sehari = 2 x (15 ml) = 30 ml

0,2% x (30 ml) x 1,5 g /ml = 90 mg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

7. PGA

Pemakaian sehari pada usia 1-6 tahun = 10% x 15 ml x 1,42 g/ml = 2,13 g

Pemakaian sehari usia 7-12 tahun = 10% x 30 ml x 1,42 g/ml = 4,26g

a. Cara peracikan
1. Kalibrasi botol 60 ml
2. Timbang PGA, masukkan ke dalam mortir
3. Ukur air sebanyak 1,5 kalinya lalu masukkan ke dalam mortir. Gerus bersama gom arab
hingga terbentuk mucilago
4. Timbang ol.iecoris dan kurkumin, masukkan ke dalam mortir sedikit demi sedikit. Gerus
ad terbentuk corpus emulsi (campuran 1)
5. Dimasukkan gliserin ke dalam campuran 1
6. Dimasukkan gliserin ke campuran sedikit demi sedikit dan gerus ad homogen
7. Ditimbang metil paraben , propil paraben dan BHT. Larutkan metil paraben dalam
propilen glikol, gerus ad homogen
8. Dimasukkan larutan Xanthan gum ke dalam mortir
9. Timbang sorbitol dan masukkan ke dalam mortir, dicampur ad homogen lalu pindahkan ke
dalam beker gelas. Tambahkan air ad tanda
10. Tambahkan esens dan pewarna secukupnya lalu pindahkan ke dalam botol
11. Dilakukan evaluasi sediaan.
12. Beri sendok takar, kemasan dan brosur

4.3 Formula Emulsi 3

NO. BAHAN FUNGSI RENTANG % YANG JUMLAH


AKTIF DIGUNAKAN
1 Oleum iecoris Bahan Aktif 10 % 5,526 g
aselli
2 Ekstrak Bahan Aktif 10 mg/15 ml 40 mg
curcuma
3 CMC Na Emulgator 1% 10
4 Tween 80 1-15 5
5 Butil Hidroksi Antioksidan 0,01-0,1 % 0,01 % 6,3 mg
Toluena
6 Sorbitol Pemanis 25-35 % 25 % 22,35g
7 Gliserin Pengawet <50% 25 % 18,93g
8 Nipagin Pengawet 0,015-0,2% 0,1 % 81,12 mg
9 Orange Flavor Perasa 3 tetes
10 Orange Color Pewarna 1 tetes
11 Aquadest Pelarut
a. Perhitungan bahan
1. Oleum Iecoris Aselli = 1,5 ml/15 ml x 60 ml x 0,921 g/ml = 5,526 g
2. Ekstrak Kurkumin = 10 mg/15 ml x 60 ml = 40 mg

3. Butil Hidroksi Toluena =


0,01% x 60 ml x 1,05 g/ml = 6,3 mg
4. CMC Na
10% x 60 ml x 0,98 g/ml = 5,88 g
5. Sorbitol
25% x 60 ml x 1,49 g/ml = 22, 35 g
6. Gliserin
25% x 60 ml x 1,2620 g = 18,93 g
8. Nipagin
0,1% x 60 ml x 1,352 g/ml = 81,12 mg
Perhitungan ADI

1. CMC Na (ADI = 25 mg/kgBB)

Umur BB (kg) ADI

1 - 5 tahun 7,85 – 14,3 kg 196,25 mg – 357,5 mg

6 - 12 tahun 16 – 30,85 kg 400 mg – 771,25 mg

>12 tahun >35,52 kg >888 mg

BJ CMC Na : 0,98 g/ml (Ansell, 2989 )

Usia 1-6 tahun

Pemakaian sehari = 1 x 15 ml = 15 ml

1% x 15 ml x 0,98 g/ml = 0,147 g = 147 mg

Tidak melebihi batas ADI

Usia 7-12 tahun

Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml

1% x 30 ml x 0,98 g/ml = 0,294 g = 294 mg

2. Sorbitol
ADI : <20 g/hari
Umur 1-6 tahun
1x p = 1 sendok makan (15 ml)
= 25% x 15 ml x 1,49 g/ml = 5,59 g
1 x h = 5,59 g

Umur 7-12 tahun


1 xp = 1 sendok makan (15 ml) = 5,59 g
1 x h = 5,59 x 2 = 11,18 g

2. Gliserin
Gliserin (ADI = 1,0 – 1,5 g/kgBB)
Umur BB (kg) ADI

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 7,85 – 11,775 g/ 16g – 22,5 g

7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg 17 - 24 g / 30,85 – 46,275 g


>35,52 g – 53,28 g –
>12 tahun >35,52 kg

BJ Gliserin = 1,2620 g/ml

Usia 1-6 tahun

Pemakaian sehari = 1 x (15 ml)

10% x (15 ml) x 1,2620 g/ml = 1,893 g

Usia 7-12 tahun

Pemakaian sehari = 2x (15) = 30 ml

10% x (30) x 1,2620 g/ml = 3,786 g

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI

3. Butil Hidroksi Toluena


Umur BB (kg) ADI (125 µg/kgBB)

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 981,25 – 1875 µg


2275 – 3856,25 µg
7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg
>4440 µg
>12 tahun >35,52 kg

Usia 1-6 tahun


Pemakaian sehari = 15 ml
0,01% x 15 ml x 1,05 g/ml = 1,575 mg = 1575 µg
Tidak melebihi batas ADI
Usia 7-12 tahun
Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml
0,01%x 30 ml x 1.05 g/ml = 3150 µg
Tidak melebihi batas ADI
4. Nipagin (ADI = 10 mg/kgBB)

Umur BB (kg) ADI

1 - 6 tahun 7,85 – 16,0 kg 78,5 mg- 160 mg

7 - 12 tahun 18,2 – 30,85 kg 182 mg – 308,5 mg

>12 tahun >35,52 kg > 355,2 mg

BJ= 1,352 g/ml

Usia 1-5 tahun =

Pemakaian sehari = 1 x 15 ml

0,1% x 15 mlx 1,352 /ml = 20,28 mg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI pada usia 6- 12 tahun, sehingga disimpulkan tidak melebihi
batas ADI pada usia 12 tahun ke atas dan dewasa
Usia 6-12 tahun =

Pemakaian sehari = 2 x 15 ml = 30 ml

0,1% x 30 mlx 1,352 /ml = 40,56 mg

Kesimpulan : Tidak melebihi ADI pada usia 6- 12 tahun, sehingga disimpulkan tidak melebihi
batas ADI pada usia 12 tahun ke atas dan dewasa

c.Cara peracikan
1. Disiapkan dan ditimbang semua bahan
2. Digerus CMC Na dan aquadest dan digerus hingga mengembang
3. Dimasukkan gliserin ke campuran 1
4. Dimasukkan Metil paraben dilarutkan dalam propilenglikol dan propil paraben ke
campuran 1
5. Ditambahkan oleum lecoris dan Tween 80 ke dalam campuran 1
6. Dimasukkan ke dalam beaker glass dan ditambahkan aquadest ad garis tanda kemudian
ditambahkan essence
7. Dimasukkan botol dan diberi etiket
Skema Pembuatan

Kalibrasi botol 60 ml

Dicampurkan emulgator, minyak, dan aquadest untuk membentuk


emulsi primer (campuran 1) -> metode gom basah

Dimasukkan sisa miinyak ikan dan kurkumin

Dimasukkan gliserin ke dalam campuran

Timbang propilenglikol, metil paraben, propil paraben,


BHT. Campur pengawet dan propilenglikol lalu
tambahkan ke dalam campuran 1, gerus ad homogen

Timbang sorbitol masukkan ke dalam mortir

Campuran dimasukkan ke dalam beaker glass dan ditambahkan


aquadest ad gari tanda

Tambahkan esens dan pewarna secukupnya lalu pindahkan ke dalam botol

Dilakukan evaluasi sediaan. Beri sendok takar, kemasan dan brosur


BAB V
RANCANGAN EVALUASI
5.1 Organoleptis
 Warna
 Rasa
 Bau

5.2 Penetapan pH
 Alat : pH meter
 Persyaratan : 5,0-7,0
 Prosedur :
a. Ambil pH meter, buka penutup KCl jenuh
b. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
c. Kalibrasi pH meter dengan larutan pH standar
d. Bilas elektrode dengan aquadest, lalu keringkan dengan kertas tisu halus.
e. Tuang sediaan dalam gelas beker ± 50 ml
f. Celupkan elektrode kedalam sediaan ad terbenam
g. Tekan tombol pH pada alat pH meter
h. Baca pH yang tertera pada alat

5.3 Berat jenis


 Alat : Piknometer dan timbangan analitik
 Persyaratan : >1,00 g/ml (Emilia, 2013)
 Prosedur :
a. Bersihkan piknometer
b. Dinginkan piknometer ad suhu 20°C
c. Timbang piknometer kosong catat hasil penimbangan sebagai (a)
d. Isilah piknometer dengan aquadest ad penuh lalu timbang pada suhu 20°C dan catat hasil
penimbangan sebagai (b) aquadest.
e. Isilah piknometer dengan larutan uji ad penuh lalu timbang pada suhu 20°C dan catat
hasil penimbangan sebagai (c) larutan.
f. Hitung berat jenis dengan memasukkan data yang diperoleh dalam rumus.
𝑐−𝑎
𝑝= 𝑥 𝑝. 𝑎𝑞𝑢𝑎
𝑏−𝑎

5.4 Viskositas
 Alat : Viskosimeter Brookfield
 Persyaratan : 37-396 cps (SNI)
 Cara kerja :
a. Bilas viskometer brookfield dengan menggunakan aquadest lalu dikeringkan dengan tisu
b. Tuang sediaan sebanyak 80 ml ke dalam beaker glass
c. Letakkan beker geas tepat dibawah pengaduk viskometer lalu turunkan pengaduk
tersebut ke dalam cairan yang terdapat dalam beker
d. Tekan tombol on dan pastikan jarum pembaca skala pada posisi nol.
e. Pehatikan jarum merah pada viskometer
f. Tunggu hingga perputaran stabil
g. Saat stabil, tekan secara bersamaan tombol on dan tombol belakang viskometer
h. Catat angka yang ditunjuk oleh jarum merah
i. Angka yang tertera dikalikan dengan faktor koreksi yang ada
j. Ulangi proses sebanyak 3x

5.5 Volume Sedimentasi


 Alat : Gelas ukur
 Persyaratan : F>1 (Lachman, 1994)
 Prosedur :
a. Timbang sampel, larutkan dengan aqua ad 100 ml
b. Masukkan dalam gelas ukur
c. Catat volume awal (Vo)
d. Amati Volume Akhir (Vu) setiap hari selama 1 minggu
e. Parameter pengendapan dari suatu suspensi dapat ditentukan dengan mengukur volume
sedimentasi (F) yaitu perbandingan volume akhir endapan (Vu) dengan volume awal
sebelum terjadi pengendapan (Vo)
𝑉𝑢
𝐹=
𝑉𝑜

5.6 Distribusi Ukuran Partikel


 Alat : Mikroskop
 Persyaratan : 1-50 µm (Emillia, 2013)
 Prosedur :
a. Suspensi diencerkan dan dibuat sediaan yang cukup antara 3-5 sediaan diatas objek glass
b. Kemudian preparat diletakkan ditengah meja benda
c. Lensa objektif diturunkan sampai berjarak kira-kira 3 mm dengan preparat
d. Sambil melihat melalui lensa okuler, pengatur kasar diputar ke atas sehingga partikel
akan terlihat jelas
e. Dihitung nilai antilog SD diameter
f. Jika nilai antilog SD < 1,2 maka jumlah partikel yang diukur ≥ 500 sedangkan jika
antilog > 1,2 maka jumlah partikel yang diukur adalah > 1000
g. Dilakukan pengelompokan ukuran partikel
h. Dibuat grafik distribusi ukuran partikel dan tentukan diameternya

5.7 Tipe Emulsi


a. Pewarnaan
 Alat : Gelas arloji, methylene blue dan sudan III
 Persyaratan :
- Jika dengan methylene blue dapat bercampur, maka emulsi tipe minyak dalam air
- Jika dengan sudan III dapat bercampur, maka emulsi tipe air dama minyak
 Prosedur :
a. Letakkan beberapa tetes emulsi di gelas arloji, bagi menjadi 2 bagian
b. Tambahkan methylene blue pada bagian I dan sudan III pada bagian II, kemudian diaduk
c. Jika dengan methylene blue dapat bercampur, maka emulsi tipe minyak dalam air. Jika
dengan sudan III dapat bercampur, maka emulsi tipe air dama minyak

b. Pengenceran
 Alat : beker gelas, cawan, air dan paraffin liquid
 Persyaratan :
- Jika dengan air dapat bercampur, maka emulsi tipe minyak dalam air
- Jika dengan paraffin dapat bercampur, maka emulsi tipe air dalam minyak
 Prosedur :
a. Siapkan sekitar 5 ml emulsi, masukkan ke dalam beker.
b. Ukur air sebanyak 50 ml lalu masukkan ke dalam beker. Aduk.
c. Bila dapat bercampur homogen maka emulsi tipe minyak dalam air
d. Siapkan 5 ml emulsi, masukkan ke dalam cawan
e. Timbang paraffin sebanyak 50 g
f. Bila dapat bercampur homogen maka emulsi tipe air dalam minyak
Rancangan Etiket
1. Komposisi
Setiap 15ml mengandung oleum Iecoris Aselli 1,38 g dan Ekatrak Curcumin 4 mg.
2. Farmakologi
Curcuma plus merupakan suplemen makanan yang mengandung curcuma Xanthoriza atau
temulawak. Kandungan temulawak bertanggungjawab dalam efek peningkatan nafsu makan yaitu
minyak atsirinya. Efek peningkatan nafsu makan oleh minyak atsiri temulawak dimungkinkan
karena sifat koleretiknya yaitu mempercepat sekresi empedu sehingga mempercepat pengosongan
lambung serta pencernaan dan absorpsi lemak diusus yang kemudian akan mensekresi berbagai
hormon yang meregulasi peningkatan nafsu makan sehingga nafsu makan jadi nafsu makanpun
meningkat dan berat badanpun bertambah.
3. Indikasi
Membantu meningkatkan ketahanan tubuh, sebagai sumber Vitamin A dan Vitamin D serta
sebagai peningkat nafsu makan.
4. Kontraindikasi
Pada penderita hipertensi parah, dan penderita yang memiliki penyakit hati.
5. Efek Samping
Pada jumlah yang berlebih menyebabkan mual, diare, perut kembung.
6. Dosis
Anak-anak usia 1-6 tahun : 1 x 1 sendok makan (15 ml)
Anak-anak usia 7-12 tahun : 2 x 1 sendok makan (15 ml)
7. Petunjuk Pemakaian
Balikkan botol dan kocok hingga homogen sebelum diminum. Emulsi ini disimpan pada suhu
dibawah 30°C dan disimpan ditempat yang terlindung dari cahaya dan kering.
8. Penyimpanan
Simpan pada suhu dibawah 30°C ditempat yang kering serta terlindung dari cahaya.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2006. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Anonim. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Buhler, Volker. 1998. Generic Drug Formulations Two Edition. BASF : Fine Chemical
Informasi Spesialite Obat Indonesia, volume 49. 2014. Jakarta : PT.ISFI.
Niazi, K. Sarfaraz. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation Liquid
Products. Volume 3. London : CRC Press
Rowe et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. London : Pharmaceutical
Press
Sweetman. 2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-Six Edition. London :
Pharmaceutical Press
Tjay, Drs.Ton Hoan. 2015. Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai