Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

SEDIAAN EMULSI OLEUM LECORIS ASELLI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Farmasetika Sediaan Likuida

KELOMPOK: 4
KELAS: B

1. Azizah Chairani (201710410311032)


2. Wafa’ Makkiyah (201710410311090)
3. Safirah Harum F. (201710410311100)
4. Farah Islahul A. (201710410311120)
5. Siti Nuraini (201710410311142)
6. Jimmy Setiawan I.R. (201710410311191)
7. Nurul Suci Fajriah U. (201710410311236)

DOSEN PEMBIMBING:

Dyah Rahmasari, M.Farm., Apt.

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai pembuatan sediaan emulsi
minyak ikan.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 06 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


Untuk memberikan pengalaman praktek pada mahasiswa berupa simulasi
pembuatan sediaan farmasi setara di bagian perencanaan dan pengembangan (R&D) suatu
industry farmasi setara di bagian sediaan emulsi.

1.2 Dasar Teori


Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat,
terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok (Depkes RI, 1979). Emulsi mengandung dua zat yang tidak tercampur, biasanya
mengandung air dan minyak, di mana salah satu cairan terdispersi menjadi butir-butir kecil
dalam cairan yang lain. Tujuan pembuatan emulsi ini adalah untuk memperoleh sediaan yang
stabil dan rata dari dua cairan yang tidak bercampur, untuk pemberian obat yang mempunyai
rasa lebih enak serta memudahkan absorpsi obat (Ansel, 2005).
Bahan aktif yang dipakai adalah ol.Iecoris Aselli dan Curcuma Rhizoma. Pembuatan
emulsi sengan ol.iecoris aselli biasanya dengan emulgator PGA dengan konsentrasi 10-20%
dari total volume yang dibuat. Curcuma Rhizoma memiliki bioavaibilitas yang rendah. Hal
ini disebabkan metabolisme lintas pertama yang dialami oleh Kurkumin dan karena
terjadinya metabolit hasl turunan kurkumin akibat adanya metabolisme saluran pencernaan,
kurkumin tidak larut dalam air sehingga dibuat dalam sediaan emulsi.
Minyak ikan merupakan minyak lemak hasil destearisasi sebagian dari minyak lemak
hati segar Gadus morrhua Linne, dan spesies lain dari familia Gadidae. Mengandung tidak
kurang dari 255 µg (850 unit FI) vitamin A dan tidak kurang dari 2,125 µg (85 unit FI)
vitamin D per g minyak ikan. Minyak ikan dapat ditambah penyedap tunggal atau campuran
penyedap yang sesuai tidak lebih dari 1%. (Depkes RI, 2014)
Rimpang kunyit merupakan tanaman andalan untuk dijadikan obat tradisional seperti
penyembuhan luka, antibakteri, menurunkan demam, meredakan diare dan beberapa manfaat
lainnya. Rimpang kunyit memiliki kandungan kimia yaitu zat warna kuning yang disebut
kurkuminoid. Kurkuminoid dapat bersifat sebagai antioksidan, dimana dapat mencegah
kerusakan sel-sel yang disebabkan oleh radikal bebas. Selain itu kurkuminoid juga dapat
menjadi antiinflamasi. (Winarto dan Tim Lentera, 2004)
Untuk menstabilkan emulsi diperlukan emulgator yang cocok, tanpa adanya
emulgator emulsi akan segera pecah dan terpisah (Lachman dkk, 1994). Emulgator tersebut
harus memenuhi kualitas tertentu, salah satunya emulsi harus dapat dicampurkan dengan
bahan formulatif lainnya (Ansel, 2005). Salah satu emulgator yang dapat digunakan dalam
pembuatan emulsi adalah golongan derivat selulosa, yaitu Na-CMC (Syamsuni, 2006).
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: kelompok hidrofilik,
yaitu bagian dari emulgator yang suka pada air, dan kelompok lipofilik yaitu bagian yang
suka pada minyak. Masing-masing kelompok akan bergabung dengan zat cair yang
disenanginya (Syamsuni, 2006). Metode yang digunakan dalam pembuatan emulsi
diantaranya adalah metode gom kering, metode gom basah, dan metode botol (Anief, 1999;
Ansel 2005).

1.3 Karakteristik Bahan Obat


A. OLEUM LECORIS ASELLI
 Informasi Umum Bahan Obat (FI V : 978)
 Bahan Aktif : Oleum lecoris aselli
 Sinonim : Cod liver oil, minyak ikan
 Struktur :-
 BM :-
 Kemurnian : minyak ikan mengandung tidak kurang dari 255µg
 Efek Terapeutik : sumber vitamin A dan vitamin D

 Organoleptis Bahan Obat (FI V : 879)


 Warna : kuning
 Bau : bau khas ikan tidak tengik
 Rasa : seperti ikan

 Makroskopis (FI V 879)


 Bentuk : cairan minyak encer
 Karateristik Fisikomekanik (FI V 998)
 Bobot Jenis : antara 0,918 dan 0,927

 Karateristik Fisikokimia
 Kelarutan menurut FI III : 457
Sukar larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P
dan dsalam eter minyak tanah P.
 Kelarutan menurut FI IV : 628 dan FI V : 879
Sukar larut dalam etanol , mudah larut dalam eter, dalam kloroform, dalam karbon
disulfide dan dalam etil asetat

B. EKSTRAK KURKUMA
 Informasi Umum Bahan Obat
 Bahan aktif : Ekstrak curcuma dari Curcumae Rhizome
 Tanaman asal : Curcuma domestica
 Kemurnian : Kunyit indonesia mengandung senyawa yang berkhasiat
obat, yang disebut kurkuminoid yang terdiri dari kurkumin, desmetoksikumin
sebanyak 10% dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat
bermanfaat lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen,
turmeron, tumeon 60%, Zingiberen 25%, felandren, sabinen, borneol dan sineil.
Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1 -3%, Karbohidrat sebanyak 3%,
Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%, dan garam-garam mineral, yaitu zat
besi, fosfor, dan kalsium.
 Efek terapeutik : untuk pengobatan hepatitis, antioksidan, gangguan
pencernaan, anti mikroba, anti kolesterol, dll.

 Organoleptis
 Warna : kuning
 Bau : khas aromatik
 Rasa : pahit
 Makroskopis
 Bentuk : Keping tipis , bentuk bundar atau jorong, ringan, keras ,rapuh,
garis tengah sampai 6 cm, tebal 2 mm sampai 5 mm permukaan luar berkerut,
warna coklat kuning sampai coklat; bidang irisan berwarna kuning buram,
melengkung tidak beraturan, tidak rata dengan tonjolan melingkar pada batas
antara silinder pusat dengan korteks: korteks sempit, tebal 3 mm sampai 4 mm.
Berkas patahan berdebu, warna kuning jingga sampai coklat jingga terang.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Farmakope Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia. Edisi 5. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Winarto, W.P. dan Tim Lentera. 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta : Agromedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai