Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Selama berabad-abad, berbagai macam obat telah berupaya ditemukan manusia untuk
mengobati berbagai penyakit. Sejak zaman yang paling awal, obat tradisional yang kebanyakan
berupa obat herbal telah digunakan untuk pengobati penyakit. Misalnya Paprus ebies yang
disusun di Mesir sekitar abad ke-16 SM membuat ratusan obat rakyat untuk berbagai penyakit.
Akan tetapi pengobatan herbal biasanya diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi
(Anonim, 2013).
Penggunaan minyak gosok telah menjadi hal yang umum bagi masyarakat Indonesia.
Rasa hangat atau aroma tertentu akan didapatkan saat mengoleskannya sejak bayi sampai tua,
kehadirannya bias menemani kehidupan seseorang.
Sekarang ini di Indonesia, terdapat bermacam-macam jenis minyak gosok yang dibuat
dari hasil penyulingan berbagai bahan alami. Minyak gosok yang dibuat dari hasil penyulingan
bahan tumbuhan pembuatannya yang ditambahkan dengan bahan pelarut. Berbagai tumbuhan
penghasilnya ini mengeluarkan bau yang khas, sehingga dengan menciumnya dapat dibedakan
jenisnya.
Adapun jenisnya, minyak gosok yang diproduksi di Indonesia memang berkhasiat
meningkatkan suatu penyakit, kandungan minyak atsiri dari hasil penyulingan tanaman tertentu.
Adapun maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan minyak
gosok dengan cara infudasi.
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara
pembuatan minyak gosok dengan cara infudasi.
Adapun prinsip percobaan ini adalah dengan menggunakan metode infudasi beberapa
bahan diekstraksi dan kemudian dicampur dengan bahan-bahan lain.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI RINGKAS
Minyak gosok dibuat dari hasil penyulingan berbagai bahan tumbuhan pembuatannya
yang ditambahkan dengan bahan pelarut berbagai tumbuhan menghasilkan dan mengeluarkan
bau khas, sehingga dalam menciumnya dapat dibedakan jenisnya.
Indonesia memang kaya akan berbagai tumbuhan yang dapat mengatasi penyakit. Salah
satunya adalah berbagai jenis minyak yang akrab di masyarakat. Misalnya minyak kayu putih,
minyak telon, minyak tawon, minyak gandapura, minyak cengkeh, menyak sereh, minyak
cendana, dan minyak kemiri.
1. Minyak kayu putih

Minyak ini bermanfaat menyembuhkan kembung, sakit perut dan menghangatkan tubuh.
2. Minyak lawang
Minyak Ambon dari papua ini dapat menghangatkan tubuh, sekaligus baik bagi
penderita rematik dan untuk minyak pijat. Rasanya hangat lebih kuat dibandingkan minyak kayu
putih.
3. Minyak gandapura
Berkhasiat mengurangi pegal, keseleo, dan meredakan gigitan serangga, minyak ini
disebut pula minyak kasturi.
4. Minyak cengkeh
Sebagai penghangat tubuh dan meringankan sakit gigi. Zat eugenol dalam cengkeh
mampu membunuh bakteri dan jamur menyebabkan sakit.
5. Minyak tawon
Bahan utamanya minyak kelapa, minyak kaytu putih, daun lada, bawang, jahe, daun
kunyit, ramuan semua bahan berguna untuk mengobati memar,luka, meredakan gigitan
serangga dan berguna mengobati memar.
6. Minyak cendana
Minyak ini bisa sebagai aromaterapi dan menghangatkan kulit.
7. Minyak kemiri
Mengandung vitamin B, E, thiamin dan vitamin C. Zat tersebut bermanfaat menyuburkan
rambut.
B. URAIAN BAHAN
1. Aquadest ( Depkes RI, 1979)
Nama resmi :AQUA DESTILLATA
Nama lain :Air Suling
Berat molekul :18,02
Rumus molekul :H2O
Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna,
tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan :Sebagai zat tambahan
2. Alfa tokoferol (Depkes RI, 1979)
Nama resmi :ALPHA TOCOPHERA ASETAS
Nama lain :Alfa tokoferol
Rumus molekul :C31 H32 O3
Pemerian :Cairan berminyak, jernih, kental, warna agak kuning.
Kelarutan :Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam aseton
mutlak kloroform dan eter.
Kegunaan : Zat tambahan.
3. Nipasol (Depkes RI, 1979)
Nama resmi : PROPYLEN PARABENUM
Nama lain : Propil paraben, Nipasol
Rumus molekul : C10 H12 O3
Berat molekul : 180,21
Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, tidak berasa .
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, larut dalam air, larut dalam 3,3
bagian etanol (95%) P dalam 3 bagian aseton P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
4. Oleum adraganut (Depkes RI, 1979)
Nama resmi : OLEUM CITRONELLAE
Nama lain : Minyak ceroh
Pemerian : Cairan pecah, sampai kuning tua, bau khas enak.
Kelarutan : Etanol kocok 1 bagian volume dengan 6 bagian volume
etanol (80%) P terjadi larutan jernih.
Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup rapat.
5. Oleum Coryenollum (Depkes RI, 1979)
Nama resmi : OLEUM CARYDPHLL
Nama lain : Minyak Cengkeh
Pemeriaan : Cairan suling segar, tidak berwarna atau kuning pucat,
membias cahaya denga kuat.
Kelarutan : Larut dalam volume etanol (70%)P, dapat bercampur
dengan etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
6. Oleum Cocos (Depkes RI, 1979)
Nama resmi : OLEUM COCOS
Nama lain : Minyak kelapa
Pemeriaan : Cairan jernih, tidak berwarna atau tidak, kuning, bau khas,
tidak tengik.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (95%)P dan sangat mudah
larut dalam Kloroform P dan eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya sampai sejuk.

C. URAIAN TANAMAN
1. Bawang putih ( Amilum sativum )

a. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliales
Ordo : Liliopsida
Family : Liliaceae
Genus : Amilum
Spesies : Amilum sativum L
b. Morfologi tanaman
Bawang putih termasuk klasifikasi tumbuhan terna berumbi lapis atau siung yang
berelium. Bawang putih tumbuh secara berlebihan dan berdiri tegak sampai setinggi 30-75 cm.
Mempunyai barang yang berbentuk pelah-pelah daun. Helai daunnya mirip peta, berbebtuh pipih
dan memanjang.
c. Kandungan kimia
Daun umbi bawang putih per 100 gram mengandung protein sebagai 4,5 gram, lemak 0,20
gram, hidrat aran 23,1 gram, vitamin B1 0,22 gram, vitamin C 5 mg.

2. Daun sirih ( Piper bettle )

a. Klasifikasi
Regnum : Plantarum
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle
b. Morfologi
Tanaman sirih mempunyai sistem perakaran serabut. Daun pada akar tanaman sirih,
memiliki bagian seperti batang, akar, cabang akar, dan serabut akar. Akar pada tanaman sirih
merupakan satu modifikasi untuk memenuhi fungsinya dan akar yang keluar. Pada baku-baku
batang tumbuhan memanjat dan berguna untuk mendekatkan diri dari pada penunjangannya.
c. Kandungan kimia
1) Minyak atsiri sampai 4,1 %, menandung fenol yang khas dan disebut betlefenol atau aseprolol.
2) Karvikol dan strukturalnya
3) Diastase 0,18% sampai 1,8%
4) Gula dan pati

3. Merica ( Piper nigrum )


a. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper nigrum
b. Morfologi
Tanaman Piper nigrum termasuk tanaman tahunan yang memanjat dan mempunyai empat
macam sulur yaitu sulur panjat.
c. Kandungan kimia
Zat piperane dan chovisine yang menyebabkan rasa pahit.

4. Jahe ( Zingiberis officinale Rosc )


a. Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliphyta
Class : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : Zingiber officinale Rosc
b. Morfologi
Batang jahe mempunyai batang semu dengan tinggi 30 cm hingga 100 cm. Akarnya
berbentuk rimpang dengan daging berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat.
Daun menyirip dengan panjang 15-23 mm.
c. Kandungan kimia
Sifat khas jahe disebabkan karena kandungan minyak atsiri begitupun dengan aroma
harum dan rasa pedas.

BAB III
METODE KERJA
A. ALAT DAN BAHAN
1. Alat-alat yang digunakan
a. Batang Pengaduk
b. Botol 100 ml
c. Corong Gelas
d. Cutter
e. Gelas Kimia 250 ml
f. Gelas Ukur 100 ml
g. Gunting
h. Kompor
i. Lap Halus
j. Lap Kasar
k. Lumpas Panci
l. Panci
m. Parutan Kelapa
n. Pisau
o. Timbangan
p. Wadah

2. Bahan-bahan yang digunakan


a. Alfa Tokoferol
b. Aquadest
c. Alium Cepa
d. Nipasol
e. Oleum Andropagus
f. Oleum Caryophyllum
g. Oleum Cocos
h. Piper Bettle
i. Piper Nigri Fructus
j. Zingiberis Rhizoma

B. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan Minyak Kelapa
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diparut kelapa, lalu ditimbang sebanyak 2 kg
c. Ditambahkan 1 liter air hangat kemudian diperas, ampas yang dihasilkan ditambahkan air hangat
hingga 1 liter
d. Hasil dari perasan tersebut dimasukkan dalam wadah bersih, dan ditambahkan lagi sebanyak 200
gram, dan diamkan 1 hari

e. Setelah terjadi pemisahan, maka pada bagian yang kental diambil dan ditambahkan lagi sebanyak
200 gram, dan diamkan 1 hari
f. Setelah terjadi pemisahan, maka minyak yang terpisah diambil kemudian dipanaskan selama 40
menit
g. Minyak ditampung untuk digunakan sebagai bahan penambah
2. Pembuatan Minyak Gosok
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Bahan-bahan segar dan jahe, merica dan sirih dengan bawang putih dan sirih dengan bawang
putih dan dipotong-potong kecil
c. Kemudian bahan tersebut di infudasi lalu dicampurkan
d. Ditambahkan oleum andropagum, oleum caryophilis, alfa tokoferol, nipasol, dan di tambahkan
minyak kelapa sampai 100 ml.
e. Dimasukkan dalam botol (100 ml)
f. Diberi etiket, brosur dan kemasan

BAB IV
PEMBAHASAN

Minyak gosok dibuat dari hasil penyulingan berbagai bahan tambahan, pembuatan
yang dibuat dengan bahan pelarut. Berbagai tumbuhan penghasilnya ini mengeluarkan baun
yang khas sehingga dengan menciumnya dapat dibedakan.
Pada praktikum ini dilakukan percobaan cara pembuatan minyak gosok dengan
menggunakan metode infudasi pada suhu 90-98 derajat selama 15 menit. Adapun bahan yang
digunakan berupa simplisia seperti jahe (Zingiberis rhizoma), bawang putih (Alium sativa), daun
sirih (Piper bettle), selain itu ada beberapa zat tambahan yang digunakan seperti alfa tokoferol,
minyak kelapa (Oleum cocos), minyak serah (Oleum etronella), minyak cengkeh (Oleum
cariyophili), semua bahan yang telah dipotong-potong kecil, dihaluskan lalu dicampur. Setelah itu
melalui proses infudasi diserkai dan dimasukkan dalam wadah.
Proses pengolahan minyak gosok melalui dua tahapan, tahapan pertama adalah
proses pembuatan minyak kelapa. Minyak kelapa yang sudah diparut diambil santannya dan
didiamkan selama satu hari, setelah terjadi pemisahan dipanaskan dan didiamkan lagi selama
satu hari. Hasil inilah yang digunakan sebagai pelarut. Tahap kedua yaitu pencampuran semua
bahan dan diekstraksi dengan menggunakan metode infundasi.
Pada formulasi sediaan minyak gosok, bahan yang digunakan memiliki khasiat
masing-masing seperti daun sirih (Piper bettle) yang mengandung minyak atsiri yang berisi
hidroksi kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, kavraktol, yang berfungsi sebagai antibakteri yang
dapat menyembuhkan bau badan, maupun obat bisul. Minyak kelapa dalam hal ini berguna bagi
kelembaban, kelenturan, dan kelembutan kulit dikarenakan vitamin A dan E pada minyak kelapa.
Selain itu 80% asam lemak dalam minyak kelapa adalah asam lemak rantai pendek sedangkan
molekulnya berukuran kecil sehingga mudah meresap ke sel-sel tubuh. Sedangkan jahe
mengandung minyak atsiri yang berkhasiat antikuman, melancarkan sirkulasi darah, radang
sendi tulang dan karminatif. Minyak cengkeh di gunakan sebagai penghangat tubuh, zat eugenol
dalam cengkeh mampu membunuh bakteri dan jamur sebagai penyebab penyakit.
Bahan-bahan lain seperti bawang putih (Alium setiva)berkhasiat sebagai antiseptik
dan antibakteri esensial. Minyak sereh(Oleum estronella) dapat menghilangkan gatal pada kulit,
penghangat badan, mengurangi rasa pegal, mampu membunuh bakteri dan sebagai bahan
pengaroma alami.
Adapun kesalahan-kesalahan yang terjadi pada saat praktikum di pengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1. alat dan bahan yang digunakan
2. kesalahan dalam prosedur kerja
3. penimbangan bahan yang kurang tepat

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasi percobaan dapat disimpulkan bahwa minyak gosok bahan utama
rimpang jahe, merica, daun sirih dan bawang putih mempunyai khasiat sebagai antioksidan
mengobati pegal linu, analgetik, menghilangkan memar luka dan digunakan sebagai minyak urut.

B. Saran
Kami sebagai praktikan mengharapkan agar dalam praktikum ini digunakan metode yang
lain, serta alat-alat yang ada dalam laboratorium lebih di lengkapi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008..jenis-jenis minyak gosok. http : // pondok ibu.com.


ANONIM, 2008. Morfologi dan klasifikasi bawang. http : // www.ingumani blogspot.com.
Depkes RI, 1979 Farmakope Indonesia Edisi III B.POM : Jakarta
Wijaya Kusuma Hembing, 2008 Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan Penyakit Pustaka Bunda :
Jakarta
LAMPIRAN

Perhitungan
Zingiberis Rhizoma 3% : x 100 ml = 3 gram
Piperis Nigri Fructus 3% : x 100 ml = 3 gram
Piper Betle 6% : x 100 ml = 6 gram
Allium sativa 4% : x 100 ml = 4 gram
Ol Adropoganus 6% : x 100 ml = 6 gram

Ol Caryophylium 6% : x 100 ml = 6 gram


Mari bergabung dengan komunitas Wikipedia bahasa Indonesia!

Minyak atsiri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil), minyak
esensial (essential oil), minyak terbang (volatile oil), serta minyak aromatik (aromatic oil),
adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun
mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar
dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan,
hasil sulingan (destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit sekunder yang biasanya berperan
sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agensia
untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup.
Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari
beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak
digolongkan sebagai minyak atsiri.

Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]


Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa
komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali
memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan
campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh psikologis ini, minyak
atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah
pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan pelarut
polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan biasanya alkohol. Dalam tradisi timur,
pelarut yang digunakan biasanya minyak yang mudah diperoleh, seperti minyak kelapa.
Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun
suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar
minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat
larut dalam minyak (lipofil).
PROSES PEMBUATAN MINYAK CENGKEH

LAPORAN PROSES PEMBUATAN MINYAK CENGKEH


Tanggal : 21 Januari 2013

A. DASAR TEORI

Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri yang dapat digunakan sebagai pengobatan
alternatif. Banyak zat terkandung dalam minyak cengkeh yaitu antibiotik, anti-virus, anti-jamur dan
memiliki khasiat sebagai antiseptik. Selain itu ditemukan pula sekitar 60-90 persen eugenol dalam
minyak cengkeh.
Kandungan lain yang tedapat di dalamnya adalah zat mangan, asam lemak omega 3,
magnesium, serat, zat besi, potasium dan juga kalsium. Vitamin yang diperlukan oleh tubuh juga ada
di dalamnya terutama vitamin C dan vitamin K. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa minyak
cengkeh dapat mengurangi peradangan dalam tubuh, meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara
alami, memperlancar sirkulasi darah, meningkatkan metabolisme serta membantu mengatasi stres
dan depresi.

B. ALAT DAN BAHAN

a. Alat yang digunakan:

1. Alat Proses

NO NAMA ALAT JML FUNGSI

1 Alat destilasi 1 Untuk menguapkan daun cengkeh yang sudah


kering

2 Gelas beker 3 Untuk menampung minyak cengkeh

3 Labu ukur + statif 1 Untuk titrasi

4 Nampan + serbet 1,1 Untuk membersihkan

2. Alat Ukur

NO NAMA ALAT JML FUNGSI

1 Neraca kasar 1 Untuk menimbang daun cengkeh

2 Gelas ukur 1 Untuk mengukur volume minyak daun cengkeh


yang didapatkan
b. Bahan yang digunakan :

NO NAMA BAHAN JUMLAH

1 Daun cengkeh kering 2 kg

2 Air 5-10 L

C. CARA KERJA

a. Diagram Alir

b. Langkah Kerja

1. Masukan air 5-10 L kedalam ketel uap atau alat destilasi dan diberi angsang

2. Masukan daun cengkeh kering kedalam ketel uap atau alat destilasi

3. Tutup ketel uap dan letakan diatas kompor

4. Nyalakan kompor dan pasang pendingin (air dialirkan)

5. Proses Destilasi, sampai terbentuk cairan minyak dan air

6. Titrasi hasilnya, ambil minyaknya saja


7. Ukur minyaknya dan masukan kedalam botol.

8. Siap dipasarkan

D. PERHITUNGAN

a. Perhitungan Bahan

1. Daun Cengkeh Kering = 2 kg

2. Berat Hasil = 22 ml

b. Perhitungan Randemen

Randemen = x 100%

= x 100%

c. Perhitungan Biaya

1 Kg Daun cengkeh kering = Rp. 15.000,00/kg

Biaya :

2 Kg x Rp. 15.000,00 =Rp. 30.000,00

Biaya total =Rp. 30.000,00

E. KESIMPULAN

Jadi, dari percobaat diatas dapat kita simpulkan bahwa dari 2 kg daun cengkeh kering dapat kita
peroleh 22 ml minyak cengkeh murni.
Clove Leaf Oil (Minyak Daun Cengkeh)
Clove Leaf Oil Profile General - Clove is a slender evergreen tree up to 39ft high. Its bright
green leaves stand in pairs on short stalks. The long buds have a rosy-pinkcorolla at the tip;
as the corolla fades the calyx turns red. The whole tree is highly aromatic. The spice was
introduced into Europe from the fourth to the sixth century. Believed to be native to
Indonesia; now cultivated worldwide, especially in the Philippines, the Molucca Islands and
Madagascar. The main oil-producing countries are Madagascar and Indonesia. Clove leaf
oil is steam distilled from the leaf of the plant. The medicinal properties reside in the volatile
oil. If distilled with water, salt must be added to raise the temperature of ebullition and the
same Cloves must be distilled over and over again to get their full essence. The oil is
frequently adulterated with fixed oil and oil of Pimento and Copaiba.

Selain minyak nilam (Patchouli oil) yang menjadi primadona ternyata ada juga minyak atsiri
lainnya yang banyak dibutuhkan negara luar yaitu minyak cengkeh (clove oil). Tanaman
cengkeh (Eugenia caryophillata) dapat digunakan untuk menghasilkan minyak cengkeh
(clove oil), minyak tangkai cengkeh (clove stem oil), dan minyak daun cengkeh (clove leaf
oil).
Usaha penyulingan minyak daun cengkeh ini cocok bagi usaha kecil menengah dikarenakan
harga bahan baku yang relatif murah dan prosesnya yang mudah.

Clove Leaf Oil


Minyak daun cengkeh (clove leaf oil) adalah minyak atsiri hasil sulingan daun cengkeh
kering (umumnya yang sudah gugur).
Minyak atsiri jenis ini memiliki pasaran yang luas di industri farmasi, penyedap masakan dan
wewangian. Kandungan minyak cengkeh adalah eugenol (90%), eugenil acetate, methyl n-
hepthyl alcohol, benzyl alcohol, methyl salicylate, methyl n-amyl carbinol, dan terpene
caryo-phyllene. Minyak daun cengkeh mulai dikembangkan pada tahun 1960 yang digunakan
untuk bahan baku obat, pewangi sabun dan deterjen. Minyak daun cengkeh juga digunakan di
industri wewangian dengan ketetapan standar mutu tertentu yang lebih ketat.
Minyak daun cengkeh banyak digunakan dalam industri farmasi, parfum, kosmetik dan
industri flavor makanan dan minuman. Peluang usaha minyak daun cengkeh
di Indonesia cukup besar, terutama di daerah-daerah sentra produksi cengkeh. Laporan
penelitian dari Balittro (2005) mengungkapkan, Pulau Jawa memiliki pertanaman cengkeh
dengan luas areal mencapai 50.000 ha, diperkirakan memiliki potensi daun cengkeh gugur
305 ton per hari atau setara dengan 4,4 ton minyak daun cengkeh per hari.
Perhitungan ini didasarkan pada berat daun jatuh setiap pohon 0,5 kg per minggu, umur
tanaman lebih dari 10 tahun, dengan rendemen minyak daun cengkeh 2% s/d 2,8%, populasi
tanaman 100 pohon per hektar (polikultur) dan rata-rata penutupan kanopi 60%, akan
menjadi peluang usaha yang menguntungkan.

PRODUKSI MINYAK DAUN CENGKEH

Bahan baku utama yang digunakan pada minyak daun cengkeh adalah daun cengkeh kering
yang sudah gugur. Ini menyebabkan usaha minyak daun cengkeh bersifat musiman karena
sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku. Pada musim kemarau ketersediaan bahan
baku melimpah dan sebaliknya pada musim penghujan terjadi kekurangan suplai bahan baku.
Beberapa pengusaha pengolahan minyak daun cengkeh mengantisipasinya dengan
menyimpan sebagian hasil produksinya untuk dijual pada saat mereka tidak dapat melakukan
proses produksi dengan harga yang lebih baik. Pada umumnya, proses produksi dapat
dilakukan 5-6 bulan dalam satu tahun.
Ada beberapa alat dan peralatan produksi yang diperlukan dalam proses pengolahan minyak
daun cengkeh. Fasilitas produksi yang utama adalah ketel dari platbesi (plateser), tungku dan
kondensor. Kondensor berupa kolam yang di dalamnya terendam pipa dengan bentuk spiral
atau pipa baja biasa yang dibentuk melingkar. Kolam terdiri dari dua buah kolam dengan
posisi yang berdekatan agar pipa yang digunakan tidak terlalu panjang. Peralatan lain yang
diperlukan berupa 4 drum plastik berukuran 200 liter untuk menampung minyak daun
cengkeh, garu, sendok, 5 jerigen, corong minyak, dan kain penyaring (Umumnya sama
seperti penyulingan minyak nilam).
Proses penyulingan dilakukan dengan memanaskan bahan baku dan air yang dimasukkan
dalam ketel yang kemudian dipanaskan. Proses pemanasan dapat menggunakan bahan bakar
berupa limbah daun yang disuling sebelumnya. Uap air dan uap minyak daun cengkeh akan
mengalir melalui pipa masuk ke dalam kondensor. Kondensor tersebut dapat berupa kolam.
Semakin lama uap minyak daun cengkeh dan uap air berada dalam kolam pendingin, semakin
baik proses kondensasi yang terjadi. Biasanya para penyuling di pedesaan menggunakan 2
kolam pendingin untuk proses kondensasi ini. Air kolam harus terus dijaga agar tetap berada
pada suhu yang dingin. Kondensasi mengubah uap air dan uap minyak daun cengkeh menjadi
bentuk cair berupa minyak daun cengkeh dan air yang ditampung dalam drum.
Metode penyulingan dengan menggunakan uap air memiliki kelebihan tersendiri.
Penyulingan dengan air dan uap ini relatif murah atau ekonomis. Biaya yang diperlukan
relatif rendah dengan rendemen minyak daun cengkeh yang memadai dan masih memenuhi
standar mutu yang diinginkan konsumen. Kelemahan utamanya adalah kecepatan
penyulingan yang rendah.
Hasil penyulingan 1,3 ton daun cengkeh kira-kira akan menghasilkan 35 kg minyak daun
cengkeh. Jika dalam sehari dapat dilakukan 2 kali penyulingan, maka satu ketel dapat
menghasilkan 70 kg minyak daun cengkeh per hari.
Minyak daun cengkeh dapat dibedakan berdasarkan mutunya. Mutu minyak daun cengkeh
dipengaruhi setidaknya oleh 3 hal. Pertama, pemilihan bahan baku. Daun cengkeh yang
kering, bersih dan tidak tercampur bahan-bahan lain akan menghasilkan minyak sesuai
dengan yang diinginkan. Kedua, proses produksi. Mutu minyak daun cengkeh dipengaruhi
oleh kondisi peralatan yang digunakan dan waktu proses penyulingan. Ketel dengan bahan
anti karat akan menghasilkan minyak daun cengkeh yang lebih baik dibandingkan
penyulingan dengan menggunakan ketel yang terbuat dari besi plat biasa, apalagi dengan
menggunakan drum-drum kaleng biasa. Waktu penyulingan yang lebih singkat juga
mempengaruhi kualitas minyak daun cengkeh yang dihasilkan. Ketiga, penanganan hasil
produksi. Minyak daun cengkeh yang seharusnya ditampung dan disimpan dalam kemasan
dari bahan gelas, plastik atau bahan anti karat lainnya akan menurun kualitasnya jika hanya
disimpan dalam kemasan dari logam berkarat. Minyak daun cengkeh mudah beroksidasi
dengan bahan logam.
Produksi minyak daun cengkeh yang optimum tergantung pada kapasitas ketel yang
digunakan. Ketel dengan kapasitas 1,3 ton daun cengkeh dapat menghasilkan kurang lebih 35
kg minyak daun cengkeh. Dengan menggunakan dua ketel dan dua kali proses suling per
ketel maka dalam sehari dapat dihasilkan minyak daun cengkeh sebanyak 1,4 kwintal.
Kendala produksi utama yang dihadapi oleh pengusaha minyak daun cengkeh ini terutama
terkait dengan pengadaan bahan baku yang bersifat musiman. Ketersediaan bahan baku daun
cengkeh sangat tergantung pada musim. Pada musim penghujan, pasokan bahan baku bisa
dikatakan tidak ada sehingga para pengusaha tidak berproduksi. Hambatan yang kedua adalah
kapasitas produksi yang masih sangat terbatas. Seringkali pengusaha kecil penyulingan
minyak daun cengkeh di pedesaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen dalam
jumlah besar pada waktu tertentu.

PELUANG PASAR

Permintaan akan minyak daun cengkeh sangatlah besar dan sering terjadi kelebihan
permintaan yang tidak dapat dipenuhi oleh kapasitas produksi industri kecil minyak daun
cengkeh yang terbatas.
Diposkan oleh minyak cengkeh di 22.57 1 komentar:

Cengkeh
Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris
disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae.
Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan
pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia.
Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar, juga
tumbuh subur di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.

Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20
m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai
buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar.
Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.

Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau
sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkeh
digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di
Republik Rakyat Cina dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di aromaterapi dan juga
untuk mengobati sakit gigi.

Sejarah Cengkeh

Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap
orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkeh, agar harumlah
napasnya. Cengkeh, pala dan merica sangatlah mahal di zaman Romawi. Cengkeh
menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab di abad pertengahan. Pada akhir abad
ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu
diambil alih juga perdagangan cengkeh dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol,
selain itu juga dengan perjanjian dengan sultan dari Ternate. Orang Portugis membawa
banyak cengkeh yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu
harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 gram emas.
Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan
susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkeh di Mauritius pada
tahun 1770. Akhirnya cengkeh dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.
Pada abad ke-17 dan ke-18 di Inggris harga cengkeh sama dengan harga emas karena
tingginya biaya impor.

Kandungan Aktif dalam buah cengkeh

Minyak esensial dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak
cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan
sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol, digunakan
dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga digunakan dalam
campuran tradisional chjiyu (1% minyak cengkeh dalam minyak mineral; chji berarti
cengkeh; yu berarti minyak) dan digunakan oleh orang Jepang untuk merawat
permukaan pedang mereka.

Manfaat
Manfaat dari cengkeh yaitu :
1. Kolera dan menambah Denyut Jantung
Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering
Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari.
Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta
menambah jumlah darah putih.

2. Campak
Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu
Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam
kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata.
Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit.

3. Menghitamkan alis mata


Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri.
Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian
ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri
secukupnya.
Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari.

Anda mungkin juga menyukai