Rasionalisasi bahan
Pada pembuatan kosmetik dekoratif, yaitu pensil alis digunakan formulasi sebagai
berikut:
2. Titanium Dioxide
Titanium dioxide merupakan pewarna yang digunakan pada formulasi pensil
alis. Titanium dioxide (Cl 77891) merupakan pigmen pemutih yang berupa
serbuk yang digunakan untuk meningkatkan opasitas (kekeruhan) warna pada
makanan, pil, tablet, formulasi farmasetik topikal (Krishna V. A., 2011).
Digunakan titanium dioxide pada formulasi pensil alis dengan tujuan untuk
mengkeruhnkan warna sehingga tampak warna hitam keruh pada pensil alis.
3. Talk
Talk merupakan pengisi yang digunakan pada formulasi pensil alis.
4. Mica
Mica merupakan pengisi yang digunakan pada formulasi pensil alis.
Pemilihan talk dan mica didasarkan pada sumber berikut :
5. Stearic Acid
Digunakan sebagai dapar/buffering agent untuk adjust pH dan
mempertahankan pH sehingga sediaan tetap stabil baik secara fisika maupun
secara kimia. Digunakan bahan dapar adalah untuk menjaga pH sediaan agar
sama dengan pH kulit, sehingga tidak bersifat mengiritasi kulit pada alis.
6. Ozokerite
Ozokerite merupakan wax yang digunakan sebagai pelunak dan mencegah
pensil alis untuk meleleh. Ozokerite juga merupakan bahan yang berfungsi
untuk menstabilkan keseragaman warna pada kosmetik serta memberikan
konsistensi pada bahan, sehingga pensil alis yang dihasilkan memiliki warna
dan konsistenasi yang sesuai dengan keinginan konsumen.
7. Beeswax
Pada formulasi digunakan beeswax dengan tujuan sebagai pembentuk fase
minyak pada formulasi pensil alis. Tujuan pembentukan fase minyak pada
pensil alis adalah untuk membentuk massa yang kompak setelah ditambahkan
pengisi, sehingga dapat menjadi padatan.
9. Lanolin Oil
Pada formulasi digunakan lanolin oil dengan tujuan sebagai pembentuk fase
minyak pada formulasi pensil alis. Tujuan pembentukan fase minyak pada
pensil alis adalah untuk membentuk massa yang kompak setelah ditambahkan
pengisi, sehingga dapat menjadi padatan.
12. BHT
Pada formulasi pensil alis, digunakan antioksidan yang bertujuan untuk
menjaga kestabilan pensil alis dari proses oksidasi minyak. Antioksidan yang
digunakan adalah BHT , dimana BHT aktif sebagai antioksidan yang larut pada
minyak dan lemak .
b. Kemasan Sekunder :
c. Brosur :
(4) Pernyataan pembuatan (Manufacturing Statement):
a. Pernyataan bahwa kosmetika dibuat sesuai dengan CPKB.
1. kosmetika dalam negeri:
a) fotokopi sertifikat CPKB atau surat pernyataan penerapan CPKB sesuai
dengan bentuk sediaan yang akan dinotifikasi.
i. Asam Stearat
Dapat mengakibatkan rasa sakit, konjungtivitis, dan kepekaan terhadap
cahaya.
j. BHT
Tingkat paparan BHT melalui rute dermal.
k. Propyl Paraben
Tingkat paparan melalui kulit, dapat pula melalui oral. Namun, bila
masuk ke dalam tubuh maka akan mudah atau cepat dilakukan ekskresi
sehingga relative aman.
i. Asam Stearat
Dapat mengakibatkan rasa sakit, konjungtivitis, dan kepekaan terhadap
cahaya
j. BHT
Tanda-tanda toksisitas sistemik pada tingkat eksposur yang tinggi, dan iritasi
kulit ringan berikut paparan berulang menggunakan rute dermal. Hal ini tidak
genotoksik, karsinogenik, atau sistem reproduksi
k. Propyl Paraben
Konsumen dapat terpapar oleh pengawet golongan paraben melalui kulit, dapat
pula melalui oral. Namun, bila masuk ke dalam tubuh maka akan mudah atau
cepat dilakukan ekskresi sehingga relative aman
(7) Ringkasan Data Pendukung Klaim:
Berdasarkan dari komposisi bahan yang digunakan, manfaat dari sediaan ini
yaitu, sediaan kosmetik kami bersifat lebih tahan terhadap air, sehingga tidak
mudah luntur. Hal ini dikarenakan bahan pewarna yang kami gunakan terdiri dari
dua bahan pewarna yang bersifat tidak larut air, yaitu iron oxide black dan titanium
dioksida sebagai pengopaqnya.Selain itu, dari komposisi sediaan kami, digunakan
dua bahan pengawet yang memiliki keefektifan pada fase fase minyak dimana hal
ini dapat meningkatkan efektifitas dari bahan pengawet yang kami gunakan.
Sehingga sediaan kami akan lebih tahan lama. Selain itu nuga, kami menambahkan
antioksidan pada sediaan dengan tujuan untuk mencegah oksidasi pada sediaan.
2.4. Mica
a. Metode analisis : Metode analisis yang digunakan untuk mica yaitu
termasuk atomic absorpsi,x-ray fluorescence, atau kimia basah
b. Keamanan : Mata dan tenggorokan bisa mengalami iritasi bila terkena
konsentrasi terlalu tinggi. Dapat menyebabkan iritasi kulit. Tidak ada
kesehatan bahaya fisik atau lingkungan signifikan.
2.5. Talk
a. Metode analisis : Prosedur dari metode ini termasuk dalam pemindaian
yang lambat. Dibawah kondisi yang ditentukan sebelumnya, pelet
terkompresi sampel bedak di 11 untuk 10,0o20 (8,85-8,04A) wilayah untuk
puncak amphibole.Metode analisi ini menggunakan X-ray Difarctometri
b. Keamanan : Talk beracun ke paru-paru. Paparan zat berulang atau
berkepanjangan dapat menghasilkan kerusakan organ. Sedikit berbahaya
dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan, inhalasi.
2.6. Ozokerite
a. Metode analisis :
Pemeriksaan terdiri terutama penggunaan kromatografi dan pembentukan
urea-kompleks. Dengan cara kromatografi metode sering untuk
memisahkan ozokerite ke dalam komponen utama dan atau untuk
mendeteksi adulterants (misalnya, menambahkan hidrokarbon di ozokerite
wax). Urea selektif membentuk kompleks dengan jenis tertentu senyawa.
Misalnya, dengan rantai bercabang lurus atau sedikit, tapi tidak dengan
yang lain). Sedangkan Tiourea memiliki efek sebaliknya.Peningkatan, dari
ukuran partikel dengan cara pemeriksaan turbidimetri) akan
menginformasikan tentang menjaga propertinya (Katja,2014)
b. Keamanan : Tidak diklasifikasikan sebagai bahan berbahaya dengan
kriteria Australian Dangerous Goods Code (ADG Code) (ADG Code);
BARANG TIDAK-BERBAHAYA (SDS,2013)
2.7. Beeswax
a. Metode analisis : Mengambil 0,2 g sampel dan tambahkan 10 ml pelarut
alkohol kalium hidroksida, dipanaskan di bawah kondensor refluks dalam
waterbath air selama 30 menit. Tambahkan 50 ml dari 1 M asam sulfat.
Dinginkan dan filter, bilas labu dengan 1 asam sulfat M dan
menggabungkan filtrat dan bilas dalam labu 100 ml. Buatlah volume dengan
1 M asam sulfat. Label larutan ini sebagai Larutan A. Ke dua tabung uji
sesuai, memperkenalkan masing-masing, 1 ml larutan A dan 1 ml larutan
gliserin di 1 M asam sulfat (Larutan B). Tambahkan 0.5 ml larutan natrium
periodat untuk setiap tabung, dicampur dan biarkan selama 5 menit.
Tambahkan ke setiap tabung 1 ml decolourized fuchsin dan dicampur
sehingga endapan menghilang.Letakkan tabung dalam gelas berisi air pada
40 C dan amati selama 10 sampai 15 menit. Materi yang harus diambil
yang telah lulus uji jika ada warna violet kebiruan dalam tabung yang berisi
larutan tidak lebih intens dari yang di tabung mengandung Larutan B
(BIS,2002)
b. Keamanan :. Cairan mudah terbakar dan menguap. Berbahaya jika tertelan.
Dapat berakibat fatal bila tertelan dan memasuki saluran pernapasan.
Berbahaya jika kena kulit dapat menyebabkan gangguan pada kulit. Dapat
menyebabkan reaksi alergi pada kulit. Menyebabkan gangguan mata berat.
Berbahaya bila terhirup. Beracun terhadap kehidupan akuatik dengan
dampak jangka panjang
2.9. BHT
a. Metode analisis :
Metode analisis pada BHT dilakukan menggunakan kromatografi.
Kromatografi dilakukan pada Agillent 1100 Series cromatograph cair
dilengkapi dengan pompa kuartener, degasifier, kolom termostat, auto-
sampler dan detektor UV / VIS. Pemisahan dilakukan pada Eclipse XDB-
C18 (4,6mm Id x 250mm (5m)). Komposisi fase gerak asetonitril
adalah: metanol (25:75 v / v). Aliran-rate adalah 1,5 mL / menit, dan
deteksi dilakukan pada 280 nm. Kromatografi dilakukan pada suhu
ruang (Napoca, 2011).
b. Keamanan : studi yang tersedia, bersama dengan literatur kasus,
menunjukkan tidak ada iritasi, sensitisasi, atau fotosensitisasi signifikan.
Konsentrasi rendah di mana bahan ini digunakan dalam formulasi
kosmetik, disimpulkan bahwa BHT aman seperti yang digunakan dalam
formulasi kosmetik.
Proses Produksi :
Bahan padat
Campuran padatan
Bahan minyak
gram
Pencampuran bahan padat dilakukan pada mesin tumbler
Pemanasan bahan minyak dilakukan pada waterbath dengan suhu 60 0C, karena titik
leleh lemak paling rendah adalah 61 - 65 0C
Karakteristik Fisikomekanik
Kekerasan : 1.0 1.5 N
Berat Jenis : 2.7 2. 8 g/cm2
Karakteristik Fisikokimia
Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam dan basa, pelarut organik,
dan air
Stabilitas : perlu disterilisasi selama tidak lebih dari 1 jam pada suhu
160 0C
Penyimpanan : pada tempat yang tertutup, e\sejuk, dan kering.
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat
Kegunaan : sebagai pengisi bahan kosmetik.
Karakteristik Fisikomekanik
Berat Jenis :
Berat jenis nyata : 0.537 g/cm2
Berat jenis mampat : 0.571 g/cm2
Titik leleh : > 54 0C
Karakteristik Fisikokimia
Kelarutan : larut dalam benzena, karbon tetraklorida, kloroform, dan
eter, larut dalam alkohol, heksana, dan propilen glikol.
Praktis tidak larut dalam air.
Stabilitas : perlu ditambahkan antioksidan.
Penyimpanan : pada tempat yang tertutup, e\sejuk, dan kering.
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan agen pengoksidasi kuat
Kegunaan : sebagai dapar untuk mempertahankan pH sehingga
sediaan tetap stabil baik secara fisika maupun secara
kimia
Karakteristik Fisikomekanik
Berat Jenis :
Berat jenis nyata : 0.4 0.62 g/cm2
Berat jenis mampat : 0.625 0.803 g/cm2
Titik leleh : 185.5 0C
Karakteristik Fisikokimia
Kelarutan : praktis tidak larut dalam asam sulfat, asam hidroklorat,
pelarut organik. Larut dalam asam hidroflorat.
Stabilitas : stabil pada suhu tinggi.
Penyimpanan : pada tempat yang tertutup, e\sejuk, dan kering.
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan bahan aktif tertentu, misal
famotidine.
Kegunaan : sebagai agen pengopaq pada bahan
Titik leleh : 71 C
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat larut dalam aceton,
dapat larut dalam alkohol dan minyak sayur (30mg/ml)
Wadah dan penyimpanan : Ditempat yang kering, tidak terkena sinar matahari
tertutup rapat .
pH larutan 3,0-6,0
pH satbilitas 3,0-6,0
Sifat khusus -
Koefisien partisi -
Metode Analisis :
Analisis warna
b.Evaluasi
j. BHT
Tingkat paparan BHT melalui rute dermal.
l. Propyl Paraben
Tingkat paparan melalui kulit, dapat pula melalui oral. Namun, bila
masuk ke dalam tubuh maka akan mudah atau cepat dilakukan ekskresi
sehingga relative aman.
DAFTAR PUSTAKA
Krishna V. A., 2011. Colorants the Cosmetic for the Pharmeceutical Dosage Form.
Department of Pharceutic. Talla Padmavanti College of Pharmacy. India.
Fulton, I.E., Jr., Bradley, S.. Agundez, A., and Black, T.2008. Non-Comedogenic
Cosmetics. Cutls 17(2):344-345, 349-35 1.
Spilker, C.W. and Richey, T.B.2003. Analytical Procedures For Lanolin And Lanolin
Derivatrves. Cosmet. Perfum. 88(9):43-48.