Anda di halaman 1dari 35

EMULSI OLEUM IECORIS ASELI

Kelompok 8
• Ahmad Fuadus Shufi (18040006)
• Devi Restina Fikri (19040021)
• Dewi Masruroh (19040022)
• Diana Rezhanti (19040028)
• Dwi Murni Setyawati (19040033)
• Faiqotul Humairoh (19040040)
CONTENTS

1. Landasan teori
2. Pemerian bahan
3. Produk Refrensi
4. Alat bahan dan Formula
5. Cara kerja
6. Evaluasi
7. Kemasan
LANDASAN TEORI
DEFINISI EMULSI

Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai milk, warna
emulsi adalah putih.
Menurut FI Edisi IV, emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu
cairannya terdispersidalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
Emulsi juga dapat didefinisikan sebagai sediaan yang mengandung bahan
obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa dan
distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Biasanya
emulsi mengandung dua zat atau lebih yang tidak dapat bercampur,
misalnya minyak dan air. Zat pengemulsi (emulgator) merupakan
komponen yang paling penting agar memperoleh emulsi yang stabil
KOMPONEN EMULSI

Komponen emulsi dapat digolongkan menjadi dua macam,yaitu:

1.Komponen dasar

Komponen dasar yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat di dalam emulsi, terdiri atas:

a. Fase disperse/ fase internal/ fase diskontinu/ fase terdispersi/ fase dalam, yaitu zat cair yang
terbagi-bagi menjadi butiran keci ldi dalam zat cair lain.

b. Fase eksternal/ fase diskontinu/ fase pendispersi/ fase luar, yaitu zat cair dalam emulsi yang
berfungsi sebagai bahan dasar (bahan pendukung) emulsit ersebut.

c. Emulgator, adalah bagian dari emulsi yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.

2.Komponen tambahan,

Komponen tambahan adalah bahan yang sering ditambahkan kedalam emulsi untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Misalnya corrigen saporis, odoris, colouris, pengawet( preservative), dan anti
oksidan
PERSYARATAN EMULSI

Sediaan emulsi yang baik harus :


1.Stabil dan homogen
2.Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang kecil dan
sama besar mendekati ukuran partikel koloid
3.Tidak terjadi creaming atau cracking
4.Warna, bau dan rasa menarik
MACAM – MACAM EMULSI

1. Menurut konsistensinya dan maksud pemakaiannya:

a. emulsi cair : pemakaian oral, topikal,parenteral.

mis : emulsi ol.iecoris aselli, balsamum papilare, intralipid injeksi- emulsi

b. semisolid : pemakaian topikal

mis : vanishing cream

2. Menurut asal bahan pembuat emulsi

a. Emulsi alam / emulsi vera (emulsanaturalia)

Dibuat dari bahan dasar biji-bijian yang mengandung emulgendum & emulgens,dengan
penambahan air dari luar akanterbentuk emulsi.

b. Emulsi buatan / emulsi spuria

dibuat dari bahan cair yang umumnya berupaminyak dengan penambahan emulgator
danair dari luar akan terbentuk emulsi
3. Menurut tipe emulsi / jenis emulsi
a. Emulsi tipe O/W (Oil in Water) atau M/A (minyak dalam
air),adalah emulsi yang terdiri atas butiran minyak yang
tersebar atau terdispersi kedalam air.
b. EmulsitipeW/O (Water in Oil) atauA/M (air
dalamminyak),adalah emulsi yang terdiri atas butiran air
yang tersebar atau terdispersi kedalam minyak.
BAHAN PENGEMULSI
(EMULGATOR)
• Bahan Pengemulsi (Emulgator)
1. Emulgator alam
- Emulgator alam dari tumbuh
- Tumbuhan- Emulgator alam dari hewan
- Emulgator alam dari tanah mineral
2 Emulgator buatan
-Sabun-Tween 20 : 40 : 60 : 80
-Span 20 : 40 : 80
CARA PEMBUATAN EMULSI

Pembuatan emulsi dapat digolongkan menjadi 3 metode, yaitu


:
1. Metode gom kering atau metode kontinenta
2. Metode gom basah
3. Metode botol
PENGERTIAN OLEUM LECORIS
ASELL
• Ol. Lecoris Aselli (minyak ikan) adalah minyak lemak yang
diperoleh dari hati segar Gadus morhua Linne. Dan spesies
Gadus lainnya, dimurnikan dengan penyaringan pada suhu
0°C. Potensi vitamin A tidak kurang dari 600 UI per g.
potensi vitamin D tidak kurang dari 80 UI per g. (FI edisis III
hal 457)
• Zat zat yang terkandung dalam ol.Iecoris Aselli adalah
vitamin A dan D. Gliserida trimalmitat dan tristearat,
kolesterol, gliserida dan asam asam jenuh.
• Efek farmakologisnya sebagai sumber vitamin A, vitamin
D, asam lemak tak jenuh yang merupakan faktor- faktor
makanan dasar dan tidak terjadi dalam kandungan vitamin
A dan D

1 2

3
4
TUJUAN PEMBUATAN EMULSI

• Meningkatkan kelarutan
• Meningkatkan stabilitas
• Memperbaiki penampilanMenutupi rasa tidak enak
PREFORMULASI
OLEUM IECORIS ASSELI

• Nama lain : cod liver oil, minyak ikan


• Pemerian :cairan, kuning pucat, bau khas, agak manis, bau tidak tengik, rasa khas, asam atau pahit
• Kelarutan : sukar larut dalam etanol (95%)P: mudah larut dalam kloroform P, dalam eter P dan
dalam eter minyak tanah P
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya
• Kegunaan : sebagai bahan aktif (sumber vitamin A dan D )
• Berat jenis antara 0,918-0,927
• pH stabil : asam tidak 1,2
• titik didih/titik leleh: -/23°F
• Pada konsentrasi umum yang digunakan 3 gram/15 mL (ISO,2011)
• (Depkes RI 2020, Martindale II hal. 1661-1662, British Farmakope 1 hal 1536)
GOM ARAB

• Pemerian : Serbuk, putih atau putih kekuningan; tidak berbau.

• Kelarutan : Larut hampir sempurna dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa
bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti musilago,
tidak berwarna atau kekuningan, kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah
terhadap kertas lakmus biru; praktis tidak larut dalaJll etanol dan dalam eter.

• Kegunaan : Emulgator

• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

(Depkes RI,1995)

 
NATRIUM BENZOAT

Natrium benzoat
• Pemerian : sebuk granul putih atau kristal, bersifat higroskopik dalam bentuk serbuknya, tidak berbau

atau memiliki bau seperti benzoat, memiliki rasa tidak manis


• Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, dan lebih mudal larut dalam

etanol (90%)
• Penyimpanana : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya
• Kegunaan : antioksidan dan bahan pengawet (0,02-0,5%)
• Berat jenis antara 144,11

• Stabilitas : larutan yang mengandung air dapat disterilkan dengan menggunakan autoklaf
• pH 5

• (Hand Book of Pharmaceutical Exipient hal 627)


Glycerolum

• Sinonim: glycerol, glycerine, glycerolum, Pricerine; 1,2,3-propanetriol;


trihydroxypropane glycerol.
• Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh
berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik; larutan
netral terhadap lakmus.
• Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter,dalam minyak lemak, dan dalam minyak
menguap.
• Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
• Kegunaan : Zat tambahan (pemanis)
Lanjutan Glycerolum

• Titik didih : 290,53 0C


• Titik lebur : 17,8 0C
• BM : 92, 09 gram/mol
• Konsentrasi : 5-10%
• Inkompatibilitas : Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan zat pengoksidasi
kuat seperti: kromium trioksida, kalium klorat, atau kalium permanganat. Dalam
larutan encer, reaksi berlangsung lebih lambat dengan beberapa produk oksidasi
yang terbentuk. Perubahan warna menjadi hitam gliserin terjadi dengan adanya
cahaya, atau pada kontak dengan seng oksidaatau bismut nitrat dasar.
(Depkes RI, 2020, Hand Book of Pharmaceutical hal 283)
 

BHT

• Sinonim : Agidol; BHT; 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol; butylhydroxytoluene;


butylhydroxytoluenum; Dalpac; dibutylated hydroxytoluene; 2,6-di-tert-butyl-p-cresol; 3,5-di-tert-
butyl-4- hydroxytoluene; E321; Embanox BHT; Impruvol; Ionol CP; Nipanox BHT; OHS28890;
Sustane; Tenox BHT; Topanol; Vianol

• Pemerian : putih atau kuning pucat kristal padat atau bubuk dengan bau fenolik yang khas

• Kelarutan : Paparan cahaya, kelembaban, dan panas menyebabkan perubahan warna dan hilangnya aktivitas.

• Penyimpanan : harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat yang sejuk dan
kering.

• Kegunaan : Antioksidan

• Titik didih : 265 0C

• Titik lebur : 70 0C

• BM : 220,35 gram/mol
 

Lanjutan BHT

• Konsentrasi : 0,02-0,5%
• Inkompatibilitas : BHT adalah fenolik dan mengalami reaksi karakteristik
fenol. Ini tidak kompatibel dengan pengoksidasi kuat agen seperti peroksida
dan permanganat. Kontak dengan oksidator dapat menyebabkan pembakaran
spontan. garam besi menyebabkan perubahan warna dengan hilangnya
aktivitas. Pemanasan dengan katalitik sejumlah asam menyebabkan
dekomposisi yang cepat dengan pelepasan isobutena gas yang mudah terbakar
(Hand Book of Pharmaceutical hal 75)
ORANGE ESSENS

• Pemerian :Dibuat dari kulit jeruk yang masih segardan diproses


secara mekanik
• Kelarutan : mudah larut dalam alkohol 90%, asam asetat glasial
• Kegunaan : flavouring agent
• Penyimpanan: wadah tertutup, tempat sejuk, kering, dan terhindar
dari paparan sinar matahari langsung
• Stabilitas : dapat disimpan dalam wadah gelas dan plastik
Aquadest
• Sinonim : Aqua; aqua purificata; hydrogen oxide.
•Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau; tidak mempunyai rasa
•Penyimpanan : menggunakan wadah tertutup baik
•Titik didih : 1000C
•Titik lebur : 0 0C
•BM : 18,02 gram/mol
•Inkompatibilitas : Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan eksipien lain yang rentan
terhadap hidrolisis (penguraian dalam kehadiran air atau kelembaban) di sekitar dan ditinggikan suhu Air
dapat bereaksi hebat dengan logam alkali dan cepat dengan logam alkali dan oksidanya, seperti kalsium
oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan garam anhidrat membentuk hidrat dari berbagai
komposisi, dan dengan bahan organik tertentu bahan dan kalsium karbida.
(Depkes RI, 1979, Hand Book of Pharmaceutical hal 766)
PRODUK REFRENSI
Kandungan dalam Scotts emulsion :

1. Cod liver oil → hati minyak ikan cod yang merupakan sumber
vitamin A dan vitamin D alami. Cod liver oil mengandung asam lemak
omega-3 yang baik untuk kesehatan otak dan sistem sara

2. Vitamin A 850 IU → Vitamin A memiliki peran lebih, termasuk dalam


penguatan sistem imun, pertumbuhan sel, hingga melindungi sistem
pencernaan. Bagi penglihatan, vitamin A berperan melindungi
permukaan bola mata. Bersama vitamin antioksidan lainnya, manfaat
vitamin A juga terasa dalam mengurangi risiko kehilangan penglihatan
akibat degenerasi makula (AMD). Manfaat lain vitamin A bagi
kesehatan adalah mendukung sistem kekebalan tubuh

3. Vitamin D 85 IU → Vitamin D mempunyai tugas untuk melakukan


peningkatan saat tubuh menyerap magnesium, kalsium, dan fosfat usus
serta banyak efek tubuh biologis yang lainnya

4. Hypophospite → Hypophosphite biasanya digunakan untuk kontrol,


perawatan, perbaikan penyakit, maupun pencegahan kondisi dan gejala
dari beberapa kasus seperti rakhitis, kekurangan vitamin D, dan
kekurangan nutris
FORMULASI
Berat dalam 1
Berat dalam 1
No Nama Bahan Fungsi Prosentase batch (isi 10
kemasan
kemasan)

1. OI. Iecoris Aselli Zat Aktif 30 % 30.00 300.00

2. Gom arab Emulgator 15 % 15.00 150.00

3. Na. Benzoat Pengawet 0,2 % 0,2.00 2.00

4. Glycerolum Pemanis atau anti 15 % 15.00 150..00


caplockng
5. BHT Anti oksidan 0,05 % 0,05.00 0,5.00

6. Essen Orange Flavorin Agent 1% 1.00 10..00

7. Aquades Pelarut 38,75 % 38,3.00 387,5.00

  Total   100 % 100.00 1000.00


PENIMBANGAN BAHAN

• OI. Iecoris Aselli : 30/100 x 100 gram = 30 gram

• Gom arab : 15/100 x 100 gram = 15 gram

Air untuk gom arab :1,5 x15 gram = 22,5 ml/ 23 ml

• Na. Benzoat : 0,2/100 x 100 gram = 0,2 gram

Air untuk melarutkan Na. Benzoat

Natrium benzoat larut dalam bagian air , maka = 2x0,2 gram =0,4 mL / 1 mL

• Glicerolum : 15/100 x 100 gram = 15 gram

• BHT : 0,05/100 x 100 gram = 0,05 gram

• Esen Orange : 1/100 x 100 gram = 1 gram

• Aquadest : 38,75/100 x 100gram =38,75gram

 
ALAT DAN BAHAN

Alat Bahan

Timbangan analitik Oleum lecoris aseli

Beaker glass P.G.A

Pipet tetes Natrium benzoat

Mortir dan stamfer Glycerolum

Kertas perkamen BHT (Butyl Hydroksi Toluen)

Gelas ukur Aquadest

Cawan porselen

Tabung sedimen

Spatel

Kertas film (sudip)

Batang pengaduk
CARA KERJA

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan


2. Mengkalibrasi botol 100 mL
3. Timbang oleum lecoris Aselli sebanyak 30 gram, Gom Arab 15 gram,
glicerolum 15 gram, natrium benzoat 0,2 gram, BHT 0,05 gram, Essen
orange 1 gram.
4. Didihkan 23 mL aquadest untuk PGA
5. Masukkan Aqua dest yang sudah didih ke dalam mortir, tambahkan
sedikit demi sedikit PGA ke dalam mortir sambil digerus cepat sampai
homogen dan terbentuk mucilago
6. Campurkan oleum Iecoris Aselli dengan BHT sebanyak 0,05
gram, aduk sampai homogen
7. Masukkan campuran nomer 6 sedikit demi sedikit ke dalam
mortir gerus cepat sampai homogen dan terbentuk emulsi
primer
8. Larutkan 0,2 gram natrium benzoat dengan 1 mL aquadest.
9. Tambahkan larutan natrium benzoat kedalam mortir, gerus
cepat sampai homogen
10. Masukkan sedikit demi sedikit 15 gram gliserol ke dalam
mortir, terus cepat sampai homogen
11. pindahkan emulsi yang ada di mortir ke dlam Beker
glass, kemudian tambahkan aquadest ad 100 mL
12. kemudian masuk botol
EVALUASI SEDIAAN

• Uji Organoleptis

Uji Organoleptis dilakukan dengan cara mengamati bentuk, warna dan bau sediaan.Pengamatan
ini dilakukan secara visual dan menggunakan panca indera (Fitriani dkk, 2016)

• Penentuan Tipe Emulsi

Penentuan tipe emulsi bertujuan untuk menentukan tipe sediaan emulsi. Pada penentuan tipe
emulsi ini dilakukan dengan dispersi larutan zat warna. Metode dispersi larutan zat warna dilakukan dengan
cara sampel dimasukan ke plat tetes, kemudian ditambahkan beberapa tetes metilen biru, jika warna biru
terdispersi keseluruh emulsi maka tipe emulsi nya tipe minyak dalam air (M/A) dan jika warna biru
menggumpal maka tipe emulsi nya tipe air dalam minyak (A/M) (Nonci dkk, 2016).

• Pengukuran Partikel

Pengukuran partikel dilakukan dengan droplet diukur dengan menggunakan particle size
analyzer (PSA) dengan tipe dynamic light scattering. Sebanyak 10 ml sampel diambil dan dimasukan
kedalam kuvet. Kuvet yang telah diisi dengan sampel kemudian dimasukan ke dalam sampel holder dan
dilakukan analisis oleh instrumen (Yuliani dkk, 2016). Kriteria ukuran globul sediaan emulsi berada pada
rentang 0,1-100 μm (McClements DJ, Li Y, 2010)
• Pengukuran Persen Transmitan (%T)

Pengukuran persen transmitan dilakukan untuk melihat kejernihan dari sediaan emulsi.
Dalam pengukuran transmitan ini sampel dimasukan kedalam kuvet. Larutan diukur persen transmitan
pada panjang gelombang 350 nm - 800 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Aquadest
digunakan sebagai blanko saat pengujian (Yuliani dkk, 2016). Sayarat pengukuran %T Jika hasil
persen transmitan sampel mendekati persen transmitan aquadest yakni 100%, maka sampel tersebut
memiliki kejernihan atau transparan yang mirip dengan air (Thakkar dkk,2011)

• Uji Viskositas

Viskositas diukur setelah pembuatan menggunakan Viskometer Ostwald. Pengukuran


kekentalan dengan alat ini dilakukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan oleh cairan dalam
jumlah tertentu melalui tabung kapiler yang dikalibrasi. Dalam pengukuran kekentalan suatu cairan
tertentu, maka kekentalan cairan pembanding diketahui, seperti air sebesar 1,00 cPs (Fitriani dkk,
2016). Nilai viskositas yang baik adalah dibawah 200 cps (Hakim dkk., 2018).
• Uji pH

Pengukuran pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter.


Sebelum digunakan, elektroda dikalibrasi atau diverifikasi dengan menggunakan larutan
standar dapar pH 4 dan 7. Proses kalibrasi selesai apabila nilai pH yang tertera pada
layar telah sesuai dengan nilai pH standar dapar dan stabil. Setelah itu, elektroda
dicelupkan kedalam sediaan. Nilai pH sediaan akan tertera pada layar. Pengukuran pH
dilakukan pada suhu ruang (Yuliani dkk, 2016). Kriteria nilai pH emulsi adalah pH oral
(5,5-7,5) (Baliga et.al., 2013)

• Uji Stabilitas Fisik

Pada pengujian ini dilakukan selama 28 hari, pada 3 suhu yang berbeda yaitu
suhu dingin (±4°C), suhu panas (±40°C) dan suhu ruang (±27°C). Pada hari ke 0, 7, 14,
21 dan 28, dilakukan pengamatan seperti organoleptis, uji transmitan, viskositas dan pH.
(Pratiwi, Fudholi, Martien, & Pramono, 2018)
KEMASAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai