Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KOSMETIKA HERBAL


“FORMULASI SEDIAAN LIPSTICK HERBAL”

Dosen Pengampu : apt. Dina Trianggaluh F., M. Farm.

Disusun Oleh :
Dinda Azzah Aulia (19040030)
Dinia Muarifah Jamal (19040032)
Dwi Murni Setyawati (19040033)
Dwi Qurniah Febriyanti (19040034)
Eka Dwi Yanti (19040035)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... 2

BAB I ..................................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 3

BAB II.................................................................................................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................................... 5

2.1 Klasifikasi Kulit Buah Delima....................................................................................................... 5

2.2 Kandungan Kulit Buah Delima..................................................................................................... 6


2.3 Kosmetik.......................................................................................................................................... 6

2.4 Lipstick ............................................................................................................................................ 8

2.5 Persyaratan Kosmetik .................................................................................................................. 10

BAB III ................................................................................................................................................ 11


METODE PEMBUATAN ................................................................................................................. 11

3.1 Alat dan Bahan.......................................................................................................................... 11

3.2 Cara Kerja ................................................................................................................................. 12

BAB IV ................................................................................................................................................ 13
Hasil dan Pembahasan ....................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 15

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lipstik adalah kosmetik yang diterapkan pada bibir untuk menentukan bentuk dan
memberi warna serta perlindungan terhadap lingkungan sekitar (Engasser, 2000). Produk
bibir telah digunakan sejak jaman kuno, meliputi lipstik, lipgloss, lip liners (Riley, 2000).
Lipstik digunakan secara luas oleh kalangan wanita dan lipstik menjadi sangat populer di
akhir dekade ini, popularitasnya dapat diukur dari fakta pasar yang telah dibanjiri produk
lipstik dengan ratusan nuansa (Mithal dan Shaha, 2000). Komponen utama dari formulasi
lipstik adalah bahan pewarna dan basis lipstik (Mitsui, 2007). Bahan pewarna yang
umumnya digunakan adalah pewarna sintetis seperti bromoacid, eosin, pigmen titanium
dioksid, bismut oksiklorid serta bahan pewarna lain yang di izinkan oleh Food and Drug
Administration (FDA). Hal tersebut penting untuk diperhatikan karena penggunaan
langsung pada bibir akan terjilat atau ikut dengan makanan atau minuman yang dimakan
sehingga dalam formula lipstik bahan-bahan yang digunakan harus dipastikan aman
(Riley, 2000; Draelos, 2011).
Dewasa ini banyak beredar lipstik dengan pewarna yang mengandung logamlogam
berbahaya seperti timbal dan merkuri, bahan timbal dapat terkandung dalam zat pewarna
Pb karbonat dan Pb sulfat, logam berat tersebut tidak mempunyai fungsi di dalam tubuh
melainkan akan menimbulkan keracunan jika dalam tubuh terdapat jumlah logam berat
yang cukup besar (Yatimah, 2014). Seiring perkembangan jaman, masyarakat mulai
beralih pada produk bahan alam mulai dari obat-obatan, praktek penyembuhan hingga
kosmetik. Sehingga terjadi peningkatan pada penggunaan kosmetik bahan alam dan
banyaknya permintaan pasar terhadap kosmetik bahan alam (Kapoor, 2005). Bahan alam
relatif memiliki efek yang tidak berbahaya selama penggunaannya benar dibandingkan
dengan bahan sintetik yang beresiko efek samping (Kaul and Dwivedi, 2010). Berdasarkan
hal tersebut maka banyak dipasarkan lipstik dengan menggunakan zat warna yang berasal
dari bahan alam seperti hena, karmin dan semut untuk memenuhi tuntutan para konsumen
terutama perempuan (Azwanida, Normasarah, and Afandi, 2014).
Lipstik bentuk likuid mirip dengan sediaan berbentuk lip gloss, lipstik tidak
dibentuk menjadi stik padat namun dengan bentuk cair dan kandungan pigmen warna yang
tinggi (Engasser, 2000). Pada penelitian yang dilakukan oleh Azwanida, Normasarah, dan
Afandi (2014) sediaan lipstik yang dibuat adalah bentuk stik atau batang. Secara umum
pada lipstik bentuk batang memiliki kelemahan yaitu mudah patah, kandungan minyak dan
3
lilin yang tinggi sehingga timbul rasa berminyak pada saat digunakan, harus tahan terhadap
suhu penyimpanan agar tidak mudah meleleh dan tidak mengeras saat di aplikasikan
(Ginestar et al, 2007). Lipstik bentuk likuid mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
lipstik bentuk batang, lipstik dengan bentuk cair mudah diaplikasikan pada bibir, dengan
menggunakan aplikator akan membuat hasil pengolesan lipstik yang lebih rapi, tidak
lengket dan tidak berminyak, memberikan efek berkilau serta nyaman digunakan dan dapat
memberi warna yang menarik, dapat melembabkan bibir, dan memberi perlidungan pada
bibir, lipstik likuid tidak mudah meleleh saat suhu meningkat karena adanya kandungan
polimer yang ada pada lipstik (Ayesha, 2013; Cardellino, 2015).

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi Kulit Buah Delima

Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Lythraceae
Genus : Punica
Spesies : Punica granatum L
Secara morfologi, tumbuhan delima (Punica granatum) merupakan tanaman
semak atau perdu meranggas yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai 5- 8 meter.
Tanaman ini berasal dari Persia dan daerah Himalaya yang terletak di selatan India.
Tanaman buah delima tersebar mulai dari daerah subtropik hingga tropik, dari
dataran rendah hingga ketinggian di bawah 1000 mdpl. Tanaman ini sangat cocok
untuk ditanam di tanah yang gembur dan tidak terendam oleh air, serta air tanahnya
tidak dalam (Madhawati, 2012).
Delima dapat berbunga sepanjang tahun, bunganya tunggal dengan tangkai
pendek, serta keluar di ujung ranting atau ketiak daun yang paling atas. Bunga
delima biasanya 1-5 kuntum berada di ujung ranting, berlilin, panjang dan
lebarnya masing-masing 4-5 cm, daun kelopak dan penyangganya sama-sama 2-3 cm
panjangnya. Bunga delima biasanya berwarna merah, putih dan ungu. Warna

5
bunga dapat menentukan warna daging buah delima di dalamnya (Madhawati,
2012).

2.2 Kandungan Kulit Buah Delima


Kulit buah delima kaya akan flavonoid, asam fenolat, tanin, antosianidin, asam
ellagat, kuersetin, asam galat, katekin, dan vitamin C yang mempunyai khasiat sebagai
antioksidan. Kulit delima tidak hanya bermanfaat untuk mengatasi berbagai gangguan atau
keluhan kesehatan, tetapi juga memiliki manfaat untuk merawat kecantikan kulit (Oci &
Dewi 2014).

Menurut Duke (2010) kandungan kulit buah delima merah yang mempunyai efek
farmakologis dapat dilihat pada tabel berikut:

2.3 Kosmetik
2.3.1 Definisi Kosmetik
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar),
atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara
tubuh pada kondisi baik.Produk yang digunakan secara oral, injeksi, atau bersentuhan
dengan bagian lain dari tubuh manusia, misalnya membran mukosa hidung atau organ
genital bagian dalam, bukan termasuk Kosmetika (BPOM, 2015).

Kosmetika tidak boleh mengandung bahan yang dilarang dan/atau melebihi batas
kadar dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan.

6
2.3.2 Penggolongan Kosmetik

Menurut Peraturan Menteri RI (dalam Tranggono, 2007), kosmetik dibagi kedalam 13


kelompok :

1. Preparat untuk bayi, misalnya minyak bayi, bedak bayi, dll.


2. Preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath capsule, dll.
3. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shadow, dll.
4. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water, dll.
5. Preparat untuk rambut, misalnya cat rambut, hair spray, dll.
6. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut, dll.
7. Preparat make-up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, dll.
8. Preparat untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, dll.
9. Preparat untuk kebersihan badan, misalnya deodorant, dll.
10. Preparat kuku, misalnya cat kuku, losion kuku, dll.
11. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab, pelindung, dll.
12. Preperat cukur, misalnya sabun cukur, dll.
13. Preparat untuk suntan dan sunscreen, misalnya sunscreen foundation, dll.
2.3.3 Penggolongan Kosmetik Menurut Cara Pembuatan
Penggolongan kosmetik menurut cara pembuatan (Tranggono, 2007) sebagai berikut:
1. Kosmetik Modern
Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern (termasuk
di antaranya adalah cosmedic).
2. Kosmetik tradisional
• Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam
dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.
• Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar
tahan lama. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang
benarbenar tradisional dan diberi warna yang menyerupai bahan
tradisional.
2.3.4 Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit (Tranggono,
2007)
1. Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic)
Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di
dalamnya:

7
• Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, cleansing
cream, cleansing milk, dan penyegar kulit (freshener)

• Kosmetik untuk melembabkan kulit (mosturizer), misalnya


mosturizer cream, night cream, anti wrinkel cream.

• Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen


foundation, sun block cream/lotion.
• Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling),
misalnya scrub ceram yang berisi butiran-butiran halus yang
berfungsi sebagai pengamplas (abrasiver).
2. Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek
psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confident).Dalam kosmetik
riasan, peran zat warna dan pewangi sangat besar.

2.4 Lipstick
2.4.1 Definisi Lipstick
Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir
dengan sentuhan artistic sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tat arias wajah.
Sediaan pewarna bibir terdapat dalam berbagai bentuk seperti cairan, krayon, dan krim.
Pewarna bibir modern yang disukai adalah jenis sediaan pewarna bibir yang jika
dilekatkan pada bibir akan memberikan selaput yang kering. Pewarna bibir krayon lebih
dikenal dengan sebutan lipstik (Adliani, 2012).
2.4.2 Komponen Sediaan Lipstick
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam basis yang umunya terbuat dari
campuran lilin dan minyak, dalam komposisi yang optimal sehingga dapat memberikan
suhu lebur dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal diatur hingga suhu
mendekati suhu bibir, yaitu antara 36-38°C. Menurut Vishwakarma, dkk. (2011), suhu
lebur lipstik yang ideal umumnya 50°C. Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik
terdiri dari minyak, lilin, lemak, dan zat warna.
Adapun komponen utama dalam sediaan lipstik menurut Tranggono (2007) adalah :
1. Lilin
Lilin digunakan untuk member struktur batang yang kuat pada lipstik
dan menjaganya tetap padat walau dalam keadaan hangat. Campuran lilin

8
yang ideal akan menjaga lipstik tetap padat setidaknya pada suhu 500C dan
mampu mengikat fase minyak agar tidak keluar atau berkeringat, tetapi juga
harus tetap lembut dan mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan
serendah mungkin.

2. Minyak
Minyak yang digunakan dalam lipstik harus memberikan kelembutan,
kilauan, dan berfungsi sebagai medium pendispersi zat warna. Minyak yang
sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak mineral, dan minyak
nabati lain. Minyak jarak merupakan minyak nabatii yang unik karena
memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan melarutkan
staining dye dengan baik.Minyak jarak merupakan salah satu komponen
penting dalam lipstik modern.
3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang
berfungsi untuk membentuk lapisan film bibir, memberi tekstur yang lembut,
meningkatkann kekuatan lipstik, dan dapat menguragi efek berkeringat dan
pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik
adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase lilin dan
sebagai pendispersi untuk pigmen. Lemak padat yang biasa digunkan dalam
basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati
terhidrogenasi dan lain-lain.
4. Bahan Pewarna
Pewarna lipstik berdasarkan sumbernya ada dua yaitu pewarna alami
merupakan zat warna yang diperoleh dari akar, daun, bunga, dan
buah.Seperti zat warna hijau dari daun suji dan zat warna orange dari wortel.
Sedangkan pewarna sintetis berasal dari reaksi antara dua atau lebih
senyawa kimia contohnya seperti Rhodamin B. Sedangkan zat warna dalam
lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen. Staining dye
merupakan zat warna yang larut atau terdispensi dalam basisnya, sedangkan
pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi tersuspensi dalam
basisnya.Kedua macam zat warna ini masing-masing memiliki arti
tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya dicampur dengan komposisi
sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan.

9
2.4.3 Komponen tambahan dalam lipstik
1. Bahan pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tunbuh didalam sediaan lipstik
sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak mengandung air. Akan tetapi ketika
lipstik diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan
lipstik sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu perlu
ditambahkan pengawet didalam formula lipstik. Pengawet yang sering digunakan
yaitu metil paraben dan propel paraben.
2. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan tak jenuh lain
yang rawan tehadap reaksi oksidasi. BHT, BHA dan vitamin E adalah antioksidan
yang digunakan harus memenuhi syarat :
a) Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam kosmetika
b) Tidak berwarna
c) Tidak toksik
d) Tidak berubah meskipun disimpan lama
3. Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan, menutupi
bau dari lemak yang digunakan sebagai basis, dan dapat menutupi bau yang
mungkin timbul selama penyimpanan dan penggunaan lipstik (Tanggono, 2007)

2.5 Persyaratan Kosmetik


Kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan
lain yang ditetapkan.
2. Diproduksi dengan menggunakan cara pembuatan kosmetik yang baik.
3. Terdaftar dan mendapat izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan.

10
BAB III

METODE PEMBUATAN
3.1 Alat dan Bahan
Formulasi lipstik herbal menggunakan bahan aktif Ekstrak Kulit Buah Delima yaitu : Kulit
Buah Delima 1,31 g
Castor oil 3,53 g
Soy lecithin 0,26 g
Cetearyl alcohol 1,7 g
VCO 0,9 g
Beeswax 1,31 g
Candelila wax 0,26 g
Sericite mica 0,7 g

a. Alat dan Bahan


No. Proses Pembuatan Lipstik Bahan Pembuatan Lipstik

1. Alat-alat gelas laboratorium Bunga Rosella

2. Batang pengaduk Castor oil

3. Sendok tanduk Soy lecithin

4. Cawan porselen Cetearyl alcohol

5. Penangas air VCO

6. Cetakan sabun Beeswax

7. Sendok porselen Candelila wax

8. Kaca Preparat Sericite mica

9. Ph meter Wadah lipstick dan label

10. Penjepit Kayu Tisu/Serbet

11. Timbangan analitik Kertas Perkamen

11
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pembuatan Lipstik

Ditimbang masing-masing bahan sesuai takaran.

Ekstrak kulit buah delima dilarutkan dalam propilenglikol.

Dicampurkan bees wax, candelilla wax, cetearyl alcohol di waterbath


pada suhu kurang dari 90ºC (A)

Dicampurkan castor oil, soy lecithin dan fractioned coconut oil (B)

Dicampurkan A dan B ke cawan penguap, kemudian dilebur di atas


penangas air.

Dicampurkan sericite mica dan zat pewarna yang telah dilarutkan dalam
campuran A dan B.

Setelah suhu turun, ditambahkan vitamin E, diaduk ad homogen.

Dicetak campuran dalam wadah rool up lipstick selagi cair dan tunggu
hingga campuran mengeras di dalam wadah.

Dievaluasi sediaan yaitu mencangkup uji homogenitas, uji pH, uji oles

dan uji organoleptis.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Paparan cahaya UV matahari bisa mengganggu sel keratin berperan melindungi bibir.
Sel keratin yang rusak hendak terkelupas serta jatuh. Bibir hendak nampak tidak sehat. Hal ini
hendak terus bersinambung sampai seluruh sel yang rusak diperbaharui oleh sel (Jacobsen,
2017). Bibir yang tidak sehat, hingga kulalitasnya menurun. membuat bibir lebih retak,
diperlukan penyembuhan bibir buat serta melindungi kehancuran bibir. Umumnya digunakan
untuk bibir yang memerlukan perlindungan, pada kondisi lembab hawa temperatur yang telalu
dingin, buat menghindari uapan air serta sel epitel mukosa bibir (Ratih dkk, 2016). adanya
kelembaban akan terlapiskan korneum sebagai lapisan pelindung pada bibir (Kwunsiriwong,
2016: Madans dkk, 2017). Kulit buah delima merupakan salah satu sumber antioksidan dari
tumbuh-tumbuhan dengan kandungan fenol, antosianin, dan vitamin C yang cukup tinggi serta
asam ellagic yang dapat mempertahankan kelembaban bibir .
Untuk cara kerja dari pemubatan lipstik yang telah kami lakukan yaitu pertama
Ditimbang masing-masing bahan sesuai takaran. Kemudian ekstrak kulit buah delima
dilarutkan dalam propilenglikol. Lalu Dicampurkan bees wax, candelilla wax, cetearyl alcohol
di waterbath pada suhu kurang dari 90°C (A) setelah itu dicampurkan castor oil, soy lecithin
dan fractioned coconut oil (B). Dicampurkan A dan B ke cawan penguap, kemudian dilebur di
atas penangas air. Tahap selanjutnya yaitu dicampurkan sericite mica dan zat pewarna yang
telah dilarutkan dalam campuran A dan B. Setelah suhu turun, ditambahkan vitamin E, diaduk
ad homogen. Proses terakhir yaitu dicetak campuran dalam wadah rool up lipstick selagi cair
dan tunggu hingga campuran mengeras di dalam wadah.

Evaluasi sediaan lip balm meliputi uji homogenitas, stabilitas secara organoleptis
dan pengukuran pH. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan kaca objek. Sejumlah
sampel dioleskan di atas kaca objek kemudian ditutup dan ditekan dengan kaca objek yang
lain, kemudian diamati homogenitas dari sampel lip. Uji stabilitas dilakukan dengan
mengamati bentuk, warna dan bau secara organoleptis juga dengan mengukur pH sediaan
menggunakan pH meter (Wilmaukee) selama 12 minggu pada suhu kamar (Vishwakarma
et al. 2011).
Hasil pemeriksaan homogenitas terhadap sediaan lipstick ekstrak kulit buah delima
dengan konsentrasi 2,5 %, 5%, 7,5%, 10% adalah homogen. Hal ini ditandai dengan warna
yang seragam dan tidak adanya butir-butir kasar pada saat sediaan dioleskan pada kaca

13
transparan. Untuk hasil uji evaluasi didapatkan uji PH dengan rentang 5 , dan uji organoleptis
yang meliputi warna bau dan bentuk di hasilkan sebagain berikut :
1. Warna : cream
2. Bau : tidak berbau
3. Bentuk : semi padat
Selanjutnya yaitu uji homogenitas dimana didaptkan hasil yaitu homogen , dan uji oles yaitu
asilnya lengket nan licin.
Sediaan lipstick ekstrak kulit buah delima 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% umumnya
berwarna coklat. Semakin tinggi konsentrasi kulit buah delima semakin coklat warna lip
balm yang dihasilkan. Pada kulit delima terdapat beberapa zat kimia yaitu flavonoid, asam
fenolat, dan tanin yang memiliki khasiat sebagai antioksidan (Oci & Dewi, 2014). Sediaan
lipstick yang dihasilkan dari ekstrak kulit buah delima yakni berwarna coklat dan memiliki pH
yaitu 5,7-6,0 (Nazliniwaty & Laila, 2019), jadi untuk ph yang di dapat pada praktikum yang
telah kami lakukan itu masuk dalam rentang normal .

14
DAFTAR PUSTAKA

Madhawati, R., 2012, Si Cantik Delima (Punica granatum) Dengan Sejuta Manfaat
Antioksidan sebagai bahan Alternatif Alami Tampil Sehat dan Awet Muda‘. Universitas
Negeri Malang, Malang
Tranggono, R. I., Latifah, F . 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Tranggono, R. I., Latifah, F . 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Jacobsen, P.L. (2018). The Little Lip Book. USA: Carma Laboratories Incor Porated. Halaman
14-16.
Ratih, H., Titta, H., Ratna, C.P. (2016). Formulasi Lip Balm Minyak Bunga Kenanga (Cananga
oil) Sebagai Emolien. Prosiding Simposium Penelitian. Yogyakarta. Halaman 2-4.
Kwunsiriwong. (2016). (The Study On The Development Processing Transfer Of Lip Balm
Products From Virgin Coconut Oil. Thailand: The International Academic Forum.
Halaman 1-2.

15

Anda mungkin juga menyukai