Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Kimia Koloid dan Antar Muka
Dosen Pengampu: Dr. Yusnaidar, S.Si., M.Si
Disusun Oleh
1. Ester Margaretha Siburian (A1C120005)
2. Sri Rahayu (A1C120019)
3. Boy Pinandhita (A1C120025)
4. Yunita Dwi Jaayanti (A1C120039)
5. Imas Rizky Sarinda (A1C120041)
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami smapaikan kepada Ibu Dr. Yusnaidar, S.Si., M.Si
sebagai dosen pengampu pada mata kuliah kimia koloid dan antar muka yang
telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunna makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Kiranya apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan
Kelompok VII
1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 5
2.1 Pengertian Kosmetik dan Personal Care Produk ........................................... 5
2.2 Komposisi Kosmetik dan Personal Care Produk ......................................... 6
2.3 Jenis-Jenis Surfaktan pada Kosmetik dan Personal Care Produk ................ 9
2.4 Penerapan surfaktan dalam Kosmetik dan Personal Care Produk ............. 11
2.5 Kosmetik dan Personal Care Produk untuk Indonesia ............................... 17
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 19
3.2 Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3
KESAN MENGIKUTI PERKULIAHAN
Untuk ibu Dr. Yusnaidar, S.Si., M.Si, terima kasih karena telah
memberikan banyak ilmu kepada kami. Terima kasih juga, karena selama ini
selalu sabar dalam mendidik kami. Ibu Dr. Yusnaidar, S.Si., M.Si selalu bisa
pada saat pembelajaran tidak lupa memberikan materi baik melalui e-book
maupun video. Sehingga tidak membuat kami bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Banyak sekali ilmu dan pengalaman yang bisa kami ambil dari ibu Dr.
Yusnaidar, S.Si., M.Si. Bahkan, tidak hanya tentang materi perkuliahan saja, tapi
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
kebersihan atau hanya untuk terlihat lebih baik dan lebih percaya dari dalam
hidup. Sudah banyak sekali jenis kosmetik yang untuk mempercantik wajah agar
dimasukan, dituangkan pda tubuh atau bagian tertentu pada tubuh dengan maksud
untuk membersihkan, memelihara menambah daya tarik atau merubah rupa dan
Secara tradisional, kosmetik semacam itu dibuat terutama dari lemak dan
minyak, yang sering dianggap memiliki keuntungan karena terjadi secara alami
dalam tubuh manusia dan karena itu menimbulkan lebih sedikit masalah dalam
hal taksisitas, alegerisitas, dan sebagainya. Persepsi itu tentu saja sama sekali
salah seperti yang ditunjukkan dan sejumlah besar alegen dan racun yang cukup
jahat yang berasal dar sumber yang paling alami. Meskipun demikian surfakan
alami dan bahan amfilik lainnya telah digunakan dalam kosmetik sejak penemuan
kosmetik dan produk perawatan pribadi tentu saja harus dipelajai secara
1
Menurut (Yosef 2021), kosmetik adalah produk bentuk perawatan tubuh
Penggunaan kosmetik dimulai kurang lebih 30 ribu tahun yang lalu. Awalnya
kosmetik hanya digunakan sebagai perangkat keagamaan seperti dupa bakar dan
kayu wangi. Tidak hanya itu konsep untuk meningkatkan penampilan tubuh pun
sudah muncul. Berawal dari Mesir dilansir bahwa saat jaman Cleopatra,
merupakan cikal bakal penggunaan kosmetik, dengan contoh adanya kolam susu
kambing ddimana ratu sering dibenamkan untuk melembutkan kulit. Bahan alami
seperti susu, madu, tepung nabati, hingga lilin dari lebah menjadi invensi orang
2
Gambar 1.1 Skema sejarah kosmetik (Yosef Pramudito Noki Murargo. 2021)
mempercantik penampilan, produk ini masuk dalam beberapa kategori antara lain
: lipstick, bedak, eye shadow, sun screen,pelembab, dan masih banyak lagi. Salah
satu dari penentuan faktor-faktor produk itu berkualitas adalah dari penggunaan
Sehingga makalah ini dapat diangkat dengan judul “Cosmetics dan personal care
product”.
3
1.2 Rumusan Masalah
rumusan masalah yang merujuk pada pembahasan masalah ini, adapun rumusan
3. Apa saja jenis surfaktan pada kosmetik dan personal care produk?
diperoleh tujuan pada bab ini secara khusus. Adapun tujuannya sebagai berikut :
3. Untuk mengetahui jenis surfaktan pada kosmetik dan personal care produk.
produk.
5. Untuk mengetahui cara memilih kosmetik dan personal care produk untuk
Indonesia.
4
BAB II
PEMBAHASAN
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ
genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa. Kosmetika dapat
jenisnya,akan tetapi pada prinsipnya hampir 90% dari bahan itu dibuat dalam
keadaaan koloid. Hal itu disebabkan sifat koloid yang mudah menyerap pewangi
sekaligus mengandung dua bahan yang tidak dapat saling larut. Adapun macam-
5
3. Bahan kosmetik yang berbentuk emulsi,misalnya susu pembersih muka dan
kulit.
rambut(jelly)
kecantikan.
6. Bahan kosmetik yang berbentuk sol padat misalnya pemerah bibir,pensil alis
dan mascara
Jadi dapat disimpulkan kosmetik dan personal care merupakan suatu kebutuhan
pembersih (rambut & kulit), perlindungan kulit, penahan air dan penghilang bau.
Sebagai pengguna atau konsumen, tentunya menilai produk dari segi warna, bau,
tekstur, keamanan, dan aplikasi produk itu sendiri. Salah satu dari penentuan
yang penting diperhatikan saat memilih kosmetika. Salah satu kebijakan dan
kosmetika tersebut pada label. Komposisi pada kosmetika bisa berperan sebagai
6
Selain memberi informasi, konsumen dapat terhindar dari kandungan komposisi
berbahaya dan dapat memilih kosmetika dengan komposisi yang tepat bagi jenis
1. Paraben : Paraben bukanlah nama satu zat kimia melainkan nama kelompok
suatu zat kimia yang biasa digunakan sebagai pengawet. Paraben ini sangat
bahan alami dalam produk kosmetik. Bentuk - bentuk paraben yang biasa kita
antimicrobial.
saja kita tidak menemukan alkohol di dalamnya tetapi bentuk lain dari
alkohol. Dalam bahasa kimia, senyawa alkohol ditulis dengan akhiran -nol.
Jadi, jika kamu menemukan suatu zat kimia berakhiran -nol sudah dapat
dipastika itu adalah alkohol. Bentuk alkohol yang biasa ditemukan dalam
7
pengencer melainkan sebagai moisturizer. Sedangkan etanol, ia adalah jenis
etanol akan terasa panas. Ini salah satu masalah yang bisa ditimbulkan dari
alkohol pengencer. Tidak heran, karena zat-zat ini bisa juga jadi bahan bakar
3. Acid Acid, atau asam dalam bahasa indonesia. Ini adalah salah satu zat yang
paling sering ditemukan dalam produk kosmetik. Berikut ini adalah beberapa
bentuk acid yang sering kita temui: Stearicacid : Gunanya adalah untuk
4. Silikon : Silikon adalah salah satu zat yang berguna untuk melindungi kulit
dari terpaan sinar matahari. Ia juga membantu kulit atau rambut kita terasa
tetap lembut. Zat silikon biasanya berakhiran -siloxane. Ada beberapa jenis
facialwash dan body wosh untuk membantu mengikat molekul kotoran pada
permukaan kulit agar mudah dibersihkan dengan air. Contoh dari surfaktan
adalah SLS (sodium lauryl surfate) yang dapat menyebabkan kulit kering dan
iritasi bila digunakan dengan eczema. SLES yang lebih bersifat gentle pada
kulit, butylen glikol merupakan zat pengikat dan sebagai emulsifier, juga
sebagai humektan, poly etylen glikol (PEG) merupakan zat yang juga bersifat
8
sebagai emulsifier, emolien dan surfaktan. Trietanolamine juga sebagai zat
6. Fragrance : Sebagian besar fragrance terbuat dari essential oil dan senyawa
dengan ethanol atau campuran antara ethanol dan air. Kandungan aroma
dalam suatu produk juga berasal dari campuran minyak kelapa, aceton,
benzyl alcohol, camphor, ethyl acetate, liquid waxes, dan senyawa lainnya.
membahayakan kesehatan kulit dan dirimu. Mulai dari reaksi alergi berupa
sulfonat, asam fosfat dan turunannya, dan berguna untuk aplikasi yang
➢ Sulfat : natrium lauril sulfat (SLS), amonium sulfat lauril (ALS), atau
9
pembuatan sabun. Surfaktan tersebut pembuat foam sangat baik, agen
tidak digunakan lebih sering adalah bahwa mereka lebih mahal untuk
diproduksi.
kationik paling signifikan yang digunakan dalam kosmetik yaitu Quats. Quats
dengan kationik.
Juga digunakan untuk shampoo bayi dan produk pembersih lain yang
10
memiliki sifat pembersihan yang baik dan tidak berfungsi dengan baik
sebagai emulsifier.
(suka air)dan gugus hidrofobik (tidak suka air), atau disebut juga ampifilik.
Karena strukturnya ini, surfaktan bisa berikatan dengan air dan minyak sekaligus.
Oleh kerena itu senyawa ini juga banyak digunakan dalam produk kosmetik
membentuk emulsi dari dua cairan yang berbeda kepolarannya (fase air dan fase
11
2. Surfaktan pada kosmetik nanoemulsi pencerah kulit
Saat ini telah ditemukan banyak bahan aktif yang dapat digunakan untuk
mengurangi tingkat pigmentasi kulit. Salah satunya adalah bahan yang berkerja
digunakan karena kebanyakan dari jenis vitamin dan bahan alam seperti Vitamin
E dan minyak dedak yang mempunyai potensi antioksidan yang tinggi. Untuk
menghantarkan bahan aktif yang bersifat lipofil seperti vitamin E dan minyak
action karena, nanoemulsi memiliki ukuran droplet yang sangat kecil sehingga
dapat meningkatkan penetrasi bahan aktif kedalam kulit. Selain itu, nanoemulsi
relatif lebih stabil secara fisik karena terhindar dari flokulasi dan creaming.
Nanoemulsi adalah dispersi halus air dalam minyak atau minyak dalam air yang
distabilkan oleh film antarmuka molekul surfaktan dan memiliki rata-rata ukuran
droplet sekitar 50-1000 nm. Karena ukuran partikelnya yang sangat kecil,
emulsi antara cairan dengan polaritas yang berbeda. Hampir setengah dari semua
12
mendapat perhatian luas mengenai biodegradabilitasnya, toksisitasnya rendah,
pengemulsi, agen pembusa, pelarut, agen pembasah dan deterjen dan memiliki
aktivitas biologis yang digunakan sebagai bahan aktif dalam kosmetik. Tan
telah terbukti memiliki kompatibilitas kulit yang baik dan sifat pelembab yang
sangat baik.
13
b.Rhamnolipid
Rhamnolipid terdiri dari satu atau dua molekul rhamnose dan terikat pada
hingga tiga molekul asam lemak hidroksil dengan panjang rantai bervariasi dari
UG2 dan LBI telah dipelajari secara luas untuk menentukan pembentukan
c. Lipid Mannosylerythritol
14
Gambar 2.3 Struktur Lipid Mannosylerythritol (Sumber: Lourith, 2009)
dan konsentrasi agregasi kritis rendah dan cocok sebagai pengemulsi, dispersan
permukaan air menjadi 33,8 mN m)1 pada cmc 3,6 · 10)4 M dengan
aktivitas antimikroba.
langkah-langkah berikut:
1. Pemilihan Formula
15
bahan-bahan baku di dalamnya), kita harus secara realistis yakin bahwa
menggunakan alat-alat pabrik yang telah ada. Bahkan pada saat itupun, bahan-
bahan baku yang terkandung dalam formulasi itu masih harus secara kritis
tertentu produk kosmetikyang mempunyai sifat dan mutu yang seragam yang
antara lain:
umumnya sampai 25 kg, ke pilot plant bathces (25-200 kg) disebut scale-up
16
Pembuatan Clinical Batch Pengalaman pertama dengan batch ukuran agak
besar umumnya ditemui di sini. Karena itu, formulator produk itu sebaiknya
yang kurang terperinci. Setelah beberapa clinical batch sukses dibust, suatu
Pembuatan Pilot Plant Batches Umumnya pembuatan batch dalam fase pilot
Fase 111 mulai dilakukan untuk produk hasil metode pembuatan pilihan
dibandingkan negara empat musim. Meskipun berada pada iklim tropis yang
panas, namun tingkat kelembaban udara di Indonesia tinggi. Kondisi cuaca dan
iklim ini akan mempengaruhi kondisi kulit penduduk yang tinggal di Indonesia.
Berdasarkan jumlah melanin atau sel pembentuk warna kulit, diketahui ada 6 tipe
kulit, yang biasanya diwakili dengan nomer 1 sampai dengan 6. Semakin besar
nomornya maka menunjukkan semakin gelap warna kulit. Rata-rata penduduk asli
Indonesia memiliki tipe kulit 4,5 dan 6 yaitu kulit coklat cenderung gelap. Selain
dari warnanya, karakter kulit orang Indonesia juga mudah timbul pigmentasi,
17
kusam, dan cenderung kering karena banyak mengeluarkan keringat. Kemudian,
untuk pemakaian produk kosmetik sendiri, bagaimanakah cara untuk bisa memilih
dengan tepat produk kosmetik yang cocok untuk di negara beriklim tropis seperti
kita di Indonesia ini? Ini penjelasan dari dr. Anesia Tania SpKK selaku dokter
spesialis kulit dan kelamin. "Banyak hal yang harus dilihat kita sebagai wanita
yang tinggal di negara iklim tropis dalam memilih kosmetik. Pertama itu yang
pasti harus pastikan produk yang dipilih sudah ada nomor BPOM nya, cek di situs
resmi BPOM karena banyak juga yang menaruh nomor BPOM palsu, intinya sih
pilih produk yang memang sudah dikenal dan sudah dijual di tempat-tempat
terpercaya. Setelah lihat nomor BPOM nya, periksa apakah produk kosmetik kita
ini memang diformulasikan untuk tipe kulit 4-6 untuk kulit di negara tropis,"
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
(rambut & kulit), perlindungan kulit, penahan air dan penghilang bau.
dan fragrance.
bagian kepala, dan surfaktan kationik yang memiliki muatan positif pada
bagian kepala.
4. Aplikasi surfaktan dalam cosmetik dan personal care produk yaitu pada
5. Kosmetik dan personal care produk yang cocok untuk iklim Indonesia
adalah produk yang memiliki tipe kulit 4,5 dan 6 berdasarkan jumlah
melanin dan sel pembentuk warna kulit. selain itu sudah terbukti BPOM.
3.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan dan bahasan yang kami sajikan. Oleh karena itu mohon diberikan
19
arahannya agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah
20
DAFTAR PUSTAKA
Herasafitri, R. D., Rahajeng, U. W., & Sarirah, T. (2016). Wake Up and Make Up: Efek
Yosef Pramudito Noki Murargo. 2021. Potensi Kosmetik Natural Indonesia. Brusel :
Myers, D., 2006. Surfactant Science and Technology, 3rd edition, Wiley-Interscience,
New Jersey.
Lourith, N., & Kanlayavattanakul, M., 2009, Natural Surfactants Used in Cosmetics:
21