Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ANALISIS MIKROBIOLOGI SEDIAAN KOSMETIK”

DISUSUN OLEH:
KELAS C12 KELOMPOK 2

ANGGOTA : 15020210117 AINUN MAHARANI ANSAR


15020210168 NUR AISA

15020210172 LEDIS
15020210178 NURFITRA AMALIA
15020210183 ALIFAH RIFA NADYA

15020210187 SUKMAWATI TAHIR


15020210192 BESSE HERVIANA RAMADHANI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT.


Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Mikrobiologi, dengan judul : “ANALISIS MIKROBIOLOGI SEDIAAN
KOSMETIK”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyaki pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Makassar, 17 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................

1.1 Latar Belakang ..................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................

2.1 Menentukan Sediaan Kosmetik ......................................................


2.2 Persyaratan BPOM Sediaan Kosmetik ............................................
2.3 Metode Analisa Sediaan Kosmetik ..................................................

BAB 3 PENUTUP ..........................................................................................

3.1 Kesimpulan .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan kosmetika saat ini sudah menjadi kebutuhan sehari-
hari bagi masyarakat, khususnya para wanita, yang tidak sedikit
menggunakannya sepanjang hari, sehingga harus dipastikan kosmetika
yang digunakan aman dan baik untuk kesehatan. Untuk melindungi
masyarakat terhadap hal-hal yang dapat merugikan kesehatan, perlu
dicegah produksi dan peredarannya yang tidak memenuhi persyaratan
mutu, keamanan, dan kemanfaatannya. Selain harus memenuhi
persyaratan tersebut, kosmetika juga harus memenuhi persyaratan
cemaran mikroba dan logam berat. Dalam Peraturan BPOM Nomor 12
Tahun 2019 tentang Cemaran dalam Kosmetika, yang dimaksud dengan
Cemaran adalah sesuatu yang masuk ke dalam kosmetika secara tidak
sengaja dan tidak dapat dihindari yang berasal dari proses pengolahan,
penyimpanan dan/atau terbawa dari bahan baku. Terdapat tiga jenis
cemaran yang terkandung dalam kosmetika berbahaya, yakni:
1. Cemaran mikroba, yakni terdapatnya mikroba dalam kosmetika yang
dapat merugikan dan membahayakan kesehatan manusia, seperti
angka lempeng total, angka kapang dan khamir, Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans.
2. Cemaran logam berat, yakni elemen kimiawi metalik dan metaloida,
memiliki bobot atom dan bobot jenis yang tinggi, serta bersifat racun
bagi makhluk hidup, yaitu merkuri (Hg), timbal (Pb), arsen (As), dan
kadmium (Cd).
3. Cemaran kimia, yakni zat berbahaya dari unsur atau senyawa kimia
yang dapat merugikan dan membahayakan kesehatan manusia,
contohnya 1,4- Dioxane.
Untuk mengetahui kandungan cemaran kosmetika seperti
disebutkan diatas, dilakukan melalui pengujian di laboratorium yang
terakreditasi. Adanya mikroorganisme dalam jumlah melebihi batas
normal pada sediaan kosmetik dapat mengakibatkan berbagai gangguan
kesehatan karena sebagian besar sediaan kosmetik kontak langsung
dengan tubuh. Beberapa penyakit yang dapat timbul akibat bakteri
diantaranya infeksi saluran pencernaan, infeksi mata, dan infeksi kulit, dll.
Lain halnya dengan kandungan logam berat pada kosmetika,
biasanya kadarnya kecil, sehingga dampak atau efek yang ditimbulkan
tidak langsung dirasakan oleh penggunanya. Dampak atau efek tersebut
akan muncul setelah sekian lama penggunannya atau beberapa tahun
kemudian. Logam dalam kosmetik dapat mengalami retensi dan berefek
langsung di kulit, atau diserap melalui kulit ke dalam darah, terakumulasi
dalam tubuh dan memberikan efek toksik di berbagai organ. Selain kedua
cemaran tersebut, cemaran kimia 1,4-dioxane merupakan produk
sampingan selama proses pembuatan bahan kosmetik tertentu.
Kandungan tersebut biasanya ditemukan di sebagian besar kosmetik dan
produk untuk perawatan pribadi. Adapun risiko yang terjadi pada
kesehatan terkait bahan berbahaya ini salah satunya dapat
menyebabkan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Selain itu, mungkin
juga bisa menyebabkan penyakit ginjal dan hati.

1.2 Rumusan Masalah


1. Sediaan kosmetik apa yang akan digunakan?
2. Bagaimana persyaratan sediaan tersebut?
3. Apa metode analisa yang digunakan?
1.3 Tujuan
1. Mampu menentukan sediaan kosmetik yang akan gunakan
2. Mengetahui persyaratan sediaan kosmetik yang digunakan
3. Mengetahui metode analisa yang cocok digunakan
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Menentukan Sediaan Kosmetik


Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti berhias.
Bahan yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri, dari bahan-
bahan alami yang terdapat di sekitarnya. Namun sekarang kosmetik tidak
hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud
meningkatkan kecantikan. Kosmetik saat ini sudah menjadi kebutuhan
penting bagi manusia. Kosmetik tidak hanya digunakan untuk fungsi
estetika, akan tetapi berperan dalam penyembuhan dan perawatan kulit
(Wasitaatmadja, 2011).
Menurut peraturan BPOM tahun 2011, kosmetik adalah bahan atau
sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ enital bagian luar)
atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan atau memperbaiki bau badan atau
melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik. Dan bahan yang
digunakan adalah bahan atau campuran bahan yang berasal dari alam
dan atau sintetik yang merupakan komponen kosmetika termasuk bahan
pewarna, bahan pengawet dan bahan tabir surya (BPOM, 2011)
Klasifikasi kosmetik diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama
(Shivsaran U.S et al, 2014) yaitu :
a. Sesuai penggunaannya :
a) Digunakan untuk kulit contohnya, krim, bedak, lotion, deodoran
b) Digunakan untuk kuku contohnya, pembersih cat kuku, cat kuku
c) Digunakan untuk mata contohnya, bulu mata palsu, krim mata,
eyeliners
b. Sesuai fungsinya :
a) Fungsi kuratif atau terapetik contohnya, antiperspirant
b) Fungsi pelindung contohnya, bedak wajah
c) Fungsi dekoratif contohnya, lipstik, bulu mata, cat kuku
c. Sesuai dengan sifat fisiknya :
a) Aerosol contohnya, parfum rambut, krim pencukur
b) Emulsi contohnya, pembersih
c) Minyak contohnya, minyak rambut
d) Pasta contohnya, pasta gigi, deodoran pasta
e) Bubuk contohnya bedak muka, bedak talkum

Adapun sediaan kosmetik yang digunakan adalah sediaan yang


digunakan untuk kulit yaitu body lotion. Hand body lotion adalah sediaan
kosmetik golongan emolien (pelembut) yang mengandung air lebih
banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai sumber
lembab bagi kulit. Memberi lapisan minyak, membuat tangan dan badan
menjadi lembut, tetapi tidak terasa berminyak dan mudah dioleskan. hand
body lotion (lotion tangan dan badan) merupakan sebutan umum bagi
sediaan ini di pasaran.

Hand body lotion juga dapat didefinisikan pada kulit tanpa


digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yang
tersuspesikan sebagai suatu sediaan dengan medium air yang
digunakan, dapat pula berupa larutan dan emulsi dimana medium nya
berupa air. Biasanya dicampur dengan gliserin untuk mencegah efek
pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepat kering pada waktu
dipakai dan memberi efek penyejuknya.

2.2 Persyaratan BPOM Sediaan Kosmetik


Pelaku Usaha wajib menjamin Kosmetika yang diproduksi untuk
diedarkan di dalam negeri dan/atau yang diimpor untuk diedarkan di
wilayah Indonesia memenuhi persyaratan keamanan, manfaat, mutu,
penandaan, dan klaim Kosmetika. Persyaratan keamanan dan mutu
yang diatur dalam Peraturan Badan ini berupa Cemaran Kosmetika
Cemaran Mikroba sebagaimana dimaksud dalam huruf a
meliputi: a. angka lempeng total; b. angka kapang dan khamir; c.
Pseudomonas aeruginosa; d. Staphylococcus aureus; dan e. Candida
albicans. (2) Cemaran Logam Berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf b meliputi: a. merkuri (Hg); b. timbal (Pb); c. arsen (As); dan d.
kadmium (Cd). (3) Cemaran Kimia sebagaimana dimaksud dalam Pasal
4 huruf c berupa 1,4-Dioxane
2.3 Metode Analisa Sediaan Farmasi

Cemaran Mikroba
Pasal 3
Persyaratan cemaran mikroba yang diatur dalam Peraturan ini meliputi
Angka Lempeng Total, Angka Kapang dan Khamir, Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcusaureus, dan Candida albicans,.

Cara Pengujian
Prosedur ALT dan AKK
Prosedur
Bahan dan peralatan steril serta teknik aseptik digunakan untuk
menyiapkan contoh. Untuk penyiapan suspensi awal, waktu antara
selesainya penyiapan suspensi awal dan waktu inokulasi tidak boleh lebih
dari 45 menit, kecuali dinyatakan lain dalam dokumen atau protokol yang
berlaku.
a) Penyiapan suspensi awal
Suspensi awal disiapkan dari contoh, minimal 1 g atau 1 mL dari
campuran homogen produk yang diuji,
Suspense awal biasanya dibuat dengan pengenceram 1:10. Volume
pengencer atau media pengkaya mungkin di perlukan lebih banyak
jika pada pada pengenceran 1:10 tingkat kontaminasi masih tinggi
dan/atau efek antimikroba masih ada.
• Produk yang dapat bercampur dengan air
Contoh dari produk dipindahkan kedalam sejumlah volume
tertentu pengencer penetral atau pengencer.
• Produk yang tidak dapat bercampur dengan air
Contoh dari produk dipindahkan kedalam wadah yang berisi
sejumlah tertuntu bahan peningkat kelarutan (misal larutan
polisorbat 80), didispersikan dan ditambah sejumlah volume
tertentu pengencer peneteral atau pengencer, media pengkaya,
tergantung metode yang digunakan.
b) Metode perhitungan
• Pengenceran untuk metode perhitungan
Suspensi awal umumnya adalah pengenceran pertama yang
dihitung. Jika diperlukan, dapat dibuat seri pengenceran
selanjutnya dengan menggunakan pengencer yang sama sesuai
dengan tingkat kontaminasi produk yang diperkirakan.
Perhitungan umumnya dilakukan menggunakan minimal 2 cawan
petri. Namun, untuk pengujian rutin boleh menggunakan satu
cawan petri, atau jika perhitungan dilakukan pada pengenceran
yang berurutan dari contoh yang sama, atau mengacu pada hasil
sebelumnya.
• Metode perhitungan lempeng
a) Cara tuang
Dalam cawan petri berdiameter 85-100 mm, diinokulasikan
dengan 1 mL suspensi awal dan /a atau pengenceran contoh
seperti yang disiapkan pada proses validasi dan kemudian
dituangkan 15-20 mL media agar. Suspensi awal dan /atau
pengenceran contoh dicampur dengan media, digoyang
dengan hati-hati atau dimiringkan secukupnya supaya
terdisperdi dengan baik. Campuran dalam cawan petri
dibiarkan memadat pada suhu ruang
b) Cara sebar permukaan
Dalam cawan petri berdiameter 85-100 mm, dimasukkan 15-
20 mL media agar (suhu tidak lebih dari 48 C). Media agar
dibiarkan dingin dan memadat di dalam inkubator,
selanjutnya tidak kurang dari 0,1 mL suspensi awal dan/atau
pengenceran contoh disebarkan pada permukaan media.
c) Cara penyaringan membran
Sejumlah suspensi awal yang sesuai atau contoh yang telah
diencerkan dituang kedalam perangkat penyaring yang
dilengkapi membran denga ukuran pori 0,45 mikrometer,
membran dibilas segera setelah penyaringan dan
dipindahkan ke permukaan media agar.
d) Inkubasi
Kecuali dinyatakan lain, cawan Petri yang telah diinokulasi
kemudian diinkubasi pada 25 ºC±2,5 ºC selama 3-5 hari pada
posisi dibalik. Segera diamati, jika tidak maka dapat disimpan
dalam lemari pendingin maksimum 24 jam.

Prosedur Kerja Untuk Mikroorganisme Patogen Pseudomonas


aeruginosa, Staphylococcusaureus, dan Candida albicans,.

Pseudomonas aeruginosa
Batang gram negatif (basil), motil, koloni halus berpigmen coklat atau
kehijauan
Catatan 1 : produksi pigmen fluoresen yang dapat menyebar dan
produksi pigmen fenazin terlarut (pyocyanin) dalam media yang sesuai.
Ciri-ciri utama untuk identifikasi adalah pertumbuhan pada media agar
cetrimide selektif, oksidase positif,
Catatan 2 : dan mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk merusak
banyak substrat yang berbeda. Ini dapat menyebabkan infeksi pada kulit
atau area mata manusia. Hal ini tidak diinginkan dalam produk kosmetik
karena potensi patogenisitasnya dan kemampuannya mempengaruhi
sifat fisiko-kimia formula kosmetik.
Pseudomonas aeruginosa dapat diisolasi dari berbagai sumber
lingkungan, terutama di air
Staphylococcus aureus
Batang gram negatif (basil), motil, koloni halus
Catatan 1 : Pertumbuhan pada media selektif yang mengandung garam
empedu dengan koloni yang khas. Karakteristik utamanya adalah
katalase positif, oksidase negatif, fermentasi laktosa, produksi indole,
Catatan 2 : indikator kontaminasi.

Prosedur

Bahan dan peralatan steril serta teknik aseptik digunakan untuk


menyiapkan contoh. Untuk penyiapan suspensi awal, waktu antara
selesainya penyiapan suspensi awal dan waktu inokulasi tidak boleh lebih
dari 45 menit, kecuali dinyatakan lain dalam dokumen atau protokol yang
berlaku.
a) Penyiapan suspensi awal
Suspensi awal disiapkan dari contoh, minimal 1 g atau 1 mL dari
campuran homogen produk yang diuji,
Suspense awal biasanya dibuat dengan pengenceram 1:10. Volume
pengencer atau media pengkaya mungkin di perlukan lebih banyak jika
pada pada pengenceran 1:10 tingkat kontaminasi masih tinggi
dan/atau efek antimikroba masih ada.
b). Uji presumptif/ Uji penduga
Staphylococcus aureus : Pepton Water 9 mL ,pengeceran 3 terakhir
(1 mL) , inkubasi 1 x 24 jam jika terjadi
kekeruhan lanjutkan untuk uji spesifik/
konfirmatif
Pseudomonas aeruginosa : Triptic Soy Broth 9 mL, Pengenceran 3
Terakhir ( 1 mL) kedalam tabung reaksi,
Inkubasi 1 x 24 jam jika terjadi kekeruhan
lanjutkan untuk uji spesifik/konfirmatif
Candida albicans : Potato Dextrosa Agar 10 mL, Pengeceran
3 Awal (1 mL) kedalam cawan petri
inkubasi 3 x 24 jam, Jika tumbuh koloni
berlendir di sekitar medium lanjutkan
untuk uji spesifik/konfirmatif
c) Uji spesifik/konfirmatif
Staphylococcus aureus : Vogel Johson Agar 10 mL, kedalam cawan
petri, lalu gores secara zigzag, inkubasi 1x
24 jam Hasil positif jika terdapat koloni
hitam dengan zona kuning
Pseudomonas aeruginosa : Cetrimide Agar 10 ,mL, kedalam cawan
petri lalu gores secara zigzag, inkubasi 1
x 24 jam hasil positif jika terdapat koloni
berwarna hijau
Candida albicans : Soubroud Dextrosa Agar 10 mL, kedalam
cawan petri inkubasi 3 x 24 jam hasil
positif jika terdapat koloni berlendir.
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari analisis mikrobiologi sediaan kosmetik dapat disimpulkan bahwa
penggunaan kosmetika saat ini sudah menjadi kebutuhan sehari-hari,
dimana kosmetik tidak hanya digunakan untuk fungsi estetika, akan tetapi
berperan dalam penyembuhan dan perawatan kulit. Untuk mengetahui
kandungan cemaran kosmetika seperti disebutkan diatas, dilakukan
melalui pengujian di laboratorium yang terakreditasi.
DAFTAR PUSTAKA

BPOM. 2019.Cemaran dalam kosmetika. Peraturan Badan Pengawas Obat


Dan Makanan.Nomor 12
ISO 22717. 2006. Kosmetik Mikrobiologi Deteksi Pseudomonas
aeruginosa.Swiss
ISO 18416. 2007. Kosmetik Mikrobiologi Deteksi Yang Ditentukan dan Tidak
Ditentukan Mikroorganisme. Swiss
ISO 22718. 2006. Kosmetik Mikrobiologi Deteksi Stafilokokus aureus. Swiss

Anda mungkin juga menyukai