Disusun Oleh:
Kelompok 2
Amalia Nur Aini Budiarti 22330704
Risa Oktalia Sari 22330706
Windi Melenia Mawarni 22330708
Heca Zuleka 22330710
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL .............................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................1
B. Rumusan Masalah ................................................................1
C. Tujuan Penelitian ..................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Kosmetika .............................................................
B. Persyaratan Kosmetika ...........................................................
C. Penggolongan Kosmetika .......................................................
D. Anatomi dan Fisiologi Kulit ...................................................
E. Kosmetika Dekoratif...............................................................
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman modern sekarang, berpenampilan rapih dan menarik
menjadi kebutuhan sehari-hari. Tata rias wajah atau yang biasa disebut
make-up menjadi salah satu penunjang agar penampilan terlihat lebih
menarik. Make-up adalah kegiatan mengubah penampilan dari bentuk asli
dengan bantuan bahan dan alat kosmetik. Istilah make-up lebih sering
ditujukan kepada pengubahan bentuk wajah.
Kosmetik dekoratif atau make-up merupakan jenis kosmetik yang
bertujuan untuk menyembunyikan kekurangan pada kulit atau ingin
memberikan penampilan yang lebih cantik, lebih menarik kepada dunia
luar. Biasanya kosmetik dekoratif ditujukan untuk merias mata, bibir dan
sekitar wajah lainnya (Retno, 2016). Kosmetik dekoratif dapat
menimbulkan efek psikologis yang baik untuk kesehatan, yaitu timbulnya
rasa percaya diri (self convidence). Kosmetik dekoratif tidak perlu
menambah kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap memadai jika tidak
merusak kulit atau seinimal mungkin menyebabkan kerusakan kulit
(Tranggono dan Latifah, 2007)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kosmetika?
2. Apa persyaratan kosmetika?
3. Apa saja pegolongan kosmetika?
4. Bagaimana anatomi dan fisiologi kulit?
5. Apa yang dimaksud dengan kosmetika dekoratif?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian kosmetika?
2. Mengetahui persyaratan kosmetika?
3. Mengatahui pegolongan kosmetika?
4
4. Mengetahui anatomi dan fisiologi kulit?
5. Mengetahui pengertian kosmetika dekoratif?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian kosmetika
Kosmetik berasal dari kata Yunani “kosmetikos” yang berarti
keterampilan menghias, mengatur. Sedangkan definisi kosmetika menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1175/MENKES/PER/VIII/2010,
tentang Izin Produksi Kosmetika, kosmetika adalah bahan atau bahan
atau sediaan sediaan yang dimaksudkan yang dimaksudkan untuk
digunakan untuk digunakan pada bagian l bagian luar tubuh manusia tubuh
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar)
atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Permenkes, 2010).
Pada tahun 1970 oleh Jellinek, kosmetologi diartikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari hukum-hukum fisika, Biologi, maupun
mikrobiologi tentang pembuatan, peny pembuatan, penyimpanan, dan
impanan, dan penggunaan (aplikasi) penggunaan (aplikasi) kosmetik,
Selanjutnya kosmetik, Selanjutnya di tahun di tahun 1997 Mitsui
menyebut kosmetologi sebagai ilmu Mitsui menyebut kosmetologi sebagai
ilmu kosmetik (Cosmetic Science) yang baru, yang lebih mendalam dan
menyeluruh.
Sejak 40 tahun terakhir, industri kosmetik semakin meningkat,
Industri kimia memberi banyak bahan dasar dan bahan aktif kosmetik,
kualitas dan kuantitas bahan biologis biologis untuk digunakan
digunakan pada kulit terus meningkat, meningkat, banyak para dokter
yang terjun langsung dan meningkatkan perhatian terhadap ilmu
kecantikan kulit (cosmetodermatology), serta membangun kerja sama yang
saling menguntungkan dengan para ahli para ahli kosmetik kosmetik dan
ahli dan ahli kecantikan. Misalnya kecantikan. Misalnya dalam hal dalam
hal pengetesan pengetesan bahan baku bahan baku atau bahan jadi, dan
penyusu bahan jadi, dan penyusunan formula berdasarkan kon nan
6
formula berdasarkan konsepsi dermatologi atau konsepsi dermatologi atau
kesehatan.
B. Persyaratan kosmetika
Menurut Keputusan Kepala BPOM Nomor HK.00.05.4.1745 Tahun 2003
tentang Kosmetik, disebutkan bahwa kosmetik yang diproduksi dan akan
atau diedarkan harus memenuhi persyaratan berikut.
1. Menggunakan bahan yang memenuhi standar dan persyaratan mutu
serta persyaratan lain yang ditetapkan
2. Diproduksi dengan menggunakan Cara Pembuatan Kosmetik yang
Baik (CPKB)
3. Terdaftar pada dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan
C. Penggolongan kosmetika
1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI, kosmetik dibagi menjadi 13
preparat yaitu :
a. Preparat yang digunakan untuk bayi, misalnya bedak bayi, minyak
bayi, parfum bayi dan lain-lain.
b. Preparat yang digunakan untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath
capsule dan lain-lain.
c. Preparat untuk mata, misalnya maskara, eye-shayow, pensil alis
dan lain-lain.
d. Preparat wangi-wangian, misalnya parfum, toilet water dan lain-
lain.
e. Preparat untuk rambut, misalnya hair spray, cat rambut dan lain-
lain.
f. Preparat pewarna rambut, misalnya cat rambut dan lain-lain.
g. Preparat make up (kecuali mata), misalnya bedak, lipstik, perona
pipi dll.
h. Preparat untuk menjaga kebersihan mulut, misalnya pasta gigi,
mouth washes dan lain-lain.
7
i. Preparat pewarnaan kulit, misalnya pembersih, pelembab, dan
lainlain.
j. Preparat untuk kuku, misalnya cat kuku, lotion kuku dan lain-lain.
lain-lain.
k. Preparat perawatan kulit, misalnya pembersih, pelembab,
pelindung, cream dan lain-lain.
l. Preparat cukur, misalnya sabun cukur dan lain-lain.
m. Preparat untuk suntan dan suncreen, misalnya sunscreen
foundation, dan lain-lain
2. Penggolongan mmenurut sifat dan cara pembuatan
a. Kosmetik Modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara
modern (termasuk diantaranya adalah (Cosmedics)
b. Kosmetik Tradisional
1) Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur yang dibuat dari
bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-
temurun
2) Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan
pengawet agar tahan lama.
3) Hanya Namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-
benar tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan
tradisional.
8
3) Kosmetika untuk pelindung kulit seperti sunscreen cream,
sunscreen foundation, dan sunblock lotion.
4) Kosmetika untuk menipiskan kulit atau menghilangkan bekas
jerawat (peeling) seperti scrub cream yang berisi butiranbutiran
halus yang berfungsi sebagai pengamplas.
b. Kosmetika riasan (dekoratif atau make up)
Kosmetika jenis ini diperlukan untuk merias dan menutupi
cacat pada kulit sehingga penampilan menjadi lebih cantik dan
menarik serta menimbulkan efek psikologis psikologis yang baik,
seperti seperti percaya percaya diri.
9
pada telapak kaki. Dalam lapisan ini terlihat seperti pita yang
bening, batas-batas sudah tidak begitu terlihat.
c) Lapisan berbutir-butir (Stratum glanulosum), sel ini berisi inti dan
glanulosum. Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk
poligona, berbutir kasar, berinti mengkerut.
d) Lapisan Malphigi (stratum spinosum), memiliki sel yang berbentu
kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi
filamen-filamen kecilyang terdiri atas serabut protein.
e) Sel basal (Stratum germinativum), sel ini secara terus-menerus
memproduksi sel epidermis baru. Sel ini disusun dengan teratur,
berurutan dan rapat sehingga membentuk lapisan pertama atau
lapisan dua sel pertama dari sel basal yang posisinya diatas papilla
dermis. Didalam lapisan ini terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel
yang tidak mengalami keratinisasi dan fungsinya hanya
membentuk pigmen melanin dan memberikan kepada sel-sel
keratinosit.
2. Lapisan Dermis
Dermis terletak dibawah lapisan epidermis. Dermis merupakan
jaringan ikat longgar dan terdiri atas sel-sel fibrinoplas yang
mengeluarkan protein kolagen dan elastin. Serabut-serabut kolagen
dan elastin tersusun secara acak, dan menyebabkan dermis terenggang
dan memiliki daya tahan. Seluruh dermis terdapat pembuluh darah,
10
saraf sensorik dan simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta
kelenjar keringat dan sebasea. Pada dermis terdapat sel mast yang
berfungsi mengeluarkan histamin selama cidera atau peradangan dan
makrofag yang memililki fungsi memfagositosis sel-sel mati dan
mikroorganisme. Lapisan dermis terdiri dari lapisan atas yaitu pars
papilaris (stratum papilaris), dan bagian bawah yaitu pars retikularis
terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun atas serabut kolagen,
serabut elastic, dan serabut retikulus.
3. Lapisan hypodermis/subkutis
Merupakan lapisan kulit di bawah dermis, sehingga menjadi
lapisan penyusun kulit yang paling dalam. Pada hipodermis terdapat
pembuluh darah, limfa serta syaraf yang sejajar dengan permukaan
kulit.
Lapisan hypodermis/subcutis terbentuk dari jaringan ikat longgar
yang memisahkan kulit dengan otot di bawahnya sehingga kulit dapat
bergerak dengan mudah diatas jaringan penyangganya. Lapisan ini
tersusun dari sel kolagen dan lemak tebal untuk menyekat panas
sehingga kita dapat beradaptasi dengan perubahan temperatur luar
tubuh kita karena perubahan cuaca, selain itu juga lapisan subkutis
dapat menyimpan cadangan nutrisi bagi kulit.
11
E. Kosmetika Dekoratif
Kosmetik dekoratif (make up) adalah kosmetika yang memiliki
tujuan semata-mata untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih
cantik dan noda-noda atau kelainan pada kulit tertutupi. Kosmetik
dekoratif tidak perlu menambah kesehatan kulit. Kosmetik ini dianggap
memadai jika tidak merusak kulit atau sesedikit mungkin merusak kulit.
Dalam kosmetik dekoratif peran dari zat warna dan zat pewangi
besar. Sejak zaman dahulu, Wanita cenderung mewarnai pipi, rambut,
kuku, alis, dan bulu mata. juga cenderung ingin menutupi hal-hal yang
dapat mengurangi kecantikannya, misalnya adalah garis-garis penuaan
ditutupi, rambut putih disemir, warna bibir dipersegar, kuku dicat, alis dan
bulu mata dibuat lebih hitam, dll. Karena itu, membutuhkan kosmetik
dekoratif dalam bentuk lipstick, rouge, maskara, dan sebagainya.
Persyaratan kosmetik dekoratif antara lain adalah warna yang menarik,
bau yang harum menyenangkan, dan tidak merusak atau mengganggu
kulit, bibir, rambut, kuku, dan adneksa lainnya.
1. Pembagian kosmetik dekoratif
Kosmetik dekoratif dibagi dua golongan besar, yaitu:
a. Kosmetik dekoratif yang hanya menimbulkan efek pada
permukaan dan pemakaiannya sebentar, contohnya bedak,
foundation, lipstick, pemerah pipi, eye-shadow, dll.
b. Kosmetik dekoratif yang efeknya mendalam dan biasanya dalam
waktu lama baru luntur, contohnya cat rambut, pengeriting rambut
dan preparate penghilang rambut.
2. Peran zat pewarna dalam kosmetik dekoratif
Zat warna kosmetik dekoratif berasal dari berbagai kelompok:
a. Zat warna alam yang larut
Zat warna ini jarang dipakai dalam kosmetik. Sebenarnya dampat
zat warna alam pada kulit lebih baik daripaza zat warna sintetis,
akan tetapi kekekuatan pewarnaannya relative lemah, tak tahan
12
cahaya, dan mahal. Missal alkalain yaitu zat warna merah yang
diekstrak dari kulit akar alkana, carmine yaitu zat warna merah
yang diperoleh dari tumbuhan serangga coccus cacti yang
dikeringkan, carotene yaitu zat warna kuning.
b. Zat warna sintesis yang larut
Zat warna sintesis pertama kali disintesis dari anilin, sekarang
benzene, toluene, anthracene, dan hasil isolasi dari coal-tar lain
yang berfungsi sebagai produk awal bagi kebanyakan zat warna,
aniline atau coal-tar.
3. Macam-macam kosmetik dekoratif
Yang termasuk dalam kosmetik dekoratif selain mata, diantaranya:
a. Alas bedak (foundation)
Alas bedak (Foundation) dalam tata rias wajah menjadi
dasar sebelum dibubuhi bedak. Foundation dapat menahan bedak,
hingga bedak mudah menempel pada kulit wajah, alas bedak juga
dapat memperhalus permukaan kulit dengan menutupi noda, luka
bekas jerawat, noda kebiruan (couperese) di seputar pipi. Alas
bedak dapat berfungsi untuk menyamarkan warna kulit yang pucat
dan bayangan gelap di seputar mata. Dapat disimpulkan bahwa
foundation memiliki peran penting dalam make up.
Menurut Kusantanti (2008:123) foundation wajah dibagi menjadi
lima jenis yaitu:
1) Water based foundation (liquid).
Alas bedak jenis ini cocok untuk wanita muda dan dewasa yang
berkulit normal. Menggunakan foundation ini, kulit menjadi
lembab dan akan menghasilkan riasan yang halus. Bahan
dasar foundation ini adalah air, sehingga penggunaannya akan
lebih mudah menyerap ke dalam kulit dan lebih ringan dari
minyak. Hasil akhir dari penggunaan foundation ini, riasan
akan tampak lebih natural. Gunakan spons untuk
mengaplikasikan liquid foundation, kemudian kenakan dengan
cara ditekan untuk menutupi pori-pori dan rongga kulit wajah.
13
2) Oil based foundation
Alas bedak jenis ini cocok untuk wanita dewasa dan mereka
yang berkulit kering, karena foundation ini mengandung
minyak dan pelembab. Alas bedak ini dapat menutup kerutan
sehingga riasan lebih bagus dan rata. Apabila
menggunakan Oil based foundation, sebaiknya tidak
menggunakan bedak lagi, karena jenis foundation ini
cenderung lebih berat. Sehingga Jika ingin menggunakan
bedak, sebaiknya aplikasikan secara tipis. Oil based
foundation dikemas dalam bentuk compact atau stick
3) Oil free moisturizer Foundation
Kosmetika ini cocok untuk kulit berminyak dan jenis alas
bedak ini mampu menyerap kelebihan minyak pada kulit,
sehingga wajah tidak tampak mengkilap.
4) Concealer
Jenis foundation ini digunakan untuk menutupi bagian-bagian
kulit yang memerlukan penutupan khusus seperti noda, bercak-
bercak, bekas jerawat atau luka sehingga kulit wajah akan
tampak bersih dan rata. Selain itu juga dapat menutupi
lingkaran hitam di seputar mata.
5) Foundation krim pemutih
Jenis alas bedak ini biasanya digunakan di bawah mata untuk
memberikan efek cerah di daerah tersebut dan mampu
menyamarkan kantung mata.
14
Bedak selalu berisi bahan-bahan dasar dengan sifat-sifat
penutup yang paling efektif, yaitu zinc oxide dan titanium dioxide
yang daya penutupnya tidak menurun jika terkena air atau
petrolatum. Karena zinc oxide dan titanium dioxide berwarna
putih, maka agar cocok dengan warna kulit diberi zat pewarna,
umumnya iron oxides, dengan rona-rona kuning, merah atau
coklat, juga lakes dari berbagai warna yang diinginkan
c. Lipstik
Lipstik adalah make up bibir yang anatomis dan
fisiologisnya agak berbeda dari kulit bagian badan lainnya.
Misalnya, stratum corneum-nya sangat tipis dan bagian dermisnya
tidak mengandung kelenjar keringat maupun kelenjar minyak,
sehingga bibir mudah kering dan pecah-pecah terutama jika dalam
udara yang dingin dan kering. Hanya air liur yang merupakan
pembasah alami untuk bibir.
Pewarna bibir berfungsi untuk memberi warna pada bibir,
sehingga bibir tampak lebih segar. Koreksi bentuk bibir dapat
dilakukan dengan menggunakan lipliner, liplife,
lipstick/lipcolor, dan lipgloss. Lipliner berfungsi untuk membentuk
garis luar bibir, liplife berfungsi untuk membuat lipstick tahan
lama, lipstick atau lipcolor berfungsi untuk memberi warna pada
bibir, sedangkan lipgloss berfungsi untuk memberi efek kilau yang
glamour dan segar sehingga bibir kelihatan basah terus.
15
8) Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus, tidak bopeng
atau berbintik-bintik, atau memperlihatkan hal-hal yang tidak
menarik.
d. Perona pipi/rouge
Produk ini bertujuan memerahkan pipi, sehingga
penggunaannya tampak lebih cantik dan lebih segar. Perona pipi
dipasarkan dalam berbagai bentuk diantaranya yaitu loose atau
compact powders, fat-based make up, emulsi cair atau krim, cairan
jernih, dan gel.
1) Loose atau compact powder rouge
Loose powder adalah bentuk paling sederhana, berisi pigmen
dan lakes dalam bentuk kering, diencerkan dengan bahan-
bahan powder standar seperti talcum, zinc stearate, dan
magnesium karbonat. Kandungan pigmen biasanya 5-20%
2) Anhydrous cream rouge
Dalam preparate ini zat-zat pewarna (pigmen, lakes dan/atau
cat larut minyak) didispersikan dalam base fat-oil-wax.
Dibandingkan dengan powder bentuk ini memiliki keuntungan
dapat membentuk lapisan tipis yang rata di permukaan kulit
sehingga tampak lebih alami daripada loose powder. Cream ini
bersifat menolak air, sehingga resiko lunturnya rouge karena
prespirasi terhindari.
3) Krim emulsi dan liquid rouges
Popularitas tipe ini (terutama yang emulsi cair) adalah berkat
popularitas liquid foundation make up. Perona pipi berbentuk
cair dan cream digunakan setelah penggunaan alas bedak
(foundation) yang masih belum kering di kulit pipi dan
sebelum bedak dengan cara dioleskan pada tulang pipi yang
menonjol menggunakan spongse. Rouge cair atau krim emulsi
sangat baik digunakan untuk memperoleh hasil yang sangat
cantik dan alami
16
e. Pensil alis
Bentuk dan ketebalan alis mempengaruhi kesan total wajah.
Bentuk dan ketebalan alis dapat diperoleh dengan pencabutan
sebagian atau seluruh alis mata dan menggantinya dengan lukisan
alis mata menggunakan pensil alis (eye brow pencil). Pensil alis
berfungsi untuk membentuk alis agar tampak serasi dengan wajah.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan:
1. Kosmetika adalah bahan atau bahan atau sediaan sediaan yang
dimaksudkan yang dimaksudkan untuk digunakan untuk digunakan
pada bagian l bagian luar tubuh manusia tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
2. Persyaratan kosmetika menurut Keputusan Kepala BPOM Nomor
HK.00.05.4.1745 Tahun 2003 diantaranya yaitu : Menggunakan bahan
yang memenuhi standar dan persyaratan mutu serta persyaratan lain
yang ditetapkan , Diproduksi dengan menggunakan Cara Pembuatan
Kosmetik yang Baik (CPKB) , Terdaftar pada dan mendapat izin edar
dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
3. Penggolongan kosmetika berdasarkan permenkes terbagi menjadi 13
4. Kulit merupakan bagian yang menutupi permukaan tubuh dan
memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam
gangguan dan rangsangan luar. Kulit terdiri dari tiga bagian, yaitu
epidermis, dermis dan subkutis
5. Kosmetik dekoratif (make up) adalah kosmetika yang memiliki tujuan
semata-mata untuk mengubah penampilan, yaitu agar tampak lebih
cantik dan noda-noda atau kelainan pada kulit tertutupi. Yang
termasuk dalam kosmetik dekoratif selain mata yaitu foundation, face
powder, lipstick, perona pipi, dan pensil alis.
18
DAFTAR PUSTAKA
19