Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH KOSMETOLOGI

“ SEDIAAN BATH PREPARATION ”

Dosen :

Nurul Akhatik., Dra.M.Si,

Disusun Oleh kelompok 19 :

Muhamad Ricardo Saputra (16330098)

Zufar Firza Mahendra (17330090)

Mohammad Bagus Nur Rohim (17330039)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmatnya sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ SEDIAAN BATH PREPARATION ”
ini.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan
tentang “SEDIAAN BATH PREPARATION” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis dapat lebih baik lagi
kedepannya.

Jakarta, 13 Desember 2020

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 1

1.2 Tujuan..................................................................................................................... 2

1.3 Rumusan Masalah.................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sediaan farmasi........................................................................................................ 3

2.2 kosmetika................................................................................................................. 3

2.3 Fungsi dan mekanisme sabun.................................................................................. 3

2.4 Macam-macam sediaan bentuk Sabun..................................................................... 4

2.5 Kompen Utama Formula......................................................................................... 6

2.6 Faktor yang Mempengaruhi stabilitas .................................................................... 7

2.7 Pembuatan Sabun, Persyaratan sabun, Pengujian sabun......................................... 15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................... 20

3.2 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kosmetik merupakan bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi dan organ
genital bagian luar untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan,
memperbaiki bau badan, melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Kepala
BPOM, 2010). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, kosmetik
dibagi menjadi 13 kelompok sediaan yaitu sediaan untuk bayi, mandi, mata,
wangiwangian, rambut, pewarna rambut, make up, kebersihan mulut, kebersihan
badan, kuku, perawatan kulit, cukur, suntan dan sunscreen (Tranggono dan Latifah,
2007). Sediaan mandi dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu Sabun mandi cair,
Sabun mandi antiseptik (cair), Busa mandi, Minyak mandi (Bath oil), Garam mandi
(Bath salt), Serbuk untuk mandi (Bath powder),dan Sediaan untuk mandi lainnya
(BPOM, 2010). Kosmetik dalam preparat mandi mempunyai fungsi utama bukan
hanya untuk membersihkan tubuh tetapi juga mempunyai efek terapi dan relaksasi
melalui spa dan sauna dimana air yang digunakan mengandung mineral. Dalam
pengembangannya, sediaan mandi terus berkembang dan diperbarui seiring dengan
kebutuhan higienitas masing-masing individu sehingga timbul produk mandi yang
modern (Hunting, 2000).
Mandi merupakan suatu kegiatan mencuci tubuh dengan air yang dimaksudkan
untuk menghilangkan bau, debu dan sel-sel kulit mati.Sabun adalah bahan (substansi)
yang digunakan bersama dengan air untuk mencuci dan membersihkan kotoran; sabun
terbuat dari bahan alami (minyak/lemak) dan alkali/basa kuat (sodium hidroksida,
NaOH atau potasium hidroksida, KOH). Mandi dengan sabun aroma favorit bisa jadi
salah satu cara untuk meningkatkan mood. Tapi, jangan pilih sabun hanya karena
aromanya saja yah. Jika ingin kulitmu tetap terjaga kesehatannya, memilih sabun
mandi sesuai jenis kulit wajib dilakukan.
Sediaan bath salt dalam bentuk padat atau yang disebut sebagai bath bomb harus
memenuhi syarat dan karateristik yang telah ditetapkan. Karakteristik penting dari
bath salt yang baik selain ukuran dan warna adalah, bath salt juga seharusnya mudah
mengalir dan mudah larut dengan cepat dalam air, mempunyai tingkat kebasaan yang
rendah dan lembut di kulit (Wilkinson and Moore, 1982). Persyaratan yang harus
1
dipenuhi yaitu mudah larut dan memiliki efek water softening yang efektif, memiliki
penampilan yang menarik, tetap stabil dibawah suhu kamar, mudah 3 diwarnai juga
diberi parfum serta memiliki harga yang terjangkau (Wilkinson and Moore, 1973).
Di pasaran banyak ditemukan bath bomb dengan berbagai macam penampilan yang
berbeda dan dapat dikombinasikan dengan bahan alam maupun hanya dengan bahan
sintetik. Beberapa perusahaan yang memasarkan bath bomb yaitu Lush
Manufacturing, Hex Bomb, Amor Bath Bomb, Ceano Cosmetics dan Bamboo Island
Bath and Body. Dalam hal bentuk, warna, wangi dan penampilan bath bomb hadir
dalam berbagai macam variasi.
Bath bomb saat ini tengah mengalami peningkatan popularitas karena selain
memiliki warna, bentuk dan aroma yang menairk, reaksi yang ditimbulkan bath bomb
ketika tengah larut dalam air merupakan salah satu faktor yang menyita perhatian
masyarakat. Alasan gemarinya pemakaian bath bomb ialah karena pemakaiannya yang
sederhana, praktis dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Selain itu penggunaan bath
bomb dapat menimbulkan suasana rileks, menurunkan tingkat stres, dan menyegarkan
tubuh. Reaksi dari bath bomb yang menghasilkan gas karbon dioksida ini juga menjadi
daya tarik tersendiri dari sediaan ini (The Creative Concept, 2007).
1.2 Tujuan
1. Untuk memahami Fungsi dan mekanisme sediaan Persiapan Mandi.
2. Untuk memahami Macam-macam Bentuk sediaan Persiapan Mandi .
3. Untuk mengetahui kompenen Utama formula Persiapan Mandi .
4. Untuk memahami faktor-faktor yang Memperharuhi Stabilitas Sediaan Persiapan
Mandi.
5. Untuk memahami Uji Mutu Sediaan Persiapan mandi yang meliputi Kualitas,
Keamanan dan Stabilitas.

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa Fungsi dan Mekanisme kerja sediaan Persiapan mandi?
2. Ada berapa bentuk macam sediaan persiapan Mandi?
3. Apa Komponen Utama dari fomula sediaan Mandi ?
4. Faktor apa yang memperngaruhi Stabilitas sediaan mandi ?
5. Pengujian seperti apa dalam Sedian persiapan Mandi?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sediaan Farmasi


Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika
(Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan). Sediaan farmasi dan
alat kesehatan yang diproduksi dan diedarkan harus memenuhi persyaratan
mutu, keamanan, dan kemanfaatan (PP RI No.72 /1998: II:2 ).
2.2 Kosmetika
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ
genital bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut, terutama untuk
membersihkan, mewangikan, dan mengubah penampilan, dan/atau
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi
baik (BPOM RI, 2003).
Menurut bahan-bahan yang digunakan dan cara pembuatannya,
kosmetika dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu kosmetika
tradisional dan kosmetika modern. Kosmetika tradisional dibuat dari bahan-
bahan alam dan diolah menurut resep dan cara pengolahan yang turun
temurun dari nenek moyang. Sedangkan kosmetika modern dibuat dari zat zat
kimia, yang susunan dan takarannya diketahui dengan pasti dan diolah secara
ilmiah dan modern.
Menurut kegunaannya, kosmetik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kosmetik riasan (make-up), dan kosmetik perawatan kulit. Kosmetik riasan
(make-up) adalah kosmetik yang diperlukan untuk merias atau memperindah
penampilan kulit. Sedangkan, kosmetik perawatan kulit atau skin care adalah
kosmetik yang diutamakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan kulit,
bahkan kadang-kadang untuk menghilangkan kelainan-kelainan pada kulit
(Tranggono, 30 : 1992).
2.3 Fungsi Sabun dan Mekanisme
Sabun adalah kosmetika paling tua yang dikenal manusia, dan
merupakan bahan pembersih kulit yang dipakai selain untuk membersihkan
juga untuk pengharum kulit. Sabun merupakan istilah umum untuk garam
asam lemak rantai panjang. Sabun terdiri atas substansi alkali kuat ( NaOH,
3
dan KOH) dan asam lemak (asam lemak jenuh dan tidak jenuh)
(Wasitaatdmadja,1997).
Sabun adalah sediaan pembersih kulit yang dibuat dari proses
saponifikasi atau netralisasi dari lemak, minyak, wax, rosin atau asam dengan
basa organik atau anorganik tanpa menimbulkan iritasi pada kulit (SNI
3532, 2016).
Sabun dibuat berdasarkan reaksi kimia dari pencampuran minyak dengan
larutan yang sifatnya basa. Minyak dan larutan alkali ini disebut bahan baku
utama pembuat sabun. Minyak yang umum digunakan adalah minyak sawit,
minyak kelapa, dan minyak zaitun. Sedangkan bahan alkali yang umum
digunakan adalah kalium hidroksida dan natrium hidroksida (Muliyawan
dan Suriana, 2013: 253).

Gambar 2.1 Reaksi


Saponifikasi (Sumber
:Syamsul: 2010)

2.4 Macam-macam bentuk Sediaan sabun


bentuk maka sabun dibagi menjadi beberapa jenis :
1) Sabun cair
Berbentuk cair memiliki kekentalan bervariasi. Sabun bisa menjadi cair
atau kental, bergantung pada bahan yang digunakan. Sabun untuk muka
biasanya lebih cair daripada sabun untuk badan. Sabun cair dibuat dengan
basa kuat KOH dan sabun ini dikenal dengan sabun lunak (soft soap)
2) Sabun batang
Sabun yang memiliki bentuk padat, sabun jenis ini harus disimpan dengan
baik. Bila wadah penyimpanan terkena air, maka lama - lama sabun akan
4
cepat habis. Sabun ini dibuat dengan basa kuat NaOH maka sabun padat juga
dikenal dengan sabun keraas (hard soap).

3) Sabun gel
Sabun bentuk gel, hampir sama dengan sabun cair sehingga
pembuatannya menggunakan basa kuat KOH sama seperti sabun cair. Biasa
dipakai untuk sabun muka atau sabun jenis lainnya (Muliyawan dan Suriana,
2013:255).
Berdasarkan jenisnya, sabun dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1) Sabun opaque
Merupakan jenis sabun yang biasa digunakan sehari-hari yang tidak
tembus cahaya.
2) Sabun transparan
Merupakan sabun yang paling banyak meneruskan cahaya jika batang
sabun dilewatkan cahaya
3) Sabun translucent
Merupakan sabun yang sifatnya berada di antara sabun transparan dan
sabun opaque (Gunawan, 2011 dikutip dalam Bunta dkk, 2013).
Sabun Padat Transparan
Sabun transparan adalah jenis sabun untuk muka ( kecantikan) dan untuk
mandi yang dapat menghasilkan busa lebih lembut di kulit, dapat digunakan
untuk merawat kulit karena mengandung bahan – bahan yang berfungsi
sebagai humektan (moisturizer), dan penampakannya berkilau jika
dibandingkan dengan jenis sabun opaque dan sabun translucent (Widyasanti,
dan Hasna, 2016).
Sabun transparan memiliki tampilan yang menarik, berkelas dan mewah
sehingga membuat sabun transparan dijual dengan harga yang relatif mahal,
dan dapat dijadikan cinderamata atau souvenir yang memberikan kesan
sangat unik dan memberikan tampilan yang eksklusif. Selain itu, sabun
transparan juga menjadi salah satu sediaan emulsi yang difungsikan sebagai
penghantar obat yang baik (Widyasanti dan Rohani, 2017

5
2.5 Komponen Utama dari Formula

A. Formula Sabun Padat Transparan

Formula I Formula II
Minyak zaitun 6.00 VCO 9,6%
Minyak jarak 6.00 Minyak Zaitun 8%
NaOH 30 % 19.40 Asam stearat 6,4%
NaCl 0.20 Larutan NaOH 30% 16%
Gliserin 9.40 Gliserin 12%
Sukrosa 50% 13.40 Etanol 96% 31%
Etanol 96% 15.00 Sukrosa 4%
Cocoamide DEA 1.00 Asam sitrat 4,6%
Trietanolamine 1.00 Cocoamino DEA 4%
Metil paraben 0.15 Aquadest 4,4%
Butil hidroksitoluen 0.01 (Febriyenti, Sari, Nofita, 2014)
Propil paraben 0.03
Aquadest 6.50
(Agustini dan Winarni, 2014)

Formula III Formula IV


Asam stearat 6.5% Asam Stearat 6.5%
NaOH 30% 25% VCO 15%
Minyak kelapa 20% Minyak zaitun 6%
Etanol 96% 16% NaOH 20%
Gliserin 15% Etanol 96% 17%

6
Asam sitrat 4% Gliserin 12%
Gula 5% Sukrosa 10%
Cocoamide DEA 5% TEA 2%
Air ad 100% Asam sitrat 4.5%
(Supandi, Gantini 2011) BHT 0.1%
Cocobetain 2%
Oleum citri 0.5%
Aquadest 4.4 %
(Wahyuni, 2018)

2.6 Faktor yang mempengaruhi stabilitas sabun adalah :


1) Kandungan alkohol
Etanol digunakan sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun
transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak.
2) Gula
Gula bersifat humektan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin
putih warna gula akan semakin jernih sabun transparan yang dihasilkan.
Terlalu banyak gula, produk sabun menjadi lengket, pada permukaan sabun
keluar gelembung kecil-kecil. Gula yang paling baik untuk sabun transparan
adalah gula yang apabila dicairkan berwarna jernih seperti gliserin, karena
warna gula sangat mempengaruhi warna sabun transparan akhir. Gula lokal
yang berwarna agak kecoklatan, hasil sabun akhir juga tidak bening, jernih
tanpa warna tetapi juga agak kecoklatan.
3) Gliserin
Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak
nabati dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan
humektan sehingga dapat ber fungsi sebagai pelembap pada kulit. Pada
kondisi atmosfer sedang ataupun pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin
dapat melembabkan kulit dan mudah di bilas. Ketika sabun akan dibuat jernih
dan bening maka hal yang paling essensial adalah kualitas gula, alkohol dan
gliserin. Oleh karena itu pemilihan material dipertimbangkan dengan warna

7
dan kemurniannya (Arita dkk, 2009).

a. Komponen penyusun sabun padat transparan :


1) Minyak
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa
trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara
12 sampai 18. Adapun jenis minyak yang biasa dipakai sebagaibahan baku
pembuatan sabun diantaranya minyak kelapa sawit (palm oil), minyak cacao,
minyak alpukat, minyak almond, minyak kacang, dan minyak zaitun (olive
oil) (Arlene, 2010).

2) Sodium Hidroksida (NaOH)


NaOH atau kaustik soda merupakan senyawa alkali yang bersifat basa
berbentuk butiran atau keping yang sangat higroskopis. NaOH akan bereaksi
dengan minyak membentuk sabun lewat reaksi saponifikasi.
3) Asam stearat
Asam stearat membantu untuk mengeraskan sabun. Penggunaan terlalu
banyak menyebabkan sabun kurang berbusa, jika terlalu sedikit sabun tidak
mengeras.
4) Gliserin
Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak
nabati dengan air. Gliserin merupakan humektan sehingga berfungsi sebagai
pelembab kulit.
5) Alkohol
Alkohol adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun sehingga
sabun menjadi bening atau transparan. Untuk terjadi transparansi sabun harus
benar-benar larut.
6) Gula
Gula Bersifat humektan dan membantu pembusaan sabun. Semakin putih
warna gula akan semakin transparan sabun yang dihasilkan.
7) Pewarna
Penggunaan pewarna untuk memperindah penampilan masih menjadi
perdebatan. Penggunaan pewarna ditakutkan akan membahayakan karena

8
kulit merupakan organ tubuh yang menyerap apapun yang diletakkan
dipermukaannya.
8) Pewangi
Pewangi atau pengaroma adalah suatu zat tambahan yang ditujukan
untuk memberikan aroma wangi pada suatu sediaan agar konsumen lebih
tertarik (Priani dan Lukmayani, 2010).

b. Bahan Dasar Sabun Padat Transparan


1) Acidum Stearicum, Asam Stearat (Depkes, 1979:57)
Asam stearat adalah campuran asam organik adat yang diperoleh dari
lemak.

Pemerian : Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur; putih


atau kuning pucat; mirip lemak lilin.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)
P.
Kegunaan: mengeraskan dan menstabilkan busa.
2) Natrii Hydroxydum, Natrium Hidroksida (Depkes, 1979:412)
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering, keras,
rapuh dan menunjukkan susunan hablur, putih, mudah meleleh
basah, sangat alkalis dan korosif. Segera menyerap
karbondioksida.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,dan dalam etanol (95%) P.
Kegunaan: Jika bereaksi dengan asam lemak akan membentuk sabun padat.
3) Oleum Cocos, Minyak Kelapa (Depkes, 1979:456)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas, tidak
tengik.
Kelarutan : Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 60o, sangat mu-
dah larut dalam kloroform P dan dalam eter P.
Kegunaan: Pembentuk sabun dan membuat sabun lebih keras.
4) Aetanolum, Etanol,alkohol (Depkes, 1979:65)
Pemerian : cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak,
bau khas, rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala
biru yang tidak berasap.
9
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
eter P.
Kegunaan: Pelarut.

5) Glycerolum, Gliserol, Gliserin (Depkes, 1979:271)


Pemerian : Cairan seperti sirop, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti
rasa hangat, higroskopik.
Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%) P, praktis tidak
larut dalam kloroform P, dalam eter P, dan dalam minyak lemak.
Kegunaan: Membuat sabun transparan, pelumas, surfaktan.
6) Acidum citricum, Asam sitrat (Depkes,1995:48)
Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai
halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa sangat
asam. Bentuk hidrat mekar dalam udara kering.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, agak su-
kar larut dalam eter.
7) Sucrosum, sakarosa (Depkes, 1995 :762)
Pemerian : Hablur putih tidak berwarna, massa hablur atau berbentuk kubus,
atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa manis, stabil di
udara.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam
etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Kegunaan: Membuat sabun transparan.
8) Aqua Destillata, Air suling (Depkes, 1979 :96)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai ra-
sa.
Kegunaan: Pelarut dan pembawa zat aktif.
9) Oleum Olivae, Minyak Zaitun (Depkes, 1979 : 458)
Pemerian : Cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau lemah, tidak te-
ngik, rasa khas. Pada suhu rendah sebagian atau seluruhnya
membeku.
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol (95 % ) P, mudah larut dalam kloroform
P, dalam eter P, dan dalam eter minyak tanah P.
Kegunaan: Pembentuk sabun melalui reaksi saponifikasi.

10
10) Triaethanolaminum, Trietanolamina ( Depkes, 1979 : 612)
Pemerian : Cairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mi-
rip amoniak; higroskopis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) P, larut dalam klo-
roform P.
Kegunaan: Surfaktan.
11) Butil hidroksi toluen (Depkes, 1979 :
664) Pemerian : Hablur padat ; putih; bau
khas.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam propilenglikol P; mudah
larut dalam etanol (95%), dalam kloroform P, dan dalam eter P.
Kegunaan : Pengawet
12) Cocobetain (Rowe, 2009 dikutip dalam Wahyuni 2011 )
KokoBetaine (Kokamidopropil betain) adalah larutan surfaktan berair,
dari Coconut Oil. Kokamidopropil betain digunakan dalam shampoo, sabun
mandi padat dan sabun mandi cair, sebagai surfaktan sekunder dalam sistem
pembersihan di mana Kokobetain akan meningkatkan viskositas dan
memberikan busa yang halus.
13) Oleum rosae, Minyak mawar (Depkes, 1979 : 459)
Pemerian : cairan, tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai bunga ma-
war, rasa khas, pada suhu 250 kental, jika didinginkan perlahan
lahan berubah menjadi massa hablur bening yang jika dipanaskan
mudah melebur.
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloroform P, larutan jernih.
Kegunaan: Pewangi.
Garam Mandi
Garam mandi adalah sebagai bahan aditif (tambahan) untuk keperluan mandi yang
terdiri dari campuran garam dengan bahan kimia anorganik lain yang mudah
larut,kemudian diberi bahan pewangi (essentials oil), pewarna, dan mungkin juga senyawa
enzim. Garam mandi ini dirancang untuk menimbulkan keharuman, efek pewarnaan air,
kebugaran, kesehatan dan jugamenurunkan kesadahan air. Garam mandi bermanfaat bagi
tubuh, khususnya biladipergunakan saat mandi, yaitu kesegaran, kesehatan, dan
kecantikan.Komponen utama garam mandia dalah garamNaCl, yaitu sekitar 90% - 95%.
Garam mandi dapat dibagi berdasarkan komposisi bahan penyusunnya, yaitu:
11
• Hanya mengandung garam NaCl dan garam anorganik

• Mengandung garam NaCl dan garam anorganik plus essentials oils

• Mengandung garam NaCl, garam anorganik, essentials oils dan pewarna

• Mengandung garam NaCl, garam anorganik, essentials oils, pewarna dan enzim

Cara kerja garam mandi yang dipergunakan untuk mandi adalah untuk detoksifikasi.
Garam yang beredar dalam air maupun yang dioleskan ke seluruh tubuh masuk melalui pori-
pori. Kemudian garam akan menembus otot untuk kemudian mengkikis lemak yang berada
tepat di bawah permukaan kulit. Lemak dan kotoran-kotoran yang terkikis itu nantinya akan
terbuang dengan sendirinya lewat permukaan pori-pori kulit. Ada pula yang lewat keringat
saat melakukan aktivitas.

Sabun Obat

Sabun obat adalah garam yang berasal dari suatu asam lemak tinggi yang
bereaksikan dengan alkali dan ditambah dengan zat kimia. Kegunaan sabun obat adalah
untuk membersihkan tubuh sebab dengan kebersihan tubuh dan lingkungannya maka
kemungkinan untuk mudahnya terkena penyakit akan berkurang dan tingkat kesehatannya
akan meninggi.
Tergantung pada tujuan pemakaiannya, maka bahan obat yang dapat ditambahkan
pada sabun berupa :
 Desinfektan ataupun antiseptik

 Germisida (antifungi)

 Bahan obat lainnya (sulfur, lanolin)

Contoh preparat sabun obat :

Sabun lifeboy

• Isinya : Puralin (Thiurad, Thioson. Thylate. Tiuramil. Pamasol)

• Sediaan : Massa sabun yang padat.
12
• Kegunaan  : Sebagai sabun mandi, antiseptis, untuk membersihkan tangan

Gelembung Mandi

Foam bath digunakan untuk membuat buih pada air yang terdapat di dalam bath
tub. Perbedaannya dengan sabun mandi adalah jenis lemak dan penggunaan bahan
pembentuk gel biasanya ditambahkan gelatin sebagai salah satu bentuk penyusunnya.Foam
bath berkhasiat sebagai antibiotik alami, anti jamur, bakteri dan virus. Foam bath sangat
efektif sebagai antiseptic, antiperspirant dan mempercepat penyembuhan pada luka. Selain
itu dapat digunakan untuk melunakan air dan pada saat yang bersamaan akan memberikan
perasaan dan wangi yang menyegarkan.
Bentuk Sediaan Gelembung Mandi :
1. Serbuk gelembung mandi ( powdered bubble bath)
Serbuk gelembung mandi harus tetap dijaga agartetap mengalir sehingga dilakukan
penambahan CaFosfat atau Na-alumunium silikat . Sediaan gelembung mandi dalam
bentuk serbuk biasanya ditambahakan zat pengisi dan zat pelunak air sadah.

2. Granul Gelembung mandi (granules bubble bath)


Granul gelembung mandi biasanya terdiri dari alkilaril sulfonat dengan
penambahan Na sulfat atau Na klorida untuk menjaga kesetimbangan. Bentuk ini
mudah diberi zat pewangi, mudah larut dalam air, dan menghasilkan busa yang bagus

13
3. Larutan gelembung mandi (liquid bubble bath)
Kedalam larutan gelembung mandi sering ditambahkan suatu zat pemisah
(sequestering agent) seperti garam tetra natrium dari asam etilen diamin tetra asetat
yang berfungsi untuk menaikan ion Ca dan Mg yang terdapat dalam air sadah
sehingga sabun atau gelembung mandi tetap dapat berbusa.

Contoh Formula Gelembung Mandi :

• TEA Lauryl Sulphate Liquid 50 %

• Air 45 %

• Penstabil busa 5%

• Warna qs

• Parfum qs

• Na- Lauryl Sulphate 80 %

• Parfum 10 %

• Lauric diethanolamide 5%

14
• Hexylene glycol 5%

B. Minyak Mandi

Minyak mandi adalah sediaan kosmetika mandi yang berguna untuk melembutkan,
menghaluskan, dan mencegah kekeringan kulit.

Mekanisme kerja dari minyak mandi adalah mula-mula minyak mandi diabsorbsi
oleh permukaan kulit, dengan pertolongan surfaktan minyak dapat menembus lapisan kulit
paling atas kemudian minyak akan bekerja sebagai pelembut, penghalus, dan pencegah
kekeringan pada kulit.

Minyak mandi dibagi atas dua golongan utama :

• Minyak “mengambang” atau “tersebar” yang tidak bersatu dengan air dan tidak
teremulsikan.

• Minyak terdispersi atau tersolunilisaso yang teremulsikan atau yang terlarut dalam air.

Formula menurut Atlas Industries:

• Minyak mineral (Castrol oli/ Olive oil) 46 %

• Isopropyl myristate 48 %

• Parfume 5%

• Artatone T 1%

• Zat tambahan : Tween 81 untuk emulsi agent yang larut air

15
2.7 Pembuatan sabun , Persyaratan Sabun dan Pengujian Sabun

Semua bahan ditimbang terlebih dahulu. Asam stearat dilebur pada suhu 60°C di dalam
gelas piala di atas penangas air, kemudian tambahkan campuran minyak (VCO dan
minyak zaitun) dan BHT ke dalam gelas piala dan diaduk hingga homogen. Larutan
NaOH 30% ditambahkan ke dalam gelas piala jika suhu sudah mencapai 70°C dan
diaduk selama 2-4 menit hingga terbentuk sabun, suhu diturunkan sampai 50°C,
kemudian ditambahkan campuran gliserin, TEA, sukrosa, cocobetain dan asam sitrat
yang telah terlebih dahulu dilarutkan dalam air panas ditambahkan ke dalam campuran
sambil terus diaduk sekitar 7-10 menit hingga campuran menjadi homogen. Selanjutnya
secara perlahan–lahan tambahkan sebagian etanol 96% hingga terbentuk larutan bening.
Zat aktif dilarutkan dalam sisa etanol 96% dan ditambahkan pada campuran basis
kemudian diaduk pada suhu 40°C hingga homogen, selanjutnya ditambahkan oleum
rosae dan dilakukan pengadukan kembali hingga homogen dan dimasukkan ke dalam
cetakan sabun transparan (Wahyuni, 2018).

Persyaratan kualitas sabun mandi adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Syarat Kualitas Sabun

No Kriteria uji Satuan Mutu


1 Kadar air % fraksi maks. 15,0
massa
2 Total lemak % fraksi min. 65,0
massa
3 Bahan tak larut dalam % fraksi maks. 5,0
etanol massa
4 Alkali bebas % fraksi maks. 0,1
massa
(dihitung sebagai
NaOH)
5 Asam lemak bebas % fraksi maks. 2,5
massa
(dihitung sebagai
Asam Oleat)
16
6 Kadar klorida % fraksi maks. 1,0
massa
7 Lemak tidak % fraksi maks. 0,5
tersabunkan massa
(SNI 3532:2016 :1)

Pengujian Sediaan Sabun

1) Organoleptis

Pada uji organoleptik, yang diamati meliputi bentuk, warna dan aroma dari sabun
(Nurhuda, Junianto, Rochima, 2017).

a) Warna

Penilaian terhadap warna dilakukan dengan melihat secara langsung kenampakan dari
suatu produk (Nurhuda, Junianto, Rochima,2017).

b) Aroma

Penilaian aroma dilakukan dengan menggunakan indera penciuman. Dapat dilakukan


dengan cara mencium produk (Nurhuda, Junianto, Rochima, 2017).

c) Tekstur

Untuk menilai tekstur suatu produk dapat dilakukan perabaan menggunakan ujung jari
tangan. Penilaian dilakukan dengan menggosok- gosokan jari itu ke bahan yang diuji.
(Setyaningsih; dkk, 2010: 11).

2) pH

Pengukuran keasaman sabun dengan menggunakan pH meter dengan nilai pH sabun


antara 8-11 (SNI 06- 4085,1996:3).

3) Kadar Air ( SNI 3532, 2016 : 2 )

a. Timbang cawan petri yang telah dikeringkan dalam oven pada suhu (105 ±
2)ºC selama 30 menit (b0).

b. Timbang (5 ± 0,01) g contoh uji ke dalam cawan petri diatas (b1).

c. Panaskan dalam oven pada suhu (105 ± 2) ºC selama 1 jam.


17
d. Dinginkan dalam desikator sampai suhu ruang lalu ditimbang (b2).

e. Ulangi cara kerja huruf c dan d sampai bobot tetap. Hitung dengan rumus :

b1 –b2 X 100%

b1 Keterangan :

Kadar air dalam satuan % fraksi massa b0 = bobot cawan kosong (g)

b1 = bobot contoh uji dan cawan petri sebelum pemanasan (g) b2 = bobot contoh uji dan
cawan petri setelah pemanasan (g)

4) Transparansi

Tingkat transparansi diamati secara visual, dengan menggunakan selembar kertas yang
terdapat garis berwarna merah. Kemudian sabun diletakkan diatas dan diamati kejelasan
warna garis merah tersebut yang menembus sabun (Mumpuni dan Sasongko, 2017).

5) Uji stabilitas

Uji stabilitas dilakukan pada suhu 25-30 ºC dan 60 ºC setiap minggu selama 3 minggu
(Lachman, Lieberman, Kanig, 1994). Parameter yang dilakukan meliputi uji kekerasan
sabun menggunakan alat penetrometer serta penentuan

pH dan kadar air dengan metoda gravimetri pengeringan dalam oven suhu 1050C
selama 1 jam (SNI, 1994) ( Agustini dan Winarni, 2017).

6) Uji kesukaan

Panelis diminta tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya


( ketidaksukaan). Panelis mengemukakan tingkat kesukaannya.Tingkat tingkat kesukaan
ini disebut dengan uji hedonik. Misalnya dalam hal “suka” dapat mempunyai skala
hedonik seperti : amat sangat suka, sangat suka, suka, dan agak suka. Sebaliknya itu “
tidak suka” dapat mempunyai skala hedonik seperti suka dan agak suka
( Setyaningsih,dkk, 2010:59).ada sediaan kosmetik jenis sabun kualitas yang diujikan
dengan uji hedonik diantaranya berupa transparansi, pembusaan, kesan kesat, dan aroma
(Setyaningsih,dkk, 2010:68)

7) Uji Mikrobiologi

Uji aktivitas antibakteri sabun transparan berdasarkan metode difusi agar dengan
pembuatan lubang pada seed layer (metode sumur agar). formula F0 sebagai kontrol
18
negatif, F1, F2, F3, F4 dan F5 serta kontrol positif yang telah dilarutkan dalam air suling
steril, masing-masing dipipet sebanyak 100 μL ke dalam lubang sumuran lalu diinkubasi
pada suhu 37°C selama 1 x 24 jam. Setelah inkubasi diukur diameter daerah hambat
antimikroba menggunakan jangka sorong (Wahyuni, 2018).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan, diletakkan,
dituangkan, dipercikan atau disemprotkan, dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada
badan atau bagian badan manusiadengan maksud untuk membersihkan, memelihara,
menambahkan daya tarik atau mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat

19
2. Sediaan mandi di bagi menjadi lima yaitu : sabun mandi, sabun obat, gelembung
mandi, minyak mandi, garam mandi.

DAFTAR PUSTAKA
Harry, Ralph G. 1962. Modern Cosmeticology 8th Edition Volume One. Chemical Publishing Co.
Inc. New York.

Jellinek, DR. J. S. 1970. Formulation and Function of Cosmetics. John Willey & Sons, Inc. New
York

Surahman, E. 2007. Buku Ajar Kosmetika. Fakultas Farmasi UNPAD. Jatinangor

Wasitaatmadja, S. M.1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik.PenerbitUniversitas Indonesia,


Jakarta.

20

Anda mungkin juga menyukai