OLEH KELOMPOK 3
I Gede Arie Mahendra Putra 1411105036
Almadea Sela Gracia Ginting 1411105037
Nidya Elvira 1411105038
Ni Made Inten Kusuma Dewi 1411105039
Ferdinandus Otniel Sahilatua 1411105040
Dewa Gede Eka Prayoga 1411105041
Praniti Radya Andana Ilma 1411105042
Putu Eka Ditya Mahendra 1411105043
Aditya Yusril Hidayat 1411105044
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengetahui cara ekstraksi dengan metode maserasi-shaker dan maserasi-
ultrasonik.
2. Mengetahui perbandingan jumlah rendemen yang dihasilkan melalui teknik
ekstraksi maserasi-shaker dengan maserasi-ultrasonik.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapatkan dalam pratikum ini adalah:
1. Mahasiswa mampu memahami teknik ekstraksi dengan metode maserasi-
shaker dan maserasi-ultrasonik.
2. Mahasiswa mampu membandingkan kualitas ekstrak yang dihasilkan dengan
dua metode ekstraksi yang berbeda.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Rendemen
Rendemen adalah perbandingan jumlah (kuantitas) ekstrak yang dihasilkan
dari proses ekstraksi. Perhitungan rendemen pada umumnya menggunakan satuan
dalam bentuk persen (%). Nilai rendemen berkorelasi positif dengan nilai ekstrak
yang dihasilkan yang telah melalui proses ekstraksi. Tingginya nilai rendemen
belum menentukan kualitas ekstrak yang dihasilkan, menyesuaikan dengan
ketahanan senyawa yang dicari pada ekstrak yang akan diuji nantinya. Rendemen
dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini.
berat akhir
x 100 %
berat awal
III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan
Aluminium foil
Etanol
Daun dewa kering
3.2 Alat
Erlenmeyer Evaporator
Timbangan analitik Gelas ukur
Blender Ayakan 30 mesh
Sonikator
Dihancurkan
Simplisia
Penyaringan
Dikeringkan dan
hitung rendemen
4.1 Hasil
Perhitungan Rendemen ekstrak dapat dilakukan dengan rumus:
%Rendemen = Berat Ekstrak/Berat Serbuk x 100%
A. Metode Maserasi
Berat Labu awal : 59,3728 gr
Berat labu setelah sampel dievaporasi : 60,1489gr
Berat Ekstrak : 0,7761 gr
Berat Serbuk : 20 gr
Rendemen = 0,7761gr/20gr x 100% = 3,880%
B. Metode Ultrasonik
Berat Labu awal : 80,2313gr
Berat labu setelah sampel dievaporasi : 81,1125 gr
Berat Ekstrak : 0,8812 gr
Berat Serbuk : 20 gr
Rendemen = 0,8812gr/20gr x 100% = 4,406%.
Tabel 1. Hasil penghitungan rendemen dengan dua metode ekstraksi yang
berbeda
Rendemen Ekstrak dengan Metode Maserasi
No Sampel
Kombinasi
Shaker (Getaran mekanik) Ultrasonik
1 Daun Dewa
3,880% 4,406%
4.2 Pembahasan
Rendemen ekstrak dihitung berdasarkan perbandingan berat akhir (berat
ekstrak yang dihasilkan) dengan berat awal (berat biomassa sel yang digunakan)
dikalikan 100%. Hasil rendemen ekstrak daun dewa dengan metode maserasi
dengan bantuan shaker dan ultrasonik menggunakan pelarut etanol 96% selama 90
menit adalah secara berturut-turut yaitu 3,880% dan 4,406%.
Berdasarkan hasil yang diperoleh terdapat perbedaan rendemen ekstrak yang
didapatkan. Perbedaan metode ekstraksi menghasilkan hasil rendemen yang
berbeda. Ekstraksi menggunakan metode ultrasonik mendapatkan hasil rendemen
ekstrak yang lebih tinggi dibandingan dengan metode ekstraksi secara maserasi
dengan bantuan shaker.
Hal ini dikarenakan pada metode sonikasi, terjadi kavitasi saat diberi
perlakuan gelombang ultrasonik untuk memecah dinding sel bahan. Kavitasi
adalah proses pembentukan gelembung-gelembung mikro (microbubbles) karena
meningkatnya tekanan pada saat ekstraksi sebagai akibat dari adanya gelombang
ultrasonik. Gelembung-gelembung ini tidak stabil sehingga mudah pecah ketika
gelembung tersebut mencapai volume yang tidak cukup lagi menyerap energi.
Pecahnya gelembung-gelembung ini melibatkan energi yang besar dan
menghasilkan efek panas yang membantu kontak antara pelarut dan bahan dalam
ekstraksi sehingga hasil ekstraksi lebih maksimal. Efek mekanik dari metode
sonikasi dapat meningkatkan penetrasi pelarut ke dalam sel bahan serta
meningkatkan transfer massa sehingga waktu yang dibutuhkan untuk pemecahan
sel hanya beberapa menit (Saksony, 2011). Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat
dikatakan proses ekstraksi menggunakan gelombang ultrasonik akan
meningkatkan rendemen ekstrak yang dihasilkan dibandingkan dengan maserasi-
shaker yang hanya mengandalkan getaran dari luar saja.
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari hasil pembahasan praktikum isolasi BAL pada tuak
adalah:
1. Perbedaan cara ekstraksi dengan metode maserasi-shaker dan maserasi-
ultrasonik dilihat dari segi alat saja. Filtrat kasar yang dihasilkan dari kedua
metode jumlahnya tidak jauh berbeda.
2. Jumlah rendemen yang dihasilkan melalui teknik ekstraksi maserasi-shaker
nilainya lebih rendah dibandingkan dengan maserasi ultrasonik yakni 3,880%
dan 4,406%. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstraksi dengan maserasi-
ultrasonic lebih baik dibandingkan ekstraksi maserasi-shaker dari segi total
rendemen yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA