Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMAKOGNOSI II
“METODE ESKTRAKSI METODE ULTRASONIC ASSISTED
EXTRACTION (UAE) PADA DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa
bilimbi L.)”

Dosen pengampu :
1. Dra. Ike Yulia Wiendarlina, M.Farm., Apt
2. Yulianita, M.Farm.
3. Novi Fajar Utami,M.Farm.,Apt
4. Marybeth Tri R.H, M.Farm., Apt
5. Fitria Dewi Sulistyono, M.Si

Asisten Dosen : Riffa Kurnia M


Disusun Oleh:
SITI NAFSIATUL MUTMAINAH
066119019
4A FARMASI

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
Mengetahui cara pembuatan ekstrak dengan metode ekstraksi Ultrasonic
Assisted Extraction (UAE)

1.2 Dasar Teori


Daun belimbing wuluh banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional,
diantaranya bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit hipertensi, stroke,
batuk, dan rematik (Pendit et al., 2016).
Daun belimbing wuluh diketahui memiliki kandungan antioksidan tinggi.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan-
kerusakan sel akibat radikal bebas. Daun belimbing wuluh memiliki kandungan
senyawa bioaktif yaitu tanin, sulfur, fenol, dan flavonoid (Wijayakusuma,
2006).
UAE merupakan salah satu metode ekstraksi dengan memanfaatkan energi
gelombang ultrasonik. Pada saat campuran ekstrak disonikasi, gelombang
ultrasonikakanmemecah dinding sel dan melepaskan isi sel ke media ekstraksi
UAE memanfaatkan fenomena kavitasi yang terbentuk dari efek ultrasonik pada
medium cair untuk mengekstraksi senyawa yang terdapat dalam sel bawang
dayak. Fenomena kavitasi meliputi pembentukan, pertumbuhan, dan pecahnya
gelembung mikro.Pecahnya gelembung mikro menghasilkan suhu dan tekanan
yang sangat tinggi.Ketika gelembung mikro pecah pada permukaan padatan,
suhu dan tekanan yang tinggi menyebabkan terjadinya microjet dan shockwave
sehingga menyebabkan pecahnya dinding sel padatan dan kandungannya
terlepas pada medium (M. A. Rostagno 2013).
Ultrasonik merupakan metode ekstraksi non termal yang dapat
meningkatkan laju transfer massa serta memecahkan dinding sel dengan
banyaknya microcavity sehingga akan mempersingkat waktu proses dan
mengoptimalkan penggunaan pelarut (Shirsath SR 2012).
Peningkatan kecepatan kontak antara ekstrak dan solven menyebabkan
peningkatan penetrasi cairan menuju dinding sel dan melepas komponen sel
(Saleh 2016).
Sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknik intensitas
ultrasonik (amplitudo) mampuditerapkan untuk proses ektraksi senyawa
fitokimia, seperti alkaloid, flavonoid, polisakarida, protein dan minyak esensial
dari berbagai bagian tanaman dan bibit tanaman (Firdaus, dkk., 2010).
Ekstraksi ultrasonik dengan besar amplitudo tertentu dapat menyebabkan
efek kavitasi baik pada dinding maupun membran sel tanaman. Efek tersebut
berdampak pada penetrasi pelarut yang lebih baik terhadap membran sel
sehingga meningkatkan laju perpindahan massa pada jaringan serta
perpindahan senyawa aktif dari sel ke pelarut (Chemat, dkk., 2011).
BAB II
METODE KERJA

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Kertas saring Whatman No. 1
2. Rotary vaccum evaporator (IKA Laborthechnik)
3. Timbangan analitik (sartorius)
4. Erlenmeyer (pyrex)
5. Corong kaca
6. Ultrasonic bath
2.1.2 Bahan
1. Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
2. Etanol

2.2 Cara Kerja

Ditimbang bahan sebanyak 15 gram dengan timbangan analitik



Dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Dilarutkan dengan pelarut etanol 96% sebanyak 150 ml (1:10)

Diekstraksi dengan kombinasi suhu 30, 40, dan 50c dengan waktu 10, 20, dan 30
menit (sesuai perlakuan) menggunakan ultrasonic bath dengan frekuensi 47 khz.

Dilakukan penyaringan setelah diekstrak dengan cara, larutan disaring
menggunakan kertas whatman no.1. Filtrat yang telah didapatkan

Dievaporasi dengan tujuan untuk memisahkan senyawa bioaktif dengan pelarut

Dilakukan evaporasi menggunakan rotary vacum evaporator dengan tekanan 100
mbar, suhu 40˚c dengan kecepatan 100 rpm (fuadi, (2012) yang telah
dimodifikasi).

Ditimbang dan dihitung rendemen ekstrak kental yang diperoleh

Dilakukukan penentuan total fenol, total flavonoid, total tanin serta aktivitas
antioksidan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan


Panjang Suhu Waktu (menit) Rata – rata
gelombang (˚C) rendemen
10 20 30
(amplitudo)
>16 KHz 30 10,06 ± 0,4042 14,70 ± 0,3884 12,29 ± 0,3701 12,35 ± 1,8947
40 12,15 ± 0,100 16,17 ± 0,1933 14,51 ± 0,3299 14,28 ± 1,6494
50 11,20 ± 0,1553 15,60 ± 0,2725 13,05 ± 0,4687 13,28 ± 1,8038
Rata-rata 11,14 ± 0,8544 15,49 ± 0,6051 13,28 ± 0,9212 -

1. Perhitungan
-

2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan ekstraksi dengan teknik Ultrasonic
Assisted Extraction (UAE). Metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE)
merupakan teknik ekstraksi dengan memberikan gelombang ultrasonik pada
bahan yang akan dilakukan ekstraksi Ekstraksi ultrasonik dengan besar
amplitudo tertentu dapat menyebabkan efek kavitasi baik pada dinding maupun
membran sel tanaman. Efek tersebut berdampak pada penetrasi pelarut yang
lebih baik terhadap membran sel sehingga meningkatkan laju perpindahan
massa pada jaringan serta perpindahan senyawa aktif dari sel ke pelarut.
Pada proses ekstraksi UAE terdapat banyak faktor yang terlibat seperti
intensitas amplitudo, ukuran partikel, jenis pelarut, pH media ekstraksi, waktu
dan temperatur. Intensitas amplitudo dan waktu merupakan faktor yang paling
penting karena mempengaruhi banyaknya jumlah komponen yang diekstrak.
Beberapa kelebihan lain metode UAE adalah dapat mengeluarkan ekstrak
dari matriks tanpa merusak merusak struktur dan mampu meminimalkan
penggunaan pelarut, mampu menurunkan suhu operasi pada ekstrak yang tidak
tahan panas, sehinga cocok untuk diterapkan pada ekstraksi senyawa bioaktif
tidak tahan panas, dapat membantu meningkatkan efektivitas enzim sehingga
mampu mengurangi jumlah enzim yang dibutuhkan ketika ekstraksi, mampu
mempercepat proses ekstraksi, dibandingkan dengan ekstraksi termal atau
ekstraksi konvensional sehingga lebih efisien. Sedangkan, kekurangan metode
ini adalah membutuh-kan energi dan biaya yang besar.
Prinsip kerja ekstraksi ultrasonic bath menggunakan gelombang ultrasonik
merupakan ekstraksi dengan perambatan energi menggunakan cairan sebagai
media perambatan yang dapat meningkatkan intensitas perpindahan energi
sehingga proses ekstraksi lebih maksimal dibandingkan metode ekstraksi
konvensional (Kuldikole, 2002). Gelombang ultrasonik berperan dalam
perusakan sel dimana saat material sel ditempatkan dalam wadah yang diberi
gelombang ultrasonik akan menghasilkan gelombang kejut atau shock waves
karena peristiwa kavitasi yang mampu menyebabkan kerusakan mekanis pada
sel (Chang et al., 2012).
Daun belimbing wuluh diketahui memiliki kandungan antioksidan tinggi.
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan-
kerusakan sel akibat radikal bebas. Daun belimbing wuluh memiliki kandungan
senyawa bioaktif yaitu tanin, sulfur, fenol, dan flavonoid
Ekstraksi dilakukan pada suhu 30, 40 dan 50 derajat celcius dengan waktu
perlakuan 10, 20 dan 30 menit menggunakan ultrasonic bath dengan frekuensi
47 kHz dari hasil ekstraksi tersebut didapat rendemen ekstrak daun belimbing
wuluh tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan waktu 20 menit yaitu sebesar
15,409% sedangkan rendemen ekstrak daun belimbing wuluh terendah
diperoleh pada perlakuan waktu 10 menit yaitu sebesar 11,4% hal ini
menunjukkan semakin lama waktu ekstraksi yang digunakan maka rendemen
ekstrak daun belimbing wuluh yang dihasilkan akan semakin tinggi Hal ini
terjadi karena kesempatan kontak antara pelarut dan bahan menjadi lebih besar
kelarutan bahan tersebut akan terus meningkat hingga antara pelarut dan bahan
mencapai titik kesetimbangan. Namun apabila waktu ekstraksi yang terlalu
lama serta melebihi batas optimum maka senyawa yang diekstrak akan rusak.
Dan hasil rendemen tertinggi diperoleh pada suhu 40°C yaitu sebesar
14,28% sedangkan nilai rata-rata rendemen yang terendah diperoleh pada
perlakuan suhu 30°C hal ini menunjukkan bahwa suhu ekstraksi 40°C
merupakan kondisi optimum kontak antara bahan dengan pelarut namun apabila
semakin tinggi suhu ekstraksi yaitu melebihi dari 40°C maka rendemen akan
mengalam penurunan. Hal ini dikarenakan rusaknya senyawa bioaktif yang
terdapat dalam bahan yaitu senyawa yang tidak tahan terhadap suhu tinggi
sehingga rendemen yang dihasilkan rendah namun suhu ekstraksi yang rendah
pada ekstraksi daun belimbing wuluh akan menyebabkan kandungan dalam
daun belimbing wuluh tidak dapat terekstrak dengan sempurna Hal ini
disebabkan karena pada suhu rendah bahan belum kontak terhadap perut.
Sehingga proses ekstraksi tidak berjalan secara sempurna dan rendaman daun
belimbing wuluh yang diperoleh termasuk rendah.
BAB IV
KESIMPULAN

Dari praktikum yang sudah dilakukan bisa disimpulkan:


1. Metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE) merupakan teknik ekstraksi
dengan memberikan gelombang ultrasonik pada bahan yang akan dilakukan
ekstraksi
2. Pada proses ekstraksi UAE terdapat banyak faktor yang terlibat seperti
intensitas amplitudo, ukuran partikel, jenis pelarut, pH media ekstraksi,
waktu dan temperatur.
3. Prinsip kerja ekstraksi ultrasonic bath menggunakan gelombang ultrasonik
merupakan ekstraksi dengan perambatan energi menggunakan cairan
sebagai media perambatan yang dapat meningkatkan intensitas perpindahan
energi sehingga proses ekstraksi lebih maksimal dibandingkan metode
ekstraksi konvensional (Kuldikole, 2002).
4. Ekstraksi dilakukan pada suhu 30, 40 dan 50 derajat celcius dengan waktu
perlakuan 10, 20 dan 30 menit menggunakan ultrasonic bath dengan
frekuensi 47 kHz dari hasil ekstraksi tersebut didapat rendemen ekstrak
daun belimbing wuluh tertinggi diperoleh pada perlakuan dengan waktu 20
menit yaitu sebesar 15,409% sedangkan rendemen ekstrak daun belimbing
wuluh terendah diperoleh pada perlakuan waktu 10 menit yaitu sebesar
11,4% dan hasil rendemen tertinggi diperoleh pada suhu 40°C yaitu sebesar
14,28% sedangkan nilai rata-rata rendemen yang terendah diperoleh pada
perlakuan suhu 30°C
DAFTAR PUSTAKA

Chemat, F., Zill, H., & Muhammed, K. 2011. Applications of Ultrasound in Food
Technology: Processing, Preservation and Extraction. Journal Ultrasonic
Sonochemistry, Volume 18. 813-835.
Chang HJ, Xu XL, Zhou GH. 2012. Effects of Characteristics Changes of Collagen
on
Firdaus, M.T., Izam, A., & Rosli, R.P. 2010. Ultrasonic Assisted Extraction of
Triterpenoid Saponins from Mangrove Leaves. The 13th Asia Pacific
Confederation of Chemical Engineering Congress, Taipei. 1-8.
I.A. Saleh, M. Vinatoru, T. J. Mason, N. S. Abdel-Azim, E. A. Aboutabl, and F.M.
Hammouda, “A possible general mechanism for ultrasound-assisted
extraction (UAE) suggested from the result of UAE of chlorogenic acid
from Cynara scolymus L. (artichoke) leaves”, J. Ultrasonic Sonochemistry,
31 (2016):330-336
Kuldikole, J. 2002. Effect of Ultrasound, Temperature and Pressure Treatments on
Enzym Activity and Quality Indicators of Fruit and Vegetables Juices.
Dissetation der Techischen Universitas Berlin. Berlin.
M. A. Rostagno and J. M. Prado. Natural Product Extraction, RSC Publishing,
Cambridge (2013)
Pendit, P.A.C.D., E. Zubaidah and F.H.Sriherfyna. 2016. Karakteristik fisikkimia
dan aktivitas antibakteri ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi
L.). Jurnal Pangan dan Agroindustri 4(1): 400-409.
Shirsath SR, Sonawane SH, Gogate PR. Intensification of Extraction of Natural
Products Using Ultrasonic Irradiations—A Review of Current Status. Chem
Eng Process Process Intensif. 2012;53:10–23
Wijayakusuma, H and S, Dalimarta. 2006,Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan
Darah Tinggi, 45-46,Jakarta, Penebar Swadaya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai