5. Rikkit S.Farm
Disusun Oleh:
LABORATORIUM FARMASI
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Salah satu jenis tablet yang kerap dijumpai dipasaran adalah Tablet CTM
digunakan sebagai antihistaminikum. Antihistaminikum adalah obat yang
menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga berguna dalam
menekan alergi yang disebabkan oleh timbulnya symptom karena histamin(Ansel,
1995).
METODE KERJA
2.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. Asam Sulfat 0.1 N
3. Asam Sulfat 0.5 N
4. Eter
5. NaOH 1 N
6. Tablet CTM
Kelompok Absorbansi
7 0.590
3.2 Reaksi
3.3 Perhitungan
Diketahui :
1 tablet setara dengan 4 mg CTM
Ditimbang x gram setara dengan 3 mg CTM
Bobot 20 tablet = 3520 mg
A1cm
%
= 212
b = 1 cm
A = 0,590
Jawab :
3520mg
Bobot 1 Tablet (a) = = 176 mg
20
176 𝑚𝑔
Timbang setara = 4 𝑚𝑔
x 3 mg = 132 mg
132 mg
Hitung balik (z) = x 3 mg = 3 mg
132 𝑚𝑔
𝐴
Cs = 𝐴1 % 𝑥 𝑏 x fp
𝑐𝑚
0,590
= 212 𝑥 1 x 2
𝑔𝑟
= 0,00556 % ⁄100𝑚𝑙 x 1000
𝑚𝑔
= 5,56 % ⁄100𝑚𝑙 : 2
𝑚𝑔
= 2,78 ⁄50𝑚𝑙
𝐶𝑠 2,78 𝑚𝑔
% Kadar = x 100 = x 100% = 92,66 %
𝑧 3 𝑚𝑔
3.4 Grafik
-
3.5 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukn analisis kadar CTM mengunakan metode
spektrofotometer, sebelum dilakukan analisi spektofotometer dilakukan
ekstraksi cair cair terlebih dahulu. Ekstraksi cair-cair adalah suatu teknik dalam
suatu larutan (biasanya dalam air) dengan suatu pelarut kedua (biasanya
organik), yang tidak dapat saling bercampur dan menimbulkan perpindahan
satu atau lebih zat terlarut (solute) kedalam fase yang kedua. Pemisahan yang
dapat dilakukan, bersifat sederhana, cepat dan mudah.
Ctm di larutkan dalam asam sulfat karena, sifat ctm yg cenderung bersifat
basa yang dapat terlarut di dalam suatu asam dan membentuk ion positif
dengan adanya muatan positif pada atom n di suasana asam inilah akan
menyebabkan CTM memiliki absorbansi lebih besar dibandingkan molekul
netral nya. semakin besar perbedaan muatan timbul maka semakin besar
kemungkinan transisi elektron karena muatan yang lebih positif lebih mudah
menarik elektron dari atom lain untuk berpindah.
Metode penetapan kadar CTM yang tercantum dalam pustaka resmi adalah
spektrofotometri UV-Vis. Namun, untuk dapat dianalisis dengan metode
tersebut, sampel tablet CTM memerlukan proses ekstraksi berulang dan juga
menggunakan pelarut organik .hal ini untuk memisahkan zat aktif yang akan di
analisis yaitu klorpeniramine. Sebelum dilakukan ekstraksi mula mula di ambil
20 tablet ctm, kemudian diserbukan lalu diambil serbuk ctm setara dengan 3mg
yaitu seberat 132mg, yang kemudian dilakukan ekstraksi cair cair dengan
pelarut asam sulfat dan eter, ekstraksi dilakukan dengan tiga tahapan, pada
tahapan pertama ekstraksi dilakukan 3 kali pengulangan dan pasir asam sulfat
yang ditampung selanjutnya pada tahap ekstraksi cair-cair kedua asam sulfat
yang ditampung ditambahkan NaOH hingga basah dan ether 20 ml ekstraksi
dilakukan kan banyak 3 kali pengulangan dengan fase eter yang ditampung
dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair tahap ketiga fase eter yang ditampung
ditambahkan asam sulfat pada tahap ini juga dilakukan 3 kali pengulangan dan
fase yang ditampung yaitu asam sulfat. Asam sulfat yang sudah ditampung
kemudian diencerkan dalam labu ukur 50 ml lalu dilakukan pengukuran
serapan dengan metode spektrofotometer.
Nilai absorbansi yang ideal yaitu kisaran 0,2 -0,8. Apabika nilai absorbansi
yang diperoleh lebih besar maka hubungan absorbansi tidak linear. Dan hal ini
dapat diatasi dengan pengenceran yang dimana kosentrasi dapat diatur.
Ketentuan nilai absorbansi menurut Farmakope edisi III tahun 1979 absorbansi
analisis tablet yaitu maksimum lebih kurang 265 nm adalah 212. Dari hasil
analisis kadar CTM yang di dapat persen kadar sebesar 92,66 %. Dan hasil ini
memenuhi syarat kadar CTM menurut farmakope indonesia edisi III tahun
1979 yaitu tablet CTM mengandung tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih
dari 107,5%.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini dengan judul “Analisis Kadar tablet CTM”, maka
dapat disimpulkan bahwa: