Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PERCOBAAN-5: ISOTERM ADSORPSI

Ajeng Dalli Alamiah Hadiati

24820006

Magister Pengajaran Kimia

PROGRAM STUDI MAGISTER PENGAJARAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TAHUN
2021
PERCOBAAN 5: ISOTERM ADSORPSI

I. Judul Percobaan: Isoterm Adsorpsi menurut Freundlich pada Proses Adsorpsi


Asam Asetat dan Asam Klorida pada Arang

II. Tujuan Percobaan:


1. Menentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlich pada proses adsorpsi asam
asetat pada arang; dan
2. Menentukan isoterm adsorpsi menurut Freundlich pada proses adsorpsi asam
klorida pada arang.

III. Dasar Teori

Adsorpsi adalah pelekatan atom, ion, atau molekul yang teradsorpsi ke


permukaan adsorben. Adsorbat dapat berupa gas, cairan, atau padatan terlarut /
tersuspensi dalam pelarut. Isoterm adsorpsi adalah grafik yang menggambarkan
hubungan antara kepadatan adsorpsi dan konsentrasi adsorbat pada kesetimbangan
pada suhu tertentu. Untuk adsorpsi dalam larutan, hal ini biasanya terjadi sebagai
adsorpsi fisik. Adsorpsi fisik melibatkan interaksi van der Waals antara adsorbat
dan adsorben, bersifat reversibel, dan umumnya terjadi pada suhu ruang. Adsorpsi
dalam suatu larutan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti konsentrasi, pH,
suhu, dan luas permukaan aktif adsorben. Kapasitas adsorpsi adsorben dapat
ditingkatkan dengan modifikasi secara kimiawi (Tim Praktikum Kimia Fisika,
2021).

Proses adsorpsi pada suatu adsorben terutama terjadi pada pori-pori kecilnya
(micropore). Sementara itu, macropore hanya berperan sebagai tempat transfer
adsorbat dari permukaan luar ke micropore. Daya serap zat/adsorbat terhadap gas
bergantung pada jenis adsorbat, karakteristik adsorben, temperatur, tekanan
(Sudibandriyo, 2003, dalam Darmansyah, 2015).
Gambar 1 Jenis isoterm adsorpsi dengan q dan c adalah densitas
adsorpsi dan konsentrasi terlarut masing-masing adsorbat pada kesetimbangan
(Tim Praktikum Kimia Fisika, 2021)

Jumlah fluida yang teradsorpsi pada permukaan adsorben dipengaruhi oleh


faktor-faktor:

1. Jenis adsorbat
a. Ukuran molekul adsorbat

Ukuran molekul yang sesuai merupakan hal yang penting agar proses adsorpsi
dapat terjadi, karena molekul-molekul yang dapat diadsorpsi adalah molekul-
molekul yang diameternya lebih kecil atau sama dengan diameter pori adsorben.

b. Kepolaran zat

Apabila berdiameter sama, molekul-molekul polar yang lebih kuat diadsorpsi dari
pada molekul-molekul yang kurang polar. Molekul-molekul yang lebih polar dapat
menggantikan molekul-molekul yang kurang polar yang telah lebih dulu
teradsorpsi.

2. Karakteristik Adsorben
a. Kemurnian adsorben

Sebagai zat yang digunakan untuk mengadsorpsi, maka adsorben yang lebih murni
lebih diinginkan kerena memiliki kemampuan adsorpsi yang lebih baik.
b. Luas permukaan dan volume pori adsorben

Jumlah molekul adsorbat yang teradsorp meningkat dengan bertambahnya luas


permukaan dan volume pori adsorben. Dalam proses adsorpsi seringkali adsorben
diberikan perlakukan awal untuk meningkatkan luas permukaannya seperti karena
luas permukaan adsorben merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi
proses adsorpsi.

3. Tekanan adsorbat

Pada adsorpsi fisika, jumlah zat yang diadsorpsi akan bertambah dengan
menaikkan tekanan adsorbat. Sebaliknya pada adsorpsi kimia, jumlah zat yang
diadsorpsi akan berkurang dengan menaikkan tekanan adsorbat.

4. Temperatur

Proses adsorpsi adalah proses eksotermis, berarti peningkatan temperatur pada


tekanan yang tetap akan mengurangi jumlah senyawa yang teradsorp, berdasarkan
prinsip Le Chatelier.

(Darmansyah, 2015)

IV. Alat dan Bahan


No. Alat Jumlah No. Alat Jumlah
1. FTIR 1 Set 15. Pipet volume 25 mL 1 Buah
2. UV-Vis 1 Set 16. Botol dengan Cap 13 Buah
spektrofotometer 50 mL
3. Hotplate-stirrer 1 Set 17. Filter mesh 0,26 5 Buah
mm
4. Alat Refluks 1 Set 18. Pengisi 1 Buah
5. Lulus silinder 25 mL 1 Buah 19. Corong filter 1 Buah
6. Spatula 1 Buah 20. Labu Erlenmeyer 2 Buah
250 mL
7. Pipet 1 Buah 21. Batang Pengaduk 2 Buah
gelas
8. Buret 50 mL 1 Buah 22. Termometer 100◦C, @ 1 Buah
300◦C
9. Jepit untuk buret 1 Buah No. Bahan Jumlah
10. Buret berdiri 2 Buah 1. Adsorben selulosa Secukupnya
11. Gelas Kimia 100 @2 2. Epichlorohydrin 2,2 Secukupnya
mL, 250 mL, 600 mL Buah %
12. Gelas Kimia 50/100 5 Buah 3. Larutan HCl 3 M Secukupnya
mL
13. Labu Volumetrik 50 @5 4. Larutan metilen biru Secukupnya
mL, 100 mL Buah
14. Botol Semprot 1 Buah 5. Aqua DM pH 10 Secukupnya
6. Aqua DM Secukupnya

V. Cara Kerja
A. Modifikasi selulosa menggunakan epiklorohidrin
Sebanyak 2,5 gram adsorben dimasukkan ke dalam labu bulat 100 mL. Total
volume 25 mL 2,2% larutan epiklorohidrin ditambahkan ke dalam campuran
dan kemudian direfluks pada 120 oC selama 1 jam. Produk yang dihasilkan
dicuci dengan Aqua DM sampai pH netral. Produk kemudian dikeringkan
dalam oven pada suhu 105-110 oC selama 2-3 jam. Sampel kemudian
didinginkan pada suhu kamar dan kemudian ditimbang dan dikarakterisasi
menggunakan FTIR.
B. Modifikasi selulosa menggunakan HCl
Sebanyak 3 gram adsorben dimasukkan ke dalam labu bundar 100 mL.
Kemudian 50 mL larutan HCl 1.5 m ditambahkan ke dalam campuran dan
kemudian direfluks pada suhu 120 oC selama 1 jam. Produk yang dihasilkan
dicuci dengan Aqua DM sampai pH netral. Produk kemudian dikeringkan
dalam oven pada suhu 105-110 oC selama 2-3 jam. Sampel kemudian
didinginkan pada suhu kamar dan kemudian ditimbang dan dikarakterisasi
menggunakan FTIR.
C. Adsorpsi metilen biru pada selulosa dan selulosa termodifikasi
1. Kurva kalibrasi standar
Serangkaian larutan standar metilen biru disiapkan dengan konsentrasi 1 ppm;
2 ppm; 3 ppm; 4 ppm dan 5 ppm menggunakan larutan induk metilen biru dalam
air dengan pH 10. Dengan menggunakan salah satu larutan standar ini, panjang
gelombang yang berkorelasi dengan penyerapan maksimum metilen biru dicari.
Aqua DM pH 10 digunakan sebagai blanko. Setiap nilai absorbansi dari lima
larutan tersebut dicatat. Prosedur ini dilakukan setidaknya 2 kali (duplo). Kurva
kalibrasi standar (absorbansi vs konsentrasi) dari metilen biru diplot.
Tabel 1. Data absorpsi larutan metilen biru
C(ppm) A C(mg/L) A
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
Konsentrasi larutan induk: … ppm
ƛmax=… Nm

2. Isoterm adsorpsi
Sebanyak 5 larutan metilen biru disiapkan dengan konsentrasi yang berbeda-
beda, contoh: 2,5 ppm; 5 ppm; 7,5 ppm; 10 ppm dan 12,5 ppm. Dari masing-
masing larutan, 25 mL larutan diambil dan dimasukkan ke dalam botol 50 mL
dengan tutup yang telah disediakan. Absorbansi setiap larutan diukur pada
panjang gelombang maksimum (diperoleh dari C.1.2) untuk mendapatkan data
Ci’. Hasil perhitungan ideal berdasarkan Ci' adalah sama dengan konsentrasi
awal yang dibuat dalam C.2.1. Koleksi data Ci’ dapat dihilangkan jika masing-
masing larutan Ci’ dibuat baru dan segera dicampur dengan adsorben. Untuk
setiap larutan yang telah dibuat dalam C.2.1, sebanyak 0,04 gram adsorben
ditambahkan ke larutan metilen biru dan kemudian ditutup dan dikocok dengan
kuat. Adsorpsi dilakukan selama 40 menit, di mana campuran dikocok setiap 5
menit. Campuran kemudian disaring menggunakan wire mesh untuk
mendapatkan filtrat. Absorbansi filtrat ini diukur pada panjang gelombang yang
diperoleh dari langkah C.1.2. Langkah ini juga dilakukan menggunakan
adsorben selulosa termodifikasi. Prosedur ini dilakukan setidaknya 2 kali
(duplo). Setiap grafik untuk qe vs Ce; 1/qe vs 1/Ce dan log qe vs log Ce
diplotkan.
VI. Data Pengamatan
[NaOH] = 0,1042 M
1. CH3COOH

marang Cawal Vasam titrasi VNaOH


aktif (g) (M) (mL) VNaOH 1 VNaOH 2 VNaOH rerata
(mL) (mL) (mL)
1,0 0,0156 50 3,2 - 3,2
1,0 0,0313 50 8,9 - 8,9
1,0 0,0636 50 22,5 - 22,5
1,0 0,1292 25 26,5 26,4 26,45
1,0 0,2563 10 21,3 21,5 21,4
1,0 0,5064 10 44,8 44,7 44,75

2. HCl
marang Cawal Vasam titrasi VNaOH
aktif (g) (M) (mL) VNaOH 1 VNaOH 2 VNaOH rerata
(mL) (mL) (mL)
1,0 0,0162 50 2,8 - 2,8
1,0 0,0328 50 10,6 - 10,6
1,0 0,0656 50 26,2 - 26,2
1,0 0,1292 25 23,3 23,2 23,25
1,0 0,2605 10 27,0 27,1 27,05
1,0 0,5273 10 47,5 47,6 47,55

VII. Perhitungan dan Pengolahan Data


1. CH3COOH
𝑚𝑜𝑙
[𝑁𝑎𝑂𝐻]. 𝑉𝑁𝑎𝑂𝐻 0,1042 . 3,2 𝑚𝐿
𝐿
Cakhir = = = 0,0066688 M
𝑉𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 50 𝑚𝐿

Cadsorpsi = Cawal – Cakhir = 0,0156 M – 0,0066688 M = 0,0089312 M


Mr asam asetat = 60,05 g/mol
x (massa asam yang teradsorpsi) = Cadsorpsi x Mrasetat x Vasetat awal
= 0,0089312 mol/L x 60,05 g/mol x 0,1 L
= 0,053631856 g
Dengan cara yang sama, didapatkan data sebagai berikut.
Cakhir (M) Cadsorpsi x (g) 𝒙 𝒙 log Cadsorpsi
𝒍𝒐𝒈
𝒎 𝒎
(M)
0,0066688 0,0089312 0,053631856 0,053631856 -1,270577173 -2,049090185
0,0185476 0,0127524 0,076578162 0,076578162 -1,115895062 -1,894408073
0,04689 0,01671 0,10034355 0,10034355 -0,998510538 -1,77702355
0,1102436 0,0189564 0,113833182 0,113833182 -0,943731124 -1,722244136
0,222988 0,033312 0,20003856 0,20003856 -0,69888628 -1,477399292
0,466295 0,040105 0,240830525 0,240830525 -0,618288468 -1,396801479

Kurva log x/m terhadap log Cadsorpsi Asam Asetat


0
-2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
-0,2

-0,4

y = 1x + 0,7785
log x/m

-0,6
R² = 1
-0,8

-1

-1,2

-1,4
log Cadsorpsi

Dari kurva di atas, diperoleh suatu persamaan garis, y= x - 0,7785


𝑥
log 𝑚 = n log Cadsorpsi + log k

Berdasarkan persamaan garis yang diperoleh, maka dapat ditentukan nilai n dan k
dari asam asetat sebagai berikut:
y = x - 0, 7785
n=1
log k = - 0,7785
k = 10 -0,7785 = 0,166532
Jadi, diperoleh nilai n dan k asam asetat berturut-turut adalah 1 dan 0,166532.
2. HCl
Dengan cara yang sama seperti pada poin 1, diperoleh data sebagai berikut:
Cakhir (M) Cadsorpsi x (g) 𝒙 𝒙 log Cadsorpsi
𝒍𝒐𝒈
𝒎 𝒎
(M)
0,0058352 0,0103648 0,037790061 0,037790061 -1,422622409 -1,984439074
0,0220904 0,0107096 0,039047202 0,039047202 -1,408410085 -1,97022675
0,0546008 0,0109992 0,040103083 0,040103083 -1,396822237 -1,958638901
0,096906 0,032294 0,117743924 0,117743924 -0,929061495 -1,490878159
0,281861 -0,021361 -0,077882206 -0,077882206 ERROR ERROR
0,495471 0,031829 0,116048534 0,116048534 -0,935360341 -1,497177006

Karena data kelima tidak dapat ditentukan (error), maka data kelima tidak
disertakan dalam pengaluran kurva. Sehingga diperoleh kurva sebagai berikut:

Kurva log x/m terhadap log Cadsorpsi HCl


0
-2,5 -2 -1,5 -1 -0,5 0
-0,2

-0,4

-0,6
log x/m

-0,8
y = 1x + 0,5618
R² = 1 -1

-1,2

-1,4

-1,6
log Cadsorpsi

Dari kurva di atas, diperoleh suatu persamaan garis, yaitu:


y = x + 0,5618
yang ekuivalen dengan:
𝑥
log 𝑚 = n log Cadsorpsi + log k

Berdasarkan persamaan garis yang diperoleh, maka dapat ditentukan nilai n dan
k dari HCl sebagai berikut:
y = x + 0,5618
n=1
log k = 0,5618
k = 10 0,5618 = 3,64586
Jadi, diperoleh nilai n dan k HCl berturut-turut adalah 1 dan 3,64586.

VIII. Pembahasan

Isoterm adsorpsi adalah suatu proses adsorpsi pada suhu konstan. Isoterm
adsorpsi dapat berupa isoterm adsorpsi Langmuir, BET dan Freundlich. Pada
isoterm Langmuir, adsorpsinya terjadi di permukaan monolayer. Jika permukaan
sudah terisi, maka sudah terjadi penjenuhan. Sedangkan pada isoterm Freundlich,
diasumsikan permukaannya heterogen, sehingga adsorpsi terjadi pada permukaan
multilayer, masing-masing molekul dapat menempel pada molekul lainnya
(berlapis). Isoterm Freundlich merupakan sistem dengan adsorpsi fisik, interaksi
yang terbentuk tidak terlalu kuat seperti adsorpsi kimia karena interaksi yang
terjadi adalah interaksi muatan atau interaksi dipol-dipol.

Pada percobaan, adsorpsi yang terjadi adalah adsorpsi fisika. Arang


merupakan adsorben sedangkan asam asetat dan asam klorida merupakan adsorbat.
Arang dipanaskan terlebih dahulu supaya arang teraktifkan, sehingga arang sebagai
adsorben dapat bekerja dengan baik. Pengkocokan dilakukan untuk
menghomogenkan larutan dan supaya adsorpsi lebih cepat. Adapun penyaringan
bertujuan untuk mengkuantifikasi asam yang ada pada karbon dan yang terserap.

Larutan asam asetat dan asam klorida yang digunakan dalam praktikum ini
memiliki beberapa variasi konsentrasi. Dilarutkan asam dengan konsentrasi
berbeda-beda untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap adsorpsitasnya.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, semakin besar konsentrasi asamnya, maka
konsentrasi yang teradsorpsi lebih banyak dan hal ini menentukan sifat
adsorbennya. Selanjutnya, semua larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH
untuk mendapatkan konsentrasi awal (larutan asam murni) dan konsentrasi akhir
(larutan asam + arang). Konsentrasi awal dan akhir yang didapat berdasarkan hasil
praktikum kemudian dihitung selisihnya untuk mengetahui harga ∆C larutan asam
asetat. Pada titrasi digunakan indikator fenolftalein cocok dengan trayek pH titrasi
asam basa.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, dihasilkan grafik yang


berbentuk linear, yakni grafik log x/m terhadap log C adsorpsi. Terbentuknya
grafik linear dalam percobaan ini menunjukkan bahwa isoterm adsorpsi yang
berlangsung merupakan isoterm adsorpsi Freundlich. Berdasarkan persamaan
grafik isoterm adsorpsi Freundlich (log x/m terhadap log Cadsorpsi), didapat nilai k
dan n. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich untuk asam asetat adalah y = x - 0,
7785 sehingga diperoleh nilai n dan k asam asetat berturut-turut adalah 1 dan
0,166532. Sedangkan persamaan grafik Isoterm Adsorpsi Freundlich untuk asam
klorida adalah y = x + 0,5618 sehingga diperoleh nilai n dan k asam klorida
berturut-turut adalah 1 dan 3,64586. Grafik log x/m vs log C adsorpsi yang
dihasilkan sudah sesuai dengan teori isoterm adsorpsi Freundlich yaitu grafik
berupa garis linear dengan nilai R2=1.

IX. Kesimpulan
1. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich proses adsorpsi asam asetat pada arang
adalah y = x - 0, 7785 dengan nilai n dan k asam asetat berturut-turut adalah 1
dan 0,166532.
2. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich proses adsorpsi asam klorida pada arang
adalah y = x + 0,5618 dengan nilai n dan k asam klorida berturut-turut adalah 1
dan 3,64586.

Grafik log x/m terhadap log C adsorpsi yang dihasilkan sudah sesuai dengan teori
isoterm adsorpsi Freundlich yaitu grafik berupa garis linear dengan nilai R2=1.

X. Daftar Pustaka
Tim Praktikum Kimia Fisik. (2021). Petunjuk Praktikum Kimia Fisik KI-6171.
Bandung, Fakultas FMIPA ITB, 24-29.
Darmansyah. (2015). Pemodelan Adsorpsi Biogas dengan Metode ONO-KONDO
dan Langmuir pada Material Aluminasilikat MCM. Usulan Penelitian
Dosen. Lampung, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lampung, 7-9.

Anda mungkin juga menyukai