24820006
TAHUN
2021
PERCOBAAN 5: ISOTERM ADSORPSI
Proses adsorpsi pada suatu adsorben terutama terjadi pada pori-pori kecilnya
(micropore). Sementara itu, macropore hanya berperan sebagai tempat transfer
adsorbat dari permukaan luar ke micropore. Daya serap zat/adsorbat terhadap gas
bergantung pada jenis adsorbat, karakteristik adsorben, temperatur, tekanan
(Sudibandriyo, 2003, dalam Darmansyah, 2015).
Gambar 1 Jenis isoterm adsorpsi dengan q dan c adalah densitas
adsorpsi dan konsentrasi terlarut masing-masing adsorbat pada kesetimbangan
(Tim Praktikum Kimia Fisika, 2021)
1. Jenis adsorbat
a. Ukuran molekul adsorbat
Ukuran molekul yang sesuai merupakan hal yang penting agar proses adsorpsi
dapat terjadi, karena molekul-molekul yang dapat diadsorpsi adalah molekul-
molekul yang diameternya lebih kecil atau sama dengan diameter pori adsorben.
b. Kepolaran zat
Apabila berdiameter sama, molekul-molekul polar yang lebih kuat diadsorpsi dari
pada molekul-molekul yang kurang polar. Molekul-molekul yang lebih polar dapat
menggantikan molekul-molekul yang kurang polar yang telah lebih dulu
teradsorpsi.
2. Karakteristik Adsorben
a. Kemurnian adsorben
Sebagai zat yang digunakan untuk mengadsorpsi, maka adsorben yang lebih murni
lebih diinginkan kerena memiliki kemampuan adsorpsi yang lebih baik.
b. Luas permukaan dan volume pori adsorben
3. Tekanan adsorbat
Pada adsorpsi fisika, jumlah zat yang diadsorpsi akan bertambah dengan
menaikkan tekanan adsorbat. Sebaliknya pada adsorpsi kimia, jumlah zat yang
diadsorpsi akan berkurang dengan menaikkan tekanan adsorbat.
4. Temperatur
(Darmansyah, 2015)
V. Cara Kerja
A. Modifikasi selulosa menggunakan epiklorohidrin
Sebanyak 2,5 gram adsorben dimasukkan ke dalam labu bulat 100 mL. Total
volume 25 mL 2,2% larutan epiklorohidrin ditambahkan ke dalam campuran
dan kemudian direfluks pada 120 oC selama 1 jam. Produk yang dihasilkan
dicuci dengan Aqua DM sampai pH netral. Produk kemudian dikeringkan
dalam oven pada suhu 105-110 oC selama 2-3 jam. Sampel kemudian
didinginkan pada suhu kamar dan kemudian ditimbang dan dikarakterisasi
menggunakan FTIR.
B. Modifikasi selulosa menggunakan HCl
Sebanyak 3 gram adsorben dimasukkan ke dalam labu bundar 100 mL.
Kemudian 50 mL larutan HCl 1.5 m ditambahkan ke dalam campuran dan
kemudian direfluks pada suhu 120 oC selama 1 jam. Produk yang dihasilkan
dicuci dengan Aqua DM sampai pH netral. Produk kemudian dikeringkan
dalam oven pada suhu 105-110 oC selama 2-3 jam. Sampel kemudian
didinginkan pada suhu kamar dan kemudian ditimbang dan dikarakterisasi
menggunakan FTIR.
C. Adsorpsi metilen biru pada selulosa dan selulosa termodifikasi
1. Kurva kalibrasi standar
Serangkaian larutan standar metilen biru disiapkan dengan konsentrasi 1 ppm;
2 ppm; 3 ppm; 4 ppm dan 5 ppm menggunakan larutan induk metilen biru dalam
air dengan pH 10. Dengan menggunakan salah satu larutan standar ini, panjang
gelombang yang berkorelasi dengan penyerapan maksimum metilen biru dicari.
Aqua DM pH 10 digunakan sebagai blanko. Setiap nilai absorbansi dari lima
larutan tersebut dicatat. Prosedur ini dilakukan setidaknya 2 kali (duplo). Kurva
kalibrasi standar (absorbansi vs konsentrasi) dari metilen biru diplot.
Tabel 1. Data absorpsi larutan metilen biru
C(ppm) A C(mg/L) A
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
Konsentrasi larutan induk: … ppm
ƛmax=… Nm
2. Isoterm adsorpsi
Sebanyak 5 larutan metilen biru disiapkan dengan konsentrasi yang berbeda-
beda, contoh: 2,5 ppm; 5 ppm; 7,5 ppm; 10 ppm dan 12,5 ppm. Dari masing-
masing larutan, 25 mL larutan diambil dan dimasukkan ke dalam botol 50 mL
dengan tutup yang telah disediakan. Absorbansi setiap larutan diukur pada
panjang gelombang maksimum (diperoleh dari C.1.2) untuk mendapatkan data
Ci’. Hasil perhitungan ideal berdasarkan Ci' adalah sama dengan konsentrasi
awal yang dibuat dalam C.2.1. Koleksi data Ci’ dapat dihilangkan jika masing-
masing larutan Ci’ dibuat baru dan segera dicampur dengan adsorben. Untuk
setiap larutan yang telah dibuat dalam C.2.1, sebanyak 0,04 gram adsorben
ditambahkan ke larutan metilen biru dan kemudian ditutup dan dikocok dengan
kuat. Adsorpsi dilakukan selama 40 menit, di mana campuran dikocok setiap 5
menit. Campuran kemudian disaring menggunakan wire mesh untuk
mendapatkan filtrat. Absorbansi filtrat ini diukur pada panjang gelombang yang
diperoleh dari langkah C.1.2. Langkah ini juga dilakukan menggunakan
adsorben selulosa termodifikasi. Prosedur ini dilakukan setidaknya 2 kali
(duplo). Setiap grafik untuk qe vs Ce; 1/qe vs 1/Ce dan log qe vs log Ce
diplotkan.
VI. Data Pengamatan
[NaOH] = 0,1042 M
1. CH3COOH
2. HCl
marang Cawal Vasam titrasi VNaOH
aktif (g) (M) (mL) VNaOH 1 VNaOH 2 VNaOH rerata
(mL) (mL) (mL)
1,0 0,0162 50 2,8 - 2,8
1,0 0,0328 50 10,6 - 10,6
1,0 0,0656 50 26,2 - 26,2
1,0 0,1292 25 23,3 23,2 23,25
1,0 0,2605 10 27,0 27,1 27,05
1,0 0,5273 10 47,5 47,6 47,55
-0,4
y = 1x + 0,7785
log x/m
-0,6
R² = 1
-0,8
-1
-1,2
-1,4
log Cadsorpsi
Berdasarkan persamaan garis yang diperoleh, maka dapat ditentukan nilai n dan k
dari asam asetat sebagai berikut:
y = x - 0, 7785
n=1
log k = - 0,7785
k = 10 -0,7785 = 0,166532
Jadi, diperoleh nilai n dan k asam asetat berturut-turut adalah 1 dan 0,166532.
2. HCl
Dengan cara yang sama seperti pada poin 1, diperoleh data sebagai berikut:
Cakhir (M) Cadsorpsi x (g) 𝒙 𝒙 log Cadsorpsi
𝒍𝒐𝒈
𝒎 𝒎
(M)
0,0058352 0,0103648 0,037790061 0,037790061 -1,422622409 -1,984439074
0,0220904 0,0107096 0,039047202 0,039047202 -1,408410085 -1,97022675
0,0546008 0,0109992 0,040103083 0,040103083 -1,396822237 -1,958638901
0,096906 0,032294 0,117743924 0,117743924 -0,929061495 -1,490878159
0,281861 -0,021361 -0,077882206 -0,077882206 ERROR ERROR
0,495471 0,031829 0,116048534 0,116048534 -0,935360341 -1,497177006
Karena data kelima tidak dapat ditentukan (error), maka data kelima tidak
disertakan dalam pengaluran kurva. Sehingga diperoleh kurva sebagai berikut:
-0,4
-0,6
log x/m
-0,8
y = 1x + 0,5618
R² = 1 -1
-1,2
-1,4
-1,6
log Cadsorpsi
Berdasarkan persamaan garis yang diperoleh, maka dapat ditentukan nilai n dan
k dari HCl sebagai berikut:
y = x + 0,5618
n=1
log k = 0,5618
k = 10 0,5618 = 3,64586
Jadi, diperoleh nilai n dan k HCl berturut-turut adalah 1 dan 3,64586.
VIII. Pembahasan
Isoterm adsorpsi adalah suatu proses adsorpsi pada suhu konstan. Isoterm
adsorpsi dapat berupa isoterm adsorpsi Langmuir, BET dan Freundlich. Pada
isoterm Langmuir, adsorpsinya terjadi di permukaan monolayer. Jika permukaan
sudah terisi, maka sudah terjadi penjenuhan. Sedangkan pada isoterm Freundlich,
diasumsikan permukaannya heterogen, sehingga adsorpsi terjadi pada permukaan
multilayer, masing-masing molekul dapat menempel pada molekul lainnya
(berlapis). Isoterm Freundlich merupakan sistem dengan adsorpsi fisik, interaksi
yang terbentuk tidak terlalu kuat seperti adsorpsi kimia karena interaksi yang
terjadi adalah interaksi muatan atau interaksi dipol-dipol.
Larutan asam asetat dan asam klorida yang digunakan dalam praktikum ini
memiliki beberapa variasi konsentrasi. Dilarutkan asam dengan konsentrasi
berbeda-beda untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap adsorpsitasnya.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, semakin besar konsentrasi asamnya, maka
konsentrasi yang teradsorpsi lebih banyak dan hal ini menentukan sifat
adsorbennya. Selanjutnya, semua larutan tersebut dititrasi dengan larutan NaOH
untuk mendapatkan konsentrasi awal (larutan asam murni) dan konsentrasi akhir
(larutan asam + arang). Konsentrasi awal dan akhir yang didapat berdasarkan hasil
praktikum kemudian dihitung selisihnya untuk mengetahui harga ∆C larutan asam
asetat. Pada titrasi digunakan indikator fenolftalein cocok dengan trayek pH titrasi
asam basa.
IX. Kesimpulan
1. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich proses adsorpsi asam asetat pada arang
adalah y = x - 0, 7785 dengan nilai n dan k asam asetat berturut-turut adalah 1
dan 0,166532.
2. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich proses adsorpsi asam klorida pada arang
adalah y = x + 0,5618 dengan nilai n dan k asam klorida berturut-turut adalah 1
dan 3,64586.
Grafik log x/m terhadap log C adsorpsi yang dihasilkan sudah sesuai dengan teori
isoterm adsorpsi Freundlich yaitu grafik berupa garis linear dengan nilai R2=1.
X. Daftar Pustaka
Tim Praktikum Kimia Fisik. (2021). Petunjuk Praktikum Kimia Fisik KI-6171.
Bandung, Fakultas FMIPA ITB, 24-29.
Darmansyah. (2015). Pemodelan Adsorpsi Biogas dengan Metode ONO-KONDO
dan Langmuir pada Material Aluminasilikat MCM. Usulan Penelitian
Dosen. Lampung, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Lampung, 7-9.