Anda di halaman 1dari 12

MODUL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

T.A 2022/2023

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2022
PERCOBAAN 1
ADSORPSI ISOTERM

1.1 Tujuan

Mengamati peristiwa adsorpsi dari suatu larutan pada suhu tetap oleh
padatan proses destilasi sederhana.

1.2 Dasar Teori


Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan cairan pada permukaan zat
penyerap (adsorpsi ). Zat yang diserap disebut adsorbat. Zat padat terdiri dari
atom-atom atau molekul-molekul ysng saling tarik menarik dengan gaya van
der waals. Bila ditinjau molekul-molekul didalam zat padat, maka gaya
tarikmenarik antara satu molekul dengan moleku yang lainnya disekelilingnya
seimbang.Sebab gaya tarik yang satu akan dinetralkan oleh gaya tarik yang
lainnya atau resultannya nol.
Lain halnya dengan molekul-molekul yang letaknya dipermukaan,
gaya Tarik kedua molekul tersebut tidak seimbang karena pada salah satu arah
disekeliling molekul tersebut tidak ada molekul lain yang menariknya.
Akibatnya zat tersebut akan menarik molekul-molekul gas aatau solute
kepermukaannya. Fenomena ini disebut adsorbsi.

Adsorbsi dipengaruhi :

• Macam adsorben
• Macam zat yang diadsorbsi (Adsorbat)
• Konsentrasi masing-masing zat
• Luas permukaan
• Temperatur
• Tekanan

2
Untuk adsorben dengan luas permukaan tertentu, makin tinggi konsentrasi
adsorbat makin besar zat yang dapat diserap. Proses adsorbsi berada dalam
keadaan setimbang apabila kecepatan desorbsi sama dengan kecepatan adsorbsi.
Apabila salah satu zat ditambah atau dikurangi maka akan terjadi kesetimbangan
baru.

Desorbsi adalah kebalikan adsorbsi, yaitu peristiwa terlepasnya kembali


adsorbat dari permukaan adsorben. Adsorbsi isotermis adalah adsorbsi yang terjadi
pada temperatur tetap. Untuk menerangkan fenomena adsorbsi secara kuantitatif
kita mendasarkan pada teori termodinamika dari Gibbs dan Van’t Hoff.. A.
Persamaan empiris dari Adsorbsi isotermis Freundlich :

X ∕ n = k Cn→ n log C + log k = log X - log n

dimana,

X = berat zat (solut) yang teradsorbsi (gram)

m = berat adsorben (gram)

C = konsentrasi larutan setelah diadsorbsi (setelah setimbang)

k = konstanta Freundlich

n = konstanta lain

B. Persamaan teoritis dari adsorbsi Langmuir :

C/ N= C / Nm + 1 / K Nm

dimana,

N = mol asam yang teradsorbsi per gram karbon aktif

C = konsentrasi akhir dari asam dalam mol/liter

K = konstanta Langmuir
Nm = jumlah mol yang diperlukan untuk membuat lapisan tunggal pada
karbon aktif.

3
Baik persamaan Freundlich maupun persamaan Langmuir hanya sesuai/cocok jika
zat yang diserap membentuk lapisan tunggal (monolayer) pada permukaan
adsorben. Kedua isoterm tersebut tidak cocok lagi pada tekanan yang lebih tinggi,
karena lapisan adsorbat yang terserap tidak lagi berbentuk lapisan tunggal, tetapi
menjadi lapisan multi molekuler. Untuk kondisi ini, isoterm yang lebih sesuai
dipakai adalah isoterm BET (Brunauer Emmet and Teller). Isoterm ini dibuat atas
dasar anggapan bahwa kekuatan yang ada dipakai untuk kondensasi dan energi
ikat adsorbsi multimolekuler. Kalor adsorbsi gas pada lapisan kedua, ketiga dst
dianggap sama dengan kalor pencairan gas. Adsorbsi larutan oleh zat padat ada 3
kemungkinan :

a. Adsorbsi positif

Apabila solut relatif lebih besar teradsorbsi daripada adsorbent.

Contoh: zat warna oleh aluminium atau Chromium.

b. Adsorbsi negatif

Apabila solvent relatif lebih besar teradsorbsi daripada solute dalam larutan.

Contoh: Alkaloid dengan karbon aktif

c. Berdasarkan kondisi kita mengenal dua jenis adsorbsi


1. Adsorbsi fisika (phycisorption)
Apabila adsorbsi berjalan pada temperatur rendah dan prosesnya reversible
jumlah asam yang hilang karena diadsorp = pengurangan konsentrasi asam
dalam larutan
2. Adsorbsi kimia (chemisorption, activated adsorbsion)
Apabila adsorbsi berjalan pada temperatur tinggi disertai dengan reaksi
kimia yang irreversibel
1.3 Alat dan Bahan

1.3.1 Alat

4
• Kertas Saring
• Labu erlenmeyer 7 buah
• Cawan porselin 1 buah
• Corong 1 buah
• Pipet ukur 1 buah
• Buret 1 buah
• Statif/klem 1 buah
• Bunsen/kaki tiga/kasa 1 buah
• Gelas arloji 1 buah
• Labu takar/gelas ukur 50 ml, 100 ml.
1.3.2 Bahan

• NaOH 0,1 N

• Asam Asetat

• Carbon aktif 6 gram

• HCL

• Indikator PP/MO

1.4 Prosedur Percobaan

Sebagai adsorben dipakai karbon aktif dan sebagai adsorbat dipakai suatu asam

(ditentukan oleh asisten, misal asam asetat).

1. Panaskan karbon dalam cawan porselin, jaga jangan sampai membara,


kemudian didinginkan dalam exicator. Masukkan dalam enam buah labu
erlenmeyer dengan berat karbon masing-masing 1 gram.
2. Buatlah larutan asam dengan konsentrasi 0,15; 0,12; 0,09; 0,06; 0,03 dan
0,015 M dengan volume masing-masing 100 ml. Larutan ini dibuat dari
pengenceran larutan 0,15 M
3. Satu enlenmeyer yang tidak ada karbon aktifnya disi 100 ml 0,03M larutan
asam asetat, contoh ini akan dipakai sebagai kontrol.

5
4. Tutup semua labu tersebut dan kocoklah secara periodik selama 30 menit,
kemudian biarkan diam untuk paling sedikit 1 jam agar terjadi
kesetimbangan.
5. Saringlah masing-masing larutan memakai kertas saring halus, buang 10
ml pertama dari filtrat untuk menghindarkan kesalahan akibat adsorbsi
karena kertas saring.
6. Titrasi 25 ml larutan filtrat dengan 0,1 N NaOH baku dengan indikator PP.
Lakukan 2 kali untuk masing-masing larutan

1.5 Hasil Pengamatan

NO VOLUME NAOH VOLUME NACL

6
PERCOBAAN II
DISTILASI
2.1 Tujuan

Mahasiswa/praktikan mampu memisahkan bahan-bahan kimia alami dengan


dengan menggunakan distilasi.

2.2 Dasar Teori

Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia

berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.

Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini

kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik

didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.

Jadi ada perbedaan komposisi antara fase cair dan fase uap, dan hal ini

merupakan syarat utama supaya pemisahan dengan distilasi dapat dilakukan.

Kalau komposisi fase uap sama dengan komposisi fase cair, maka pemisahan

dengan jalan distilasi tidak dapat dilakukan.

Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan

massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan,

masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal

distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.

Ini adalah gambaran distilasi yang sangat sederhana ditemukan.

Namun konsep dasar destilasi seperti yang tersebut di atas hampir sama

terhadap berbagai jenis teknik jenis lainnya.

7
Destilasi adalah teknik untuk memizahkan larutan ke dalam

masingmasing komponennya. Prinsip destilasi adalah didasarkan atas

perbedaan titik didih komponen zatnya. Destilasi dapat digunakan untuk

memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda sehingga

dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi.

Terdapat beberapa teknik pemisahan dengan menggunakan destilasi,

salah satunya adalah destilasi sederhana. Set alat destilasi sederhana (Gambar

1) adalah terdiri atas labu alas bulat, kondensor (pendingin), termometer,

erlenmeyer, pemanas. Peralatan lainnya sebagai penunjang adalah statif dan

klem, adaptor (penghubung), selang yang dihubungkan pada kondensor tempat

air masuk dan air keluar, batu didih.

Gambar 2.1. Rangkaian Alat Destilasi

8
Keterangan Gambar :

1. Kran air

2. Pipa penghubung

3. Erlenmeyer

4. Termometer

5. Statif dan Klem

6. Labu alas bulat

7. Tempat air keluar dari kondensor

8. Tempat air masuk pada kondensor

9. Pemanas

10. Kondensor

Adapun fungsi masing-masing alat yaitu labu alas bulat sebagai wadah

untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi. Kondensor atau pendingin yang

berguna untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi

cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana

air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal

(masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi

pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir

lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya

harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka

dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor

tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair.

9
Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destilasi

sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh

destilat murni. Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat yang diperoleh

dari proses destilasi. Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara

kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang

mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar

selama proses destilasi berlangsung. Pemanas berguna untuk memanaskan sampel

yang terdapat pada labu alas bulat. Penggunaan batu didih pada proses destilasi

dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan

atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada ke

seluruh bagian sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-

bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang

(Rusli,2013).

2.3 Alat dan Bahan


2.3.1 Alat – alat yang dipakai

• Labu destilasi 500 ml

• Kondenser

• Labu Erlenmeyer

• Termometer
• Pemanas (Heating mantle)

2.3.2 Bahan – bahan yang dipakai

• Bunga Mawar

• Bunga Melati

10
• Bunga Kenanga

2.4 Prosedur Percobaan

1. Timbang ± 25 gram bunga-bungaan yang mengandung bahan - bahan kimia

alami dan yang sudah dirajang halus (dengan lebar sekitar 2 – 5 mm),

kemudian masukkan ke dalam labu destilasi 500 mL dan tambahkan 250 mL

air.

2. Periksa instalasi dan semua sambungan alat destilasi dengan seksama.

Pastikan tidak ada yang salah pasang dan kendur.

3. Nyalakan kerangan air untuk pendinginan kondenser dengan bukaan yang

relatif kecil sekali (± 25%).

4. Nyalakan pemanas untuk labu distilasi (± skala 9).

5. Lakukan operasi distilasi selama 30 menit (gunakan stopwatch), mulai dari

tetesan pertama.

6. Simpan hasilnya pada labu erlenmeyer dan pisahkan di tempat yang aman.

7. Timbang ± 25 gram daun-daunan + batang kering (atau campuran kulit basah

dan kering), kemudian masukkan ke dalam labu destilasi 500 mL dan

tambahkan 250 ml air.

8. Ulangi seperti langkah 2 s/d 6 di atas.

2.5 Hasil Pengamatan

Amati hasil-hasil yang didapat dari prosedur kerja diatas, dengan


parameterparameter sebagai berikut:
• Berat dan volume campuran,

11
• Bau atau aroma campuran,

• Fasa campuran,

• Warna cairan,

• Densitas produk (relatif terhadap air),

• Lain-lain (tanyakan pada koordinator atau asisten)

12

Anda mungkin juga menyukai