Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

ISOTERM ADSORPSI FREUNDLICH

OLEH:

INGRIT LUMBAN BATU 1813031006

KELAS: VA

JURUSAN KIMIA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2020

1
PERCOBAAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

I. JUDUL
Isoterm adsorpsi freundlich.
II. TUJUAN
Menentukan isoterm adsorpsi menurut freundlich pada proses adsorpsi asam asetat pada
arang.
III. DASAR TEORI
Adsorpsi adalah proses penyerapan ion oleh partikel penyerap. Proses adsorpsi
dibedakan menjadi dua yaitu adsorpsi dan absorbsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi,
karena pada proses absorpsi zat yang terserap menembus ke dalam zat penyerap. Zat
padat terdiri dari atom-atom atau molekul-molekul yang saling tarik menarik dengan
daya tarik Van Der Waals. Kalau ditinjau molekul-molekul di dalam zat padat, maka
gaya tarik menarik antara satu molekul dengan molekul yang lain disekelilingnya adalah
seimbang, karena gaya tarik yang satu akan dinetralkan oleh yang lain yang letaknya
simetri (atau resultannya = 0) (Suardana, 2002).
Adsropsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat
lain sebagai akibat ketidak jenuhan gaya-gaya pada permukaan tersebut. Untuk proses
adsorpsi dalam larutan dipengaruhi oleh ebberapa faktor antara lain:
a. Jenis adsorben
Contoh adsorben yang paling sering digunakan adalah karbon aktif.
b. Jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi
Macam zat yang diadsorpsi juga sangat berpengaruh karena semakin banyak zat-zat
impuritis (zat pengotor) pada suatu fluida atau larutan maka semakin lambat kinetika
atau kecepatan penyerapannya (adsorpsi)
c. Luas permukaan adsorben
Semakin luas permukaan adsorben maka semakin cepat efektif kemampuan menyerap
zat-zat impuritis sehingga larutan menjadi lebih murni dan cenderung lebih bersih dari
zat-zat impuritis zat-zat pengotor tersebut.
d. Konsentrasi zat terlarut
Semakin tinggi konsentrasi maka ion yang dihasilkan juga semakin banyak sehinga
mempengaruhi adsorpsi atau penyerapan larutan tersebut.
e. Temperatur

2
Reaksi yang terjadi pada adsorpsi biasanya eksotermis, oleh karena itu adsorpsi akan
besar jika temperatur rendah.
f. Waktu kontak dan pengocokan
Waktu kontak yang cukup diperlukan untuk mencapai kesetimbangan adsorpsi. Jika
fasa cair berisi adsorben diam, maka difusi adsorbat melalui permukaan adsorben
akan lambat. Oleh karena itu, diperlukan pengocokan untuk mempercepat proses
adsorpsi.
Adsorpsi dapat terjadi karena interaksi gaya elektrostatik atau van der Waals antar
molekul (physisorption/fisisorpsi) maupun oleh adanya interaksi kimiawi antar molekul
(chemisorption/kimisorpsi). Pada adsorpsi fisik, molekul terikat pada adsorben karena
adanya gaya Van der Waals dan tidak melibatkan energi aktifasi tertentu. Adsorpsi ini
dapat membentuk lapisan multilayer dan hanya terjadi pada suhu dibawah titik didih
adsorbat. Pada adsorpsi kimia, molekul terikat pada adsorben dengan ikatan kimia dan
melibatkan energi aktivasi tertentu. Adsorpsi ini membentuk lapisan monolayer dan
terjadi pada suhu tinggi. Pada proses adsorpsi kimisorpsi, partikel melekat pada
permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung
mencari tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasinya dengan substrat.
Menentukan hubungan jumlah gas teradsorpsi (pada adsorben) dan tekanan gas
merupakan percobaan adsorpsi yang paling umum. Pengukuran ini dilakukan pada suhu
tetap, dan hasil pengukuran digambarkan dalam grafik dan disebut isoterm adsorpsi.
Isoterm adsorpsi adalah hubungan yang menunjukan distribusi adsorben antara fasa
teradsorpsi pada permukaan adsorben dengan fasa ruah sat kesetimbangan pada
temperatur tertentu. Ada beberapa jenis isoterm absorpsi yaitu isoterm Langmuir, isoterm
BET, isoterm Temkin, dan Isoterm Freundlich (Atkins, 1996).
Pada praktikum ini akan dibahas mengenai isoterm freundlich. Isoterm freundlich
digunakan untuk rentanng konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isotherm ini
berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap
molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda.
Bagi suatu sistem adsorpsi tertentu, hubungan antara banyaknya zat yang teradsorpsi
persatuan luas atau persatuan berat adsorben dengan konsentrasi zat terlarut pada temperatur
tertentu disebut dengan isoterm adsorpsi. Oleh Freundlich isoterm adsorpsi ini dinyatakan dengan
rumus:
x
m = kC1/n ……………………………………. (1)

3
Dimana, x merupakan jumlah zat yang teradsorpsi (gram), m adalah jumlah adsorben (gram)
dan C adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan setelah tercapainya kesetimbangan adsorpsi.
Sedangkan k dan n merupakan suatu tetapan. Persamaan 1 di atas dapat diubah menjadi:
x
log =log k+n log C
m ……………………… (2)
Dimana, k dan n merupakan suatu tetapan.
Persamaan 2 mengungkapkan bahwa bila suatu proses adsorpsi menurut isotherm

x
log
Freundlich, maka aturan m terhadap log C merupakan garis lurus. Berdasarkan garis lurus
yang diperoleh pada aluran tersebut, harga n dan k dapat ditentukan.
Persamaan Freundlich berlaku pada proses penyerapan yang berlangsung dalam larutan
encer, isotermal dan biasanya untuk menjelaskan penyerapan di permukaan dengan panas
penyerapan yang heterogen. Nilai 1/n biasanya berkisar antara 0,2 sampai dengan 0,7 dengan
kurva berbentuk parabolik. Persamaan isoterm adsorpsi Freundlich didasarkan atas terbentuknya
lapisan monolayer dari molekul-molekul adsorbat pada permukaan adsorben. Namun pada
adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben bersifat heterogen.
Harga adsorbs menurut freundlich pada proses isotherm adsorpsi asam oksalat terhadap
arang aktif dapat diketahui kapasitas adsorben dalam menyerap air atau dengan kata lain isotherm
ini dapat menentukan efesiensi dari suatu adsorben (Castellan,1982).
Arang adalah padatan berpori hasil pembakaran bahan yang mengandungkarbon.
Arang tersusun dari atom-atom karbon yang berikatan secara kovalenmembentuk struktur
heksagonal datar dengan sebuah atom C pada setiapsudutnya. Susunan kisi-kisi
heksagonal datar ini tampak seolah-olah seperti pelat-pelat datar yang saling bertumpuk
dengan sela-sela di antaranya (Sudarman,2001).
Karbon aktif adalah bentuk umum dari berbagai macam produk yangmengandung
karbon yang telah diaktifkan untuk meningkatkan luaspermukaannya. Karbon aktif
berbentuk kristal mikro karbon grafit yang pori-porinyatelah mengalami pengembangan
kemampuan untuk mengadsorpsi gas dan uapdari campuran gas dan zat-zat yang tidak
larut atau yang terdispersi dalam cairan(Murdiyanto, 2005).Luas permukaan, dimensi,
dan distribusi karbon aktif bergantung pada bahan baku, pengarangan, dan proses
aktivasi. Berdasarkanukuran porinya, ukuran pori karbon aktif diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu mikropori(diameter < 2 nm), mesopori (diameter 2-50 nm), dan makropori
(diameter >50 nm) .

4
Gambar 1. Struktur grafit karbon aktif

IV. ALAT DAN BAHAN


Tabel 1. Rincian Alat Tabel 2. Rincian Bahan
No Nama Alat Jumlah
.
1. Erlenmayer bertutup 1 buah
2. Cawan Porselin 1 buah
3. Labu erlenmeyer 6 buah
100 mL
4. Gelas Kimia 100 mL 3 buah
5. Pipet tetes 2 buah
6. Corong 1 buah
7. Batang pengaduk 1 set
8. Termometer 100 °C 1 buah
9. Buret 1 buah
10. Kertas saring 10 x 20 lembar
10 cm

V. PROSEDUR KERJA
Memanaskan pada
cara
1.
Aktifkan Arang temperatur 105 °C
selama kurang lebih
2.
Masukkan 1 gram 1 jam

3.
Sediakan sebanyak 100 6 labu erlenmeyer tertutup
mL larutan asam asetat masukkan
dengan konsentrasi
masing-masing: 0,30 N, 4.
Tutup labu erlenmeyer dan biarkan selama 3 jam, sambil
0,20 N, 0,10 N, 0,05 N, 0,01 diaduk secara perlahan sehingga tercapai kesetimbangan
N, dam 0,005 N

5.
6.
Saring larutan menggunakan Catat temperatur selama percobaan
kertas saring yang kering. dan jaga agar tidak terjadi perubahan
temperatur yang terlalu besar.
7.
Titrasi filtrate menggunakan

5
Larutan NaOH 0,1 N dan fenolftalein sebagai indikator.

VI. HASIL PENGAMATAN


No. Hasil Pengamatan
Arang aktif sudah diaktifkan dengan cara memanaskan arang pada oven pada
1.
temperatur 105 °C selama kurang lebih 1 jam (arang aktif berwarna hitam).
Kedalam enam buah labu erlenmeyer bertutup berisi 1 gram arang yang telah
2.
diaktifkan
Sebanyak 100 mL larutan asam asetat dengan konsentrasi masing-masing: 0,30 N,
3. 0,20 N, 0,10 N, 0,05 N, 0,01 N, dam 0,005 N
Labu Erlenmeyer yang telah berisi arang dan larutan asam asetat ditutup, diaduk
4.
selama 3 jam
Adapun temperatur dari masing-masing labu tersebut adalah sebagai berikut:
No Konsentrasi Suhu (OC)
1 0,3 N
5. 2 0,2 N
3 0,1 N
4 0,05 N
5 0,01 N
6 0,005 N
6. Larutan disaring menghasilkan filtrat tidak berwarna.
7. Filtrat hasil saringan kemudian dititrasi menggunakan larutan NaOH 0,1 N dan
ditambahkan indikator fenolftalein yang mengubah warna larutan dari tidak
berwarna menjadi merah muda setelah larutan mencapai titik titrasi. Titrasi
dilakukan sebanyak 3 kali. Data dari hasil titrasi dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Konsentrasi
Konsentrasi Volume NaOH
Konsentrasi CH3COOH
CH3COOH awal yang dihabiskan
NaOH (N) sesudah dicampur
(N) untuk titrasi (mL)
dengan arang (N)
0,30 0,1 N

0,20 0,1 N

0,10 0,1 N

0,05 0,1 N

0,01 0,1 N

6
0,005 0,1 N

VII. ANALISIS DATA


Labu I sampai labu IV dapat ditentukan dengan cara berikut:

 Konsentrasi CH3COOH setelah dicampur arang :


Konsentrasi CH3COOH awal = 0,3 N
Volume CH3COOH awal = 100 mL
Konsentrasi NaOH = 0,1 M
Volum filtrat total = …mL
Volume filtrat (sisa H2C2O4) saat dititrasi = …mL
Volume NaOH saat titrasi I, II, dan III = Titrasi I : ...mL
Titrasi II : …mL
Titrasi III : …mL
 Massa CH3COOH awal
mol CH3COOH
Konsentrasi CH3COOH =
Volume CH3COOH

massa CH 3 COOH
60 g mol-1
0,3 M=
0,1 L

 Konsentrasi CH3COOH setelah dicampur Arang


 Titrasi I sampai titrasi III
V CH3COOH x N CH3COOH = VNaOH x NNaOH
…mL x …N = ….mL x …N
M CH3COOH = …M
 Konsentrasi CH3COOH sesudah ditambahkan arang:
konsrntrasi total
=
3
= …M
 Massa CH3COOH sesudah dicampur dengan arang aktif
mol CH3COOH
Konsentrasi CH3COOH =
Volume CH3COOH

7
massa CH3COOH
60 g mol-1
…M = .. . L

Massa CH3COOH = …gram

 Massa CH3COOH yang Teradsorpsi (x)


x = massa CH3COOH awal – massa CH3COOH sesudah dicampur dengan arang
= …gram – …gram
= …gram

 Dari perhitungan tersebut, dapat diperoleh data sebagai berikut.

Tabel. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Asam Asetat Sisa Hasil Adsorpsi

Konsentrasi
CH3COOH Massa zat
Massa x Log
setelah (CH3COOH)
Labu Adsorben
m Log C
dicampur yang teradsorpsi x
(m) arang aktif m
(x)

(C)

I 1 gram

II 1 gram

III 1 gram

IV 1 gram

V 1 gram

VI 1 gram

Setelah didapatkan hasil perhitungan pada tabel di atas, maka dapat diperoleh kurva hubungan

x
antara log m terhadap logaritma konsentrasi asam oksalat sisa hasil adsorpsi oleh arang aktif.

8
Melalui kurva yang didapatkan dapat diketahui bahwa nilai tan α sama dengan kemiringan garis
atau gradien (m), dimana tan α = 1/n. Setelah nilai n diketahui, maka nilai k atau tetapan Freundlich

x
log =log k+n log C
juga dapat ditentukan melalui persamaan: m

Anda mungkin juga menyukai