Anda di halaman 1dari 15

JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS 1

JUDUL PERCOBAAN: ADSORPSI ISOTERMIS


NAMA PRAKTIKAN : NATHASYA FITRI ROSALINDA
NIM/GRUP : 2131710037 / I
TANGGAL PRAKTIKUM : 16 OKTOBER 2019
ASISTEN : RIZQI NI’AMUL FIRDAUS
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS i

ADSORPSI ISOTERMIS
Rosalinda, Nathasya Fitri, Firdaus, Rizqi Ni’amul
Departemen Teknik Kimia, Universitas Internasional Semen Indonesia
Jl. Veteran, Kompleks PT. Semen Indonesia Tbk, Gresik 61122, Indonesia
E-mail : gresikrizqi@gmail.com

ABSTRAK
Peristiwa adsorpsi merupakan suatu fenomena permukaan, yaitu terjadinya penambahan
konsentrasi komponen tertentu pada permukaan antara dua fase. Definisi dari adsorpsi
adalah akumulasi sejumlah molekul(senyawa, ion, maupun atom) yang terjadi pada batas
antara dua fasa. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati peristiwa adsorpsi
dari larutan karbon aktif pada suhu konstan serta menghitung konsentrasi akhir asam
asetat dengan menggunakan NaOH sebagai titran dan menghitung luasan adsorpsi.
Prinsip pada percobaan ini adalah pencampuran, penyaringan, dan titrasi. Larutan
CH3COOH yang digunakan mempunya beberapa varian konsentrasi. Variasi ini
diperoleh melalui pengenceran dari larutan induk CH3COOH.
Kata kunci : Adsorpsi, Asam Asetat, Titrasi
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS ii

ABSTRACT
The adsorption event is a surface phenomenon, namely the addition of a concentration of certain
components on the surface between two phases. The definition of adsorption is the accumulation
of a number of molecules (compounds, ions, or atoms) that occur at the boundary between two
phases. The purpose of this experiment is to observe the adsorption event of a solution of activated
carbon at a constant temperature and calculate the final concentration of acetic acid using NaOH
as a titrant and calculate the adsorption area. The principle in this experiment is mixing, filtering,
and titration. The CH3COOH solution used has several variants of concentration. This variation
is obtained through dilution of the CH3COOH solution.
Keywords : Adsorption, Acetic Acid, Titration
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS 1

I. PENDAHULUAN kimia antara padatan dengan


adsorbat[3].
P eristiwa adsorpsi merupakan
suatu fenomena permukaan,
yaitu terjadinya penambahan konsentrasi
Hubungan antara jumlah partikel
yang terjerap dengan konsentrasi
komponen tertentu pada permukaan adsorbat dalam larutan pada keadaan
antara dua fase. Adsorpsi dapat kesetimbangan dan suhu tetap dapat
dibedakan menjadi adsorpsi fisis dinyatakan dengan isoterm adsorpsi.
(physical adsorption) dan adsorpsi kimia Model kesetimbangan adsorpsi sistem
(chemical adsorption). Secara umum, tunggal yang akan ditinjau adalah model
adsorpsi fisis mempunyai gaya isoterm Freundlich dimana
intermolekular yang relatif lemah, menggunakan asumsi bahwa adsorpsi
sedangkan pada adsorpsi kimia terjadi terjadi secara fisika. Model isoterm
pembentukan ikatan kimia antara Freundlich merupakan persamaan
molekul yang terikat pada permukaan empirik yang dinyatakan dengan
adsorben[1]. persamaan[4]:
Adsorpsi adalah suatu proses di q = KF C1/n ... (1)
mana molekul – molekul dari fasa gas
Dengan kF dan n merupakan konstanta
atau cair terikat pada permukaan padatan
Freunlich kF dan n merupakan fungsi
atau cairan. Molekul – molekul yang
suhu dengan persamaan :
terikat pada permukaan disebut adsorbat.
Sedangkan substansi yang mengikat KF = KF, ∞ exp (-kF, 0ꭤ T) (2)
disebut adsorben. Definisi dari adsorpsi
adalah akumulasi sejumlah n= 1
molekul(senyawa, ion, maupun atom) kF, 0T (3)
yang terjadi pada batas antara dua fasa
(Oscik, 1982 dalam (Santi, 2012). Karbon aktif merupakan bahan yang
Adsorpsi dapat terjadi antara dua fasa memiliki kandungan karbon sangat
seperti antara fasa cair-padat, fasa padat- tinggi, berpori, dan memiliki sifat
gas dan antara fasa gas-cair (Santi, adsorpsi. Bahan dasar untuk pembuatan
2012). Proses adsorpsi biasnaya karbon aktif berasal dari bahan yang
dijelaskan melalui isoterm adsirpsi, yaitu banyak mengandung karbon, misalnya
jumlah adsorbat pada adsorben sebagai kayu, batu bara, tempurung kelapa,
fungsi tekanannya (jika gas) atau rumput, sekam, dan biomassa lainnya.
kosnentrasi (jika cair) pada suatu Proses pembuatan karbon aktif pada
konstan[2]. dasarnya terdiri karbonisasi dan aktivasi.
Klasifikasi karbon aktif berdasarkan
Adsorpsi yang sering terjadi, ukuran partikel terbagi menjadi dua,
merupakan gabungan dari dua fenomena yaitu serbuk dan granul. Karbon aktif
adsorpsi, yaitu adsorpsi fisika atau berupa serbuk atau disebut sebagai PAC
adsorpsi Van Der Waals yang terjadi (Powdered Activated Carbon) memiliki
merupakan hasil dari gaya diametr partikel kurang dari 0,074 mm
intermolekular antara padatan (200 sieve), sedangkan diameter granul
(adsorben) dengan zat terlarut atau GAC (Granular Activated Carbon)
(adsorbat). Sednagkan pada adsorpsi lebih drai 0,1 mm (140 sieve)[5].
kimia atau proses adsorpsi aktif yang
terjadi merupakan hasil dari interaksi
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS 2

II. URAIAN PENELITIAN baku dengan indikator PP, dan


menghitung mol teradsorpsi.
Pada percobaan Adsorpsi Isotermis,
alat yang digunakan dalam percobaan ini UCAPAN TERIMAKASIH
meliputi erlenmeyer 100 mL 5 buah,
erlenmeyer 250 mL 5 buah, kaca arloji 1 Penulis mengucapkan terimakasih
buah, spatula 1 buah, labu ukur 100 mL kepada asistan laboratorium yang telah
2 buah, gelas ukur 25 mL 1 buah, gelas membimbing serta menyalurkan ilmu
ukur 50 mL 1 buah, corong kaca 2 buah, yang dimiliki, sehingga penulis dapat
buret 1 buah, statif 1 buah, pipet ukur 10 menyelesaikan penulisan ini. Selain itu,
mL 1 buah, propipet 1 buah, beaker glass kerjasama tim praktikum juga sangat
100 mL 1 buah, botol semprot 1 buah, mendukung dalam pelaksanaan
dan termometer 1 buah. Sementara praktikum serta dalam penyelesaian
bahan – bahan yang digunakan dalam laporan.
percobaan ini meliputi karbon aktif DAFTAR PUSTAKA
granule 5 gram, karbon aktif serbuk 5
gram, larutan CH3COOH 2 N, larutan [1] Swantomo, Deni, dkk. 2009.
NaOH 1,725 N, dan indikator PP. “Adsorpsi Fenol Dalam Limbah
dengan Zeolit Alam Terkalsinasi”.
Langkah – langkah percobaan Seminar Nasional V SDM
Adorpsi Isotermis yang pertama yaitu Teknologi Nuklir Yogyakarta. ISSN
membersihkan dan mengeringkan 12 1978-0176. Hal. 76
buah erlenmeyer 250 mL serta
melengkapinya dengan penutup [2] Botahala, Loth. 2009.
aluminium foil, meletakkan 1 gram “Perbandingan Efektivitas Daya
karbon aktif serbuk ke dalam erlenmeyer Adsorpsi Sekam Padi dan Cangking
dan 1 gram karbon aktif granule ke Kemiri terhadap Logam Besi (Fe)
dalam erlenmeyer, membuat larutan pada Air Sumur Gali”. Erlangga:
CH3COOH dengan konsentrasi 0,35 N, CV Budi Utama
0,5 N, dan 0,65 N dengan volume [3] WIDI, Restu K. 2018. “Pemanfaatan
masing – masing 100 mL dengan cara Material Anorganik Pengenalan
mengencerkan larutan asam asetat 2 N, dan Beberapa Inovasi di Bidang
memasukkan 100 mL 0,5 N larutan asam Penelitian”. Yogyakarta
asetat ke dalam dua erlenmeyer yang
[4] Sembodo, Bregas ST. 2005 “Isoterm
tidak ada karbon aktifnya dan digunkaan
Kesetimbangan Adsorpsi Timbal
sebagai kontrol dengan shaker dan tanpa
pada Abu Sekam Padi”. Ekulibrum
shaker, kemudian menutup semua
Vol 4 No.2 Desember 2005: 100 –
erlenmeyer tersebut dengan aluminium
105
foil dan mengocoknya secara periodik
selama 30 menit, dan mendiamkan [5] N.H, A.S, Dwi Saptati. 2018.
selama 30 menit agar terjadi “Perlakuan Fisiko – Kimia Limbah
kesetimbangan, lalu menyaring masing – Cair Industri”. Tim UB Pr
masing larutan menggunakan kertas
saring halus dan membuang 10 mL
pertama dari filtrat untuk
menghindarkan kesalahan akibat
adsorpsi oleh kertas saring, menitrasi 25
mL larutan filtrat dengan 1,725 N NaOH
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS iii

LAMPIRAN

III. Karbon
aktif
Dibersihkan 12 erlenmeyer dan dikeringkan serta diberi penutup
aluminium foil.

Ditimbang sebanyak 1 gram karbon aktif serbuk dan dimasukkan


ke dalam 6 buah erlenmeyer.

Ditimbang sebanyak 1 gram karbon aktif granule dan dimasukkan


ke dalam 6 buah erlenmeyer.

Dibuat larutan CH3COOH dengan konsentrasi 0,35N, 0,5N dan


0,65N sebanyak 100 mL dengan cara diencerkan larutan asam
asetat 2 N.
Dimasukkan larutan CH3COOH 0,3 N sebanyak 100 mL ke dalam
2 erlenmeyer kosong yang digunakan sebagai kontrol dengan
shaker dan tanpa shaker.
Ditutup semua erlenmeyer dengan aluminium foil dan dikocok
asam asetat
secara 2 N.selama 30 menit agar setimbang.
periodik
dengan shaker dan
Masing-masing tanpadisaring
larutan shaker.dengan kertas saring halus, 10 mL
pertama dari2 filtrat
asam asetat N. dibuang untuk menghindari kesalahan akibat
adsorpsi oleh kertas saring.
Larutan filtrat sebanyak 25 mL dititrasi dengan NaOH 1,725 N
Masing-masing larutan disaring
baku dan menggunakan indikatordengan
PP. kertas saring halus, 10
mL pertama dari filtrat dibuang untuk menghindari kesalahan
akibat
akibat adsorpsi
Dihitung oleh kertas
perubahan
adsorpsi oleh kertas saring. asam asetat dan mol yang
konsentrasi
saring.
teradsorpsi.
Masing-masing larutan
dengan shaker dan tanpadisaring
shaker.dengan kertas saring halus, 10
mL pertama
akibat darioleh
adsorpsi filtrat dibuang
kertas untuk menghindari kesalahan
saring.
Hasil asam asetat 2 N.
akibat adsorpsi oleh kertas saring.
Masing-masing larutan disaring dengan kertas saring halus, 10
dengan shaker
mL pertama dan
dari tanpadibuang
filtrat shaker.untuk menghindari kesalahan
akibatasetat
asam adsorpsi
2 N.oleh kertas saring.
dengan shaker dan tanpa shaker.
asam asetat 2 N.
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS v

SKEMA ALAT

No Gambar Keterangan
Menutup erlenmeyer yang sudah
dibersihkan dengan aluminium foil

1.

Menimbang 1 gram karbon aktif baik


yang berwujud serbuk maupun granula

2.

Mengencerkan larutan asam asetat 2N


sampai normalitasnya 0,35N, 0,5N, dan
0,65N di dalam labu ukur

3.
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS vi

Memasukkan 100 mL larutan asam


asetat 0,3N ke dalam erlenmeyer
kosong

4.

Menyaring masing-masing larutan


menggunakan kertas saring

5.

Melakukan titrasi larutan filtrat dengan


larutan NaOH 1,725N dan memakai
indikator PP

6.
JURNAL ADSORPSI ISOTERMIS vii

TIME SCHEDULE

No Waktu Real Time KETERANGAN PJ


1. 07.00 – 07.10 Breafing sebelum praktikum Semua
praktikan
2. 07.11 – 07.25 Peminjaman dan pengecekkan Nathasya
alat
3. 07.26 – 07.35 Membersihkan dan Ana
mengeringkan 12 buah
erlenmeyer 250 ml dan
menutupinya dengan
aluminium foil
4. 07.36 – 07.40 Meletakkan 1 gram karbon Hafi
aktif serbuk ke dalam enam
erlenmayer
5. 07.41 – 07.45 Meletakkan 1 gram karbon Dandi
aktif granule ke dalam enam
erlenmayer
6. 07.46 – 07.50 Membuat larutan CH3COOH Nathasya dan
dengan konsentrasi 0,3 N;0,6 Ana
N; 0,9 N. Dengan volume
masing – masing 100 ml
dengan cara mengencerkan
larutan asam asetat 2 N
7. 07.51 – 08.00 Memasukkan 100 ml 0,3 N Hafi
larutan asam asetat kedalam
dua erlenmayer tidak ada
karbon aktif
8. 08.01 – 08.05 Menutup semua erlenmayer Dandi
dengan aluminum foil
9. 08.05 - 08.10 Mengocoknya selama 30 menit Nathasya
dan mendiamkanya selama 30
menit
10. 08.11 – 08.15 Menyaring masing – masing Hafi dan Ana
larutan menggunakan kertas
saring
11. 08.16 – 08.20 Menitrasi 25 ml larutan filtrat Dandi
dengan 1,725 N NaOH dengan
indikator pp
12. 08.20 – 08.30 Menghitung perubahan Semua
konsentrasi praktikan
13. 08.31 – 08.40 Menghitung mol teradsorpsi Semua
praktikan
14. 08.41 – 08.55 Membuat laporan sementara Semua
praktikan
15. 08.56 – 09.30 Briefing setelah praktikum Semua
praktikan

Anda mungkin juga menyukai