PENDAHULUAN
Dengan C1 dan C2 merupakan konstanta, yang sesuai dengan cara pengandaian bahwa
entalpi adsorpsi berubah secara linear terhadap tekanan isoter Freunlich:
q = C1pt/a ……………….(4)
Yang sesuai dengan perubahan logaritmik. Isoterm yang berbeda-beda lebih kurang
sesuai dengan eksperimen, pada jarak tertentu tetapi isoterm itu tetap bersifat empiris
( Atkins, 1990).
Pemasangan kayu tanpa udara akan menghasilkan arang. Dan arang tersebut
serbuk juga halus dibuat dengan cara yang sama tetapi dengan bahan dasar yang
berbeda misalnya tulang-tulang hewan, kulit kelapa, atau gula. Serbuk halus arang
karbon yang diaktifkan melalui persamaan dengan uap untuk membersihakan
permukaannya, menghasilkan arang aktif sebagai bahan penyerap yang sangat baik.
Serbuk halus karbon aktif ini mempunyai luas permukaan yang tinggi yaknin 100-
2000 yang bermanfaat untuk mengusir bau tidak sedap, uap yang berbahaya dalam
udara, dan juga warna dan rasa yang tidak diinginkan dari suatu cairan atau larutan
tertentu. Pabrik-pabrik pengolahan air sering mengalirkan air melalui karbon aktif,
juga pada pabrik pemurnian air minum, buah-buahan, juice, madu, dan volka. Karbon
hitam biasanya dibuat dengan cara dekomposisi termal senyawa dalam hidrokarbon
pada suatu proses pembakaran terbuka ( Sukardjo, 1990).
Kapasitas adsorpsi menggambarkan jumlah maksimum adsorbat yang dapat
diadsorpsi oleh adsorban. Saat ini telah ada beebagai model isoterm adsorpsi yang
telah dikemukakan oleh beberapa ahli misalnya, model isoterm adsorpsi Dubinin
Raduskevich, isoterm adsorpsi Freundlich, isoterm Langmuir, dan BET ( Brunauer,
Emmett, dan Teller). Zat pengaktivan yang berbeda akan menghasilkan arang aktif
dengan sifat-sifat yang dapat berbeda pula. Energi adsorpsi adalah kemampuan untuk
melepas ikatan antara adsorben (arang aktif) dengan adsorbat hampir dengan suatu
kapasitas yang disebut dengan kapasitas adsorpsi ( Sukardjo, 1990).
Model persamaan Freundlich mengasumsikan bahwa terdapat lebih dari
suatu lapisan permukaan (multilayar) dan bersifat heterogen, yaitu adanya perbedaan
energi pengikat pada setiap adsorpsi mengikuti mengikuti isoterm Languir.Proses
isoterm adsorpsi ion logam maksimum sedikit pada proses penyerapan logam Chrom
(IV) dihitung dengan menggunakan persamaan adsorpsi Languir. Proses adsorpsi ion
logam Chrom (IV) memenuhi persamaan isoterm adsorpsi Languir dari Freundlich
( Handayani, 2008).
a. Akuades (H2O)
Akuades merupakan pelarut tidak berwarna dengan konstanta dielektrik
yang tinggi. H2O berguna sebagai pelarut dalam beberbagai reaksi kimia. Akudes
memiliki titik didih pada suhu 100°C dan titik lebur 0,0°C (Rivai, 1994).
b. Asam Asetat (CH3COOH)
Asam asetat merupakan asam lemah berupa cairan dengan bau yang khas.
CH3COOH sebagian besar dihasilkan melalui proses fermentasi. Asam asetat
memiliki titik beku 16,6°C dan titik didih 118°C (Rivai, 1994).
b. Asam Klorida (HCL)
Asam korida merupakan asam yang berbau merangsang dan berbahya. HCL
berupa gas yang tidak berwarna dan dapat menetralkan larutan basa. Asam klorida
memiliki titik leleh -114°C dan titik didih -85°C (Rivai, 1994).
c. Indikator PP (C2H14O4)
Indikator PP merupakan suatu indikator yang umum digunakan dalam tittasi
asam-basa. Indikator PP sangat mudah larut dalam alkohol dan pelarut organik
lainnya. C2H14O4 tidak memberikan warna di bawah pH= 8 dan memberikan warna
pada pH> 9,6 (Basset, 1994).
d. Karbon Aktif
Karbon aktif umumnya digunakan sebagai media penyerapan zat terlarut.
Karbon aktif baik digunakan sebagai suatu adsorben dalam menghilangkan zat dalam
larutan. Karbon aktif dihasilkan melalui proses pemanasan pada suhu tinggi untuk
bahan yang mengandung kabon aktif (Rivai, 1994).
e. Natrium Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida mudah larut dalam etanol maupun pelarut air. NaOH
memiliki titik lebur 3,8°C dan titik beku 139°C. NaOH 50% pada temperatur tertentu
dapat sebagai media oksida anodik yang tumbuh pada baja (Rivai, 1994).